Warga Sidoarjo Keluhkan Proses Cetak KTP yang Lama dan Rumit
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Warga Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengeluhkan sistem pelayanan cetak kartu tanda penduduk (KTP) yang dinilai lambat dan rumit.
Proses yang dulunya dapat dilakukan di setiap kecamatan kini terpusat di Mal Pelayanan Publik (MPP), sehingga mengakibatkan antrean yang panjang.
Brilianta Nadhira Savitra (25), warga Suko, Kecamatan Sidoarjo, menyatakan, “Dulu bisa di tiap kecamatan atau Dukcapil, sekarang dari aplikasi terpusat di MPP. Itu yang bikin lama karena antre banget,” ungkapnya pada Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan, untuk melakukan perubahan data di KTP, warga harus melalui proses pemberkasan di tingkat kelurahan dan mendaftar melalui aplikasi.
“Setelah berkas dari kelurahan selesai, terus dialihkan ke aplikasi buat dapatin barcode. Barcodenya muncul sehari setelah input,” tambahnya.
Setelah menerima barcode, warga diarahkan ke MPP yang terletak di Jalan Lingkar Timur, Bluru Kidul, Sidoarjo.
“Di MPP antre dua sampai tiga jam buat dapat blangko. Kadang blangkonya cepat habis, udah nunggu lama-lama, eh kehabisan,” keluh Brilianta.
Ia juga menyoroti jarak rumahnya yang memakan waktu sekitar 30 menit untuk menuju MPP.
“Kasihan yang rumahnya jauh-jauh harus bolak-balik ke MPP,” pungkasnya.
Pengalaman berbeda dialami Intan Yuriska Herdayani, warga Candi.
Ia ingin mengubah domisili salah satu kerabat dalam KTP, namun terhalang oleh kuota blangko.
“Pas ke MPP kemarin, katanya sehari itu 150 orang kuotanya. Jadi pas ke sana siang sekitar jam 12.00-an itu sudah habis,” ungkapnya.
Meski demikian, Intan tidak langsung pulang.
Ia menanyakan kepada beberapa petugas mengenai kendala yang dihadapinya.
“Terus saya tanya ke dua petugas, saya bilang mau memperbarui KTP dan kendalanya di kuota. Akhirnya dibantu ngurus dan beberapa menit jadi, nggak perlu antre,” tuturnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Sidoarjo, Reddy Kusuma, menjelaskan bahwa pelayanan cetak KTP terpusat di MPP disebabkan keterbatasan blangko.
“Sebenarnya sudah bisa rekam dan cetak di 18 kecamatan. Hanya saja, sekarang ada keterbatasan blangko KTP dari pusat,” kata Reddy saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, perekaman KTP baru mencapai 120 per hari, sementara antrean cetak KTP hilang, rusak, atau perubahan data di loket C4 mencapai 300 per hari, ditambah paket pindah yang rata-rata 100 per hari.
“Untuk hari Jumat, bisa mencapai total 400 keping,” ujarnya.
Reddy menyebutkan, pihaknya kini masih menunggu distribusi blangko dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri.
Oleh karena itu, sementara waktu, rekam dan cetak KTP dilakukan di satu titik, yaitu di MPP.
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah berkomitmen memberikan hibah 196.000 keping blangko atau setara Rp 2 miliar.
Proses transfer dana ke Ditjen Dukcapil telah dilakukan sejak 20 Juni 2025.
“Mudah-mudahan hibah blangko bisa kami terima Agustus sehingga cetak KTP bisa dilakukan kembali di 18 kecamatan,” pungkas Reddy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Warga Sidoarjo Keluhkan Proses Cetak KTP yang Lama dan Rumit Surabaya 3 Juli 2025
/data/photo/2019/03/20/3621327043.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)