Yayasan Tak Kooperatif Saat Polisi Usut Kasus 2 Murid Bekasi Tewas Saat Ekskul Renang Megapolitan 13 Agustus 2025

Yayasan Tak Kooperatif Saat Polisi Usut Kasus 2 Murid Bekasi Tewas Saat Ekskul Renang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Agustus 2025

Yayasan Tak Kooperatif Saat Polisi Usut Kasus 2 Murid Bekasi Tewas Saat Ekskul Renang
Tim Redaksi
BEKASI, KOMPAS.com
– AS, pemilik Yayasan Sekolah Dasar (SD) di Desa Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi, disebut tak kooperatif saat petugas mendatangi kediamannya.
Kedatangan petugas untuk menyelidiki kasus tewasnya dua murid kelas 1 SD yang yayasannya dinaungi AS berinisial KBW (7) dan FAP (6). Dua bocah tersebut tenggelam saat mengikuti ekstrakulikuler perdana pada Senin (11/8/2025) siang.
“Pada saat gabungan piket Reskrim Polres dan piket Reskrim Polsek mendatangi yayasan dan kediaman pemilik yayasan SD, saudara AS tidak koperatif dan tidak membukakan pintu,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Agta Bhuana Putra, Rabu (13/8/2025).
Dari hasil penyelidikan sementara petugas, diketahui bahwa wali murid tidak diperkenankan mendampingi anaknya ketika mengikuti ekstrakulikuler renang.
“Pada saat mengikuti ekskul renang wali murid tidak diperbolehkan untuk ikut mendampingi dan hanya di dampingi oleh guru yayasan,” ungkap Agta.
Saat ini, polisi berencana memanggil pemilik yayasan, kepala SD berinisial U, dan guru pendamping ekstrakulikuler renang berinisial UB.
“Rencana tindak lanjut memeriksa pemilik yayasan, kepala sekolah, guru pendamping korban berenang,” imbuh dia.
Sebelumnya diberitakan, dua murid Kelas 1 SD di Babelan, Kabupaten Bekasi, KBW (7) dan FAP (6), tewas tenggelam saat mengikuti ekstrakurikuler perdana pada Senin (11/8/2025) siang.
Peristiwa bermula ketika keduanya mengikuti ekstrakurikuler renang setelah kegiatan belajar mengajar pada pukul 14.00 WIB.
Kegiatan ekstrakurikuler digelar di kolam renang milik yayasan yang berada di depan sekolah mereka.
“Adapun pada hari itu adalah ekstrakurikuler renang yang pertama kali untuk murid kelas satu,” kata Agta.
Baru 30 menit berjalan, seorang pendamping ekstrakurikuler berinisial UA tiba-tiba menghubungi ibu KBW.
Tak hanya sang pendamping, kepala sekolah yang berinisial U juga menghubungi ibu FAP. Mereka meminta keduanya mendatangi salah satu rumah sakit.
Ibu KBW tiba lebih dulu di lokasi. Ia langsung terkejut ketika pihak sekolah memberitahu KBW dan FAP meninggal dunia saat mengikuti ekstrakurikuler renang.
Orangtua KBW lantas menghubungi ibu FAP bahwa anaknya meninggal bersama putranya saat mengikuti ekstrakurikuler renang. Tak lama, orangtua FAP tiba di rumah sakit.
Sesaat kemudian, keduanya langsung membawa pulang jenazah anaknya ke rumah mereka yang ternyata saling bertetangga di Kelurahan Setia Mulya, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. 
“Setelah itu korban KBW dan FAP dibawa pulang ke rumah duka yaitu di kediaman masing-masing,” ungkap Agta.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.