Warga Keluhkan Menu MBG Keripik Tempe, SPPI Solo Datangi SPPG Penyedia Makanan
Tim Redaksi
SOLO, KOMPAS.com –
Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Solo, Jawa Tengah buka suara terkait adanya keluhan warga terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memenuhi standar gizi.
Keluhan itu disampaikan warga melalui kanal aduan Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS).
Laporan tersebut disertai foto menu yang hanya berisi keripik tempe dan gorengan telur dari tepung dengan porsi minim sebagai lauknya.
Koordinator SPPI Solo, Priyo Widyastoko mengatakan, pihaknya bersama Wakil Wali Kota Solo telah mendatangi dapur SPPG yang memberikan menu MBG tidak sesuai standar gizi.
Menurut dia, alasan dapur SPPG itu memberikan keripik tempe karena ada permasalahan bahan baku.
“Kemarin sebenarnya daging ayam atau apa, ternyata ayamnya kualitasnya jelek. Akhirnya dialihkan kalau tidak salah keripik tempe sama telur,” kata Priyo ditemui di Solo, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).
Pihaknya mewanti-wanti kepada dapur SPPG di Solo untuk tetap menjaga kualitas menu MBG.
Priyo juga meminta dapur SPPG tidak memberikan menu instant.
“Sudah-sudah saya (wanti-wanti) jangan pakai yang kayak gitu. Kalau mau keripik tempe diolah sendiri. Kalau (menu yang dikeluhkan) itu pabrikan kan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, pihaknya akan terus mengawasi semua dapur SPPG di Solo agar menjaga kualitas menu. Ini juga sebagai antisipasi agar tidak ada kasus keracunan MBG.
“Pengawasan (dapur). SPPI kan didapur disediakan mess, memang harus stand by di situ sampai memang benar-benar autopilot,” tambahnya.
Sebelumnya, seorang warga di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah, mengeluhkan kualitas menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai tidak memenuhi standar gizi melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS), Selasa (30/9/2025) sekitar pukul 12.48 WIB.
Laporan tersebut disertai foto menu yang hanya berisi keripik tempe dan gorengan sebagai lauknya.
Pengurus Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah yang merupakan penyedia MBG Tipes 2 mengakui hal tersebut.
Kukuh Waskito, pengurus Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah menjelaskan bahwa kekurangan standar gizi menu MBG terjadi karena keterlambatan suplai daging ayam.
Menurut Kukuh, SPPG terpaksa mengganti menu dengan bahan yang tersedia untuk mencegah risiko keracunan akibat bakteri salmonella.
“Hari ini sebenarnya menunya ayam. Tapi karena suplai ada permasalahan, daging fresh yang dikirim begitu sampai di depot sudah bau semua. Jadi kita ganti semuanya,” kata Kukuh saat dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025).
Ia mengungkapkan, total 300 kilogram daging ayam terpaksa dibuang.
Permasalahan terjadi karena distributor utama mengalami keterlambatan, sehingga pihaknya mencari alternatif dari UMKM daging ayam.
Namun, Kukuh menduga proses penyembelihan tidak sesuai standar sehingga daging cepat busuk.
“Setelah disembelih, pengirimannya tidak pakai pendingin. Jadi sekitar tiga jam ayam sudah bau. Meskipun dimasak tetap bau,” jelasnya.
“Kita batalkan (menu ayam) lalu akhirnya diganti telur (gorengan krispi porsi minim yang ada di foto). Ya gimana caranya bisa tetap mengirimkan, akhirnya menunya jadi kurang maksimal,” kata dia.
Keluhan itu disampaikan oleh Johan Wahyu.
Johan menyebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tipes 2 dari Yayasan Ziyadatul Iman At Tamamiyah, selaku penyedia MBG, belum menyajikan menu sesuai standar gizi.
“Mohon ditindaklanjuti untuk SPPG Tipes 2 dan sekolah-sekolah terkait. Katanya ada keterlambatan bahan baku, tapi kan nggak masuk akal,” tulis Johan dalam laporannya di ULAS.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Warga Keluhkan Menu MBG Keripik Tempe, SPPI Solo Datangi SPPG Penyedia Makanan Regional 4 Oktober 2025
/data/photo/2025/09/30/68dba6ae54e35.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)