Liputan6.com, Jakarta – Para pencuri mengeksploitasi data pelacakan pengiriman paket hasil curian mencuri paket berisi iPhone.
Hal ini terjadi di Amerika, di mana musim liburan akhir tahun jadi waktu untuk orang saling berbagi hadiah. Namun, juga jadi waktu yang dimanfaatkan oleh pencuri untuk mengambil paket berisi iPhone yang bukan haknya.
Berdasarkan laporan Apple Insider, Rabu (20/11/2024), terdapat laporan mengungkapkan kenaikan mengkhawatirkan dalam pencurian paket dengan nilai total USD 12 miliar pada 2024. Sebanyak 58 juta orang Amerika pun pernah jadi korban.
Barang bernilai tinggi seperti iPhone kerap menjadi target utama pencurian paket. Kini, pencuri menggunakan teknik canggih untuk bisa melacak paket berisi iPhone. Mereka menggunakan informasi tracking paket –hasil curian– untuk mencegat pengiriman langsung dari depan pintu rumah penerima paket.
Para pencuri iPhone ini terus menggunakan data pelacakan untuk bisa secara tepat waktu mencuri paket-paket tersebut dari depan rumah pemilik paket, sebelum paket terima pemiliknya.
Laporan Cnet mengungkap, insiden ini kerap terjadi pada iPhone yang dikirim melalui logistik FedEx. Pelacakan pencurian data ini kerap berasal dari pelanggaran internal, di mana nomor tracking paket bocor atau justru dijual orang dalam.