Untuk masyarakat Timur Jakarta ada kekhususan tersendiri yang harus kami sentuh. Itu yang kami masuk ke situ
Jakarta (ANTARA) – Tren pengembangan kawasan hunian terpadu atau township diperkirakan semakin bergerak menuju pendekatan kontekstual dalam beberapa tahun mendatang.
Perubahan karakter kota, pola hidup masyarakat, serta tekanan terhadap kualitas lingkungan membuat pengembang dituntut menghadirkan kawasan yang tidak hanya lengkap, tetapi juga sesuai kebutuhan spesifik tiap wilayah.
Grand Wisata, proyek township milik Sinar Mas Land, menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan ini mulai diterapkan secara strategis yang mengantarkannya meraih penghargaan Best Township Masterplan Design dalam ajang PropertyGuru Indonesia Property Awards.
Senior Vice President Residential Sinar Mas Land, Iman Gunawan, mengatakan bahwa pengembangan township tidak lagi dapat dilakukan dengan pola seragam. Setiap area memiliki karakter populasi, tantangan kota, serta preferensi masyarakat yang berbeda sehingga perencanaan kawasan harus disesuaikan sejak tahap awal.
“Selain kita berinovasi, kebutuhan masyarakat yang kami utamakan. Kami melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya di Jakarta usai menerima penghargaan PropertyGuru Indonesia Property Awards pada Jumat.
Dalam konteks pengembangan Grand Wisata, Iman menjelaskan bahwa karakter masyarakat di wilayah Timur Jakarta menjadi rujukan utama dalam penyusunan masterplan.
Menurut dia, masyarakat pada kawasan tersebut memiliki kebutuhan ruang yang berbeda dibanding wilayah lainnya sehingga pengembang harus mampu menerjemahkan tuntutan tersebut ke dalam desain, fasilitas, hingga tata ruang.
“Untuk masyarakat Timur Jakarta ada kekhususan tersendiri yang harus kami sentuh. Itu yang kami masuk ke situ,” katanya.
Pendekatan kontekstual tersebut juga didukung oleh pemanfaatan teknologi yang berkembang cepat. Iman menilai penggunaan kecerdasan buatan (AI) akan semakin menentukan arah perencanaan township ke depan.
Teknologi itu memungkinkan pengembang memperoleh insight lebih presisi mengenai perilaku dan preferensi penghuni, sehingga desain kawasan dapat dikembangkan secara adaptif.
“Kami terus akan berinovasi. Teknologi yang kami ambil yang paling utama AI untuk memberikan insight tambahan agar lebih baik ke depannya, disesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya.
Dalam lima tahun mendatang, tren township diperkirakan mengarah pada integrasi antara kenyamanan, keamanan, dan ketersediaan fasilitas yang dirancang secara lebih lokal.
Artinya, desain kawasan tidak hanya menawarkan infrastruktur standar, tetapi juga memperhatikan dinamika sosial, budaya, serta gaya hidup warga di sekitarnya.
Penekanan pada keberlanjutan dan ruang publik juga diprediksi semakin besar seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap lingkungan hidup yang sehat.
Iman menegaskan bahwa tujuan utama pengembangan township modern bukan lagi sekadar membangun kawasan investasi, tetapi menciptakan lingkungan tinggal yang layak huni dalam jangka panjang.
“Kami ingin kawasan ini menjadi tempat tinggal, bukan hanya tempat berinvestasi. Mereka nyaman tinggal di sini dan nilai investasinya juga terus bertambah,” katanya.
Pendekatan tersebut menjadikan Grand Wisata salah satu studi kasus bagaimana konsep township berkembang menjadi lebih responsif, relevan, dan berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat urban Indonesia.
Pewarta: Ida Nurcahyani/Farika Khotimah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
