Jakarta, CNBC Indonesia – Ukraina melancarkan serangan ke Moskow menggunakan sedikitnya 34 pesawat nirawak atau drone pada Minggu, (10/11/2024) waktu setempat. Serangan ini menjadi serangan drone terbesar yang pernah dilakukan Ukraina terhadap ibu kota Rusia tersebut sejak perang meletus pada 2022 silam.
Sementara itu, pertahanan udara Rusia dilaporkan berhasil menghancurkan 36 drone lain yang menargetkan sejumlah wilayah di bagian barat Rusia pada hari yang sama.
“Serangan teroris dari Kyiv menggunakan drone ke wilayah Federasi Rusia berhasil digagalkan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari Reuters, Minggu, (10/11/2024).
Otoritas penerbangan Rusia melaporkan serangan ini menyebabkan pemerintah mengalihkan 36 penerbangan dari tiga bandara yaitu Domodedovo, Sheremetyevo and Zhukovsky. Satu orang dilaporkan terluka di Moskow.
Sebelumnya, Rusia juga memecahkan rekor dengan melakukan serangan 145 drone dalam satu malam ke wilayah Kyiv.
Pemerintahan Ukraina mengeklaim berhasil menembak jatuh 62 drone di antaranya. Ukraina juga menyerang gudang senjata di wilayah Bryansk, Rusia dan mengklaim 14 pesawat drone berhasil mengenai sasaran.
Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama 2,5 tahun disebut mulai memasuki babak terakhir menurut sejumlah pengamat. Prediksi ini muncul setelah pasukan Moskow berhasil memperoleh kemajuan paling pesat sejak awal perang dan Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-47.
Trump, yang akan menjabat pada bulan Januari, mengatakan selama kampanye bahwa ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam. Namun, yang menjadi pertanyaan paling besar adalah bagaimana dia akan berusaha melakukan itu.
Ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menelepon Trump untuk memberi selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden, CEO Tesla dan pendukung Trump, Elon Musk disebut ikut serta dalam panggilan tersebut. Musk selaku pemilik SpaceX, menyediakan layanan komunikasi satelit Starlink yang sangat penting bagi upaya pertahanan Ukraina.
(luc/luc)