Transportasi: Sepeda Motor Listrik

  • Festival Vokasi Satu Hati 2025 Siapkan Talenta Muda Masuki Era Elektrifikasi

    Festival Vokasi Satu Hati 2025 Siapkan Talenta Muda Masuki Era Elektrifikasi

    JABAR EKSPRES – PT Astra Honda Motor (AHM) dan jaringan main dealernya bersama 713 SMK mitra binaan menyiapkan generasi unggul menyongsong era elektrifikasi dengan serangkaian uji pengetahuan terkait sepeda motor listrik dalam ajang Festival Vokasi Satu Hati (FEVOSH) 2025.

    Ajang uji kompetensi dan pengetahuan teknologi sepeda motor Honda ini diikuti 26.917 siswa dan 2.615 guru SMK dari seluruh Indonesia.

    FEVOSH 2025 digelar sebagai bentuk keberlanjutan sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri otomotif roda dua.

    Untuk memastikan sumber daya manusia unggul yang siap kerja, AHM bersama seluruh jaringan main dealer sepeda motor Honda di seluruh Indonesia menyeleksi para siswa yang telah mempelajari materi ajar kurikulum Teknik Sepeda Motor (TSM) Astra Honda.

    Secara paralel, FEVOSH juga menguji aspek pedagogi dan penguasaan materi teknikal tenaga pengajar SMK mitra binaan.

    Seiring dengan perkembangan industri otomotif, FEVOSH 2025 menghadirkan inovasi dengan menguji kompetensi siswa dan guru dalam penguasaan teori dan praktik teknologi sepeda motor listrik Honda.

    Inisiatif ini merupakan langkah AHM untuk memastikan kurikulum vokasi tetap selaras dengan teknologi terkini yang berkembang di industri sepeda motor.

    Pengetahuan produk sepeda motor listrik Honda hingga SOP standar pemeliharaannya merupakan salah satu materi yang diujikan di ajang ini.

    General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan materi ajar yang dipelajari SMK diharapkan selalu mengikuti perkembangan teknologi agar siswa selalu terkoneksi dengan perubahan di dunia industri.

    Festival Vokasi Satu Hati merupakan wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.

    “Melalui semangat Sinergi Bagi Negeri, kami ingin FEVOSH tahun ini dapat menjadi sarana mengalibrasi pengetahuan dan keterampilan siswa dan guru, termasuk dengan teknologi sepeda motor listrik. Kami yakin kontribusi terhadap dunia vokasi ini menciptakan SDM unggul yang siap bersaing di industri masa depan,” ujar Muhib.

    Seleksi FEVOSH 2025 diselenggarakan secara berjenjang dari tingkat sekolah, regional, hingga nasional. Untuk menjaga kualitas kompetisi, AHM melibatkan tim juri dari Tim Teknik dan Service AHM dan Main Dealer Honda.

  • Pemerintah Jamin Motor Listrik Dapat Subsidi Lagi

    Pemerintah Jamin Motor Listrik Dapat Subsidi Lagi

    Jakarta

    Pemerintah memastikan memberikan subsidi untuk motor listrik. Jaminan itu disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

    “Insentif motor (listrik) dalam waktu dekat (akan diumumkan), dalam waktu dekat ini, sudah finishing up,” ungkap Agus kepada wartawan di arena IIMS 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta.

    Agus belum bisa memastikan berapa kuota subsidi untuk motor listrik tahun ini. Tapi dia memastikan subsidi untuk motor listrik akan diberikan lagi tahun ini.

    “Masih diproses, masih dihitung, tapi pasti ada. Jadi untuk insentif motor listrik akan keluar dalam waktu dekat,” tambah Agus.

    Skema Lain Subsidi Motor Listrik

    Sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Budi Setiyadi, mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan rapat dengan Menko Perekonomian untuk membahas rencana revisi Perpres 55 tahun 2019. Dia secara tak langsung menegaskan, subsidi Rp 7 juta/unit tak lanjut tahun ini.

    Sebagai gantinya, kata Budi, negara telah menyiapkan skema lain, yakni pemberian pajak penyerahan negara ditanggung pemerintah atau PPN DTP. Namun, dia belum bisa mengurai detail skemanya akan seperti apa.

    “Kemungkinan besar (pemberian) PPN DTP, karena subsidi yang Rp 7 juta/tahun bisa dikatakan sudah tidak ada lagi,” ujar Budi Setiyadi saat ditemui detikOto di Senayan, Jakarta Pusat.

    Budi menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan skema subsidi yang sama seperti tahun lalu. Sebab, besarannya dirasa cukup untuk meringankan beban konsumen yang ingin beralih ke motor ramah lingkungan. Namun, dia juga sadar, keuangan negara saat ini juga sedang sulit.

    “Kita sudah memberikan analisis cost benefit kalau pemerintah memberikan subsidi, kita minta kan Rp 7 juta, tapi kalau dilihat dari kondisi sekarang rasanya (sulit). Jadi, kalaupun bukan subsidi, ya paling insentif berupa PPN DTP,” tuturnya.

    Terlepas soal itu, Budi meminta agar pemerintah segera menerbitkan aturan mengenai subsidi motor listrik tahun ini. Menurutnya, jika pengumumannya diundur-undur, konsumen akan terus menahan diri untuk membeli kendaraan baru.

    (lua/rgr)

  • Jaga Pasokan Listrik IIMS 2025, PLN Bawa 3 Gardu Bergerak dan 4 Power Bank Raksasa – Page 3

    Jaga Pasokan Listrik IIMS 2025, PLN Bawa 3 Gardu Bergerak dan 4 Power Bank Raksasa – Page 3

    Pameran otomotif Indonesia International Motor Show atau IIMS 2025 yang digelar mulai 13-23 Februari 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, telah resmi dibuka Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Dalam kesempatan itu, Agus Gumiwang menyampaikan penyusunan aturan insentif dalam pembelian motor listrik tahun 2025 akan rampung dalam waktu dekat.

    “Insentif motor (listrik) dalam waktu dekat ini, sudah finishing up,” katanya.

    Menurut Agus, pemerintah masih menghitung besaran subsidi pembelian motor listrik yang akan diterapkan pada tahun 2025. Pada 2024, pemerintah memberikan subsidi Rp 7 juta dalam pembelian satu sepeda motor listrik per warga berdasarkan kartu tanda penduduk (KTP).

    Menperin belum bisa memastikan apakah nilai subsidi pembelian motor listrik 2025 akan sama dengan 2024. “Masih diproses, masih dihitung, tapi pasti ada. Jadi, untuk insentif motor listrik akan keluar dalam waktu dekat,” kata Agus.

    Pemerintah memberikan subsidi dalam pembelian kendaraan listrik berbasis baterai beroda dua guna mendukung pengembangan kendaraan listrik pada masa transisi menuju penggunaan energi bersih. Dalam program insentif 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp1,75 triliun untuk memberikan subsidi dalam pembelian 200.000 unit motor listrik baru dan 50.000 unit motor konversi. 

  • Gimana Nasib Subsidi Konversi Motor Listrik di Indonesia?

    Gimana Nasib Subsidi Konversi Motor Listrik di Indonesia?

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap nasib subsidi konversi motor listrik di Indonesia. Mereka mengaku masih merumuskan aturan terkait dan hitung-hitungan dana.

    Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan, pihaknya perlu merevisi lebih dulu Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023 soal bantuan pemerintah atas konversi roda dua jadi listrik berbasis baterai.

    “Itu baru ada perubahan Permen-nya. Kan waktu itu Permen-nya hanya sampai 2024, nah kita harus revisi peraturan menterinya,” ujar Eniya saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2).

    Subsidi konversi motor listrik. Foto: Antara Foto/Sulthony Hasanuddin

    Eniya menjelaskan, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia setuju untuk melanjutkan subsidi konversi motor listrik. Namun, pihaknya masih menghitung seberapa besar biaya yang dibutuhkan.

    “Pak menteri sih setuju untuk melanjutkan. Tetapi nanti dananya yang harus dipikirkan,” ungkapnya.

    Ketika ditanya mengenai bocoran skema subsidi, Eniya belum bisa mengungkapnya. Sebab, semuanya masih dalam perumusan bersama.

    “Nah itu nanti yang akan dibahas juga bagaimana skemanya dan jumlahnya. Tetapi sekarang belum ada putusan. Timeline-nya juga belum ada,” kata dia.

    Kementerian ESDM mencatat, realisasi konversi motor listrik selama 2024 tembus sekitar 1.500 unit. Catatan tersebut naik 10 kali lipat dibandingkan realisasi tahun lalu yang hanya 145 unit.

    Teknisi mengkonversi sepeda motor berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik di Bengkel Elders Garage, Pancoran, Jakarta, Jumat (2/8/2024). Kementerian ESDM membuka layanan gratis bagi 500 sepeda motor BBM milik warga bertempat tinggal di Jabodetabek untuk dikonversi menjadi sepeda motor listrik dengan biaya Rp16 juta per unit, tidak termasuk biaya cek fisik, biaya perubahan surat kendaraan, dan biaya rekondisi kendaraan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

    Berbeda dengan pembelian unit baru, konversi motor listrik mendapat subsidi Rp 10 juta dari pemerintah. Nominal tersebut umumnya separuh lebih dari ongkos konversi secara keseluruhan.

    Pekan lalu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah soal nasib subsidi konversi di Tanah Air. Menurut informasi yang mereka dapat, bantuan itu kemungkinan besar akan lanjut tahun ini.

    “Konversi saya denger dari Kementerian ESDM bahwa tahun ini tetap dapat bantuan dari pemerintah. Tapi rencananya berapa? Saya akan coba komunikasi,” kata Budi Setiyadi selaku Ketua Umum AISMOLI.

    (sfn/dry)

  • Harley-Davidson LiveWire LiveWire Tawarkan S2 Mulholland di Eropa, Ini Spesifikasinya

    Harley-Davidson LiveWire LiveWire Tawarkan S2 Mulholland di Eropa, Ini Spesifikasinya

    JAKARTA – Merek sepeda motor listrik dari Amerika Serikat (AS), LiveWire secara resmi meluncurkan model bergaya cruiser bernama S2 Mulholland untuk pasar Eropa.

    Melansir dari Motorcyclenews, Selasa, 11 Februari, motor ramah lingkungan ini dipatok harga 17.890 poundsterling atau setara Rp361,4 juta. Dengan demikian, ini lebih mahal dari dua varian lainnya yakni S2 Del Mar seharga 17.590 poundsterling (Rp355,4 juta) dan S2 Alpinista senilai 17.390 poundsterling (Rp351,4 juta).

    Hal yang membedakan S2 Mulholland dengan beberapa saudaranya ialah posisi berkendara dan postur motornya. Model ini lebih menonjolkan profil samping seperti mobil sport berkat stang riser berukuran enam inci.

    Selain itu, motor tersebut menunjukkan sisi kewibawaannya dengan palang yang lebih tinggi dan jauh ke belakang dibandingkan sebelumnya.

    Kemudian, S2 Mulholland memiliki pelek berukuran 19 inci di bagian depan dan 17 inci pada belakangnya. Keduanya dipadukan dengan ban Dunlop Roadsmart IV demi menambah daya tarik dari motor cruiser ini.

    Hal menarik lainnya ialah LiveWire merancang motor tersebut dengan menggunakan bahan ramah lingkungan di beberapa area, mencakup bodywork dan jok.

    Misalnya, bagian sepatbor depan dan belakang terbuat dari material komposit CAP Hemp dan selubung radiator dan wadah kabel terbuat dari bahan jaring ikan laut yang dibuang. Disamping itu, joknya terbuat dari material silicon bebas minyak bumi yang dapat didaur ulang.

    LiveWire S2 Mulholland disenjatai oleh penggerak listrik yang diklaim memiliki tenaga mencapai 83 hp dan torsi maksimal 263 Nm. Ini dipadukan dengan paket baterai 10,5 kWh terbuat dari lithium.

    Ini sanggup memberikan jarak tempuh hingga 121 mil atau 195 km rute dalam kota dan 73 mil atau 117 km untuk area jalan raya. S2 Mulholland memiliki kemampuan mengisi daya dari 20-80 persen dalam waktu hampir 6 jam dengan perangkat L1 dan 1 jam 18 menit dengan pengecasan L2.

  • Stok Motor Listrik Numpuk, Warga RI Ogah Beli Gara-Gara Ini

    Stok Motor Listrik Numpuk, Warga RI Ogah Beli Gara-Gara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ribuan unit motor listrik menumpuk di tingkat produsen. Penyebabnya karena banyak masyarakat yang menghentikan pembelian.

    Ketua Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setyadi mengatakan masyarakat masih menghentikan pembelian motor listrik karena menunggu keputusan pemerintah melanjutkan pemberian subsidi pada kendaraan atau tidak. Kuota subsidi itu sebelumnya telah habis sejak tahun lalu.

    “Cukup banyak lah intinya, karena masyarakat pada stop buying untuk menunggu insentif subsidi,” kata Budi saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Masyarakat, dia mengatakan masih mengandalkan pembelian berdasarkan subsidi dari pemerintah. Ini dikarenakan daya beli masyarakat yang memang masih menurun.

    Sebelumnya, AISMOLI dan pemerintah telah melakukan rapat untuk keberlanjutan pemberian insentif untuk motor listrik. Rapat tersebut dilakukan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.

    Namun belum ada keputusan akhir dari rapat. Alasannya karena masih diiringi revisi Perpres Nomor 55 Tahun 2019 soal Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

    Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan subsidi senilai Rp 7 juta masih akan dilanjutkan. Namun mereka masih menunggu peraturan menteri keuangan terkait kuota penerima dan pemberlakuannya.

    “Kan kita masih pakai yang Rp 7 juta itu, yang roda dua. Jadi kita harapkan nanti kalau misalnya pun ada aturan yang baru PMK itu, masih tetap mengacu kepada Perpres,” sebut Rudy.

    (mkh/mkh)

  • Stok Motor Listrik Numpuk di Dealer, Subsidi Tak Kunjung Terbit

    Stok Motor Listrik Numpuk di Dealer, Subsidi Tak Kunjung Terbit

    Jakarta

    Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) mengungkap ketersediaan unit motor listrik menumpuk di dealer. Salah satu faktornya masyarakat menunggu kepastian subsidi pembelian untuk tahun 2025.

    “Cukup banyak [stoknya], karena masyarakat stop buying untuk menunggu insentif subsidi,” kata Ketua AISMOLI Budi saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/2), dikutip dariCNBC Indonesia.

    Fenomena turunnya minat motor listrik juga diungkapkan CEO Tangkas Motor Listrik, Agung Pamungkas. Menurutnya, kepastian pemberian subsidi motor listrik yang menggantung bikin orang enggan beralih ke motor listrik.

    “Kalau tidak ada subsidi lagi, maka umumkan, itu lebih baik buat kita, jangan dibuat gantung terus,” jelas dia.

    Pengamat Otomotif dari Akademisi ITB, Yannes Pasaribu menilai sejak berakhirnya insentif pada 2024 lalu, wacana subsidi motor listrik tak kunjung mendapat kejelasan. Hal ini juga berimbas pada pertimbangan masyarakat untuk membeli motor listrik, ditambah daya beli yang masih kurang kompetitif.

    “Ketidakpastian ini menciptakan keraguan di kalangan konsumen, yang merasa bahwa tanpa insentif finansial yang jelas, motor listrik masih terasa mahal dan tidak terjangkau,” kata Yannes kepada detikOto, Jumat (7/2/2025).

    Dia menambahkan tanpa adanya kejelasan atau perpanjangan subsidi, harga motor listrik kembali menjadi beban finansial yang cukup besar bagi sebagian besar konsumen. Selain itu, masyarakat masih merasa lebih nyaman dengan motor bensin yang harganya lebih terjangkau, terutama dalam situasi ekonomi yang masih belum sepenuhnya pulih.

    “Di sisi lain, daya beli masyarakat yang menyusut pada tahun ini akibat stagnasi ekonomi makro Indonesia, juga sangat mempengaruhi keputusan untuk membeli motor listrik,” kata Yannes.

    “Ekonomi Indonesia, terutama di kalangan kelas menengah ke bawah, sedang mengalami tekanan. Meningkatnya biaya hidup, inflasi, dan ketidakpastian ekonomi membuat banyak konsumen memilih untuk menunda pembelian kendaraan baru, apalagi yang harganya lebih tinggi seperti motor listrik,” ungkap dia.

    “Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam penjualan motor listrik, meskipun ada program percepatan adopsi EV dari pemerintah. Tanpa adanya kebijakan yang jelas dan insentif yang pasti, masyarakat low segment ini akan memakai rasionalitasnya dengan memilih untuk tetap menggunakan kendaraan yang lebih terjangkau,” jelas Yannes.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara kemungkinan subsidi Rp 7 juta untuk setiap pembelian unit kendaraan motor listrik diperpanjang di 2025. Subsidi ini diberikan guna mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
    “Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025).

    Meski ada pertimbangan kebijakan efisiensi anggaran, Airlangga menyebut program itu sudah mendapatkan persetujuan sehingga tidak akan terganggu.

    (riar/lua)

  • Kabar Baik! Pemerintah Kasih Sinyal Subsidi Motor Listrik Lanjut

    Kabar Baik! Pemerintah Kasih Sinyal Subsidi Motor Listrik Lanjut

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan sinyal akan melanjutkan subsidi motor listrik tahun ini. Sebab, kata dia, anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2025 dirasa mencukupi.

    “Subsidi harusnya masih tetap.Memungkinkan (APBN dan kondisi fiskal), karena jumlahnya (subsidi motor listrik) sudah disetujui semua. Jadi, program tidak terganggu,” ujar Airlangga, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (7/2).

    Airlangga mengatakan program lanjutan subsidi motor listrik tersebut segera berjalan. Namun, dia tak memberi kepastian kapan ini dimulai dan berapa banyak penerima subsidinya.

    Subsidi motor listrik. Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL

    Lebih jauh, Airlangga meminta seluruh pihak bersabar dan menunggu terbitnya peraturan menteri keuangan (PMK) dari Sri Mulyani. Beleid tersebut akan menjadi kepastian kapan subsidi motor listrik itu akan dimulai.

    Program subsidi tersebut berakhir pada tahun lalu. Pemerintah pada awal tahun ini beberapa kali melakukan rapat tentang rencana revisi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle).

    Konsumen Tunda Beli Motor Listrik

    Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menegaskan, penjualan motor listrik di Tanah Air mengalami penurunan setelah pemerintah tak kunjung mengumumkan skema subsidi terbaru. Sebab, ada sejumlah konsumen yang masih menahan diri.

    Itulah mengapa, AISMOLI meminta agar pemerintah segera menuntaskan proses perumusan subsidi. Sebab, jika terus-terusan ditunda, situasinya pasti akan lebih buruk.

    “Sekarang yang terpenting kita dari asosiasi meminta ada kecepatan dari pemerintah untuk membuat aturan segera, gitu. Karena sekarang ini kalau boleh dikatakan masyarakat masih menunggu,” ujar Ketua Umum AISMOLI, Budi Setiyadi saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat.

    Meski penjualan motor listrik mengalami penurunan, namun Budi bersyukur dengan kemunculan sejumlah merek baru seperti Indomobil eMotor. Sebab, makin ramainya pemain di segmen tersebut membuat kepercayaan konsumen menjadi lebih tumbuh.

    “Pasti iya, pasti (ada dampak ke penurunan penjualan motor listrik). Tapi dengan adanya launching merek baru seperti Indomobil eMotor ini, masyarakat jadi makin percaya kalau ini eranya motor listrik,” kata dia.

    (sfn/lth)

  • Bukan Diskon Rp 7 Juta Lagi, Inikah Skema Baru Subsidi Motor Listrik?

    Bukan Diskon Rp 7 Juta Lagi, Inikah Skema Baru Subsidi Motor Listrik?

    Jakarta

    Meski tahun ini sudah memasuki bulan kedua, namun pemerintah belum memutuskan soal skema subsidi motor listrik terbaru. Kabar terkini yang kami terima, skemanya bukan lagi diskon Rp 7 juta per unit!

    Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI), Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan rapat dengan Menko Perekonomian untuk membahas rencana revisi Perpres 55 tahun 2019. Dia secara tak langsung menegaskan, subsidi Rp 7 juta/unit tak lanjut tahun ini.

    Sebagai gantinya, kata Budi, negara telah menyiapkan skema lain, yakni pemberian pajak penyerahan negara ditanggung pemerintah atau PPN DTP. Namun, dia belum bisa mengurai detail skemanya akan seperti apa.

    “Kemungkinan besar (pemberian) PPN DTP, karena subsidi yang Rp 7 juta/tahun bisa dikatakan sudah tidak ada lagi,” ujar Budi Setiyadi saat ditemui detikOto di Senayan, Jakarta Pusat.

    Motor listrik Alva Cervo Q Foto: Farhan Nurhuda & Luthfi Andika / detikOto

    Budi menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan skema subsidi yang sama seperti tahun lalu. Sebab, besarannya dirasa cukup untuk meringankan beban konsumen yang ingin beralih ke motor ramah lingkungan. Namun, dia juga sadar, keuangan negara saat ini juga sedang sulit.

    “Kita sudah memberikan analisis cost benefit kalau pemerintah memberikan subsidi, kita minta kan Rp 7 juta, tapi kalau dilihat dari kondisi sekarang rasanya (sulit). Jadi, kalaupun bukan subsidi, ya paling insentif berupa PPN DTP,” tuturnya.

    Terlepas soal itu, Budi meminta agar pemerintah segera menerbitkan aturan mengenai subsidi motor listrik tahun ini. Menurutnya, jika pengumumannya diundur-undur, konsumen akan terus menahan diri untuk membeli kendaraan baru.

    Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga sudah memberikan sinyal, subsidi motor listrik Rp 7 juta/unit akan diganti dengan PPN DTP. Sebagai catatan, per tanggal 1 Januari 2025 harga motor listrik pembelian baru dikenai tarif PPN 12 persen.

    (sfn/lth)

  • Penjualan Motor Listrik Lesu Imbas Subsidi Digantung Pemerintah

    Penjualan Motor Listrik Lesu Imbas Subsidi Digantung Pemerintah

    Jakarta

    Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menegaskan, penjualan motor listrik di Tanah Air mengalami penurunan setelah pemerintah tak kunjung mengumumkan skema subsidi terbaru. Sebab, ada sejumlah konsumen yang masih menahan diri.

    Itulah mengapa, AISMOLI meminta agar pemerintah segera menuntaskan proses perumusan subsidi. Sebab, jika terus-terusan ditunda, situasinya pasti akan lebih buruk.

    “Sekarang yang terpenting kita dari asosiasi meminta ada kecepatan dari pemerintah untuk membuat aturan segera, gitu. Karena sekarang ini kalau boleh dikatakan masyarakat masih menunggu,” ujar Ketua Umum AISMOLI, Budi Setiyadi saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat.

    Motor listrik Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL

    Meski penjualan motor listrik mengalami penurunan, namun Budi bersyukur dengan kemunculan sejumlah merek baru seperti Indomobil eMotor. Sebab, makin ramainya pemain di segmen tersebut membuat kepercayaan konsumen menjadi lebih tumbuh.

    “Pasti iya, pasti (ada dampak ke penurunan penjualan motor listrik). Tapi dengan adanya launching merek baru seperti Indomobil eMotor ini, masyarakat jadi makin percaya kalau ini eranya motor listrik,” ungkapnya.

    Skema Subsidi Motor Listrik Berubah

    Di kesempatan yang sama, Budi mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dan rapat dengan Menko Perekonomian untuk membahas rencana revisi Perpres 55 tahun 2019. Dia secara tak langsung menegaskan, subsidi Rp 7 juta/unit tak lanjut tahun ini.

    Sebagai gantinya, kata Budi, negara telah menyiapkan skema lain, yakni pemberian pajak penyerahan negara ditanggung pemerintah atau PPN DTP. Namun, dia belum bisa mengurai detail skemanya akan seperti apa.

    “Kemungkinan besar (pemberian) PPN DTP, karena subsidi yang Rp 7 juta/tahun bisa dikatakan sudah tidak ada lagi,” tuturnya.

    Budi menjelaskan, pihaknya sebenarnya sudah mengajukan skema subsidi yang sama seperti tahun lalu. Sebab, besarannya dirasa cukup untuk meringankan beban konsumen yang ingin beralih ke motor ramah lingkungan. Namun, dia juga sadar, keuangan negara saat ini juga sedang sulit.

    “Kita sudah memberikan analisis cost benefit kalau pemerintah memberikan subsidi, kita minta kan Rp 7 juta, tapi kalau dilihat dari kondisi sekarang rasanya (sulit). Jadi, kalaupun bukan subsidi, ya paling insentif berupa PPN DTP,” kata dia.

    Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga sudah memberikan sinyal, subsidi motor listrik Rp 7 juta/unit akan diganti dengan PPN DTP. Sebagai catatan, per tanggal 1 Januari 2025 harga motor listrik pembelian baru dikenai tarif PPN 12 persen.

    (sfn/lth)