Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Warga Sulsel Dibuat Resah dengan Beredarnya Uang Palsu UIN Alauddin

Warga Sulsel Dibuat Resah dengan Beredarnya Uang Palsu UIN Alauddin

Hal serupa dialami oleh seorang guru di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Guru bernama Ardi yang mengajar di Yayasan Babul Ilmi itu uang pecahan Rp100 ribu yang diterimanya sebagai gaji merupakan uang palsu lantaran ujungnya bisa dibelah menjadi dua. 

“Hati-hati, saya dapat uang palsu dari Babul Ilmi, gajiku ini kodong, tapi uang palsu yang saya dapatkan juga kodong. Tidak ada bedanya dengan uang asli. Kalau diterawang, ujungnya terbelah atau sudutnya tampak berbeda,” kata Ardi dalam video tersebut. 

Sanurung, paman Ardi membenarkan apa yang dialami keponakannya tersebut. Dia menjelaskan bahwa hal itu dialami oleh Ardi pada Selasa (17/12/2024) lalu. 

Kejadian itu bermula ketika bendahara Yayasan Babul Ilmi menarik uang tunai untuk gaji para guru di salah satu bank BUMN. Uang tersebut diserahkan kepada kepala yayasan dan dimasukkan ke dalam amplop untuk pembayaran gaji guru honorer, termasuk Ardi. Namun, saat membuka amplop tersebut, Ardi mendapati salah satu lembar uang pecahan Rp100 ribu yang ternyata palsu.

“Satu lembar uang palsu saya temukan di dalam amplop saat menerima gaji,” ujar Sanurung, Minggu (22/12).

Setelah mengetahui kejadian tersebut, Ardi melaporkan penemuan uang palsu ini kepada pihak yayasan dan kepolisian. Sanurung menyatakan kekhawatirannya tentang meluasnya peredaran uang palsu di Kabupaten Jeneponto. 

Terpisah Kapolres Jeneponto AKBP Widi Setiawan mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dan sudah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan.