Dalam serangan ini, hacker memanfaatkan agen koding AI untuk mengotomatisasi seluruh langkah serangan.
Mulai dari melakukan pengintaian (reconnaissance), mengumpulkan kredensial (credential harvesting), hingga melakukan penetrasi jaringan (network penetration) dalam skala besar. Semuanya dijalankan secara otomatis oleh AI.
Akibatnya, data sensitif dari setidaknya 17 perusahaan dan organisasi berhasil dicuri. Korban serangan ini berasal dari berbagai sektor, seperti instansi pemerintah, layanan kesehatan, darurat, hingga institusi keagamaan.
Data-data penting yang dicuri dari korbannya meliputi rekam medis, informasi keuangan, dan kredensial penting.
Setelah data dicuri, pelaku menuntut tebusan dengan ancaman akan membocorkan data korban secara online ke publik jika permintaan tidak dipenuhi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4714789/original/017453600_1705121457-fotor-ai-20240113114747.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)