TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemukiman RT005 RW005, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan menjadi salah satu wilayah yang tergenang banjir akibat hujan deras mengguyur sekitaran Jakarta, Selasa (28/1/2025) malam.
Salah satu rumah warga yang terendam di wilayah tersebut yakni milik Riyandi (65).
Saat ditemui Tribunnews di halaman rumahnya, Riyandi tampak tengah membersihkan sisa endapan lumpur yang terbawa arus banjir.
“(Bersihin) Lumpur sih pasti,” kata Riyandi menyambut kedatangan
Pria paruh baya tersebut menyatakan, kalau daerah tempatnya tinggal memang menjadi langganan banjir Jakarta di tiap tahunnya.
Khusus untuk malam tadi, Riyandi mengungkap kalau air luapan sungai Ciliwung yang disebabkan tingginya curah hujan itu mulai masuk ke rumahnya tepat tengah malam.
“Jam 12an malem yang gedenya, kalau di sini (di luar rumah) sorenya jam setengah enam nya udah mulai kerendam. Masuknya malam jam 12 ke dalem,” kata Riyandi saat ditemui d kediamannya, Rabu (29/1/2025).
Bukan memilih untuk berkemas barang, Riyandi justru memutuskan untuk tetap tidur meski air sudah mencapai kurang lebih 50 centimeter di rumahnya.
Kata Riyandi, ketenangan dirinya menyikapi banjir yang mengepung kediamannya lantaran wilayah tersebut memang kerap mengalami hal serupa karena posisinya paling rendah dan tepat di bantaran sungai.
“Tidur tidur aja lah, udah biasa kebanjiran. Ini posisi di sini emang paling rendah di sini,” kata dia.
Meski begitu Riyandi menyebut kalau keluarganya bukan tanpa persiapan.
Kata dia, pada Selasa sore kemarin dirinya bersama keluarga memang sudah berbenah barang yang berada di lantai satu rumah untuk diangkut ke lantai dua.
Riyandi mengakui, saat musim hujan tiba, dirinya kerap memantau perkembangan informasi terkait ketinggian air sungai melalui media.
“Ya kita (sudah) siap, sebelumnya kan udah kan liat dari hp (handphone) itu kita liat ketinggian di Katulampa sekian, berarti kan siaga 1 kan sekian tingginya, cuma kira-kira aja,” kata dia.
Saat disinggung soal ada atau tidaknya rasa khawatir terhadap banjir susulan, Riyandi menjawab dengan santai.
Menurut dia, karena terlalu sering kediamannya tersebut terendam, maka kekhawatiran sudah tidak pernah dirasakan lagi.
“Karena udah biasa ya khawatir ya biasa aja. Di sini kan kiriman, walaupun di sini tengahari bolong gak ada mendung, ga ada apa banjir-banjir aja,” ucap dia seraya tertawa.
