Marsinah adalah perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur. Ia lahir pada 10 April 1969 dari pasangan Astin dan Sumini.
Semasa hidupnya, Marsinah pernah bekerja sebagai buruh di PT Catur Putra Surya (CPS), sebuah pabrik arloji di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Di pabrik ini, ia dikenal vokal memperjuangkan hak-hak buruh dan aktif sebagai aktivis Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT CPS.
Aktivis dan buruh pabrik pada masa Orde Baru ini menghilang dan ditemukan dalam kondisi meninggal pada 8 Mei 1993. Jenazahnya ditemukan di hutan wilayah Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dengan tanda-tanda dugaan penyiksaan berat.
Setelah hampir 32 tahun berlalu sejak kepergiannya, nama Marsinah kini diusulkan menjadi pahlawan nasional. Usulan ini juga mendapatkan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang disampaikan saat peringatan Hari Buruh 2025 pada 1 Mei lalu di Jakarta.
“Setelah Pak Presiden menyampaikan hal tersebut dalam peringatan May Day di Monas, kemudian Kemensos berkoordinasi dengan Pemkab Nganjuk, termasuk dengan tokoh-tokoh pemuda yang ada di Nganjuk untuk bisa mempersiapkan proses Mbak Marsinah ini sebagai pahlawan. Karena ujungnya nanti yang akan menentukan pahlawan dan tidak itu di istana (presiden),” jelas Agus Jabo.
“Tapi prosesnya, syarat-syaratnya harus dimulai dari tingkat kabupaten, tingkat provinsi, yang kemudian diusulkan Kemensos,” sambung dia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377876/original/039932900_1760163559-WhatsApp_Image_2025-10-11_at_13.08.41.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)