Raman juga menambahkan, saat kebakaran memakan korban, tidak ada yang berani menolong lantaran api langsung membesar.
Karena itu, menurutnya, pihak keluarga maupun pengelola harus bertanggung jawab dan mengusut tuntas kejadian tersebut.
“Kalau korban katanya ada tapi orang lain gak berani menolong karena api sudah besar. Untuk konsekuensinya iya harus diusut dari pihak keluarga atau pihak yang mengelolanya,” tandas Raman.
Sebelumnya, kebakaran hebat melanda sebuah sumur minyak milik masyarakat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu siang 17 Agustus 2025. Satu orang dilaporkan tewas dan empat lainnya luka-luka.
“Berdasarkan catatan IGD, satu orang meninggal dunia dan empat warga mengalami luka bakar 70-90 persen. Saat ini korban luka sedang dalam proses rujukan,” kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr. R. Soetijono Blora, dr. Farida Laela di Blora, dikutip dari Antara, Minggu 17 Agustus 2025.
Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, menjelaskan kejadian bermula sekitar pukul 12.30 WIB saat warga beraktivitas. Namun pada pukul 12.51 WIB, sumur tersebut mengalami blow out yang memicu semburan api besar dan menjalar ke titik pengeboran minyak.
“Kobaran api langsung membesar dan melalap area pengeboran. Warga panik dan berhamburan menyelamatkan diri,” kata AKP Gembong.
Api yang membumbung tinggi tersebut masih dalam proses pemadaman. Sebanyak lima unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.
Api masih menyala dan petugas gabungan terus berupaya melakukan penanganan di lokasi kejadian.
Aparat kepolisian juga telah memasang garis polisi dan melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti insiden kebakaran sumur minyak ilegal itu.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318318/original/086036600_1755475770-IMG-20250817-WA0066.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)