Yenny Wahid Pakai Emblem One Piece: Simbol Kartun, Tak Usah Ditakuti
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid, mencuri perhatian saat menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Jumat (22/8/2025).
Ia hadir dengan mengenakan kerudung merah muda yang tersemat emblem bergambar tengkorak bertopi jerami simbol bajak laut dari anime One Piece di bawahnya.
Penampilan Yenny itu sontak menjadi sorotan awak media, terlebih setelah simbol bajak laut One Piece viral digunakan masyarakat menjelang perayaan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus lalu.
Simbol tersebut ramai dipasang di berbagai daerah dan dinilai sebagai bentuk protes serta kekecewaan terhadap kondisi bangsa.
Yenny menegaskan, penggunaan simbol fiksi itu seharusnya tidak ditanggapi berlebihan oleh pemerintah.
“Saya cuma ingin mengatakan bahwa One Piece tidak usah ditakuti, tidak perlu diberangus, tidak perlu dihapus. Ini ekspresi saja, justru harus menjadi introspeksi dari pejabat. Kenapa rakyat mengambil simbol One Piece? Karena ada ketidakpuasan, itu yang harus jadi introspeksi kita semua,” kata Yenny.
Menurut dia, tokoh fiktif dalam manga dan anime Jepang tersebut hanyalah media ekspresi masyarakat.
“Gak usah takut dengan simbol One Piece. Ini hanya tokoh kartun kok. Kalau kita betul-betul melaksanakan tugas melayani masyarakat, gak perlu takut dengan tokoh dan simbol semacam itu,” ujarnya.
Selain menyampaikan pandangan soal fenomena itu, Yenny juga membahas rencana kerja sama Wahid Foundation dengan Pemprov DKI terkait program pelestarian lingkungan di wilayah pesisir, termasuk Kepulauan Seribu.
“Kita akan melakukan pelatihan penyadaran tentang kebutuhan mempertahankan lingkungan hidup, pengolahan sampah secara benar, dan memberdayakan perempuan di pesisir. Sampah plastik tidak jadi masalah besar, tapi bisa diolah dengan baik,” ujar Yenny.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Yenny Wahid Pakai Emblem One Piece: Simbol Kartun, Tak Usah Ditakuti Megapolitan 22 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/22/68a82ec73f96c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)