TRIBUNNEWS.COM – Yonatan Shapira, mantan pilot Angkatan Udara Israel, mengkritik keras tindakan militer Israel di Gaza dan menyebutnya sebagai bentuk genosida.
Dalam pernyataannya, Shapira menyoroti diamnya komunitas internasional dan dukungan yang diberikan oleh negara-negara Barat yang memasok senjata dan jet tempur ke Israel.
Shapira menilai bahwa serangan militer Israel di Gaza merupakan tindakan terorisme yang menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kekuatan lain di wilayah tersebut yang telah menyebabkan kematian warga sipil tak berdosa sebanyak yang dilakukan oleh pilot Israel.
Mengapa Ini Penting
Shapira mengungkapkan bahwa situasi di Gaza mirip dengan Holocaust yang dialami oleh leluhurnya.
Ia berpendapat bahwa dukungan negara-negara Barat terhadap Israel berkontribusi pada berlanjutnya genosida ini.
“Kegagalan mereka untuk menghentikan dukungan terhadap Israel adalah alasan mengapa genosida di Gaza terus berlanjut,” ujarnya.
Bagaimana Tindakan Ini Dikenali
Shapira mencatat bahwa warga Palestina di Gaza menyadari siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan banyak dari mereka menemukan pecahan rudal yang dibuat di Inggris dan AS di reruntuhan.
Ia juga mengingatkan bahwa serangan udara yang dilakukan oleh Israel sering kali menargetkan daerah padat penduduk, yang mengakibatkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil.
Tindakan yang Diharapkan
Shapira menyerukan agar pembantaian ini segera diakhiri dan meminta agar pelaku kejahatan di Gaza tidak lolos dari keadilan.
Ia menekankan pentingnya pertanggungjawaban bagi tentara dan perwira Israel yang terlibat dalam serangan tersebut, dengan harapan bahwa jika mereka tahu akan dimintai pertanggungjawaban, mereka akan berpikir dua kali sebelum melanjutkan tindakan kekerasan di Gaza.
Pernyataan Yonatan Shapira memberikan gambaran yang jelas tentang kritik terhadap kebijakan militer Israel di Gaza dan mengajak komunitas internasional untuk lebih proaktif dalam menghentikan kekerasan yang terjadi.
(*)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).