Jakarta, Beritasatu.com – Bencana hidrometeorologi belakangan ini diklaim akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Jenis bencana ini dipicu oleh faktor cuaca, iklim, dan air, sehingga sangat erat kaitannya dengan kondisi alam Indonesia yang beriklim tropis dan memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi termasuk jenis bencana alam yang disebabkan oleh unsur-unsur atmosfer, seperti angin, curah hujan, suhu udara, dan kelembapan.
Dampak dari bencana ini bisa sangat luas, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga ancaman terhadap keselamatan manusia.
Apa Itu Bencana Hidrometeorologi?
Secara umum, bencana hidrometeorologi adalah fenomena alam atau proses perusak yang berkaitan dengan unsur cuaca (meteorologi), air (hidrologi), dan laut (oseanografi).
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang kompleks, risiko terjadinya bencana jenis ini sangat tinggi, terutama saat musim hujan.
Berikut ini beberapa contoh bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
1. Kekeringan
Kekeringan terjadi ketika curah hujan berada di bawah normal untuk jangka waktu tertentu. BMKG memantau potensi kekeringan melalui indikator, seperti penurunan curah hujan, peningkatan suhu udara, dan meningkatnya evapotranspirasi. Dampaknya bisa menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih dan gagal panen.
2. Badai petir
Badai petir terbentuk akibat munculnya awan cumulonimbus (Cb) yang memunculkan kilat dan suara petir. Fenomena ini terjadi karena adanya uap air, ketidakstabilan udara, dan pengangkatan massa udara ke lapisan atmosfer.
Petir merupakan pelepasan muatan listrik bertegangan tinggi di atmosfer, baik antarawan maupun antara awan dan permukaan bumi.
3. Puting beliung
Puting beliung adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan mencapai 120 km/jam atau lebih. Fenomena ini sering muncul di wilayah tropis akibat perbedaan tekanan udara ekstrem.
Jika terbentuk di laut, puting beliung dapat menimbulkan gelombang tinggi dan banjir pesisir saat angin kuat mendorong air ke daratan.
4. Banjir
Banjir terjadi ketika air meluap dan menenggelamkan wilayah daratan yang seharusnya kering. Penyebabnya bisa karena meluapnya sungai, danau, atau laut, serta hujan lebat yang membuat tanah tak lagi mampu menyerap air. Banjir merupakan bencana hidrometeorologi paling umum di Indonesia.
5. Tanah longsor
Longsor terjadi di daerah berkontur miring seperti pegunungan atau tebing pantai. Penyebabnya antara lain curah hujan tinggi, gempa bumi, atau aktivitas manusia yang mengubah kemiringan lereng. Longsor sering disertai banjir bandang dan bisa menyebabkan korban jiwa.
6. Angin kencang
Angin kencang adalah pergerakan udara dengan kecepatan di atas 27,8 km/jam, bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Jika terjadi secara mendadak dan singkat, fenomena ini disebut gusty, biasanya disertai hujan deras dan muncul bersamaan dengan pembentukan awan cumulonimbus.
Dampak Bencana Hidrometeorologi
Bencana hidrometeorologi membawa berbagai dampak negatif terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Berikut beberapa dampak utamanya:
Angin kencang dan banjir dapat merusak rumah, jalan, jembatan, serta jaringan listrik dan komunikasi. Pemulihan pascabencana sering kali membutuhkan waktu dan biaya besar.
Kekeringan yang berkepanjangan dapat menimbulkan kekurangan air bersih, gagal panen, hingga meningkatnya risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Sektor pertanian, perikanan, dan industri bisa berhenti beroperasi akibat dampak bencana, menimbulkan kerugian finansial besar bagi masyarakat dan pemerintah.
Banjir, longsor, dan kebakaran hutan menyebabkan degradasi tanah, berkurangnya keanekaragaman hayati, serta pencemaran udara dan air.
Korban jiwa dan kesehatan
Bencana hidrometeorologi juga dapat menimbulkan korban jiwa dan gangguan kesehatan, terutama di wilayah padat penduduk yang minim fasilitas medis dan sanitasi.
Bencana hidrometeorologi adalah ancaman nyata yang perlu diwaspadai, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Dengan memahami penyebab, jenis, dan dampaknya, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
