Transportasi: sepeda

  • Demi Rujuk dengan Mantan Istri, Pria Ini Bersepeda 4.400 Km Selama 100 Hari

    Demi Rujuk dengan Mantan Istri, Pria Ini Bersepeda 4.400 Km Selama 100 Hari

    TRIBUNJATENG.COM, BEIJING – Seorang pria di China rela bersepeda hingga sejauh 4.400 km selama 100 hari demi bisa rujuk dengan mantan istri yang telah berpisah selama dua tahun belum lama ini.

    Kisah tersebut viral di “Negeri Tirai Bambu”.

    Pria itu diidentifikasi sebagai Zhou, yang berusia 40-an tahun dan berasal dari Lianyungang, Provinsi Jiangsu di bagian timur China.

    Ia sebenarnya telah menikah dengan Li sejak 2007 lalu.

    Selama perjalanan bersepedanya demi bisa rujuk dengan mantan istri bulan lalu, pria China, Zhou (40) mengalami dua insiden sengatan panas yang cukup parah sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Kisahnya viral di China. (Baidu via SCMP)

    Tapi, mereka kemudian memutuskan bercerai pada 2013.

    Mereka pun sempat rujuk setelah itu dan kemudian dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

    Namun, mereka dua tahun lalu berpisah lagi karena konflik pribadi.

    “Tidak ada masalah serius di antara kami. Kami berdua hanya sangat keras kepala dan bertindak impulsif, yang menyebabkan beberapa kali perpisahan dan rujuk,” jelas Zhou.

    Setelah bercerai, Zhou mengaku tetap berkomunikasi dengan mantan istrinya tersebut.

    Ia sendiri berharap ada kesempatan untuk bisa bersatu kembali dengan Li.

    Mengenang pertemuan kembali mereka, Li kemudian bercerita, “Dia mengulurkan tangan ingin kembali bersama, dan saya dengan bercanda mengatakan bahwa saya akan pergi ke Lhasa. Jika dia bisa mengendarai sepeda ke sana, saya mungkin akan mempertimbangkan untuk rujuk”.

    “Sejujurnya, saya hanya mengatakannya dengan santai. Saya tidak menyangka dia benar-benar melakukannya,” kata Li kepada Yangtse Evening Post.

    Zhou memulai perjalanan bersepedanya dari kota tenggara Nanjing pada 28 Juli, dan selama lebih dari 100 hari, dia menempuh jarak 4.400 km hingga akhirnya mencapai Lhasa pada 28 Oktober.

    Selama perjalanannya, Zhou mengalami dua insiden penting. Yang pertama terjadi di provinsi Anhui, China timur, di mana ia menderita sengatan panas dan harus dirawat di rumah sakit.

    Insiden kedua yang lebih parah terjadi di Yichang, provinsi Hubei, China tengah, di mana ia pingsan saat bersepeda di jalan, sekali lagi menderita sengatan panas dalam suhu 40 derajat dan kehabisan air.

    “Situasi di Yichang cukup serius. Mantan istri saya bahkan mengendarai sepeda sejauh ratusan kilometer untuk merawat saya,” kenang Zhou, sebagaimana dilansir surat kabar Hong Kong, South China Morning Post (SCMP) pada Jumat (15/11/2024).

    Li mendorongnya untuk meninggalkan perjalanan.

    “Saya melihat ketulusan Anda. Jika kamu benar-benar ingin bersama, tidak perlu mempertaruhkan nyawamu,” ucapnya kala itu.

    Namun, Zhou menolak, bertekad untuk menyelesaikan perjalanan dan membuktikan komitmennya.

    Kemudian, ketika Li sedang dalam perjalanan pulang, dia mengalami mabuk perjalanan di Nyingchi, 400 km dari Lhasa, sehingga Zhou bergegas menolongnya.

    Setelah dia pulih, mereka melanjutkan perjalanan bersama ke Lhasa.

    Setibanya di sana pada 28 Oktober, mereka mengadakan upacara pernikahan kecil dan secara resmi mengumumkan kembali bersatunya mereka.

    Saat ini, Zhou sedang merencanakan perjalanan bersepeda berikutnya ke Nepal dan Eropa, sementara Li telah kembali ke rumahnya di provinsi Jiangsu.

    “Saya tidak kembali bersamanya karena saya berencana untuk terus bersepeda. Perhentian berikutnya: Nepal. Dia juga mengatakan bahwa dia mungkin akan menemui saya setelah dia merasa lebih baik,” jelas Zhou.

    Tahun lalu, sekitar 3,61 juta pasangan bercerai di China, yang menghasilkan tingkat perceraian sebesar 2,6 per 1.000.

    Pada 2021, pemerintah China memberlakukan undang-undang baru yang mewajibkan pasangan untuk menjalani periode “pendinginan” selama 30 hari, yang mengharuskan mereka menunggu 30 hari setelah mengajukan permohonan cerai sebelum perpisahan diselesaikan.

    Kisah pasangan ini menimbulkan reaksi beragam dari warganet China.

    Banyak di antaranya mengkritik mereka karena tidak memiliki komitmen terhadap pernikahan dan tanggung jawab terhadap anak-anak.

    “Ini mungkin terlihat menyentuh, tetapi masalah utamanya adalah keduanya terlalu keras kepala. Kepribadian mereka tidak mungkin berubah. Bahkan jika mereka melakukan perjalanan lebih dari 4.000 km, cinta yang melibatkan penyiksaan satu sama lain tidak mungkin bertahan,” ungkap seorang warganet.

    Netizen lain mempertanyakan, “Siapa yang menjaga anak-anak selama perjalanan mereka? Apakah mereka tidak perlu bersekolah?”.

    Sementara warganet lainnya mempertanyakan komitmen Zhou setelah berhasil rujuk dengan Li, yang malah memilih bersepeda lagi.

    “Sebelum berangkat, sang suami sepenuhnya mengikuti istrinya. Namun setelah sang istri kembali ke rumah, ia memutuskan untuk terus bersepeda ke Nepal dan Eropa tanpa kembali ke rumah terlebih dahulu. Apakah ini daya pikat bersepeda? Untuk membuat seorang pria begitu berbakti hingga ia lupa bahwa ia memiliki seorang istri dan dua orang anak yang menunggu di rumah?” ungkap warganet itu. (*)

     

  • Kecelakaan di Magelang: Pasutri Boncengan Motor Diserempet Truk, Istri Tewas

    Kecelakaan di Magelang: Pasutri Boncengan Motor Diserempet Truk, Istri Tewas

    TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG – Kecelakaan maut terjadi di wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024).

    Sebuah truk menyerempet pasangan suami istri yang berboncengan sepeda motor.

    Insiden itu mengakibatkan sang istri tewas dengan cedera di kepala.

    Kecelakaan lalu lintas ini persisnya terjadi di Jalan Salaman-Borobudur di kawasan Dusun Kenayan, Borobudur, pukul 05.20 WIB.

    Truk yang menyerempet pasangan suami istri di Jalan Salaman-Borobudur, Sabtu (16/11/2024). (Dokumentasi Satlantas Polresta Magelang)

    Kanit Gakkum Satlantas Polresta Magelang Ipda Ricky S Hartono mengatakan, truk dan sepeda motor berjalan satu arah dari Salaman menuju Borobudur.

    Ketika tiba di tempat kejadian perkara, truk Mitsubishi berpelat AA 8278 OK yang dibawa MUS (40) berusaha menyalip sepeda motor Honda Grand dengan nomor polisi AA 4755 MB.

    “Truk berjalan terlalu ke kiri maka menyerempet sepeda motor sehingga oleng dan terjatuh,” beber Ricky dalam keterangan tertulis, Sabtu.

    Honda Grand itu dikendarai HA (51) yang ditemani istrinya SUM (47). Kedua pasangan ini merupakan petani asal Kecamatan Borobudur.

    SUM meninggal usai menderita cedera di kepala.

    Ia sempat dilarikan ke RSUD Muntilan.

    “HA mengalami cedera kepala dan luka lecet di tangan dan kaki.

    (Sekarang) dirawat di RSUD Merah Putih,” ujar Ricky. (*)

     

  • Kecelakaan Maut di Jombang, Petaka 1 Keluarga Boncengan 4 Orang, Ibu dan Anak Tewas Hantam Truk

    Kecelakaan Maut di Jombang, Petaka 1 Keluarga Boncengan 4 Orang, Ibu dan Anak Tewas Hantam Truk

    Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo 

    TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG – Gonceng empat menggunakan satu sepeda motor, satu keluarga di Jombang ini terlibat kecelakaan maut di  di Jalan Nurcholish Madjid, Tunggorono, Jombang pada Sabtu (16/11/2024) sekitar pukul 09.20 WIB. 

    Dua orang tewas seketika dalam insiden mengenaskan ini, termasuk satu bayi.

    Dari informasi yang diterima Tribun Jatim Network, kecelakaan ini melibatkan sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi S-4249-OCK dengan sebuah truk Mitsubishi dengan nomor polisi AG-8319-UW. 

    Sepeda motor tersebut mengangkut empat orang. Meliputi 2 orang ibu dan masing-masing menggendong 1 anak kecil dan 1 bayi.

    FDW (24) yang mengendarai sepeda motor, tewas seketika di tempat kejadian (TKP) karena luka parah yang ia alami di bagian kepala.

    Sementara satu bayi berinisial NAR (7) yang posisinya saat itu sedang dibonceng di bagian depan juga tewas di TKP karena luka parah di bagian kepala.

    Dua orang lainnya mengalami luka ,yakni ZL (38) dan DDA (3 bulan), mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke RSUD Jombang untuk mendapatkan perawatan. 

    Sedangkan, pengemudi truk yak i HDS, tidak mengalami luka serius. Sopir truk ini juga langsung diamankan oleh polisi guna menjalani pemeriksaan.

    Hanya saja, truk yang dikemudikan oleh HDS mengalami kerusakan kecil di bagian depan setelah terlibat kecelakaan dengan sepeda motor tersebut. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto saat dikonfirmasi mengatakan, jika dugaan kuat insiden ini terjadi akibat kelalaian atau ada faktor lain yang hingga ini masih didalami.

    “Kami masih mendalami kronologi kecelakaan, mohon tunggu sebentar,” ungkapnya saya dikonfirmasi. 

  • Kecelakaan Maut di Kediri, Pengendara Motor Tewas usai Tabrak Truk di Simpang Empat Pranggang

    Kecelakaan Maut di Kediri, Pengendara Motor Tewas usai Tabrak Truk di Simpang Empat Pranggang

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Insiden kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan raya jurusan Pare-Wates, tepatnya di simpang empat Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, pada Sabtu (16/11/2024).

    Akibat kejadian tersebut, seorang pengendara sepeda motor tewas setelah menabrak sebuah truk. 

    Kapolsek Plosoklaten, Iptu Dwi Widodo, mengungkapkan bahwa kecelakaan melibatkan dua kendaraan, yaitu sepeda motor Honda Beat dan sebuah truk.

    Korban yang meninggal dunia adalah pengendara sepeda motor, Diana Wita Sari (23), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

    “Satu pengendara motor meninggal dunia,” katanya. 

    Iptu Dwi menjelaskan peristiwa kecelakaan berawal saat Diana yang mengendarai sepeda motor melaju dari arah selatan menuju utara, dari Wates menuju Pare.

    Di saat yang bersamaan, sebuah truk dengan plat nomor AG 9181 UF yang dikemudikan oleh Muhamad Shoheh (57), warga Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten, hendak menyeberang jalan dari arah barat ke timur di simpang empat tersebut.

    Menurut informasi dari pihak kepolisian, pengendara sepeda motor diduga melaju dengan kecepatan tinggi dan kurang berhati-hati.

    Saat berusaha menghindari kendaraan truk yang ada di depannya, sepeda motor tersebut kehilangan kendali dan menabrak truk yang tengah melintas di simpang empat Pranggang. 

    “Akibat tabrakan keras ini, pengendara sepeda motor terjatuh dan mengalami luka berat,” imbuhnya. 

    Setelah menerima laporan kecelakaan, tim kepolisian dari Polsek Plosoklaten langsung menuju ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).

    Namun, meskipun mendapat penanganan medis, pengendara sepeda motor tersebut dinyatakan meninggal dunia akibat luka serius di kepala dan badan.

    Pihak kepolisian lanjut Iptu Dwi Widodo, mengimbau agar seluruh pengguna jalan lebih berhati-hati, terutama saat melintasi simpang empat atau perempatan yang sering menjadi lokasi rawan kecelakaan. 

    “Kami mengingatkan agar pengendara selalu menjaga kecepatan dan kewaspadaan di jalan, agar tidak terjadi kecelakaan seperti yang baru saja terjadi,” tutup Iptu Dwi.

  • 9
                    
                        Sahroni Sebut Warga Arogan dalam Kasus Penyerangan TNI di Deli Serdang, LBH: Melukai Hati Masyarakat
                        Medan

    9 Sahroni Sebut Warga Arogan dalam Kasus Penyerangan TNI di Deli Serdang, LBH: Melukai Hati Masyarakat Medan

    Sahroni Sebut Warga Arogan dalam Kasus Penyerangan TNI di Deli Serdang, LBH: Melukai Hati Masyarakat
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mengecam pernyataan anggota DPR RI
    Ahmad Sahroni
    terkait penyerangan 45 anggota TNI terhadap warga di Desa Selamat, Kecamatan Biru-biru, Sumatera Utara.
    Sahroni menyebut warga di sana tidak boleh arogan dan semena-mena dalam persoalan ini.
    Direktur LBH Medan, Irvan Syahputra mengatakan, pernyataan Sahroni jelas menyakiti hati korban dan masyarakat. Diketahui dalam insiden ini, satu warga tewas dan puluhan lainnya terluka.
    “LBH Medan menyesalkan pernyataan dan sikap Ahmad Sahroni, di mana sikap dan pernyataan tersebut tidak berperspektif korban dan cenderung menyalahkan masyarakat,” ujar Irvan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (16/11/2024).
    Seharusnya, kata Irvan, sebagai wakil rakyat, dia memperjuangkan hak-hak rakyat dengan menyampaikan rasa duka atas kejadian yang menimpa korban dan warga.
    Lalu meminta secara tegas Pangdam/BB untuk mengusut dan menindak tegas oknum anggota TNI yang terlibat, bukan justru sebaliknya.
    “Pernyataan Ahmad Sahroni seakan-akan menormalisasi keadaan dan layaknya pengacara terduga pelaku 33 Anggota TNI yang saat ini sedang diperiksa di Pomdam I/BB,” katanya.
    Irvan menyarankan sebaiknya Ahmad Sahroni turun langsung ke lokasi kejadian dan menanyakan kejadian sebenarnya, lalu memberikan perhatian khusus ke korban dan keluarganya.
    “Bukan malah menyimpulkan bahwa seakan-akan warga yang salah dan tidak mau diimbau,” katanya.
    Lalu, kata Irvan, seharusnya Sahroni juga mengecam tragedi tersebut karena apapun alasannya tidak ada satu pun aturan hukum di negara ini membenarkan menghilangkan nyawa orang tanpa proses hukum atau extra judicial killing.
    “Perbuatan yang diduga dilakukan oknum TNI telah melanggar hak asasi manusia yang memakan 1 korban jiwa, serta 10 orang lainnya luka-luka berat.” 
    “Bahkan membuat trauma yang mendalam terhadap para warga dan anak Desa Selamat, Deli Serdang atas kejadian itu,” katanya.
    LBH juga heran mengapa Sahroni menyampaikan pernyataan tersebut. Padahal jelas Pangdam I/BB telah menyatakan permintaan maaf kepada korban dan keluarganya.
    Pangdam pun menyatakan secara tegas akan memecat para pelaku.
    “Oleh karena itu, LBH Medan menilai pernyataan Ahmad Sahroni telah melukai hati masyarakat karena tidak mengetahui faktanya secara utuh tetapi menyimpulkan seakan-akan warga yang salah,” tutupnya.
    Sebelumnya, Sahroni membuat pernyataan saat melakukan kunjungan kerja di Mapolda Sumut, Jumat (15/11/2024).
    Awalnya dia meminta semua proses penegakan hukum kasus ini diserahkan kepada pihak TNI selaku institusi yang menaungi prajurit tersebut.
    Namun Sahroni juga menyoroti keterlibatan warga dalam kasus ini. Dia meminta warga tidak bersikap arogan terhadap aparat.
    “Rakyat kita ini, kadang arogansinya muncul, karena apa? Narkoba, minum, yang disalahin sekarang ini kebanyakan ya TNI, polisi, dan para pejabatnya,” ujarnya.
    “Tapi kita kan gak tahu, rakyat itu melakukan sesuatu, merugikan siapa? Diimbau, tapi gak merasa dia salah, akhirnya melakukan sesuatu,” tambahnya.
    Sahroni mengatakan masih menunggu informasi dari pemerintah valid dari pihak TNI, namun dalam persoalan ini dia juga mewanti-wanti rakyat untuk tidak bertindak semena-mena terhadap anggota TNI.
    Sebab diketahui, berdasarkan keterangan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, aksi penyerangan dipicu adanya sekelompok anak muda yang tidak terima ditegur anggota TNI karena kebut-kebutan sepeda motor.
    “Jadi rakyat juga jangan semena-mena, gak boleh. Tapi kalau dilakukan semena-mena, gak mau. Seolah-olah institusi menganiaya, menzalimi, padahal sebaliknya,” ujarnya.
    Sebelumnya, Kompas.com melaporkan bahwa sejumlah prajurit Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 KS diduga menyerang warga Desa Selamat pada Jumat (8/11/2024) malam.
    Penyerangan dipicu cekcok di jalan. Akibat penyerangan tersebut, puluhan warga terluka dan satu orang meninggal dunia, yaitu Raden Barus.
    Kepala Desa Selamat, Bahrun menjelaskan, Raden keluar rumah setelah mendengar keributan.
    “Sewaktu keluar itu lah, diduga dia dipukuli puluhan oknum TNI. Ada beberapa luka lebam di bagian tubuhnya,” beber Bahrun.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Geger Aksi Gila Pemotor Lempar Batu ke Bus TJ, Ternyata Ini Motifnya

    Geger Aksi Gila Pemotor Lempar Batu ke Bus TJ, Ternyata Ini Motifnya

    Jakarta

    Belum lama ini, media sosial digegerkan aksi pengendara motor melempar batu ke arah bus TransJakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Aksi gila tersebut membuat kaca depan bus hancur. Apa sebenarnya motif pelaku melempar batu?

    Sebelumnya, aksi pelemparan batu yang dilakukan pemotor di Lenteng Agung tersebut viral setelah dibagikan sejumlah akun media sosial, termasuk @info_jabodetabek di Instagram. Postingan itu langsung memicu ribuan komentar dari warganet.

    “Seorang pengendara motor melempar batu ke arah kaca bus TransJakarta yang melintas di Lenteng Agung dekat stasiun kereta belokan arah Jl Moch Kahfi II. Aksi pelemparan tersebut membuat kaca pecah,” demikian tulis akun @info_jabodetabek, dikutip Sabtu (16/11).

    [Gambas:Instagram]

    Tayangan berdurasi singkat tersebut menunjukkan detik-detik pemotor melempar batu ke arah bus TJ bagian depan. Dalam kondisi setengah macet, persis di tikungan, pemotor itu tiba-tiba turun dari motor. Dia mengambil batu sekepalan tangan, kemudian dilempar ke kaca depan bus.

    Imbasnya, kaca tersebut hancur. Setelah melakukan pelemparan batu, pemotor yang mengenakan celana pendek itu kemudian kabur dengan kecepatan tinggi.

    Tak lama setelah kasus viral, pemotor itu langsung diamankan polisi. Sosok berinisial HE (49) itu kemudian mengungkap motif atau alasan di balik pelemparan batu tersebut.

    “Motifnya pelaku ini pada saat mengendarai sepeda motor merasa dipepet oleh bus TransJakarta tersebut,” kata Kapolsek Jagakarsa Kompol Iwan Gunawan dalam keterangannya, dikutip dari detikNews, Sabtu (16/11).

    Polisi menangkap pengendara motor yang viral melempar batu ke bus TransJakarta di Lenteng Agung, Jaksel. Pelaku mengaku diserempet sehingga melemparkan batu. (dok Polres Jaktim) Foto: Polisi menangkap pengendara motor yang viral melempar batu ke bus TransJakarta di Lenteng Agung, Jaksel. Pelaku mengaku diserempet sehingga melemparkan batu. (dok Polres Jaktim)

    Iwan mengatakan pelaku sempat terlibat cekcok mulut dengan sopir bus TransJakarta. Ketika melintas di Jalan Raya Lenteng Agung Barat, tepatnya sebelah Halte Stasiun Lenteng Agung, pelaku melemparkan batu ke kaca bus TransJakarta.

    “Sebelum kejadian perusakan, pengemudi bus TransJakarta dengan Saudara HE terjadi cekcok mulut,” kata dia.

    (sfn/din)

  • Truk Serempet Pasutri yang Boncengan Motor di Magelang, Istri Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2024

    Truk Serempet Pasutri yang Boncengan Motor di Magelang, Istri Tewas Regional 16 November 2024

    Truk Serempet Pasutri yang Boncengan Motor di Magelang, Istri Tewas
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com –
    Sebuah truk menyerempet pasangan suami istri yang berboncengan dengan sepeda motor di wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten
    Magelang
    , Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2024).
    Insiden itu mengakibatkan sang istri tewas dengan cedera di kepala.
    Kecelakaan
    lalu lintas ini persisnya terjadi di Jalan Salaman-Borobudur di kawasan Dusun Kenayan, Borobudur, pukul 05.20 WIB.
    Kanit Gakkum Satlantas Polresta Magelang Ipda Ricky S Hartono mengatakan, truk dan sepeda motor berjalan satu arah dari Salaman menuju Borobudur.
    Ketika tiba di tempat kejadian perkara, truk Mitsubishi berpelat AA 8278 OK yang dibawa MUS (40) berusaha menyalip sepeda motor Honda Grand dengan nomor polisi AA 4755 MB.
    “Truk berjalan terlalu ke kiri maka menyerempet sepeda motor sehingga oleng dan terjatuh,” beber Ricky dalam keterangan tertulis, Sabtu.
    Honda Grand itu dikendarai HA (51) yang ditemani istrinya SUM (47). Kedua pasangan ini merupakan petani asal Kecamatan Borobudur.
    SUM meninggal usai menderita cedera di kepala. Ia sempat dilarikan ke RSUD Muntilan.
    “HA mengalami cedera kepala dan luka lecet di tangan dan kaki. (Sekarang) dirawat di RSUD Merah Putih,” ujar Ricky.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Tanda Love yang Apiti "Kaka, Mama, Papa" di Dinding Rumah Jadi Tulisan Terakhir Bocah Korban Pembunuhan di Banyuwangi
                        Surabaya

    4 Tanda Love yang Apiti "Kaka, Mama, Papa" di Dinding Rumah Jadi Tulisan Terakhir Bocah Korban Pembunuhan di Banyuwangi Surabaya

    Tanda Love yang Apiti “Kaka, Mama, Papa” di Dinding Rumah Jadi Tulisan Terakhir Bocah Korban Pembunuhan di Banyuwangi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – DCN (7), bocah perempuan di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten
    Banyuwangi
    , Jawa Timur ditemukan tewas pada Rabu (13/11/2024).
    Diduga siswi kelas 1 MI itu adalah korban pembunuhan dan pemerkosaan.
    Sehari sebelum ditemukan meninggal, DCN sempat menulis namanya, kakak, mama dan papa dengan tambahan tanda “love” di tembok luar rumahnya.
    “Ini yang nulis cucu saya sehari sebelum meninggal,” kata kakek korban, S, saat ditemui di rumah duka, Jumat (15/11/2024).
    Saat menceritakan cucu perempuannya, S tampak terpukul dan matanya sembab karena menangis. Menurut dia, DCN adalah anak ceria yang rajin membantu keluarga.
    Selain itu, DCN sangat menyayangi keluarganya dan kerap membantu pekerjaan rumah sang ibu yang sedang hamil 8 bulan.
    Sehari-hari, DCN tinggal bersama ayah, ibu, kakek, nenek, kakak serta sang paman.
    “Anaknya enggak pernah
    neko-neko
    . Biasanya pulang sekolah jam 10 ya langsung pulang enggak mampir-mampir. Dia sayang sekali dengan keluarga,” kata S sambil menghapus air matanya.
    Ia megatakan pada hari kejadian, DCN yang biasa pulang sekolah jam 10.00 WIB tak kunjung pulang.
    Kemudian, sang ibu menghubungi pihak sekolah dan mendapatkan informasi bahwa DCN sudah pulang ke rumah mengendarai sepeda.
    Jarak antara sekolah dan rumah sekitar 1,5 kilometer. Aksesnya jalan tanah dan melewati areal kebun yang cukup luas.
    Biasanya, sang ibu akan menjemput di selatan rumah karena cenderung sepi dan jauh dari pemukiman.
    Saat tahu anaknya tak pulang, sang ibu mencari dibantu pihak sekolah menyusuri jalan yang dilewati korban.
    “Saya di kebun langsung ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan besar,” ujar Sutrisno.
    Tak disangka, sang ibu dan pihak sekolah menemukan sepeda korban berwarna pink di sungai kecil yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya.
    Sementara DCN ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan dan luka di kepala tak jauh dari lokasi sepeda ditemukan.
    “Kok tega pelakunya melakukan itu ke cucu saya, dia masih kecil,” kata S.
    Korban sempat dilarikan ke klinik terdekat, namun kondisinya sudah meninggal dunia.
    Sementara itu ayah korban, AD (35) saat bertemu Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra meminta agar ditemukan dengan pelaku jika sudah tertangkap.
    “Izinkan saya jika pelaku bertemu, hadapkan mukanya pada saya. Saya hanya ingin bertemu dengan pelakunya. Sangat sadis sekali yang sudah dilakukan ke anak saya,” kata AD sambil menangis terisak.
    Kematian korban membuat keluarga syok dan sang ibu yang hamil tua mengurung diri di dalam kamar sambil terus menyebut nama anak perempuannya.
    Sementara itu Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra mengatakan telah memeriksa 10 saksi dan mengamankan barang bukti.
    “Hingga saat ini kami sudah memeriksa hampir 10 saksi dan masih berproses. Saksi dari pihak sekolah, keluarga, warga sekitar. Kami mohon doa seluruh warga masyarakat.”
    “Informasi sekecil apapun kami butuhkan. Bisa disampaikan agar membantu, mempermudah dan mempercepat proses pengungkapan perkara ini,” kata Rama.
    Ia juga mengatakan telah mengamankan beberapa bukti berupa barang milik korban yang ada di tempat kejadian perkara. Barang bukti tersebut ditemukan di beberapa titik di sekitar tempat kejadian perkara.
    “Barang bukti yang kami amankan adalah milik almarhum seperti sepeda, sepatu, permen lolipop. Tidak kami temukan dalam satu tempat, tapi ada di beberapa titik,” kata dia.
    “Selain itu kami sedang identifikasi perhiasan korban yang masih melekat seperti cincin. Kami temukan juga liontin di lokasi. Kami identifikasi juga barang milik korban mana yang hilang,” tambah dia.
    Saat ditanya kapan target pelaku ditangkap, Rama tidak memberikan jawaban pasti.
    “Target kami masih bekerja, semakin cepat semakin bagus. Tim gabungan dari polda (Jatim) sudah turun,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemotor di Lenteng Agung Lempar Batu ke Transjakarta karena Merasa Dipepet 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 November 2024

    Pemotor di Lenteng Agung Lempar Batu ke Transjakarta karena Merasa Dipepet Megapolitan 16 November 2024

    Pemotor di Lenteng Agung Lempar Batu ke Transjakarta karena Merasa Dipepet
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pria berinisial HE (49) melempar batu ke kaca depan
    Transjakarta
    di
    Lenteng Agung
    karena merasa dipepet oleh kendaraan umum tersebut.
    “Pengemudi
    bus Transjakarta
    dengan HE sempat cekcok mulut karena sepeda motor yang dikendarainya dipepet bus tersebut,” kata Kapolsek
    Jagakarsa
    AKP Iwan Gunawan dalam keterangannya, Jumat (15/11/2024).
    Dengan begitu, HE merusak kaca depan bus Transjakarta bernomor polisi B 7597 TGC rute D21 itu dengan melempar sebuah batu.
    Setelah kejadian ini, pihak Transjakarta membuat laporan polisi yang membuat Polsek Jagakarsa akhirnnya menangkap HE pada Jumat (15/11/2024) siang kemarin.
    “Telah diamankan seorang laki laki yang diduga melakukan pengerusakan kaca depan bus Transjakarta,” ucap dia.
    Diberitakan sebelumnya, kaca bus Transjakarta pecah akibat dilempar batu pengendara motor di Jalan Moch Kahfi II, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2024).
    “Kerusakan kaca depan pecah, tidak ada korban dalam kejadian ini,” ujar Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani saat dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).
    PT Transjakarta
    sangat menyesalkan adanya peristiwa tersebut dan tidak akan tinggal diam terhadap aksi pengerusakan.
    PT Transjakarta kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Jagakarsa.
    Ayu mengatakan, perlu mengambil sikap tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
    “Transjakarta sangat fokus terhadap keamanan dan keselamatan pelanggan,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Hindari Pengendara Motor Diduga Mabuk dan Jatuh di Tengah Jalan, Bus Sumber Selamat Terbalik di Magetan
                        Surabaya

    7 Hindari Pengendara Motor Diduga Mabuk dan Jatuh di Tengah Jalan, Bus Sumber Selamat Terbalik di Magetan Surabaya

    Hindari Pengendara Motor Diduga Mabuk dan Jatuh di Tengah Jalan, Bus Sumber Selamat Terbalik di Magetan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – PO Sumber Rahayu mengalami kecelakaan di jalan Raya Maospati–Ngawi tepatnya masuk Desa Malang, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Sabtu (16/11/2024) dini hari.
    Bus dengan nomor polisi W 7122 UP tersebut terguling karena menghindari pengendara sepeda motor yang diduga mabuk dan terjatuh di tengah jalan.
    Akibatnya, bus mengalami kerusakan parah. Namun tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, penumpang dan sopir hanya mengalami luka.
    Kanit Laka Satlantas Polres Magetan, Ipda Sulanjar Tri S, mengungkapkan kronologi peristiwa tersebut.
    Ia mengatakan, kejadian berawal ketika sopir bus berusaha menghindari pengendara motor yang terjatuh di tengah jalan. Sopir membanting stir ke kanan hingga bus terbalik.
    “Kejadiaannya hari Sabtu pukul 03.15 WIB ketika sopir bus berusaha menghindari pemotor yang jatuh ditengah jalan sehingga membanting stir ke kanan yang membuat bus terguling dan terbalik,” ujarnya ditemui di loaski kejadiaan Sabtu (16/11/2024),
    Kondisi bus yang dikemudikan IA (30) warga Desa Pengkolrejo, Kecamatan Japah, Kabupaten  Blora, Jawa Tengah rusak parah.
    Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Penumpang yang berjumlah 20 orang hanya mengalami luka ringan.
    “Sopir hanya luka ringan, tidak ada korban jiwa. Jumlah penumpang 20 semua, hanya luka rungan,” imbuh Sulanjar.
    Ia mengatakan saat ini pihaknya masih berupaya memindahkan bus yang terguling di sisi Timur Jalan Raya Maospati–Ngawi.
    “Ini masih menunggu mobil derek untuk evakuasi dari Madiun. Saat ini kami masih mengupayakan evakuasi,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.