Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

Turki Makin Panas, Krisis Politik Era Erdogan Mencapai Titik Didih? – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, memicu gelombang protes terbesar di Turki dalam satu dekade terakhir.

Rakyat turun ke jalan dalam jumlah besar.

Mereka menyuarakan kemarahan terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Dilansir Al Jazeera, Imamoglu ditangkap atas sejumlah tuduhan berat, sebut saja kasus korupsi, pemerasan, hingga pengelolaan organisasi kriminal.

Ekrem Imamoglu membantah seluruh tuduhan tersebut.

Oposisi menyebut kasus ini sebagai langkah politis untuk menyingkirkannya dari bursa calon presiden Turki 2028.

Sebab, Imamoglu dipandang sebagai salah satu tokoh oposisi paling populer dan potensial untuk menantang dominasi Erdogan.

Sejak terpilih sebagai Wali Kota Istanbul pada 2019, ia dikenal sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat, dengan gaya yang inklusif dan progresif.

Partai Rakyat Republik (CHP) bahkan tetap mencalonkannya sebagai presiden meski ia sedang dipenjara dan gelar akademiknya dibatalkan.

Menurut Ziya Meral dari SOAS, Universitas London, sebagian besar daya tarik Imamoglu terletak pada kepribadiannya yang hangat dan tidak memecah belah—sesuatu yang jarang di politik Turki saat ini.

Ketegangan terus meningkat seiring aksi massa yang meluas.

Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, menyerukan unjuk rasa nasional dan meluncurkan petisi menuntut pembebasan Imamoglu serta pemilihan presiden lebih awal.

“Mereka telah menahan ratusan anak muda kita. Tujuan mereka jelas: menakut-nakuti,” ujar Ozel kepada massa di Istanbul.

Presiden Erdogan merespons keras.

Ia menyebut demonstrasi sebagai “gerakan kekerasan” dan menuding oposisi melindungi massa yang menyerang polisi.

Lebih dari 100 petugas dilaporkan terluka dalam bentrokan.

Sementara itu, Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc menegaskan bahwa peradilan tetap independen dan tidak ada campur tangan presiden dalam kasus Imamoglu.

Persamaan Mengejutkan: Imamoglu dan Erdogan

Ironisnya, kisah Imamoglu memiliki kemiripan dengan perjalanan Erdogan sendiri.

Keduanya berasal dari wilayah Laut Hitam.

Imamoglu dan Erdogan sama-sama pernah menjabat Wali Kota Istanbul dan sama-sama pernah dipenjara karena alasan politik.

Erdogan bahkan pernah mengatakan, “Siapa yang menang di Istanbul akan menang secara nasional.”

Itulah sebabnya kemenangan Imamoglu pada 2019, yang mengakhiri 25 tahun dominasi Partai AK di kota itu, dinilai sebagai ancaman langsung terhadap kekuasaan Erdogan.

Rakyat Terbelah, Jalan Menuju 2028 Makin Berliku

Meski Imamoglu masih mendapat dukungan luas, ia tidak lepas dari kritik.

Ia pernah dianggap kurang sigap saat banjir besar pada 2019, dan keputusannya berlibur setelah kunjungan ke wilayah gempa juga menuai kecaman.

Audit kota juga menemukan pengeluaran yang dinilai berlebihan selama masa kepemimpinannya.

Namun, semua itu belum cukup untuk meruntuhkan citranya sebagai simbol harapan perubahan bagi banyak rakyat Turki.

Kini, dengan jalan politik yang makin buntu, Turki berdiri di persimpangan: antara memperkuat demokrasi atau memperdalam krisis kekuasaan.

Penahanan Imamoglu bukan hanya soal hukum, tapi menjadi pemicu krisis politik paling panas sepanjang pemerintahan Erdogan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Merangkum Semua Peristiwa