Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

Wamenkop Sarankan Susu Tetap Harus Ada di Makan Bergizi Gratis Sekalipun Kemasan UHT – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyarankan agar susu tetap menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pada saat penyelenggaraan perdana MBG hari Senin (6/1/2025) kemarin, ditemukan beberapa murid sekolah tidak menerima susu dalam menu makanan mereka.

Padahal sebelumnya, menu susu selalu ada dalam uji coba program MBG.

Menurut Ferry, susu masih ada di dalam program MBG, haya saja pembagiannya tidak setiap hari.

“Masuk. Masih tetap ada. Kan kita tetap selingi susu di 1-2 hari dalam seminggu,” katanya ketika ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (7/1/2025).

Terkait dengan tidak adanya susu di beberapa sekolah selama dua hari ini MBG berjalan, Ferry menduga itu karena program ini masih dalam tahap uji coba pertama.

“Mungkin karena itu baru tahap uji coba pertama, tapi mudah-mudahan insyaallah bisa diselingi dalam 1-2 hari, tetap diberikan susu,” ujar Ferry.

Ia berharap pekan ini sudah bisa diberikan susu bagi para siswa penerima MBG.

“Ya, insyaallah sih. Ini kan masih simulasi uji coba, jadi ya mudah-mudahan uji cobanya bisa lancar,” ucap Ferry.

Ia pun menyarankan agar ke depannya susu bisa selalu menjadi bagian dari menu MBG, sekalipun itu berbentuk kemasan UHT.

Sebab, jika mengadalkan susu hasil produksi koperasi peternakan sapi perah lokal akan sulit karena mereka biasanya hanya memproduksi untuk di daerah sekitarnya.

“Kalau koperasi peternakan sapi perah itu kan pasti hanya bisa berkontribusi terhadap siswa-siswa di sekolah yang ada di sekitar sentra-sentra pertanakan sapi perahnya,” jelas Ferry.

“Tapi kalau di luar Jawa atau daerah-daerah sekolah-sekolah yang jauh dari sentra pertanakan sapi perah, menurut pendapat saya memang tetap harus diberikan susu dalam bentuk kemasan UHT atau susu bubuk supaya bisa tetap menjaga protein mereka dari asupan susu,” pungkasnya.

Sebelumya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkapkan alasan tidak adanya susu dalam menu makan bergizi gratis yang didistribusikan kepada siswa di wilayah Jakarta hari ini.

Dadan mengatakan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada pertimbangan pemberdayaan sumber daya lokal.

“Sudah saya jelaskan susu akan menjadi bagian makanan bergizi untuk wilayah-wilayah di mana sapi perahnya ada,” kata Dadan seusai rapat dengan Komisi IX DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025).

Dia menjelaskan, hal tersebut penting agar semua daerah memanfaatkan potensinya masing-masing.

“Untuk mendorong agar setiap daerah punya sapi perah dan kami tidak ingin program ini menjadi bagian peningkatan impor tetapi ingin memberdayakan sumber daya lokal,” ujar Dadan.

Dadan menyebut, pihaknya telah menyusun rencana pemberian susu secara bertahap.

Di daerah yang memiliki sapi perah, susu akan diberikan minimal tiga kali seminggu. 

Namun, untuk wilayah yang belum memiliki sapi perah, pemerintah menyediakan alternatif protein dan kalsium lainnya.

“Untuk daerah-daerah yang tidak ada sapi perahnya untuk sementara proteinnya bisa digantikan dengan protein lainnya misalnya dengan ikan dengan telur, dan lain dan sumber kalsium lainnya termasuk seperti yang sudah saya sebutkan kelor ya,” ujar Dadan.

Dadan mengatakan, pelaksanaan program makan bergizi gratis ini akan dilakukan evaluasi setiap hari.

“Tentu kita akan evaluasi setiap hari, dan seperti yang sudah saya sampaikan bahwa target kita dari Januari sampai April kan akan mencakup 3 juta penerima manfaat,” ucapnya.

Dia menjelaskan, pelaksanaan program tersebut dilakukan secara bertahap sesuai kesiapan di lapangan.

Menurutnya, Prabowo juga memberikan arahan agar implementasi makan bergizi gratis tidak terburu-buru, tetapi disesuaikan dengan kesiapan anggaran dan infrastruktur.