Tangerang, Beritasatu.com – Harga emas terus menunjukkan tren kenaikan sejak awal 2025. Fenomena ini diiringi dengan peningkatan signifikan dalam pembelian emas sebagai alternatif investasi yang dianggap aman di tengah ketidakpastian global.
Head of BSI Institute Luqyan Tamanni menjelaskan lonjakan pembelian emas didorong oleh gejolak pasar dan kebijakan internasional yang memengaruhi nilai tukar rupiah serta kondisi ekonomi global.
“Pembelian emas naik karena masyarakat mencari alternatif investasi. Ketika pasar saham dan rupiah mengalami volatilitas tinggi, orang akan mencari instrumen yang lebih stabil. Emas terbukti konsisten meningkat sejak puluhan tahun lalu,” ujar Luqyan saat ditemui Beritasatu.com di kantor B Universe, PIK 2, Tangerang, Kamis (17/4/2025).
Ia menambahkan, kebijakan baru dari Presiden AS Donald Trump turut memicu ketidakpastian di pasar global, yang kemudian meningkatkan permintaan terhadap instrumen safe haven seperti emas.
“Ketika ketidakpastian meningkat, orang mencari pelindung aset yang andal dan terbukti. Maka dari itu, permintaan terhadap emas melonjak dan harga pun ikut naik,” lanjutnya.
Menurut Luqyan, investasi emas tetap menjadi pilihan yang relevan di tahun ini. Ketidakstabilan ekonomi global dan kondisi geopolitik yang belum pasti mendukung pergerakan harga emas untuk terus naik.
“Selama ketidakpastian masih ada, harga emas punya peluang besar untuk terus menanjak,” tegasnya.
Ia juga memperkirakan bahwa harga emas berpotensi menembus Rp 2 juta per gram hingga akhir 2025.
“Kalau kita lihat tren global, pertengahan tahun depan bisa saja harga emas tembus Rp 4.000 (per ons internasional). Saat ini saja sudah lebih dari Rp 1,9 juta hampir menyentuh Rp 2 juta per gram. Jadi, peluangnya masih terbuka lebar,” jelasnya.
