Transportasi: Sepeda Motor Listrik

  • Gagal Curi Motor Listrik, Pemuda di Way Kanan Lampung Babak Belur Dihajar Massa

    Gagal Curi Motor Listrik, Pemuda di Way Kanan Lampung Babak Belur Dihajar Massa

    Liputan6.com, Lampung – Seorang pemuda berinsial AP (19) diamankan warga bersama polisi. Pelaku pencurian sepeda motor listrik itu babak belur dihajar massa.

    Peristiwa percobaan pencurian sepeda motor tersebut terjadi di Kampung Bali Sadhar Utara, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Kamis malam (28/11/2024).

    Pelaku AP merupakan warga Kampung Tanjung Bulan, Kecamatan Kasui, kabupaten setempat. 

    Kapolres Way Kanan, AKBP Adanan Mangopang mengatakan, peristiwa percobaan pencurian sepeda motor itu terungkap ketika pemilik kendaraan mendengar suara alarm motor listrik miliknya berbunyi di halaman rumah.

    “Korban yang berada di dalam rumah pun langsung ke luar untuk melihat motornya. Pada waktu yang bersamaan ada seorang pria yang diduga pelaku pencuri motor listrik tersebut lari ke arah belakang rumah korban,” kata AKBP Adanan, Minggu (1/12/2024).

    Adanan menuturkan, korban pun langsung berteriak meminta pertolongan kepada warga setempat untuk mengejar terduga pelaku.

    “Lalu korban berteriak bahwa ada maling sambil mengejar pelaku, lalu warga yang mendengar teriakan tersebut langsung ikut mengejar. Tak berselang lama, beberapa warga berhasil mengamankan seorang laki-laki yang diduga sebagai pelaku percobaan pencurian motor listrik tersebut,” ungkapnya. 

    Pasca tertangkap, pelaku sempat menjadi bulan-bulanan sejumlah warga setempat karena kesal atas perbuatan AP. 

    “Menerima laporan dari masyarakat, personel dari Mapolsek Banjit langsung menuju TKP dan mengamankan terduga pelaku dari amukan massa yang terus berdatangan,” terangnya.

    Kapolres menyampaikan, korban mengalami luka di bagian kepala dan saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit di Kota Bumi.

    “Sudah berhasil diamankan malam itu juga, pelaku sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Handayani Kota Bumi. Untuk informasi lebih lanjut nanti kami sampaikan, proses penyelidikan terkait peristiwa ini masih terus berlanjut,” pungkasnya.

     

     

    Mahasiswi Melahirkan Sendirian di Toilet Lantas Pukul dan Cekik Bayinya hingga Tewas

  • Tabrak Kakak-Adik Hingga Meninggal, Warga Tiongkok Diadili di Surabaya

    Tabrak Kakak-Adik Hingga Meninggal, Warga Tiongkok Diadili di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com)- Huang Renyi diadili lantaran menabrak kakak adik hingga meninggal dunia. Huang Renyi yang tercatat sebagai warga Tiongkok ini dijerat pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Setelah sidang, saksi H. Edy Wijaya kepada awak media menceritakan kalau dalam persidangan sempat terjadi perdebatan antara dia dengan tim penasehat hukum terdakwa Huang Renyi tentang uang santunan sebesar Rp120 Juta yang diklaim sudah diserahkan kepada orangtua korban di Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT), menjelang 40 hari setelah kejadian kecelakaan itu terjadi.

    “Keluarga korban tergolong tidak mampu di desanya, mereka hanya seorang buruh tani. Korban adalah anak mereka yang baru lulus sekolah lantas disuruh bekerja untuk membiayai kehidupan orangtua dan adik-adiknya,” kisahnya.

    Menurut Edy, kedua korban ini baru bekerja 3,5 bulan di tempatnya. Biasanya, kata Edy, kalau dapat gaji dari dia, masing-masing sebesar Rp.2 Juta, maka yang Rp.1,5 Juta dikirim oleh korban kepada orang tuanya. Sedangkan sisanya yang Rp500 ribu dipaka sendiri.

    “Biasanya saya yang disuruh transfer. Mereka adalah anak-anak yang sangat baik, ibadahnya juga luar biasa. Saya sangat terkesan sekali dengan kedua korban meskipun baru 3,5 bulan bekerja ikut saya,” lanjutnya.

    Edy juga mengungkapkan kalau terdakwa Huang Renyi ditempat kejadian perkara tidak menampakan rasa bersalah sama sekali dengan tidak pernah menolong korban.

    “Jadi hanya saya dan security Grand Pakuwon yang menolong. Parahnya lagi, sejak kejadian hingga dua bulan berlalu tidak ada satu rupiahpun santunan yang diberikan oleh terdakwa. Giliran untuk meringankan hukumannya, terdakwa ini mau memberikan santunan. Meski hingga saat ini kedua orang tua korban di Manggarai tidak mau menerima santunan itu,” tuturnya.

    Kepada awak media, Edy juga mengatakan menolak terkait klaim dari terdakwa di persidangan yang mengatakan hendak membantu mencarikan ambulans.

    “Gimana mau membantu wong bahasa Indonesia saja tidak bisa. Mirisnya lagi, terdakwa ini memakai kakinya sewaktu memastikan apakah kondisi korban sudah meninggal atau tidak. Melihat tindakan semacam itu hampir saja terdakwa ini saya pukul. Saya sudah angkat batu tapi dipegangi oleh security,” katanya.

    “Terdakwa ini menabrak bukan satu kali tapi enam kali. Ada bekasnya semua dan pihak polisi juga tahu,” tutur Edy.

    Mengakhiri wawancaranya, Edy berharap hukum ditegakkan agar kedapan para WNA tidak lagi memperlakukan nyawa dari para pribumi dengan sembarangan.

    “Juga untuk membangun marwah PN Surabaya setelah kasus Ronald Tanur. Jangan pernah mau menerima ini dan itu dari terdakwa. Semoga tidak ada belanja jaksa dan belanja hakim di kasus kecelakaan ini. Sebab ini menyangkut dua nyawa. Saya ingin melihat berapa tuntutan dari Jaksa dan berapa vonis dari hakim,” pungkas H. Edy Wijaya.

    Sebelumnya dalam surat dakwaan disebutkan, Minggu, 1 September 2024 sekitar pukul 18.41 WIB dalam kondisi mengantuk, terdakwa Huang Renyi keluar dari rumahnya mengemudikan Mobil Pajero dari arah Barat ke Timur di Jalan Row 30 Tahap III Grand Pakuwon Surabaya.

    Selanjutnya, tepat di depan Cluster Brisbane Blok JD-17 No.30 Surabaya, terdakwa menabrak sepeda listrik roda tiga warna merah merk Uwinfly yang dikemudikan berboncengan oleh korban Dionisia Mbelong dengan korban Kristiani Kasi dari arah yang sama dengan terdakwa.

    Sebetulnya terdakwa sempat berusaha melakukan pengereman. Namun saat itu terdakwa malah salah injak pedal gas, sehingga laju mobil yang dikendarainya tidak dapat berhenti dan akibatnya menyeret sepeda listrik yang dikendarai oleh kedua korban beberapa meter ke depan.

    Sehingga posisi sepeda motor listrik yang dikendarai oleh korban Dionisia dan Kristiani sudah berada dibawah kolong mobil terdakwa dan korban Dionisia dan Kristiani saat itu dalam kondisi berlumuran darah serta tidak sadarkan diri.

    Buntut dari kecelakaan itu, datanglah saksi Robert Aji Nur Adita, petugas security Grand Pakuwon Surabaya. Karena dua korban dalam kondisi berlumuran darah dan tidak sadarkan diri, saksi Robert pun menghubungi rekan security lainnya yaitu saksi Bagus Arrochman, untuk memanggil ambulans.

    Lima menit kemudian, datanglah saksi H. Edy Wijaya selaku bos dari korban Dionisa dan Kristiani membantu mengeluarkan kedua tubuh korban dari kolong mobil sambil menunggu ambulan datang.

    Dirasa terlalu lama menunggu ambulans, akhirnya kedua korbab dilarikan ke Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya oleh saksi Kevin Andri Setiawan selaku security Grand Pakuwon Surabaya.

    Namun takdir berkata lain, 10 menit setibah di rumah Sakit, korban Dionisia dinyatakan meninggal dunia oleh Dokter, sedangkan Kristiani menyusul kakaknya meninggal pada Selasa 3 September 2024 sekira pukul 05.30 WIB di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada Surabaya. [uci/suf]

  • Ngeri! Cerita Pemotor Hampir ‘Lewat’ Terjerat Kawat

    Ngeri! Cerita Pemotor Hampir ‘Lewat’ Terjerat Kawat

    Jakarta

    Seorang pebalap off-road, Taddy Blauziak, curhat ada orang yang tidak senang dengan olahraga motor off-road. Bahkan dia bercerita nyaris mati, jika kawatnya turun sampai ke leher.

    Dalam akun instagramnya, Taddy Blazusiak menderita luka yang dalam di wajahnya. Luka tersebut didapat minggu ini ketika Taddy Blazusiak menuju rute latihan.

    Dia menabrak kawat yang direntangkan di rute pelatihannya. Kawat itu bersentuhan dengan wajahnya, dia menderita luka yang dalam.

    Padahal pebalap motocross 41 tahun itu mengendarai sepeda motor listrik Stark Varg, jadi dia sama sekali tidak membuat suara.

    “Jadi inilah yang terjadi pada saya, saat mengendarai motor trail dalam perjalanan menuju tempat latihan saya pada hari Senin 11.11, saya bertemu dengan kawat yang sengaja digantung oleh seseorang di jalan setapak,” kata Blazusiak dikutip dari akun instagramnya.

    Dia masih bersyukur lantaran perangkap kawat itu tidak mengenai lehernya.

    “Untungnya entah bagaimana saya terkena di sudut keluar dari tikungan sehingga bahu kanan saya dan di antara pelindung dagu, helm saya dan kacamata, jika kawat itu akan melewati bagian dagu ke leher saya, kemungkinan besar saya tidak akan menulis postingan ini,” kata dia.

    [Gambas:Instagram]

    “Semua baik-baik saja di sini, saya dijahit dengan operasi plastik, jadi saya berharap otot-otot wajah dan bekas luka saya akan baik-baik saja. Saya tidak bisa berhenti memikirkan, bagaimana jika saya mengenai langsung di leher saya,” jelasnya lagi.

    Pihak berwenang Polandia telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut. Peristiwa tersebut, menurut apa yang telah ditemukan sejauh ini, dilakukan dengan sengaja.

    Dikutip dari quotidianasport, peristiwa kawat yang mencelakai motocross bukan kali pertama terjadi.

    Di Italia pada tahun 2007 Marco Badiali (48 tahun) meninggal dunia, setelah pergi untuk tamasya motocross yang tenang dengan teman-teman di Modena Apennines, dia fatal menabrak kawat berduri setinggi manusia.

    Lalu pada tahun 2011, Manuel Colantuono (19 tahun) dia kehilangan nyawanya dengan cara yang sama: kabel baja berkarat, ditempatkan setinggi manusia, yang disamarkan dengan vegetasi.

    (riar/rgr)

  • Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025

    Insentif Berlanjut, DRMA Incar Peluang Bisnis Kendaraan Listrik di 2025

    Jakarta: Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berkomitmen untuk mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik di tahun depan. Ini seiring dengan kondisi bisnis kendaraan listrik di Indonesia yang dinilai masih akan bertambah cerah lagi.
     
    Maklum saja, sebab aturan pemerintah mengenai syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Apalagi Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menegaskan akan tetap melanjutkan beberapa insentif prioritas pada 2025.
     
    Salah satunya adalah insentif Pajak Pertambahan Nilai PPN (PPN) satu persen untuk mobil listrik. Jika direalisasi, usulan tersebut tentunya akan menambah daya dorong untuk pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang.
    Untuk bisa mendapatkan insentif tersebut, kendaraan listrik tersebut harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40 persen. Tentu saja, insentif PPN ini akan mendorong peningkatan TKDN pada kendaraan listrik yang beredar di Indonesia. Dan pada saat yang sama, insentif ini juga akan memacu pertumbuhan industri komponen lokal.
     
    “Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri,” kata President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso dalam Public Expose DRMA di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
     
    Terkait hal itu pula yang membuat DRMA mengincar peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan ‘Dharma Connect’, yaitu ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik.
     
    Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).
     

     

    Pede pertahankan kinerja

    Di sisi lain, Irianto optimistis dapat mempertahankan kinerja di kuartal keempat tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi dimana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.
     
    “Pertahankan kinerja yang baik di kuartal keempat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami,” tegas Irianto.
     
    Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis.
     
    Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perseroan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.
     
    Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.
     
    “Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” tambah Irianto.
     
    Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perseroan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang.
     
    Dalam hal ini, DRMA telah bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase TKDN.
     
    Adapun pada kuartal III-2024 DRMA membukukan penjualan Rp4 triliun. Dalam situasi industri yang kurang bersahabat di 2024 ini, perseroan bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan 20 persen secara kuartalan (qoq). Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan sebesar lima persen.
     
    Sementara laba usaha tercatat sebesar Rp548 miliar, naik 65 persen (qoq), meskipun turun 20 persen secara tahunan (yoy). Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp412 miliar, meningkat 69 persen (qoq).
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (HUS)

  • Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Emiten Otomotif Ini Cetak Laba Rp 412 M, Bidik Industri Kendaraan Listrik

    Jakarta

    Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan laba bersih Rp 412 miliar pada kuartal III-2024. Angka itu meningkat 69% secara kuartal ke kuartal.

    President Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso mencatat perusahaan membukukan penjualan Rp 4 triliun atau naik 20% secara kuartal ke kuartal. Meskipun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ada penurunan 5%. Laba usaha tercatat sebesar Rp 548 miliar, naik 65% kuartal ke kuartal, meskipun turun 20% secara tahun ke tahun.

    Irianto optimis dapat mempertahankan kinerja di kuartal IV tahun ini. Optimisme tersebut didukung oleh peningkatan efisiensi kerja dengan melakukan improvement secara terus-menerus dalam sistem produksi yang di mana salah satunya adalah dengan otomatisasi sistem produksi, serta situasi dunia usaha yang mulai bergairah menyambut dimulainya kerja pemerintahan yang baru.

    “Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya secara lebih optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri. Oleh karenanya, mempertahankan kinerja yang baik di kuartal ke empat tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (14/11/2024).

    Dalam hal peningkatan efisiensi, anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis. Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai ini, perusahaan berharap bisa menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Tanah Air.

    Sementara itu, anak perusahaan yang lain, yaitu PT Dharma Precision Parts (DPA) telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W.

    Saat ini, BLDC yang diproduksi oleh DRMA telah digunakan dalam bisnis konversi kendaraan 2W berbahan bakar ICE menjadi EV. Nantinya, beroperasinya pabrik baru ini otomatis menciptakan sumber pendapatan baru bagi Perseroan.

    “Battery pack dan BLDC ini merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi perseroan,” tambah Irianto.

    Strategi ini akan memperkuat posisi cengkeraman terhadap pangsa pasar perusahaan saat ini, dan sekaligus membuka peluang untuk memperluas pangsa pasar melalui peluncuran model baru di masa mendatang. Dalam hal ini, DRMA bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    DRMA melihat aturan pemerintah mengenai syarat TKDN telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Di kalangan masyarakat, penggunaan sepeda motor listrik di Tanah Air terus meningkat signifikan setiap tahunnya.

    DRMA semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik dengan mengembangkan Dharma Connect, sebuah ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik. Dalam hal ini, ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC) terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).

    (ada/ara)

  • Polsek Koja tangkap dua pria pencuri telepon seluler di sebuah warung

    Polsek Koja tangkap dua pria pencuri telepon seluler di sebuah warung

    Kami menangkap pelaku YR (20) dan JY (44) yang sedang berboncengan sepeda motor di kawasan Koja Jakarta Utara

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian Sektor (Polsek) Koja Polres Metro Jakarta Utara menangkap dua pria yang mencuri telepon seluler milik penjaga warung kelontong di Jalan Kampung Beting Jaya Kelurahan Tugu Utara Kecamatan Koja pada Jumat (8/11) yang viral di media sosial.

    Ia mengatakan pelaku yang saat itu sedang berboncengan sepeda motor listrik yang digunakan mencuri barang berharga milik korban.

    “Setelah mengamankan barang bukti dan menyerahkan kepada penyidik lalu memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui peristiwa tersebut,” katanya.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Subsidi Motor Listrik Diharap Lanjut Rp 7 Juta per Unit Tahun Depan

    Subsidi Motor Listrik Diharap Lanjut Rp 7 Juta per Unit Tahun Depan

    Jakarta

    Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) berharap subsidi terus berlanjut tahun depan. Mengenai besaran angka yang ditetapkan pemerintah bisa berkaca pada program subsidi tahun lalu.

    Ketua Umum AISMOLI Budi Setiyadi menyebut saat ini permintaan motor listrik masih dibutuhkan dorongan dari subsidi yang diberikan pemerintah.

    “Saya kira ada benang merah, hubungan antara subsidi, supply dan demand dari masyarakat,” kata Budi dikutip dari Program Autobizz CNBC Indonesia.

    “Supply-nya dari industri siap, demand-nya itu akan terbentuk mana kala kalau ada insentif yang diberikan, dan sebetulnya insentif itu amanah dari Perpres 55, tapi kan kita juga memaklumi bahwa setiap tahun, setiap kebijakan pemerintah mungkin akan berbeda-beda, tergantung prioritas,” kata dia.

    Dia mencontohkan seperti di China, saat ini motor listrik sudah berseliweran di jalan. Hal tersebut tidak luput dari adanya peran pemerintah. Apalagi motor listrik merupakan industri baru di Indonesia.

    “Harapan kita dari industri secara memang ini masih baru, kalau melihat beberapa negara percepatan kepada masyarakat untuk motor listrik itu dibantu oleh pemerintah, seperti di India, kemudian China, kalau kita ke sana mungkin 90 persen sepeda motornya atau sepeda sudah listrik, kemudian di beberapa negara ASEAN, seperti Thailand itu juga ada subsidi,” kata Budi.

    “Kita masih berharap di tahun 2025, kalau bisa mungkin long time, jarak panjang, waktunya panjang itu ada kebijakan yang bisa memastikan atau membuat kenyamanan dari pihak industri untuk bisa bekerja supaya ada kenyamanan dan keyakinan, dan kepercayaan kita bekerja untuk subsidi ini,” jelas dia.

    Soal besaran subsidinya, Budi menyebut potongan Rp 7 juta sudah ideal.

    “Kalau nilai angka subsidi kita kembalikan kepada pemerintah, karena pastinya kemampuan anggaran dan prioritas anggaran pasti akan berbeda tiap tahunnya. Namun demikian di tahun 2023 dan 2024, nilai yang Rp 7 juta cukup ideal, tapi kemudian kalau pemerintah akan menurunkan sebagainya kita akan kembalikan kepada pemerintah,” ujarnya lagi.

    “Tinggal adanya signifikansi masalah persyaratan yang bisa dipersingkat lagi. Sehingga cashflow dari industri, termasuk dealer bisa berjalan dengan baik,” kata dia.

    Kuota subsidi motor listrik Rp 7 juta per unit untuk periode 2024 sudah habis. Berdasarkan data situs jejaring Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SISAPIRa), sisa alokasi anggaran 2024 mencapai 0.

    Lalu total unit kendaraan yang diterima masyarakat mencapai 60.693 unit, sedangkan yang telah tersalurkan pada 2023 mencapai 11.532. Masih ada 3.262 yang masih dalam tahap proses pendaftaran, 2.301 terverifikasi, dan 55.130 tersalurkan.

    (riar/din)

  • Honda Pamer 2 Konsep Motor Listrik Futuristik

    Honda Pamer 2 Konsep Motor Listrik Futuristik

    Milan

    Honda memamerkan dua konsep motor listrik yang futuristik, yaitu EV Fun Concept dan EV Urban Concept. Dua motor listrik itu diluncurkan di pameran sepeda motor EICMA di Milan, Italia.

    Honda bertujuan untuk mencapai netralitas karbon melalui semua produk dan aktivitas perusahaannya pada tahun 2050. Produsen otomotif asal Jepang ini memiliki target untuk mencapai netralitas karbon untuk semua produk sepeda motornya pada tahun 2040-an. Untuk mencapai tujuan ini, Honda berupaya untuk mengelektrifikasi sepeda motornya sebagai andalan strategi lingkungan masa depannya.

    “Honda akan mempercepat upayanya untuk mengembangkan jajaran lengkap sepeda motor listrik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam dan mempromosikan pengembangan berbagai macam kendaraan listrik. Melalui upayanya, Honda bertujuan untuk memperluas pangsa pasar globalnya dan menjadi perusahaan terkemuka juga di bidang sepeda motor listrik,” demikian dikutip dari siaran pers Honda.

    Sebagai salah satu strateginya itu, Honda meluncurkan dua konsep motor listrik sekaligus. Berikut profil lengkapnya.

    EV Fun Concept

    EV Fun Concept adalah sepeda motor listrik yang dirancang untuk penggunaan yang menyenangkan. Ini adalah motor sport naked yang setara dengan sepeda motor bermesin pembakaran internal (ICE) berukuran sedang. Dilengkapi dengan baterai fix, EV Fun Concept adalah motor sport listrik pertama Honda dan dijadwalkan untuk dikomersialkan pada tahun 2025.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    EV Fun Concept sedang dikembangkan sebagai sepeda motor listrik generasi berikutnya yang menawarkan sensasi baru berkendara yang tenang dan perasaan emosional yang unik untuk sepeda motor listrik.

    Motor ini menawarkan tingkat “berkendara, berbelok, dan berhenti” yang tinggi yang diciptakan oleh teknologi sepeda motor Honda yang telah lama dikembangkan. Honda EV Fun Concept juga menghadirkan pengendaraan yang senyap dan bebas getaran yang hanya dimungkinkan dengan tenaga listrik dan paket sasis yang ramping dan mudah diatur.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    Sistem dan pengisian daya EV Fun Concept dikembangkan dengan menerapkan pengetahuan dan teknologi Honda yang dikembangkan pada mobil Honda. Baterainya kompatibel dengan pengisi daya cepat CCS2 (standar yang sama dengan mobil listrik) dan telah dikembangkan untuk mengoptimalkan keseimbangan antara bobot yang ringan dan kinerja pengisian daya yang cepat, serta untuk memberikan jarak tempuh lebih dari 100 km, yang cukup untuk penggunaan di dalam kota.

    EV Urban Concept

    Selanjutnya EV Urban Concept. Ini adalah motor listrik yang mewujudkan visi Honda tentang mobilitas listrik perkotaan dengan desain yang berfokus pada fungsi, teknologi yang terhubung, dan paket baterai yang dikembangkan sendiri oleh Honda.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    Konsep motor listrik ini merekonstruksi dari awal visi Honda tentang seperti apa seharusnya mobilitas listrik perkotaan. Motor ini mewujudkan visi mobilitas masa depan yang bekerja sama dan selaras dengan masyarakat melalui gaya yang canggih, antarmuka manusia-mesin (human-machine interface/HMI) yang intuitif, dan pengalaman baru yang diciptakan oleh perpaduan perangkat lunak dan perangkat keras. Tujuan Honda adalah untuk membuka kebebasan mobilitas bagi sebanyak mungkin pelanggan, dan memperluas kemungkinan mobilitas bagi setiap pelanggan.

    (rgr/dry)

  • Mobil Hybrid Banyak Dilirik Masyarakat Indonesia, Ini Sebabnya

    Mobil Hybrid Banyak Dilirik Masyarakat Indonesia, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Transisi energi sektor transportasi sedang berlangsung di Indonesia. Khususnya di segmen mobil pribadi, masyarakat mulai beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan. Dari ragam kendaraan ramah lingkungan yang ditawarkan, mobil hybrid masih jadi yang terlaris ketimbang mobil listrik.

    Padahal, pemerintah memberikan karpet merah kepada electric vehicles (EV) supaya pertumbuhannya lebih pesat. Guyuran insentif dari mulai penghapusan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pembebasan bea balik nama kendaraan (BBN) hingga tarif satu persen pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi keistimewaan mobil listrik.

    Tak cuma itu, industri baterai dan mobil EV diberi keringanan insentif. Selain mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak, langkah Ini dikejar demi target ambisius Net Zero Emission (NZE) 2060.

    Realitanya belum banyak orang Indonesia yang langsung loncat ke EV. Ada beberapa faktor yang bikin mobil listrik belum diminati. Selain harga jual, infrastruktur pengisian ulang masih jarang, terutama di daerah-daerah non perkotaan.

    Dari target yang sudah dicanangkan. Transisi industri otomotif dari mobil konvensional langsung ke mobil listrik disebut masih menantang.

    Secara spesifik soal target kuantitatif roadmap kendaraan listrik berbasis baterai sudah dimuat dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2023 yang membahas Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

    Dalam beleid tersebut produksi mobil listrik ditargetkan bisa tembus 400 ribu unit dan sepeda motor listrik 6 juta unit pada 2025. Produksinya meningkat pada tahun 2030, diharapkan bisa mencapai 600 ribu unit mobil listrik dan sembilan juta unit sepeda motor listrik. Tahun 2035, Indonesia diproyeksikan sudah memproduksi satu juta unit mobil listrik dan 12 juta unit sepeda motor listrik.

    Di sisi lain, hukum ekonomi berupa permintaan dan penawaran tidak bisa dikesampingkan. Mobil listrik hanya satu dari berbagai inovasi teknologi energi terbarukan.

    “Kita lihat masyarakat masih lebih membeli hybrid karena tadi mungkin ada beberapa faktor seperti daya tempuh, ketersediaan charging, atau mungkin mereka belum biasa memelihara kendaraan listrik, tapi (merawat) hybrid kan seperti mobil biasa saja,” kata Dr. Alloysius Joko Purwanto, Energy Economist dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) saat berbincang bersama detikOto di Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).

    Mari kita bandingkan data penjualan mobil hybrid vs mobil listrik dari wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.

    Secara penjualan, mobil jenis hybrid masih mendominasi. Jumlahnya naik signifikan dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 2020, penjualan mobil hybrid hanya menyentuh 1.191 unit. Selanjutnya pada tahun 2021 meningkat menjadi 2.472 unit. Tahun 2022, peningkatannya lebih signifikan lagi mencapai 10.344 unit.

    Kemudian pada tahun 2023, mobil hybrid kian diminati. Otomatis pangsa pasarnya juga meningkat. Tercatat sepanjang tahun 2023, distribusi mobil hybrid secara wholesales mencapai 54.179 unit.

    Di sisi lain permintaan mobil listrik juga meningkat cukup tajam. Terlihat tren mobil listrik di Indonesia mulai terlihat pada tahun 2020. Pada tahun tersebut, ada 125 unit mobil listrik berbasis baterai yang terdistribusi.

    Tahun 2021, jumlahnya meningkat meski tak sebanyak mobil hybrid. Distribusi mobil listrik pada tahun 2021 mencapai 687 unit. Peningkatan signifikan baru terjadi pada tahun 2022. Peningkatannya lebih dari 10 kali lipat mencapai 10.327 unit. Tahun 2023, distribusi mobil listrik naik lagi tercatat sebanyak 17.051 unit.

    Kontribusi kendaraan elektrifikasi terhadap keseluruhan penjualan mobil di Indonesia memang belum besar namun terus meningkat. Untuk periode year to date Juni 2024, 9,3 persen mobil yang dijual di Indonesia merupakan kendaraan elektrifikasi. Sedangkan 90,7 persen sisanya adalah mobil bensin.

    Hybrid bisa jadi opsi tapi jangan terlena

    Mobil hybrid terbukti bisa menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Tapi pakar mewanti-wanti jangan terlena lama-lama demi mengejar target NZE 2060.

    Mobil hybrid itu bisa memangkas penggunaan konsumsi BBM. Emisi yang dikeluarkan juga lebih ramah lingkungan.

    “Hybrid electric vehicles lebih optimum dari carbon dioxide yang dikeluarkan dan juga konsumsi bahan bakar. Jadi nilai ekonomisnya terbentuk,” kata Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Deendarlianto dalam kesempatan yang sama.

    “Saran saya jangan sampai kita tidak punya target kapan berhentinya, kapan kita switch-nya. Karena jangan sampai transisi terus, akhirnya tidak pernah berubah,” jelas dia.

    Kenapa emisi hybrid bisa lebih baik dari mobil listrik untuk saat ini?

    Keunggulan mobil listrik bisa buat udara perkotaan yang bersih dari emisi gas buang. Namun sumber pembangkit listrik Indonesia mayoritas masih mengandalkan batubara.

    Imbas dari pembangkit yang belum ramah lingkungan, manfaat dari mobil listrik tidak akan memiliki efek penurunan emisi yang signifikan.

    “Kalau dari studi kami sendiri, pertama kami melihat HEV ini punya potensi yang besar untuk mengurangi gas rumah kaca dan konsumsi. Kalau bauran pembangkit listrik kita seperti saat ini (60 persen masih batubara). HEV ini lebih bersih dibandingkan listrik yang full (battery). Itu lebih bersih,” jelas Joko.

    “Karena istilahnya emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan listrik itu terutama di pembangkit begitu besar.”

    “HEV konsumsi bahan bakar lebih efisien dibandingkan ICE. Itu potensinya besar untuk mengurangi GRK (Gas Rumah Kaca) dan konsumsi energi. Kalau kita 2040 sampai 2060 bauran kita (masih) 60 persen batubara, EBT kita masih di bawah 20 persen. Mendingan HEV saja daripada BEV. Hybrid saja daripada mobil listrik yang full EV,” kata Joko.

    Joko menambahkan ekonomi Indonesia masih tergantung dengan pembangkit batubara karena harganya paling termurah.

    “Masih menempatkan prioritaskan ekonomi di atas tujuan iklim,” kata Joko.

    “Masih kurang mengubah tantangan itu menjadi peluang. Dampaknya apa. Salah satunya adalah penetrasi mobil listrik jadi kurang efisien dalam mengurangi gas emisi rumah kaca,” jelasnya lagi.

    (riar/dry)

  • Subsidi Motor Listrik Berpotensi Dihapus 2025, Dialihkan untuk Makan Gratis?

    Subsidi Motor Listrik Berpotensi Dihapus 2025, Dialihkan untuk Makan Gratis?

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) menanggapi soal kemungkinan pemerintah yang tidak melanjutkan subsidi sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta per unit pada 2025.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberi sinyal bahwa subsidi itu berpotensi tidak dilanjut pada tahun depan, lantaran tak ada penambahan anggaran untuk subsidi motor listrik.

    Merespons hal tersebut, Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi mengatakan sejauh ini pihaknya masih berharap subsidi tersebut tetap dilanjutkan, sebab, belum ada keputusan final dari pemerintah terkait dihapuskannya subsidi motor listrik.

    Menurutnya, anggaran subsidi motor listrik pada tahun depan kemungkinan dialihkan untuk program Makan Bergizi Gratis yang menjadi fokus dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pasalnya, program Makan Bergizi Gratis menelan anggaran hingga Rp71 triliun.

    “Bisa saja [subsidi] itu tidak ada karena memang prioritas di pemerintahan Prabowo ini kan program Makan Bergizi Gratis, mungkin dialihkan ke sana,” ujar Budi saat dihubungi Bisnis, dikutip Selasa (29/10/2024).

    Lebih lanjut dia mengatakan, jika mengacu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, maka pemerintah perlu mendukung industri kendaraan listrik, termasuk sepeda motor listrik.

    Terlebih, berbagai negara di dunia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, salah satunya dengan penggunaan kendaraan listrik, maka menurutnya Indonesia jangan sampai tertinggal.

    “Jadi, terlepas dari prioritas pemerintah sekarang untuk program Makan Bergizi Gratis, kami berharap subsidi motor listrik tetap dilanjut, walaupun tidak sebanyak yang ditargetkan tahun ini, minimal ada lah,” jelasnya.

    Dia pun mengakui bahwa jika tidak disubsidi, penjualan sepeda motor akan mengalami penurunan, meskipun tidak signifikan. Terlebih, tantangan utama yang dihadapi para anggota Aismoli yaitu mengedukasi calon konsumen terkait manfaat dan keuntungan menggunakan motor listrik dibandingkan sepeda motor konvensional.

    Alhasil, Aismoli beserta para agen pemegang merek (APM) menyiapkan strategi jika penjualan motor listrik tidak disubsidi tahun depan. Dia pun berharap, populasi motor listrik di Indonesia bisa tembus 200.000 unit hingga akhir 2024.

    “Kami sudah siap dengan dua skema. Skema optimis jika subsidi masih ada, dan skema pesimis jika subsidi dihapus. Semoga industri motor listrik di Indonesia bisa berkembang pesat,” pungkas Budi.

    Sebagai tambahan informasi, mengacu data Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira) alokasi anggaran yang tersedia pada 2024 tertulis 0, alias sudah terserap sepenuhnya.

    Hingga Selasa (29/10/2024), subsidi yang telah disalurkan sebanyak sebanyak 49.062 unit. Jumlah subsidi tersalurkan tersebut jauh melampaui capaian sepanjang 2023 sebanyak 11.532 unit.

    Untuk diketahui, pemerintah telah mengucurkan subsidi motor listrik senilai Rp7 juta per unit untuk percepatan populasi elektrifikasi melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 21/2023 tentang perubahan atas Permenperin No. 6/2023. 

    Beleid ini lantas mengubah syarat penerimaan subsidi yang tadinya dari empat golongan menjadi 1 NIK untuk 1 unit. Sebanyak 50.000 unit kuota subsidi pun telah disiapkan untuk anggaran 2024, dan ada tambahan kuota 10.700 unit pada Agustus 2024.