Wisatawan Labuan Bajo Ramai tapi Hotel Sepi, Ternyata Ini Penyebabnya Regional 1 Mei 2025

Wisatawan Labuan Bajo Ramai tapi Hotel Sepi, Ternyata Ini Penyebabnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Mei 2025

Wisatawan Labuan Bajo Ramai tapi Hotel Sepi, Ternyata Ini Penyebabnya
Tim Redaksi
LABUAN BAJO, KOMPAS.com
– Tingkat hunian hotel di
Labuan Bajo
mengalami penurunan meskipun jumlah wisatawan yang datang masih tinggi.
Pelaksana Tugas Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Frans Teguh, mengungkapkan penyebabnya. 
 
Menurut dia, mayoritas wisatawan kini lebih memilih untuk menginap di kapal atau menggunakan layanan live on board.
“Pertumbuhan kunjungan ke Labuan Bajo tidak serta merta meningkatkan okupansi hotel darat, hampir mendekati 90 persen pergerakan wisatawan menggunakan live on board. Ini sesuatu yang harus jadi perhatian kita,” ujar Frans kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Frans merinci, dari Januari hingga April 2025, tercatat 49.634 wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo.
Jumlah ini sedikit menurun sekitar satu persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dari jumlah itu hampir 90 persen menginap di kapal-kapal wisata,” ungkapnya.
Meski demikian, ia menilai tren kunjungan masih dalam kategori baik. Untuk menyeimbangkan distribusi manfaat pariwisata, Frans mendorong agar operator wisata memperluas penawaran mereka ke destinasi daratan di Pulau Flores, NTT.
“Kita ingin supaya yang ditawarkan oleh operator wisata jangan hanya di laut, ada baiknya kita perluas. Lakukanlah kegiatan wisata tidak hanya di laut tapi juga ke darat,” tegasnya.
BPOLBF juga terus mengembangkan pola perjalanan (travel pattern) agar wisatawan memiliki lebih banyak pilihan dalam mengeksplorasi kekayaan budaya dan alam wilayah daratan.
Sebelumnya, Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyoroti bahwa peningkatan jumlah kunjungan belum sebanding dengan dampak langsung terhadap sektor ekonomi lokal, seperti okupansi hotel, restoran, dan UMKM.
Hal itu disampaikannya saat membuka Muscab DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Rabu (30/4/2025).
“Momen Muscab ini melahirkan rekomendasi-rekomendasi agar kunjungan yang banyak itu berbanding lurus dengan tingkat hunian di hotel, restoran dan warung-warung UMKM itu setidak-tidaknya di angka 75 persen Kalau tidak mencapai berarti ada yang salah,” kata Edistasius.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemangku kepentingan pariwisata agar potensi wisata benar-benar memberi manfaat maksimal bagi perekonomian masyarakat lokal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.