16 Kecamatan di DIY Krisis Air Bersih Imbas Kekeringan

26 August 2023, 2:35

Yogyakarta, CNN IndonesiaBPBD DI Yogyakarta melaporkan 16 kecamatan di wilayahnya mengalami krisis air bersih dampak musim kemarau panjang dan fenomena El Nino pada pertengahan Agustus 2023 ini.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmat mengatakan sejauh ini dilaporkan ada 16 kecamatan di Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo yang warganya telah meminta bantuan air bersih, baik ke pemerintah provinsi maupun kabupaten. Angka kecamatan terdampak ini belum berubah sejak laporan terakhir pertengahan Agustus 2023 lalu.
“Dropping air sejauh ini masih bisa ditangani oleh pemerintah kabupaten, termasuk swasta. Tapi kami tetap mendistribusikan bantuan tangki karena itu tanpa melalui anggaran tanggap darurat, itu anggaran regulernya dinas sosial,” kata dia saat dihubungi, Jumat (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Nanti kita lihat, besok Senin itu rapat koordinasi BPBD kabupaten/kota, kalau seandainya dibutuhkan bantuan dari provinsi kita punya anggaran tanggap darurat. Tentu saja itu harus ada SK Gubernur tentang tanggap darurat,” sambung Noviar.

Merespons hal tersebut, Dinas Sosial Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan bantuan berupa ratusan tangki air bersih yang diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan ribuan warga terdampak kekeringan akibat kemarau panjang dan fenomena El Nino
Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patminarsih menuturkan pendistribusian bantuan air bersih dijadwalkan pada September dan Oktober 2023 mendatang. Namun, jumlah permohonan sudah banyak maka dipercepat menjadi bulan Agustus ini.
“Yang minta sudah banyak, kita sudah mau bergerak,” kata Endang saat dihubungi, Jumat.
Endang mengatakan untuk Agustus dan September ini pihaknya mengalokasikan bantuan air bersih berdasarkan jumlah permohonan sebanyak 115 tangki. Pemda DIY mengalokasikan jumlah tangki yang sama untuk bulan berikutnya yakni Oktober, di mana kemarau atau bencana kekeringan diprediksi berakhir.
Menurut Endang, masing-masing tangki menampung 4 ribu liter yang diperkirakan mencukupi kebutuhan 200 orang. Artinya, total bantuan 230 tangki diperkirakan mampu menyuplai keperluan untuk 46 ribu jiwa.

Bantuan air ini, lanjut Endang, diserahkan kepada kecamatan atau kelurahan yang kemudian didistribusikan lagi ke wilayah-wilayah lingkup dusun maupun RT membutuhkan.
“Sesuai permintaan, ada yang dari Bantul, ada yang dari Gunungkidul, juga Kulon Progo,” ungkapnya.
Sementara itu, Noviar menuturkan alokasi satu tangki untuk 200 warga itu bisa saja meleset alias tidak mencukupi.
“Karena kan air buat warga itu nggak cuma buat minum. Biasanya di sana (wilayah terdampak kekeringan) ada bak penampungan, nanti air kita kasih ke sana. Bisa kurang juga kalau situasi ini berkepanjangan terus,” kata Noviar.

Picu gagal panen hingga kebakaran lahan
Noviar melanjutkan, kekeringan imbas kemarau panjang dan fenomena El Nino ini tak hanya berdampak ke kebutuhan rumah tangga warga, namun juga sektor pertanian.
Pihaknya mengklaim telah menerima laporan adanya gagal panen akibat kekeringan ini. Kendati, dia perlu melihat ulang data untuk berapa jumlah kejadian gagal panen tersebut.
“Jelas, kalau ada kekeringan ada gagal panennya. Sudah ada laporannya, cuma saya belum tahu persisnya. Hari Senin (rapat) baru dapat datanya,” ungkapnya.
Selain gagal panen, kata Noviar, kekeringan juga memicu terjadinya kebakaran lahan. BPBD DIY telah menerima laporan lima kejadian kebakaran lahan, seperti di Semin, Gunungkidul dan kawasan lereng Merapi, Sleman.
“Rata-rata di pegunungan atau hutan. Jadi karena masyarakat bakar sampah atau lahan itu, melebar karena lahan kering. Kemarin di (sekitar) Bandara Adisutjipto juga ada, bakar sampah merembet sampai ke bandara. Di perkotaan (Yogyakarta) juga ada, timur Stadion Mandala Krida ada bakar sampah sampai kabel optiknya punya Kominfo kebakar,” kata dia.
Sementara itu, Kabupaten Gunungkidul sendiri telah menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak 1 Juli 2023 kemarin. Status siaga darurat bencana hidrometeorologi kekeringan tersebut diteken Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.
Penetapan status itu merupakan dasar penanganan dampak kemarau, termasuk soal pendanaannya.
Demikian pula Bupati Bantul Abdul Halim Muslih telah menerbitkan SK No 312 tahun 2023 tentang Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan yang berlaku sejak 6 juli hingga 3 september 2023. Menurut BPBD setempat, tercatat 141 KK di 3 kecamatan mengalami krisis air bersih.

(kum/kid)

[Gambas:Video CNN]

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi