TRIBUNNEWS.COM – Kekacauan dan kepanikan terjadi di dalam Bandara Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi waktu setempat, saat pasukan pemberontak Suriah terus bergerak cepat menuju ibu kota.
Middle East Spectator, media independen yang meliput situasi di Timur Tengah mengunggah video situasi di Bandara Damaskus.
Dalam video tersebut, puluhan orang terlihat berlarian melewati pos pemeriksaan keamanan dan bergegas menuju gerbang keberangkatan.
Mengutip CNN, bandara tersebut tampaknya kekurangan staf, dan situs web pemantauan penerbangan tidak menunjukkan jadwal keberangkatan dalam waktu dekat.
Sementara itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah menaiki pesawat dan meninggalkan Damaskus menuju lokasi yang tidak diketahui, lapor kantor berita Reuters, mengutip dua perwira senior Suriah.
Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) juga melaporkan bahwa sebuah pesawat pribadi yang meninggalkan Bandara Damaskus diduga membawa Assad.
Pasukan pemerintah di bandara tersebut dipulangkan setelah kepergiannya, tambah SOHR.
Kejadian ini berlangsung ketika pasukan pemberontak mengklaim telah memasuki ibu kota Suriah.
Namun, Middle East Spectator melaporkan melalui akun Telegram-nya bahwa pesawat yang diduga membawa Assad mengalami kecelakaan.
Dengan menyertakan tangkapan layar dari FlightRadar24, Middle East Spectator menduga bahwa Assad meninggalkan Damaskus dengan pesawat Ilyushin-76T.
Tangkapan layar FlightRadar24 (FlightRadar24)
Namun, pesawat tersebut menunjukkan pergerakan yang tidak biasa dan dilaporkan mengalami penurunan ketinggian dengan cepat.
Tak lama kemudian, pesawat tersebut dikabarkan hilang dari radar.
Pada pukul 09.48 WIB, pesawat tersebut dilaporkan mengalami kecelakaan di dekat Al-Suwayri.
Hingga berita ini ditulis, media arus utama belum melaporkan mengenai kecelakaan tersebut.
Kronologi serangan mendadak pemberontak Suriah, dari Aleppo hingga Damaskus
Mengutip Al Jazeera, berikut timeline serangan pemberontak di Suriah serta perkembangan terkini.
27 November: Pemberontak Suriah melancarkan serangan mendadak ke kota terbesar kedua di negara itu, Aleppo, yang membuat al-Assad, sekutunya, dan sebagian besar dunia, lengah.
1 Desember: Dalam beberapa hari, pemberontak menguasai Aleppo, kecuali beberapa distrik yang mayoritas dihuni Kurdi yang dikuasai oleh pejuang Kurdi.
5 Desember: Pemberontak melanjutkan serangan mereka, mengumumkan bahwa mereka telah merebut Hama, kota terbesar keempat di negara itu.
7 Desember: Pemberontak mengatakan bahwa mereka telah memulai operasi untuk mengepung ibu kota Damaskus yang dikuasai pemerintah setelah merebut kota-kota di dekatnya.
8 Desember:
Pemberontak mengumumkan telah menguasai Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, dan mengatakan bahwa mereka sekarang memasuki Damaskus.
– Administrasi Urusan Militer, yang mewakili oposisi bersenjata, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat:
“Pasukan kami telah mulai memasuki ibu kota Damaskus.”
– Oposisi Suriah mengatakan para pejuangnya telah membebaskan semua tahanan di Penjara Sednaya dekat Damaskus.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan penjara tersebut adalah tempat pasukan pemerintah melakukan penyiksaan yang mengerikan terhadap para tahanan.
“Kami mengumumkan berakhirnya era tirani di Penjara Sednaya,” kata pihak oposisi dalam sebuah pernyataan.
– Oposisi Suriah rebut gedung Radio dan TV Publik di Damaskus
Kontributor Al Jazeera Arabic, mengutip sumber-sumber oposisi, melaporkan bahwa pemberontak telah mengambil alih gedung Radio dan TV Publik di ibu kota Suriah.
Gedung Radio dan TV Publik merupakan situs penting dan simbolis di Suriah.
Selain berlokasi di jantung kota Damaskus, gedung tersebut digunakan untuk mengumumkan pemerintahan baru selama era kudeta berturut-turut di Suriah pada tahun 1950-an dan 1960-an.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)