Cianjur, Beritasatu.com – Sebuah video berdurasi 1 menit 4 detik yang diklaim merekam erupsi Gunung Gede, Jawa Barat, viral di media sosial (medsos) dan pesan berantai. Dalam video tersebut, tampak kepulan asap dan lava disertai narasi bertuliskan “Aktivitas Gunung Gede Cianjur Bogor”. Konten ini memicu keresahan di tengah masyarakat.
Namun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi membantah kebenaran video tersebut. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menegaskan, video itu bukan merupakan erupsi Gunung Gede, melainkan rekaman aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual, hingga saat ini tidak terdapat erupsi maupun keluarnya kolom abu dari Kawah Gunung Gede,” ujar Wafid dalam keterangannya kepada wartawan, pada Rabu (9/4/2025).
Ia menjelaskan, sejak 1 Januari hingga 9 April 2025, aktivitas permukaan Gunung Gede hanya menunjukkan embusan asap putih tipis hingga sedang dari Kawah Wadon dengan ketinggian berkisar 50 hingga 100 meter.
“Gunung Gede terakhir kali mengalami erupsi pada 1957, dengan kolom letusan mencapai 3.000 meter dari Kawah Ratu,” lanjutnya.
Dari sisi kegempaan, Wafid menyebut tidak terjadi lonjakan signifikan sejak terdeteksinya peningkatan gempa Vulkanik-Dalam (VA) pada 1 April 2025. Dalam periode 2 hingga 9 April 2025, tercatat hanya satu kali gempa Tornillo, dua kali gempa VA, enam kali gempa tektonik lokal, dan 14 kali gempa tektonik jauh.
Dengan kondisi tersebut, Badan Geologi memastikan hingga 8 April 2025, status aktivitas Gunung Gede masih berada di Level I atau Normal. Kendati demikian, masyarakat dan wisatawan tetap diimbau untuk tidak mendekati area dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon demi alasan keselamatan.
“Tingkat aktivitas Gunung Gede akan segera dikaji ulang apabila terdapat perubahan signifikan baik secara visual maupun seismik,” ujar Wafid.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Adhi Nurul Hadi mengumumkan, perpanjangan penutupan sementara seluruh jalur pendakian hingga 13 April 2025. Langkah ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bahaya akibat aktivitas vulkanik.
Adhi menambahkan, pihaknya akan memfasilitasi pengembalian dana (refund) bagi calon pendaki yang telah melakukan pendaftaran dan pembayaran secara daring. Selain itu, opsi penjadwalan ulang juga disediakan bagi mereka yang memilih untuk menunda perjalanan.
“Kami akan mengupayakan penjadwalan ulang dan proses refund bagi para calon pendaki ke Gunung Gede yang telah memesan tiket pendakian untuk periode 3 hingga 13 April 2025,” pungkasnya.
