Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Waketum MUI) Anwar Abbas mendukung wacana libur sekolah satu bulan selama puasa.
Ia menilai, gagasan itu bukan diartikan anak-anak tidak belajar dan mendapat pendidikan.
Karenanya, wacana tersebut patut di sambut gembira.
“Anak-anak tetap mendapatkan pendidikan dan menempuh proses pembelajaran yang dipantau dan diawasi oleh sekolah melalui media online tetapi tempatnya dipindah dari sekolah ke rumah dan ke tengah-tengah masyarakat,” ujar dia kepada wartawan, Rabu (1/1/2025).
Orangtua dan masyarakat penting untuk memahami bahwa tempat pendidikan dan pembelajaran itu selain di sekolah adalah juga di rumah dan di masyarakat.
“Saya setuju sekali dengan gagasan dari kemenag tersebut asal saja pihak sekolah secara aktif melalui media online dan digital memberi arahan dan penilaian terhadap anak , orang tua dan masyarakat agar program tersebut benar-benar bisa berjalan dengan baik,” terang dia.
Ada beberapa jenis kecerdasan dan keterampilan yang bisa didapatkan jika anak selama libur puasa.
1. Spiritual
Anak-anak bisa sholat 5 waktu dan mengaji di mesjid.
2. Sosial
Mereka terlibat dan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti membersihkan mesjid maupun lingkungan.
3. Seni budaya
Anak-anak dilibatkan dan terlibat dalam grup kesenian terutama terkait seni yg bersifat religious.
4. Eonomi dan bisnis
“Anak-anak diharapkan akan bisa terlibat dalam kegiatan produksi dan bisnis misalnya dengan membuat dan menjual makanan serta minuman untuk berbuka,” ujar dia.
5. Politik dan hukum
Artinya anak-anak harus mendengar ceramah-ceramah yang sudah dibuat oleh pihak kemenag melalui medium youtube tentang arti pentingnya politik dan hukum bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.
6. Kesehatan dan olah raga
Artinya anak-anak tau pentingnya kesehatan bagi mereka dan perlunya olah raga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Untuk itu pihak kemenag dan sekolah saling berkomunikasi mengenai gagasan ini dengan anak-anak, orang tua dan masyarakat.
“Ini diharapkan dapat berjalan dengan baik,” harapnya.
Adapun mengenai tujuan , materi, methode, proses belajar mengajar dan cara mengevaluasi program ini haruslah dipersiapkan panduannya oleh kemenag dan pihak sekolah agar program libur puasa bermakna tidak hanya bagi sang anak tapi juga bagi orang tua dan masyarakat serta sekolahnya.