Warga Kesal Beras Premium Oplosan, Sengaja Beli Mahal Malah Dikhianati
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Warga Depok kecewa dan merasa dirugikan
beras
premium yang biasa dibeli diduga dioplos dan takarannya dalam kemasan dikurangi produsen.
Nani (56), warga Beji Timur, Depok, mengatakan, dirinya sengaja membeli beras dengan harga lebih mahal supaya kualitasnya bagus. Namun, parktiknya ia malah dicurangi.
“Kadang kita beli beras mahal karena berharap kualitasnya bagus. Tapi kalau ternyata dioplos, ya namanya menipu. Ini menyakiti hati masyarakat kecil seperti saya,” ujar Nani kepada
Kompas.com
saat ditemui, Minggu (13/7/2025).
Menurut dia, selama ini banyak warga yang tidak sadar telah menjadi korban karena percaya pada label dan merek di kemasan beras.
“Sebenarnya yang disayangkan kalau warga enggak sadar beli 5 kg tapi isinya kurang. Saya pernah sekali kejadian, cuma karena merasa percaya dengan penjual, terima aja,” keluhnya.
Hal senada disampaikan Hikmah (32), ibu rumah tangga di Kukusan, Depok. Ia mengaku resah dengan dugaan kecurangan ini.
“Kami ini ibu-ibu yang mengatur dapur. Kalau harga mahal tapi kualitasnya jelek atau beratnya kurang, jelas kami yang paling dirugikan,” tutur Hikmah.
Hikmah mengaku kerap membeli beras dalam kemasan bermerek di toko swalayan karena berharap kualitasnya lebih baik.
Namun, dengan adanya temuan ini, ia merasa kepercayaannya terhadap produk kemasan dikhianati.
“Saya pikir beli beras kemasan itu lebih terpercaya, ternyata malah ada yang nakal. Ini benar-benar mengecewakan,” ucapnya.
Hikmah pun berharap pemerintah memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap
produsen beras
, terutama yang sudah menjangkau pasar ritel nasional.
“Jangan sampai ibu-ibu di rumah terus jadi korban karena kelalaian atau kelicikan perusahaan,” kata Hikmah.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah produsen beras diduga melakukan praktik penipuan terhadap konsumen di Indonesia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, ada sekitar 212 merek beras yang tidak sesuai dengan aturan. Perbuatan mereka pun beragam.
Ada yang mengurangi berat bersih dalam setiap kemasan. Ada pula yang mengoplos beras berkualitas premium dengan beras berkualitas di bawahnya lalu dijual mahal.
“Contoh, ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kilogram,” ungkap Amran melalui video yang diterima
Kompas.com,
Sabtu (12/7/2025).
“Kemudian, ada yang mengatakan bahwa ini (produk) premium, padahal itu adalah beras biasa,” lanjut dia.
Praktik mengoplos beras itu bisa menyebabkan selisih harga Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram lebih mahal dibandingkan harga asli.
Amran pun geram dengan praktik penipuan yang disebutnya sudah merugikan rakyat sekitar Rp 100 triliun per tahunnya itu.
“Ini kan merugikan masyarakat Indonesia. Itu kurang lebih Rp 99, hampir Rp 100 triliun terjadi setiap tahun,” ujar Amran.
Ia mengimbau kepada seluruh produsen beras se-Indonesia untuk bersikap jujur.
“Pengusaha beras seluruh Indonesia, jangan melakukan hal serupa. Tolong menjual beras sesuai standar yang sudah ditentukan,” tegas Amran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Warga Kesal Beras Premium Oplosan, Sengaja Beli Mahal Malah Dikhianati Megapolitan 13 Juli 2025
/data/photo/2025/07/12/687225325d657.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)