Yayuk Terus Belajar Mengembangkan Serundeng Rahayu Bersama BRI dan Rumah BUMN

Yayuk Terus Belajar Mengembangkan Serundeng Rahayu Bersama BRI dan Rumah BUMN

TRIBUNJATENG.COM – Usia senja tak menghalangi Rahayu Surtini (71) untuk terus belajar dan berkembang.

Baru-baru ini, nenek yang akrab disapa Yayuk tersebut mencoba peluang mendaftar program BRIncubator dari BRI.

Ditemani dengan saudaranya, Yayuk datang ke Rumah BUMN di Jalan Sultan Agung no 108, Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang pada Rabu (16/4/2025).

Ia datang ke Rumah BUMN karena sempat kebingungan saat mencoba mendaftar sendiri.

“Kesini dalam rangka daftar BRIncubator. Dipandu Mba Tia jadi tidak ada kesulitan. Sangat membantu banget Mba Tia. Tadi dimintai data-data, ijin usaha, produk dan visi misi. Yang sesuai di pertanyaan,” ucap Yayuk kepada Tribun Jateng.

UMKM SERUNDENG : Rahayu Surtini menunjukkan produk serundeng tradisional miliknya saat berkunjung ke Rumah BUMN pada Rabu (16/4/2025)

Tujuan Yayuk mendaftar program BRIncubator adalah supaya usaha serundeng miliknya semakin dikenal.

Selain itu, ia juga ingin meningkatkan skill sebagai pelaku UMKM serta mendapatkan pelatihan yang digelar oleh BRI maupun Rumah BUMN.

Apalagi BRI kerap mengadakan kegiatan pameran dan Expo yang menampilkan banyak UMKM se-Indonesia.

Hal itu yang menarik Yayuk ingin ikut program BRIncubator.

“Ikut BRIncubator, ingin mendapat pembinaan dan usahanya semakin dikenal. 

Saya kan baca di Google, kok BRI melakukan expo besar-besaran, UMKM se-Indonesia, saya merasa saya kan UMKM sudah lama, jadi tak ikut-ikut daftar,” ucapnya.

Yayuk pun berharap bisa lolos dalam program ini.

“Harapannya ya bisa lolos, lolos seleksi bisa ikut pelatihan-pelatihan, dan supaya berkembang ada bantuan skill, ada bantuan peralatan, bantuan pemasaran,”

Sedangkan untuk rumah BUMN, Yayuk belum lama bergabung.

Ia berminat gabung di Rumah BUMN setelah mendapat info dari mantri BRI.

Kebetulan, Yayuk adalah nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

“Ikut Rumah BUMN baru ini. Sebelumnya belum tahu, terus dikenalin sama mas-mas BRI. Setelah ikut sangat terbantu, karena ada pelatihan” ucap Yayuk.

Pendaftaran BRIncubator sendiri saat ini masih dibuka sampai 31 Mei 2025.

BRIncubator merupakan program berorientasi pada pemberian akses pembiayaan dan peningkatan kapasitas UMKM secara digital.

Serta fokus pada ekspor sehingga UMKM bisa Go Global.

Program ini bisa diikuti oleh seluruh anggota Rumah BUMN se-Indonesia.

Perseta akan diseleksi lebih dahulu untuk bisa sampai ke tahap selanjutnya.

“Peserta yang mendaftar nanti dikurasi dulu, lalu ada masa inkubasi. Di masa itu peserta juga dapat materi yang berhubungan dengan UMKM naik kelas.Tujuan dari program ini adalah UMKM bisa Go Ekspor dan Go Global,” ucap Koordinator Rumah BUMN, Endang Sulistiawati.

Pertahankan Resep Nenek

UMKM : Serundeng Tradisional Rahayu produk UMKM milik Rahayu Surtini

Sementara itu, Yayuk merintis usaha serundeng kelapa ini sejak tahun 2014.

Ia memilih serundeng karena olahan dari kelapa tersebut cocok dipadukan dengan berbagai masakan.

Selain itu, Yayuk dulunya sering membantu nenek membuat serundeng.

Hingga ia mewarisi resep serta kemampuan membuat serundeng neneknya.

“Usaha sejak tahun 2014. Saya di Solo kan sering makan serundeng untuk lauk kok enak, tahan lama. Untuk persediaan lauk darurat cocok. Dipadukan dengan sayur apa aja kok cocok.,”

Selain resep asli sang nenek, Yayuk juga tidak menggunakan MSG dalam olahan serundengnya.

“Saya tidak menggunakan MSG, kemasan sudah pakai alumunium foil,”

Varian serundeng Yayuk terdiri dari rasa manis dan pedas dengan harga mulai dari Rp 13 ribu.

Dalam sehari, tempat produksi Yayuk bisa membuat sekitar 40 kilogram serundeng atau 300 bungkus.

Serundeng Yayuk saat ini sudah tersebar hingga beberapa daerah.

Selain menjual online dan di toko oleh-oleh, Yayuk juga memiliki reseller.

“Se-Jawa Tengah, Jakarta, Banten. Melalui toko oleh-oleh dan reseller. Sejauh ini, Yayuk sudah memiliki sekitar 30 reseller.

Kini Yayuk juga memperluas bisnisnya dengan membuat beberapa produk.

Mulai dari kering ketang, balado teri kacang, kacang bawang dan juga rempeyek.

Bahkan rempeyek buatan Yayuk kini sudah mendapat tempat di hati pelanggan.

Produk rempeyek Yayuk dijual dengan harga Rp 22.500, sedangkan untuk varian teri dibanderol dengan harga Rp 25 ribu.

Pinjaman Modal BRI

UMKM SERUNDENG : Produk serundeng dan peyek dari Rahayu Rustini (TRIBUNJATENG/LIKE ADELIA)

Selain bergabung dengan Rumah BUMN, Yayuk juga menjadi nasabah Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

Ia menjadi nasabah setia BRI sejak 10 tahun lalu atau sejak merintis usaha Serundeng Rahayu.

Bahkan Rahayu berani melakukan pinjaman pertama sebanyak Rp 200 juta.

“Selama ini bantuan kredit dari BRI, saya sudah lama, 10 tahunan, sejak jadi nasabah,”

“Dulu pertama KUR dari Rp 200 juta, waktu pertama untuk peralatan, bahan baku,”

Sampai saat ini, Rahayu masih menjadi nasabah setia BRI.

Menurutnya, KUR BRI sangat membantu bagi pelaku UMKM seperti dirinya.

Selain karena bunga yang rendah, syarat pengajuan juga mudah.

“Saat ini masih jadi nasabah BRI, iya sangat membantu,”

Di sisi lain, Kepala Dinas Koperasi UMKM Kota Semarang, Margarita Mita Dewi Sopa mengatakan pinjaman modal dari perbankan sangat membantu bagi pelaku UMKM.

Salah satunya adalah KUR BRI.

“UMKM itu yang paling utama dibutuhkan adalah akses pembiayaan untuk penambahan modal. 

KUR itu kan program pemerintah ya, karena bunganya terjangkau untuk UMKM, setahun 6 persen, itukan sangat-sangat dibutuhkan, makanya kalau ada program pemerintah lagi yang bisa menurunkan bunga yang cukup di bawah KUR ya alhamdulilah, karena memang para UMKM yang saya temui memang butuh pendampingan dimana akses penambahan modal, peningkatan modal itu gampang,”

Margarita menambahkan adanya KUR bisa menghindarkan UMKM dari pinjol.

“Cukup membantu, kasihan nanti kalau mereka mengambil modal lewat pinjol, bunganya nanti tinggi,”

Selain itu, pelaku UMKM juga membutuhkan pendampingan serta pelatihan untuk meningkatkan usaha mereka.

“Yang dibutuhkan pendampingan, adanya pelatihan, penting untuk selalu mendapat pelatihan,”

 

(*)