TRIBUNNEWS.COM, BOJONEGORO – Satu dari empat orang warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meninggal dunia setelah mengonsumsi belalang setan, Minggu pagi, 22 Desember 2024.
Warga yang meninggal tersebut bernama Nova Havid, warga Dusun Papringan RT 14 RW 4 Desa Dukohkidul, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Sebelumnya, korban diduga mengonsumsi belalang bulus alias belalang setan yang memiliki nama Latin Aularches miliaris.
Mengutip @bojonegoro.24jam, empat orang yang mengalami keracunan belalang setan, tiga lainnya mengalami mual, muntah-muntah serta diare.
Ketiganya saat ini masih dalam perawatan medis di Puskesmas setempat.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, bersama tiga temannya, korban pada Sabtu malam 21 Desember 2024 sengaja mencari belalang liar di perkebunan Sendang Pradok di Kecamatan Bubulan.
Belalang liar hasil tangkapan mereka kemudian dimasak dan dikonsumsi bersama. Diduga sebagian belalang hasil tangkapan adalah belalang setan.
Usai mengonsumsi, mereka mengalami mual, mulas dan diare. Salah satu yang ikut mengkonsumsi belalang set an tersebut adalah ayah korban namun nyawanya terselamatkan.
Jenazah korban dimakamkan di desa setempat pada Minggu siang.
Sulibianto, Kepala Desa Dukohkidol, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, yang dikonfirmasi awak media membenarkan kabar tentang meninggalnya warga karena mengonsumsi belalang setan.
Kades mengatakan, korban meninggal dunia Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB setelah mengonsumsi belalang hutan yang dicari bersama dua orang temannya.
“Dua orang temannya selamat sudah menjalani pemeriksaan di Puskesmas dan hanya rawat jalan,” kata Sulibianto.
Kapolsek Ngasem Iptu Mujianto mengatakan pihaknya mendalami insiden tersebut.
Kejadian ini jadi perbincangan warganet.
“Walang pelus atau walang setan udah merenggut 1 nyawa. Harap hati-hati kalau ambil walang untuk dijualbelikan,” tulis akun Arif Cha Cha di group Media Masyarakat Ngasem di Facebook.
Pernah Terjadi di Gunungkidul, Warga Tewas Setelah Makan Belalang Setan
Kasus meninggalnya warga karena mengosumsi belalang setan bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, di tahun 2022, warga Selorejo, Sodo, Paliyan, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
bernama Musri (53), juga meninggal dunia akibat mengonsumsi belalang bulus atau belalang setan.
Keterangan Kapolsek Paliyan AKP Solechan, korban mengalami keracunan usai mengonsumsi belalang bulus bersama sang suami pada Sabtu, 3 Maret 2012. Korban meninggal dunia dua hari kemudian.
Tim dari dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pernah beberapa kali meneliti belalang setan ini karen menjadi hama bagi petani. Binatang ini bersifat polifagus alias memakan segala jenis tanaman di ladang.
Belalang setan memiliki nama Latin Aularches miliaris.
Tanaman yang menjadi rusak karena belalang setan ini diantaranya tanaman kopi, pisang, kakao, dadap, pisang, singkong, jeruk, kelapa, tebu hingga jambu biji serta mangga.
Kabupaten Gunungkidul pernah dilanda wabah pertanian belalang setan di 2018 saat terjadi ledakan populasi binatang ini.
Menurut tim peneliti Fakultas Biologi UGM, belalang setan aktif bergerak di malam hari saat menyerang areal pertanian.
Gerakannya lambat dan bisa ditangkap dengan cara manual dengan siklus hidup9-10 bulan, termasuk fase bertelur, berdasarkan hasil riset di laboratorium.
Mengutip situs Fakultas Pertanian UGM, Aularches miliaris memiliki tubuh seperti belalang biasa dan memiliki warna tubuh yang cerah dan menarik.
Ciri ini bisa dilihat pada bagian kepala dan dada (thorax) yang berwarna biru gelap dengan garis kuning di bawah mata sampai keatas mulut, pada dada (thorax) bagian dorsal terdapat gerigi, tungkai berwarna biru gelap, pada femur tungkai belakang terdapat gerigi berwarna kuning.
Abdomen belalang setan berwarna merah cerah dengan garis-garis hitam, sayap depan (tegmina) berwarna dasar hijau-coklat dengan bintik-bintik kuning seperti motif macan tutul.
Belalang setan memiliki warna tubuh berwarna-warni sebagai pertahanan diri dari predator atau musuh alaminya.
Petugas dari UPTD BPTP Dinas Pertanian DIY tengah mengambil sampel serangga belalang setan yang ada di lahan pertanian di Desa Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul, Jumat (26/1/2018). (TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri)
Aularches miliaris juga memiliki mekanisme pertahanan diri lainnya seperti mengeluarkan busa yang beracun atau cairan yang berbau busuk (evil-smelling) dari thorax dan mengeluarkan suara berderit (sama seperti suara yang dikeluarkan pada saat mating atau kawin).
Itu sebabnya, belalang ini sering disebut sebagai belalang setan.
Serangga ini memiliki berbagai macam nama seperti belalang kopi, belalang hantu, belalang tutul utara, atau belalang busa. Belalang ini juga sangat populer sebagai serangga peliharaan.
Belalang ini termasuk ke dalam famili Pyrgomorphidae yang dapat ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Di Indonesia, populasi Aularches miliaris masih bisa ditemukan di daerah Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.