Liputan6.com, Kutai Barat – Di banyak daerah, nasi masih dianggap sebagai satu-satunya sumber karbohidrat utama dan simbol “belum makan kalau belum nasi”. Namun anggapan itu perlahan mulai diubah melalui sosialisasi pangan bergizi yang menjangkau kampung-kampung di pedalaman Kutai Barat.
Masyarakat kini diajak untuk memahami bahwa makanan sehat, bergizi, dan seimbang bisa berasal dari bahan pangan lokal yang tumbuh di sekitar rumah, seperti ubi, jagung, hingga kacang-kacangan.
Kampung Besiq dan Kampung Muara Bunyut menjadi dua dari beberapa lokasi pelaksanaan sosialisasi program Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), hasil kerja sama Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat dan PT Bharinto Ekatama (BEK).
Sosialisasi ini menyasar kampung-kampung yang berada di area kerja PT BEK, diantaranya Kampung Muara Bunyut, Kampung Besiq dan kampung Bermai. Kegiatan digelar beberapa kali di beberapa tempat sepanjang Mei 2025 lalu. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperbaiki pola makan masyarakat sekaligus mendukung program pencegahan stunting di tingkat desa.
“Bahwa makanan sehat itu tidak harus selalu nasi, tetapi ada makanan-makanan bergizi lain dari sekitar kita. Ini yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat lewat kegiatan sosialisasi ini,” jelas Kristinawati, Community Development Head PT BEK, Selasa (28/5/2025).
Menurutnya, masyarakat selama ini cenderung terpaku pada konsumsi nasi sebagai makanan pokok. Padahal, banyak alternatif lokal yang memiliki nilai gizi seimbang, bahkan dengan kandungan gula yang lebih rendah. Sosialisasi B2SA hadir untuk mengenalkan konsep itu secara langsung dan sederhana kepada warga.
Sosialisasi di lapangan dilakukan oleh tim dari Dinas Ketahanan Pangan, dengan dukungan fasilitasi dari perusahaan.
“Perusahaan menyiapkan warga dan tempatnya, sementara penyuluhan teknis dilakukan langsung oleh Dinas. Bahkan, di Muara Bunyut, Besiq dn Bermai Kepala Dinas Ketahanan Pangan sendiri ikut hadir,” kata Kristinawati.
Program ini juga merupakan lanjutan dari inisiatif ketahanan pangan yang telah dijalankan PT BEK sejak 2023, seiring dengan penetapan program ketahanan pangan provinsi oleh Gubernur Kalimantan Timur. Dalam tahap sebelumnya, warga didorong untuk menanam pohon buah dan tanaman bermanfaat di sekitar rumah. Kini, fokusnya berlanjut ke pengolahan hasil panen tersebut menjadi makanan sehat yang mudah dijangkau.
“Setelah masyarakat tahu sumber-sumber pangan sehat dari lingkungan sekitar, ke depan kami juga berencana mengadakan pelatihan pengolahan makanan berbasis tumbuhan lokal. Misalnya dari ubi-ubian, singkong, jagung, hingga kacang-kacangan. Tujuannya, selain untuk konsumsi keluarga, juga bisa menjadi produk bernilai jual,” ujarnya.
Lebih jauh, Kristinawati menekankan program ini tidak hanya menyasar keluarga sebagai konsumen, tetapi juga kader-kader posyandu yang selama ini aktif dalam penyediaan makanan tambahan (PMT) bulanan. Dengan pengetahuan baru, kader diharapkan bisa memilih jenis makanan sehat dan tepat sasaran untuk balita.
“Harapannya, kader posyandu bisa lebih bijak dalam memilih makanan PMT. Dengan begitu, bantuan yang kami berikan juga bisa benar-benar bermanfaat dan berdampak langsung pada peningkatan gizi anak-anak,” tambahnya.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5236833/original/003043000_1748540573-Sosialisasi_B2SA_di_Kutai_Barat.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)