TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO – Sebuah postingan bernada sindiran terkait tarikan biaya parkir di objek wisata Pancuran Pitu ramai diperbincangkan di media sosial facebook.
Dalam unggahan di akun Seputar Purwokerto menuliskan caption:
“Pancuran pitu, tiket Rp25 ribu, parkir Rp10 ribu.
Nang lokasi parkir diwei karcis maning bayar Rp10 ewu maning jere go upah nunggu mobil apik ya lur.
Parkir ana sing nunggon, ngesuk ngeneh maning lah,” tulis pemilik akun tersebut.
Dalam bahasa Indonesia artinya:
“Pancuran tujuh, tiket Rp25 ribu, parkir Rp10 ribu.
Di lokasi parkir dikasih karcis lagi membayar Rp10 ribu lagi katanya buat upah nunggu mobil, bagus yah lur parkir ada yang nungguin, besok kesini lagi lah,” tulisnya.
Seperti diketahui Wana Wisata Baturraden, salah satu destinasi favorit di Banyumas.
Kini menjadi sorotan setelah sejumlah wisatawan mengeluhkan praktik tarif parkir ganda yang dinilai memberatkan.
Seperti diungkapkan oleh wisatawan asal Purwokerto, Toto (45) yang menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Baturraden, Selasa (2/1/2025).
Masuk kawasan wisata harus membayar tiket terusan seharga Rp125 ribu untuk lima orang atau Rp25 ribu per orang.
Kendaraan roda empat miliknya dikenai tiket masuk Rp10 ribu.
Ketika sampai di area parkir, Toto diminta membayar lagi Rp10 ribu sebagai biaya parkir dengan alasan ‘jasa jaga kendaraan’.
Total biaya parkir pun menjadi Rp20 ribu.
“Kami merasa ini tidak adil.
Sudah bayar tiket kendaraan di pintu masuk, kok di dalam masih dimintai uang lagi,” katanya kepada tribunjateng.com, Kamis (2/1/2025).
Sementara itu Bagian Pemasaran dan Relasi Kluster Banyumas PT Palawi, Teguh menjelaskan tiket kendaraan Rp10 ribu yang dibayar di gerbang adalah untuk akses masuk ke kawasan wisata.
Sedangkan biaya tambahan Rp10 ribu yang dipungut di area parkir, seperti di Pancuran Tujuh, dikelola oleh warga setempat.
“Biaya parkir di dalam itu bukan dikelola oleh kami, tetapi sepenuhnya oleh warga sekitar.
PT Palawi tidak mengambil keuntungan dari itu,” ungkapnya.
Menyadari adanya keluhan dari wisatawan, Teguh memastikan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan mitra dan warga sekitar.
Pihaknya akan membahas solusi terbaik agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang merugikan pengunjung.
Wana Wisata Baturraden menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya.
Namun, praktik seperti ini berpotensi mencoreng citra wisata di mata publik.
“Kalau bisa, semua biaya dijelaskan di awal, supaya pengunjung tidak merasa tertipu atau dirugikan,” ungkapnya. (jti)