Jakarta, CNN Indonesia —
Kedutaan Besar Turki di Damaskus, Suriah, yang ditutup sejak 2012 akan kembali beroperasi pada Sabtu (14/12) waktu setempat.
Keputusan ini diumumkan tak lama usai pembenrontak berhasil menggulingkan Presiden Bashar Al Assad. Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan para diplomat akan kembali bekerja di Suriah.
“Kepala utusan yang baru, Burhan Koroglu, dan stafnya berangkat hari ini. Kedutaan besar akan beroperasi besok,” kata Fidan dalam sebuah wawancara dengan NTV, dikutip Reuters, Sabtu (14/12).
Koroglu merupakan duta besar Turki untuk Nouakchott, Mauritania. Fidan tidak menjelaskan berapa lama Koroglu akan menjabat di Damaskus.
Fidan juga mengatakan pemerintah juga menambahkan delegasi diplomatik menuju Suriah.
“Kami ingin melihat Suriah yang bebas teror, di mana kaum minoritas tidak diperlakukan dengan buruk. Kami menginginkan pemerintahan yang inklusif di Suriah,”
Ia menambahkan jumlah warga Suriah yang ada di Turki yang akan ‘pulang kampung’ akan meningkat secara bertahap seiring dengan stabilnya Suriah.
Selain itu, Fidan menambahkan pemberantasan Unit Perlindungan Rakyat (The People’s Protection Units/YPG) adalah tujuan strategis Turki.
Turki mengatakan YPG adalah kelompok teroris, yang terkait erat dengan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah memerangi negara Turki selama 40 tahun.
Kedutaan besar Turki di Damaskus ditutup pada 26 Maret 2012, setahun setelah perang saudara Suriah dimulai. Penutupan dilakukan karena memburuknya situasi keamanan di tengah seruan pemerintah Turki agar Assad mengundurkan diri.
(pta/pta)