Warga Apartemen Jakbar Laporkan Pembakaran Sampah Liar ke JAKI, tapi Tak Direspons Megapolitan 29 Mei 2025

Warga Apartemen Jakbar Laporkan Pembakaran Sampah Liar ke JAKI, tapi Tak Direspons
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Mei 2025

Warga Apartemen Jakbar Laporkan Pembakaran Sampah Liar ke JAKI, tapi Tak Direspons
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
 – Hendrika (30), penghuni salah satu apartemen di Cengkareng, Jakarta Barat, mengaku sudah berulang kali melaporkan aktivitas pembakaran sampah ilegal di lingkungan tempat tinggalnya ke aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Namun, upaya itu tak membuahkan hasil. 
Padahal, Hendrika telah melapor secara berkala sejak 2022. Dalam setiap laporan, ia selalu menyertakan bukti berupa foto dan video.
“Jadi kita tuh dari tiga tahun yang lalu, ini kebetulan akun JAKI teman saya, udah lapor di JAKI. Rajin kita lapor, bahkan ada yang sepuluh bulan lalu,” kata Hendrika saat ditemui, Rabu (28/5/2025).
Menurut Hendrika, laporan tersebut tidak pernah mendapat respons. Aktivitas pembakaran sampah di lingkungan tempat tinggalnya pun masih terjadi setiap hari.
“Kita lapor-laporin enggak terlalu ada respons. Sering gitu, bukan satu dua orang,” terangnya.
Kerap kali, ketika Hendrika hendak melapor dan mengirimkan bukti terkini ke aplikasi JAKI, tak terlihat aktivitas pembakaran sampah.
Seolah-olah, pembakar sampah menyadari aktivitasnya dipantau oleh warga sehingga membakar sampah dengan sembunyi-sembunyi.
“Kadang bakar pas subuh, kadang maghrib. Kita tungguin dari pagi, mereka enggak bakar,” ujarnya.
Hendrika menduga, aktivitas pembakaran itu dilakukan oleh oknum dalam skala besar. Pasalnya, dia mengaku pernah melihat truk-truk besar membuang sampah di area tersebut untuk selanjutnya dibakar.
“Ini kita bingung sih sebenarnya apakah legal, ilegal. Tapi kalau legal, kenapa truknya bukan truk dari Pemkot Jakarta gitu kan. Kalau legal kan biasa pasukan oranye punya truknya,” Jelasnya.
Menurut Hendrika, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pernah menegur oknum yang membakar sampah di area tersebut. Namun, pembakaran sampah masih terus berulang, bahkan saat petugas datang ke lokasi.
“Jadi inilah yang kami hirup sehari-hari. Ya mungkin kalau dari pihak mereka, mungkin enggak begitu berasa kali ya, karena mereka di bawah. Kalau apartemen kan di atas, pasti asap itu udah pasti kebawa ke atas,” katanya.
Hendrika pun mengaku sudah menyampaikan keluhan ini ke pengelola apartemen dan kelurahan setempat. Namun, tetap tidak ada perubahan.
Dia berharap pemerintah kota dan instansi terkait segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan pembakaran sampah ilegal yang sudah lama meresahkan.
“Dan sebenarnya dampak dari udara, terus dari debu, nah itu nempel semua di bangunan, enggak mungkin enggak. Jadi kadang kalau teras-teras kita itu udah hitam-hitam. Termasuk ke (pakaian) handuk. Makanya itu sangat ngaruh,” tutur Hendrika. 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.