Transportasi: Sepeda Motor Listrik

  • Bocoran Mobil Listrik Polytron yang Rilis Besok, Sudah Nongol di Marketplace

    Bocoran Mobil Listrik Polytron yang Rilis Besok, Sudah Nongol di Marketplace

    Jakarta

    Polytron bakal merilis mobil listrik pertamanya besok di Jakarta, Selasa (6/5/2025). Perusahaan elektronik itu bakal mengekspansi bisnis dari televisi, radio, kulkas, mesin cuci, motor listrik, hingga menjadi pabrikan mobil listrik.

    Perusahaan yang berasal dari Kudus ini baru membagikan potongan siluet dengan warna merah bertuliskan Polytron.

    Namun di salah satu marketplace yang bekerja sama dengan Polytron, sudah terpampang satu mobil listrik Polytron G3+. Tampangnya mirip SUV, sangat kental dengan mobil Skyworth EV K.

    Dalam website global, Skyworth K punya jarak tempuh hingga 620 km, berdasarkan pengetesan NEDC. Perjalanan itu didukung dengan baterai 85.97 kWh, sementara performanya bisa melesat dari titik nol ke 100 km/jam dalam waktu 9,6 detik.

    Mobil listrik Skyworth Foto: Skyworth

    Dalam marketplace Blibli tersebut, mobil listrik Polytron G3+ memiliki jarak tempuh 402 kilometer (CLTC). Kecepatan tertingginya 150 km/jam. Mobil itu menggendong baterai Lithium Fero Phospate (LFP) berkapasitas 51.916 kWh dan power 150 kW.

    Mobil listrik Polytron Foto: Screenshot Blibli

    Mobil itu belum tersedia harganya. Namun terdapat opsi warna Galaxy Grey dan Midnight Black, serta opsi G3.

    Nampaknya mobil listrik pertama Polytron itu tidak terlepas dari rencana kerja sama Skyworth Auto dan Polytron. Perjanjian ini mencakup pembangunan pabrik KD (Knocked Down), pengembangan produk bersama, dan pelokalan perangkat keras dan perangkat lunak.

    Mobil listrik Polytron Foto: Screenshot Blibli

    “Tunggu saja nanti tanggal 6 Mei,” kata Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo kepada detikOto, beberapa waktu yang lalu.

    Skyworth dan Polytron akan mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Pabrik ini bertujuan untuk merampingkan rantai pasokan, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing produk dengan melokalisasi produksi. Kedua perusahaan berencana untuk memproduksi hampir 10.000 kendaraan Skyworth selama tiga tahun ke depan.

    Polytron sedang mengekspansi bisnis otomotif, setelah sebelumnya ikut meramaikan segmen motor listrik. Polytron sudah memulai langkah awal di industri kendaraan listrik dengan meluncurkan sepeda motor listrik Fox-R pada tahun 2022.

    Skyworth Auto merupakan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 2017 dan berpusat di Nanjing. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Skywell New Energy Automobile Group, yang juga memiliki Nanjing Golden Dragon Bus. Skyworth Auto dikenal melalui beberapa model kendaraan listrik, seperti Skyworth K dan CE11.

    (riar/rgr)

  • Bocoran Mobil Listrik Polytron yang Rilis Besok, Sudah Nongol di Marketplace

    Inikah Mobil Listrik Polytron yang Bakal Meluncur di Indonesia 6 Mei?

    Jakarta

    Polytron akan memperkenalkan mobil listrik pertamanya di Indonesia. Well, kira-kira bagaimana spek mobil listrik tersebut?

    Nampaknya mobil listrik pertama Polytron itu tidak terlepas dari rencana kerjasama Skyworth Auto dan Polytron. Perjanjian ini mencakup pembangunan pabrik KD (Knocked Down), pengembangan produk bersama, dan pelokalan perangkat keras dan perangkat lunak.

    “Tunggu saja nanti tanggal 6 Mei,” kata Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo kepada detikOto, beberapa waktu yang lalu.

    Berdasarkan perjanjian tersebut, Skyworth dan Polytron akan mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Pabrik ini bertujuan untuk merampingkan rantai pasokan, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing produk dengan melokalisasi produksi. Kedua perusahaan berencana untuk memproduksi hampir 10.000 kendaraan Skyworth selama tiga tahun ke depan.

    Skyworth Auto merupakan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 2017 dan berpusat di Nanjing. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Skywell New Energy Automobile Group, yang juga memiliki Nanjing Golden Dragon Bus. Skyworth Auto dikenal melalui beberapa model kendaraan listrik, seperti Skyworth K dan CE11.

    Dalam website Skyworth EV dijelaskan, K dipasarkan dalam tiga opsi LHD (Left Hand Drive), RHD (Right Hand Drive), dan i LHD. Mobil itu punya dimensi yang cukup bongsor: panjang 4.720 milimeter (mm), lebar 1.908 mm, tinggi 1.696 mm, dan jarak poros roda depan ke belakang 2.800 mm.

    Mobil listrik Skyworth Foto: Skyworth

    Soal kemampuannya Skyworth K punya jarak tempuh hingga 620 km, berdasarkan pengetesan NEDC. Perjalanan itu didukung dengan baterai 85.97 kWh, sementara performanya bisa melesat dari titik nol ke 100 km/jam dalam waktu 9,6 detik.

    Sementara itu ada versi i LHD yang punya jarak tempuh lebih rendah, yakni 145 km, berdasarkan pengetesan NEDC. Mobil ini punya kapasitas baterai 32.76 kWh.

    Selain itu, Skyworth juga memiliki mobil listrik jenis sedan CE11. Spek teknisnya tidak tercantum, namun mobil ini punya pintu ala-ala Rolls-Royce yang bisa dibuka secara berlawanan arah, atau disebut coach doors.

    Polytron sedang mengekspansi bisnis otomotif, setelah sebelumnya ikut meramaikan segmen motor listrik. Polytron sudah memulai langkah awal di industri kendaraan listrik dengan meluncurkan sepeda motor listrik Fox-R pada tahun 2022.

    (riar/dry)

  • Mobil Listrik Pertama Polytron Rilis di Indonesia Minggu Depan!

    Mobil Listrik Pertama Polytron Rilis di Indonesia Minggu Depan!

    Jakarta

    Polytron bakal rilis mobil pertamanya di Indonesia pekan depan, Selasa (6/5/2025). Seperti apa model yang bakal dipasarkan ke Indonesia?

    Polytron yang dikenal sebagai perusahaan elektronik mulai merambah kendaraan bermotor listrik. Polytron bilang kata kunci dari mobil listrik terbarunya itu bisa diakses lebih luas.

    “Polytron ingin memastikan bahwa teknologi mobilitas masa depan bisa hadir lebih dekat, lebih ramah, dan lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat Indonesia,” kata Commercial Director Polytron, Tekno Wibowo dalam keterangannya dikutip Rabu (30/4/2025).

    Informasi terkait seperti apa model mobil yang dipasarkan ke Indonesia masih belum dilepas ke publik.

    Nampaknya mobil listrik pertama Polytron itu tidak terlepas dari perjanjian Skyworth Auto dan Polytron. Perjanjian ini mencakup pembangunan pabrik KD (Knocked Down), pengembangan produk bersama, dan pelokalan perangkat keras dan perangkat lunak.

    Berdasarkan perjanjian tersebut, Skyworth dan Polytron akan mendirikan pabrik perakitan di Indonesia. Pabrik ini bertujuan untuk merampingkan rantai pasokan, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing produk dengan melokalisasi produksi. Kedua perusahaan berencana untuk memproduksi hampir 10.000 kendaraan Skyworth selama tiga tahun ke depan.

    Skyworth Auto merupakan produsen kendaraan listrik asal Tiongkok yang didirikan pada tahun 2017 dan berpusat di Nanjing. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari Skywell New Energy Automobile Group, yang juga memiliki Nanjing Golden Dragon Bus. Skyworth Auto dikenal melalui beberapa model kendaraan listrik, seperti Skyworth K dan CE11.

    Mobil listrik Skyworth K Foto: Skyworth

    Dalam website Skyworth EV dijelaskan, K dipasarkan dalam tiga opsi LHD, RHD, dan i LHD. Mobil itu punya dimensi yang cukup bongsor: panjang 4.720 milimeter (mm), lebar 1.908 mm, tinggi 1.696 mm, dan jarak poros roda depan ke belakang 2.800 mm.

    Soal kemampuannya Skyworth K punya jarak tempuh hingga 620 km, berdasarkan pengetesan NEDC. Perjalanan itu didukung dengan baterai 85.97 kWh, sementara performanya bisa melesat dari titik nol ke 100 km/jam dalam waktu 9,6 detik.

    Skyworth CE11 Foto: Skyworth

    Selain itu, Skyworth juga memiliki mobil listrik jenis sedan CE11. Spek teknisnya tidak tercantum, namun mobil ini punya pintu ala-ala Rolls-Royce yang bisa dibuka secara berlawanan arah, atau disebut coach doors.

    Polytron sedang mengekspansi bisnis otomotif, setelah sebelumnya ikut meramaikan segmen motor listrik. Polytron sudah memulai langkah awal di industri kendaraan listrik dengan meluncurkan sepeda motor listrik Fox-R pada tahun 2022.

    (riar/dry)

  • Imbas Kebijakan Tarif Donald Trump, Pemerintah RI Tunda Kucurkan Insentif untuk Motor Listrik – Halaman all

    Imbas Kebijakan Tarif Donald Trump, Pemerintah RI Tunda Kucurkan Insentif untuk Motor Listrik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia menunda rencana mengucurkan insentif untuk pembelian sepeda motor listrik pada tahun ini akibat kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke banyak negara, termasuk Indonesia.

    Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkap untuk sementara waktu, perhatian pemerintah difokuskan pada penanganan kebijakan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump.

    “(Rencana insentif motor listrik tahun 2025) masih proses. Soal tarif Trump itu membuat kami harus pending dulu sementara,” katanya ketika ditemui di kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025).

    Meski demikian, ia memastikan proses penggodokan rencana insentif untuk motor listrik pada tahun ini akan terus berlanjut.

    Sebelumnya, Pemerintah akan melanjutkan program subisidi pembelian sepeda motor listrik baru di tahun 2025.

    Kabar ini sudah dikonfirmasi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

    Airlangga menyampaikan skema subsidi untuk pembelian sepeda motor listrik tahun ini akan mengalami perubahan.

    “Jadi PPN DTP untuk pembelian motor listrik baru. Sebelumnya diberikan subsidi Rp 7 juta, kalau sekarang tidak,” ungkap Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

    Pada tahun 2023-2024, untuk setiap pembelian sepeda motor listrik baru yang mendapatkan subsidi Rp 7 juta memiliki syarat 1 KTP 1 unit.

    Tahun ini, skema subsidi akan digantikan dengan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta, menerangkan saat ini aturan mengenai PPN DTP sepeda motor listrik tengah digodok.

    “Saat ini, masih berproses. Nanti kami update,” tutur Setia saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin (24/2/2025).

    Pada awal program subsidi pembelian sepeda motor listrik, tepatnya tahun 2023 dengan skema potongan Rp 7 juta, ada sebanyak 11.532 unit yang diserap masyarakat.

    Sementara pada 2024, sekira 60.823 unit motor listrik yang disubsidi dibeli masyarakat dengan memanfaatkan skema potongan harga Rp 7 juta dari pemerintah. 

  • LG Batal Investasi Baterai di RI, Kemenperin: Pergantian Investor Lazim Terjadi

    LG Batal Investasi Baterai di RI, Kemenperin: Pergantian Investor Lazim Terjadi

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian merespons mundurnya LG Energy Solution dari investasi proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena Indonesia sudah mendapat mitra investasi baru dari perusahaan Tiongkok, yakni Huayou.

    “Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi,” tutur Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangannya dikutip Jumat (25/4/2025).

    Perusahaan yang berkantor pusat di Tongxiang Zhejiang ini bergerak dalam kegiatan penelitian, pengembangan, dan manufaktur material baterai lithium-ionenergi serta material kobalt. Komponen tersebut biasanya digunakan untuk elektronik hingga kendaraan listrik.

    Kemenperin menyebut saat ini sudah ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 10.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 12.000 pcs baterai per tahun dan investasi sebesar Rp15 miliar.

    Sementara itu, terdapat 2 industri baterai sel untuk mobil listrik, yaitu PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG sebagai produsen sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dengan total nilai investasi mencapai USD1,1 miliar dolar AS. Industri sel baterai ini akan memasok 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi mencapai 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi sebesar Rp674 milliar.

    Pabrik sel baterai Hyundai Grup dan LG, PT HLI Green Power di Karawang Foto: Ridwan Arifin

    Kedua, PT International Chemical Industry yang memiliki kapasitas produksi mencapai 100 MWh per tahun (setara dengan 9 juta sel), dengan target total kapasitas produksi sebesar 256 MWh per tahun (setara dengan 25 juta sel).

    Selain PT Hyundai Energy Indonesia terdapat 1 produsen baterai pack lain, yaitu PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang memiliki total nilai investasi lebih dari USD8,7 juta dengan kapasitas produksi sebesar 17.952 unit per tahun.

    Kemenperin menargetkan pada tahun 2030, industri otomotif di dalam negeri dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik. Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

    Hingga saat ini, di Indonesia sudah ada 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 2,28 juta unit per tahun dan total investasi sebesar Rp1,13 triliun. Kemudian, terdapat 9 perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 70.060 unit per tahun dan investasi sebesar Rp4,12 triliun.

    Ada pula, 7 perusahaan yang memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi sebanyak 3.100 unit per tahun.

    “Jadi, keseluruhan investasi tersebut sebesar Rp5,63 triliun. Investasi ini yang perlu kita jaga, karena membawa multiplier effect bagi perekonomian kita, termasuk pada peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia,” ungkap Agus.

    (riar/rgr)

  • Menperin pastikan mundurnya LG tak pengaruhi pengembangan ekosistem EV

    Menperin pastikan mundurnya LG tak pengaruhi pengembangan ekosistem EV

    Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan mundurnya investasi perusahaan Korea Selatan, LG dari konsorsium proyek baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), tidak memengaruhi pengembangan ekosistem kendaraan bersih tersebut di tanah air.

    “Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia. Akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai perencanaan dan targetnya, apalagi sudah ada yang berproduksi,” kata Menperin di Jakarta, Kamis.

    Menurut Menperin, saat ini, sudah ada dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk motor listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 10.000 baterai per tahun dengan investasi sebesar Rp18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru yang memiliki kapasitas produksi sebanyak 12.000 baterai per tahun yang memiliki nilai penanaman model Rp15 miliar.

    Sementara itu, terdapat dua industri baterai sel untuk mobil listrik, yaitu PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG sebagai produsen sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama sebanyak 10 GWh dan total investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS atau Rp18,5 triliun.

    Menurut Menperin, industri sel baterai ini akan memasok 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai yang memiliki kapasitas produksi mencapai 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi sebesar Rp674 miliar.

    Selanjutnya, PT International Chemical Industry yang memiliki kapasitas produksi mencapai 100 MWh per tahun atau setara dengan 9 juta sel baterai, dengan target total kapasitas produksi sebesar 256 MWh per tahun atau setara dengan 25 juta sel baterai.

    Lebih lanjut, Menperin menyampaikan, selain Hyundai Energy Indonesia terdapat satu produsen baterai pack lain, yaitu PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia yang memiliki total nilai investasi lebih dari 8,7 juta dolar AS atau Rp146,8 miliar dengan kapasitas produksi sebesar 17.952 unit per tahun.

    “Perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia ini semakin tumbuh, dengan kapasitas yang jauh melampaui perkembangan pasar. Hal ini juga didorong dari berbagai kebijakan strategis dari pemerintah, termasuk memberikan kepastian dan kemudahan usaha, penyusunan roadmap, serta pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” kata Menperin.

    Kemenperin menargetkan, pada 2030, industri otomotif di dalam negeri dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga, serta 600 ribu unit mobil dan bus listrik.

    Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Insentif Tak Kunjung Ketok Palu, Penjualan Motor Listrik Lesu!

    Insentif Tak Kunjung Ketok Palu, Penjualan Motor Listrik Lesu!

    Jakarta

    Pemerintah terus menggenjot adopsi kendaraan listrik di Indonesia. Namun hingga awal April 2025, penjualan motor listrik justru belum menunjukkan geliat berarti.

    Menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), penyebab utama penjualan motor listrik masih lesu ini adalah insentif yang tak kunjung diketok palu oleh pemerintah.

    “Sekarang ini penjualan sepeda motor listrik dengan berbagai skema yang ada (tahun lalu) akhirnya kembali ke skema semula, kita jual dengan kondisi yang ngga ada subsidi, tapi karena masyarakat tau bahwa tahun kemarin ada subsidi jadi banyak yang nunggu akhirnya nggak membeli dulu, nahan membeli,” kata Eko Prabowo, Ketua Asimoli dikutip dari CNBC Indonesia.

    Sepanjang kuartal I 2025, motor listrik yang terjual baru sekitar 2.000 unit. Jumlah ini jauh dari target pemerintah yang mematok angka 200 ribu unit hingga akhir tahun.

    Perlu diingat bahwa, penjualan motor listrik sempat naik drastis pada 2024 lalu. Hal tersebut dikarenakan adanya insentif potongan harga hingga Rp 7 juta untuk setiap unit yang memenuhi syarat.

    Namun memasuki 2025, program insentif tersebut belum diperpanjang secara resmi. Baik produsen maupun konsumen kini menanti kejelasan. Hingga pertengahan April ini, kebijakan baru belum juga diumumkan.

    “Kita sudah bersurat ke Kementerian terkait Kemenko Ekonomi, Menkeu, Menperin, Menteri ESDM karena yang diberi subsidi bukan hanya motor baru, tapi konversi juga. Kita usulkan tahun 2025 diteruskan yang 2024 saja karena sudah bagus sistem. Dan besaran subsidi, kalau bisa jangan dikurangi,” kata Budi.

    Motor listrik baru United. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Situasi ini membuat produsen menahan pasokan dan konsumen memilih menunggu. Tanpa insentif, harga motor listrik jadi kurang menarik dibanding motor konvensional.

    Selain itu, masih ada tantangan lain seperti keterbatasan infrastruktur pengisian daya, harga baterai yang tinggi, hingga keraguan masyarakat terhadap daya tahan motor listrik.

    Aismoli juga mengaku sudah meminta waktu kepada Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Moeldoko, untuk berdiskusi soal skema subsidi agar bisa dilanjutkan seperti tahun 2024.

    Mereka berharap ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap industri motor listrik. Terlebih dengan suplai yang tinggi saat ini, para pelaku industri merasa sangat membutuhkan insentif agar stok tidak menumpuk.

    “Perlu percepatan supaya ngga menggantung seperti sekarang ini, sehingga masyarakat bisa langsung membeli dan kemudian industri dengan persiapan cukup banyak bisa langsung menjual karena sekarang kita overstock, jadi banyak barang motor listrik dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) 40% sekarang banyak numpuk, bukan hanya di industri, tapi di diler-diler,” tutup Budi.

    (mhg/riar)

  • Tarif Baru Trump Berpotensi Pengaruhi Industri Otomotif Nasional

    Tarif Baru Trump Berpotensi Pengaruhi Industri Otomotif Nasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, terhadap 185 negara termasuk Indonesia, dikhawatirkan dapat memberikan dampak terhadap sektor industri nasional, khususnya otomotif di ranah kendaraan listrik.

    Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi menjelaskan, meskipun Indonesia tidak secara langsung mengekspor sepeda motor listrik maupun komponennya ke AS, efek tidak langsung dari kebijakan tersebut tetap harus diwaspadai.

    “Dari sisi makroekonomi, kebijakan ini bisa menimbulkan tekanan terhadap inflasi serta melemahkan daya beli masyarakat. Negara-negara lain yang juga terdampak, seperti Tiongkok, kemungkinan besar akan mengalihkan target pasar mereka ke negara lain, termasuk Indonesia,” ujar Budi dikutip dari Antara, Sabtu (5/4/2025).

    Untuk mengantisipasi dampak dari kebijakan dagang global tersebut, pemerintah dinilai perlu mengambil langkah aktif guna melindungi pelaku industri lokal agar tidak terlalu terdampak oleh lonjakan produk impor.

    Menurut Aismoli, upaya konkret dari pemerintah diperlukan untuk mengantisipasi tarit Trump tersebut, seperti penguatan pasar dalam negeri serta kebijakan yang mendukung industri lokal.

    Salah satunya adalah menjaga penerapan kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) agar produk lokal tetap memiliki daya saing dan tidak tergeser oleh produk luar.

    Berdasarkan daftar negara yang terdampak tarif baru dari AS, Indonesia menempati peringkat kedelapan dengan tarif sebesar 32%. Selain itu, sekitar 60 negara lain akan dikenai tarif timbal balik yang setara dengan separuh tarif yang mereka terapkan terhadap AS.

    Indonesia bukan satu-satunya negara Asia Tenggara yang terdampak. Negara, seperti Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand juga masuk dalam daftar, masing-masing dikenai tarif sebesar 24%, 49%, 46%, dan 36%.

    Trump menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri. Menurutnya, Amerika Serikat telah mengalami kerugian akibat praktik perdagangan internasional yang dinilai tidak adil. Kebijakan tarif Trump ini diumumkan dalam acara bertajuk “Make America Wealthy Again” yang digelar di Rose Garden, Gedung Putih.

  • Insentif Tak Kunjung Ketok Palu, Penjualan Motor Listrik Lesu!

    Begini Dampak Buruk Kebijakan Trump untuk Industri Motor Listrik RI

    Jakarta

    Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik (AISMOLI), Budi Setiyadi menegaskan, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal tarif resiprokal 32 persen ke Indonesia akan mengganggu industri nasional, termasuk kendaraan listrik.

    Budi menjelaskan, meski Indonesia belum menjadi negara pengekspor motor listrik atau komponennya ke Amerika Serikat, namun dampaknya dapat dirasakan secara tak langsung di dalam negeri.

    “Secara makro akan beresiko terhadap inflasi dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, negara-negara lain yang mengalami kondisi serupa, seperti China, akan mencari pasar alternative selain Amerika Serikat,” ujar Budi Setiyadi melalui keterangan resminya, dikutip Sabtu (5/4)

    Presiden AS Donald Trump saat umumkan kebijakan baru. Foto: AP/Mark Schiefelbein

    Dengan populasinya yang besar dan daya beli yang kuat, Indonesia masih dianggap pasar yang menarik. Itulah mengapa, AISMOLI meminta pemerintah untuk melakukan inisiatif-inisiatif untuk melindungi produsen lokal dari kemungkinan gempuran barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri.

    “Salah satu lingkup yang perlu dijaga oleh pemerintah adalah kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk melindungi produk- produk lokal Indonesia dan mencegah dominasi produk impor,” tuturnya.

    “Tidak hanya dari sisi kebijakan, pengawasan pemerintah dalam memastikan kebijakan TKDN sudah dijalankan secara tepat oleh industri juga perlu diperkuat,” kata dia menambahkan.

    Diketahui, Indonesia berada di urutan ke delapan dalam daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenakan tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.

    Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen, dan 36 persen.

    (sfn/lth)

  • Jangan Sampai Keliru! Ini Perbedaan dan Cara Menggunakannya

    Jangan Sampai Keliru! Ini Perbedaan dan Cara Menggunakannya

    Jakarta: Seiring berkembangnya teknologi kendaraan listrik di Indonesia, dua istilah mulai sering muncul yakni SPKLU dan SPLU. 
     
    Keduanya sama-sama berkaitan dengan penyediaan listrik, tapi memiliki fungsi yang berbeda. Melansir Antara, kita bahas perbedaan dan cara menggunakan keduanya!

    Apa itu SPKLU?
    SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) adalah fasilitas khusus untuk mengisi daya kendaraan listrik seperti mobil listrik dan bus listrik. 
     
    SPKLU pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada 2019 sebagai bagian dari upaya mempercepat adopsi kendaraan listrik.

    Ciri-ciri SPKLU:

    – Digunakan untuk mengisi daya kendaraan listrik besar (mobil dan bus listrik)
    – Memiliki kapasitas daya besar (22 kW – 150 kW)
    – Biasanya ada di pusat perbelanjaan, rest area, dan lokasi strategis lainnya
    – Menggunakan aplikasi Charge.IN untuk pembayaran
    – Dilengkapi berbagai jenis konektor pengisian (AC charging, DC charging CHAdeMO, dan CCS2)
     

    Apa itu SPLU?
    SPLU (Stasiun Penyedia Listrik Umum) adalah sumber listrik yang disediakan untuk kebutuhan umum, seperti pedagang kaki lima atau masyarakat yang memerlukan listrik sementara. 

    SPLU sudah ada sejak 2016 dan biasanya bisa ditemukan di trotoar, taman kota, atau area publik lainnya.

    Ciri-ciri SPLU:

    – Digunakan untuk kebutuhan listrik umum (pedagang kaki lima, acara outdoor, dll.)
    – Kapasitas daya lebih kecil (5,5 kW – 22 kW)
    – Bisa dipakai untuk mengisi daya sepeda motor listrik, tapi bukan mobil listrik
    – Menggunakan sistem token listrik PLN atau e-money untuk pembayaran
    – Bentuknya seperti kotak listrik yang dipasang di tiang atau dinding
     

    Cara menggunakan SPKLU dan SPLU

    Cara menggunakan SPKLU:

    Download aplikasi Charge.IN di HP
    Buat akun dan isi saldo di aplikasi
    Cari lokasi SPKLU terdekat melalui aplikasi
    Sambungkan charger ke kendaraan listrik
    Scan barcode di konektor charger melalui aplikasi
    Pilih jumlah kWh, lalu konfirmasi pengisian
    Tunggu hingga pengisian selesai, lalu cabut charger

    Cara menggunakan SPLU:

    Cari SPLU yang tersedia di sekitar kamu
    Catt nomor seri meter pada kotak SPLU
    Beli token listrik melalui PLN atau mitra resmi
    Masukkan kode token ke meteran SPLU
    Gunakan listrik sesuai kebutuhan dan matikan perangkat setelah selesai

    Kenapa perlu tahu perbedaannya?
    Momen mudik Lebaran sudah di depan mata, dan pengguna kendaraan listrik pasti butuh akses pengisian daya. Kalau kamu pakai mobil listrik, pastikan mencari SPKLU, bukan SPLU. Salah tempat bisa bikin perjalananmu terganggu!
     
    Jadi, sekarang kamu sudah tahu kan bedanya SPKLU dan SPLU? Pastikan memilih yang sesuai dengan kebutuhanmu biar nggak salah tempat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)