Transportasi: mobil listrik

  • Suzuki Ogah Tiru Brand China yang Pangkas Harga Mobil di Indonesia

    Suzuki Ogah Tiru Brand China yang Pangkas Harga Mobil di Indonesia

    Jakarta

    Produsen roda empat asal Jepang, Suzuki tak mau mengikuti jejak brand-brand China yang memangkas harga mobil ‘gila-gilaan’ di Indonesia. Mereka menegaskan, pendekatan Suzuki ke konsumen punya cara yang berbeda.

    Donny Saputra selaku Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menegaskan, pihaknya membuka peluang memberikan promo khusus untuk produk-produknya di Indonesia. Namun, tidak sampai memangkas harga kendaraan.

    “Kami harapkan dengan aksi memangkas harga di merek-merek lain, itu strategi yang mereka lakukan, kami percaya bahwa kualitas produk dan layanan merupakan sesuatu yang harus kami jaga baik,” ujar Donny saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, belum lama ini.

    “Sampai saat ini kami tidak berniat memangkas harga dari model-model kami. Kalau program penjualan mungkin ada, tapi memangkas harga tidak,” tambahnya.

    Suzuki Fronx. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Donny menjelaskan, aksi pangkas-pangkas harga sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, sebelum kedatangan merek-merek China di pasar otomotif Indonesia. Namun, pada akhirnya, fokus produsen terpecah: sebagian ikut arus, namun tak sedikit yang fokus ke kualitas produk.

    Menurutnya, dengan usia yang sudah 50 tahun lebih, Suzuki sangat berhati-hati menjaga kepercayaan konsumen. Itulah mengapa, pihaknya lebih memilih memaksimalkan produk ketimbang memangkas harga jualnya.

    “Kami berupaya tidak hanya menyediakan produk yang mempunyai value, dalam arti harga dan benefit yang diterima konsumen. Kemudian yang kami tekankan adalah bagaimana kami mendeliver produk berkualitas tinggi yang bisa dipercaya konsumen kami,” tuturnya.

    “Nah dengan sisi itu, kami tentu mempertimbangkan hal-hal yang mungkin bisa mengurangi biaya pada konsumen, akan tetapi tidak mengurangi kepercayaan dari konsumen,” kata dia menambahkan.

    Chery E5 meluncur di Indonesia. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Menurut catatan detikOto, MG Motors merupakan salah satu produsen mobil China yang memulai tren pemangkasan harga mobil di Indonesia. Bahkan, mereka menjadi nama yang paling radikal dalam menurunkan harga jual.

    Salah satu mobil listrik andalan mereka, MG4 EV mulanya dibanderol Rp 640 juta. Namun, kendaraan itu mengalami revisi harga tiga kali menjadi hanya Rp 395 jutaan atau turun Rp 240 jutaan!

    Bukan hanya MG, produsen China lain seperti BAIC dan Chery juga gila-gilaan menurunkan harga mobilnya di Indonesia. BAIC memangkas harga BJ40 Plus hingga Rp 92 jutaan, sementara Chery memotong harga E5 hingga Rp 105 jutaan.

    (sfn/sfn)

  • Intip Spesifikasi BYD Seagull, Mobil Listrik Murah yang Bakal Masuk Indonesia

    Intip Spesifikasi BYD Seagull, Mobil Listrik Murah yang Bakal Masuk Indonesia

    Jakarta

    BYD Seagull santer diberitakan segera masuk ke pasar Indonesia dalam waktu dekat ini. Mobil listrik berdimensi kompak ini akan menjadi alternatif baru bagi konsumen di Tanah Air yang menginginkan kendaraan listrik untuk mobilitas di perkotaan. Seperti apa spesifikasi BYD Seagull?

    Secara tampilan, BYD Seagull memiliki tampilan ala hatchback modern dengan desain yang sporty dan kekinian. Seagull memiliki panjang 3.780 mm, lebar 1.715 mm dan tinggi 1.580 mm, dengan wheelbase 2.500 mm. Mobil ini memiliki ground clearance 120 mm dengan bobot total 1.160 kg.

    BYD Seagull dibekali motor berjenis Permanent Magnet Synchronous yang menggerakkan roda depan. Tenaganya mencapai 75 PS (73,9 dk) dengan torsi puncak 135 Nm.

    BYD Seagull Foto: Dok. BYD

    Baterainya punya kapasitas 30 kWh dengan jenis Blade Battery (Lithium Iron Phosphate/LFP). Dengan baterai itu, mobil murah BYD tersebut bisa menjangkau jarak hingga 300 km (NEDC). Model ini juga memiliki opsi baterai 38 kWh yang bisa menjangkau jarak hingga 405 km.

    BYD Seagull menawarkan kenyamanan berkendara dengan konfigurasi 4 tempat duduk dan 5 pintu. Interiornya dilengkapi dengan cluster instrumen 5 inci untuk informasi penting dan layar infotainment 12,8 inci yang informatif. Mobil ini diklaim cocok untuk penggunaan di perkotaan dengan dimensinya yang kompak.

    Di China, BYD Seagull dijual antara 63.800 yuan sampai 82.800 yuan (Rp 144 juta sampai Rp 187 jutaan). BYD Seagull pun menjadi salah satu mobil terlaris di China, dan ada di bawah Geely Xinguan.

    BYD Seagull Foto: Dok. BYD

    Sinyal BYD Seagull bakal segera masuk Indonesia terungkap dari bocoran salah satu tenaga penjual BYD di Indonesia. Menurut dia, keran pemesanan alias pre order calon mobil listrik murah BYD Seagull sudah dibuka.

    “Harga mulai Rp 200 jutaan,” kata tenaga penjual yang tidak ingin disebutkan namanya itu. Pra pemesanan bisa dilakukan dengan menyiapkan uang muka atau DP (down payment) Rp 20 juta.

    Tertarik?

    (lua/din)

  • Saham Tesla Menyusut Rp 1,1 T Gegara Elon Musk Umumkan Bikin Partai

    Saham Tesla Menyusut Rp 1,1 T Gegara Elon Musk Umumkan Bikin Partai

    Jakarta

    Saham Tesla mengalami penurunan cukup dalam pada Senin (7/7) waktu setempat. Menyusut sekitar Rp 1,1 triliun, valuasi produsen mobil listrik itu drop gegara Elon Musk mengumumkan mau bikin partai politik.

    Dikutip dari CNBC, saham Tesla merosot sebesar 7% pada perdagangan Senin (7/7) waktu setempat. Secara total market cap, Tesla disebutkan mengalami kerugian mencapai US$ 68 juta, itu setara dengan Rp 1,110 triliun.

    Masih dikutip dari sumber yang sama, penurunan tersebut terjadi sebagai reaksi atas pernyataan Musk yang berniat mendirikan partai baru di Amerika Serikat. Musk, pada Sabtu (5/7) membuat berita menghebohkan ketika menyatakan akan mendirikan Partai Amerika.

    Itu merupakan manuver politik lanjutan yang dibuat Musk setelah sejak tahun lalu dia memutuskan berada di belakang pencalonan Presiden Donald Trump dalam pemilu yang dilangsungkan pada 2024. Musk kemudian malah mendapat japatan strategis pada sebuah departemen yang diberi nama ‘Departemen Efisiensi Pemerintahan’.

    Terjunnya Musk ke kancah politik menjadi perdebatan banyak investor Tesla, dan perusahaan lain yang dimiliki pria 54 tahun itu.

    Elon Musk mengalami hubungan naik-turun dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)

    “Sederhana saja, masuknya Musk lebih dalam ke kancah politik adalah arah yang berlawanan dengan apa yang diinginkan investor,” kata Dan Ives, kepala penelitian teknologi global di Wedbush Securities.

    Langkah-langkah politis yang diambil Musk dalam beberapa waktu terakhir terjadi ketika Tesla justru tengah mendapat tekanan sangat berat di pasar mobil listrik. Di banyak negara, mobil-mobil Tesla tak lagi menjadi pilihan utama kendaraan nol emisi buang.

    Tesla terus mendapat persaingan ketat dari mobil-mobil listrik Tesla, terutama BYD yang semakin mengukuhkan diri sebagai produsen mobil listrik utama dunia. Pada kuarter kedua tahun ini, Tesla sudah merilis laporan bahwa penjualan mobil mereka turun sebanyak 14% (yer on year).

    (din/lua)

  • Viral Mobil Listrik Air EV Terbakar di Bandung, Wuling Klaim Bukan dari Baterai

    Viral Mobil Listrik Air EV Terbakar di Bandung, Wuling Klaim Bukan dari Baterai

    GELORA.CO – SGMW Motor Indonesia (Wuling Indonesia) memastikan peristiwa kebakaran yang dialami Air EV di Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (5/7) bukan disebabkan baterai. Berdasarkan pemeriksaan awal setelah pemadaman, komponen baterai dan motor listrik kendaraan itu ditemukan kondisi utuh serta dalam kondisi normal.

    “Kami juga ingin menyampaikan komponen baterai tegangan tinggi yang terletak di bawah kabin mobil dan motor listrik pada bagian belakang mobil ditemukan dalam kondisi yang utuh dan normal usai proses pemadaman selesai,” kata Maulana Hakim, Aftersales Director Wuling Motors dalam keterangannya, dikutip Senin (7/7).

    Atas temuan tersebut, Maulana mengklaim kebakaran yang telah melumat habis mobil berukuran mungil tersebut bukanlah berasal dari komponen utama kelistrikan.

    “Oleh karenanya dapat dipastikan bila komponen tersebut tidak ada kaitannya dan juga bukan pemicu dari insiden ini,” kata Maulana.

    Maulana juga menyebut fokus investigasi ke depan bakal mengarah ke area kap depan kendaraan, tempat di mana menjadi titik mula kebakaran terjadi.

    Dalam sebuah rekaman video yang viral di media sosial, sempat terlihat api muncul dari bagian depan mobil, tepatnya di area kap mesin yang berdekatan dengan port pengisian baterai.

    Api kemudian makin besar usai pemilik mobil gagal memadamkan api karena keterbatasan peralatan. Bahkan, sempat terjadi ledakan saat kebakaran berlangsung.

    “Dengan demikian, investigasi yang lebih dalam tetap berjalan dan kami fokuskan terhadap area kap depan untuk dapat mengetahui penyebab insiden ini. Kami mohon untuk dapat menunggu perkembangan selanjutnya,” kata dia.

    Maulana menambahkan pihak Wuling juga telah bertemu konsumen untuk menyelidiki asal usul penyebab kebakaran.

    “Untuk perkembangan kali ini dapat disampaikan bila kami sudah berhasil melakukan komunikasi dengan konsumen terkait melalui dealer setempat dan telah sepakat untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut perihal asal usul penyebab kejadian ini bersama pihak pihak terkait,” ujar Maulana.

  • Mobil Listrik Nissan N7 Siap Diekspor Tahun Depan, Indonesia Kebagian?

    Mobil Listrik Nissan N7 Siap Diekspor Tahun Depan, Indonesia Kebagian?

    Jakarta

    Nissan mengumumkan rencananya mengekspor mobil sedan listrik N7 ke pasar global mulai tahun depan. Nissan N7 merupakan mobil sedan listrik yang diproduksi di pabrik Guangzhou, China, bekerja sama dengan mitra lokal, Dongfeng.

    Sebagai informasi, Nissan N7 meluncur di pasar China pada April lalu dan langsung mencatat penjualan yang cukup baik. Mobil ini ditawarkan mulai 119.900 yuan atau sekira Rp 272 jutaan. Dengan desain modern dan fitur canggih, N7 menjadi bagian dari strategi Nissan untuk memanfaatkan potensi besar pasar mobil listrik global dengan memanfaatkan efisiensi produksi di China.

    Meski dibuat di China, ekspor N7 ke luar negeri tak bisa dilakukan begitu saja. Salah satu tantangan terbesar adalah pada sektor perangkat lunak yang saat ini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan China. Mengingat adanya pembatasan terhadap produk AI buatan China di sejumlah negara, Nissan harus melakukan penyesuaian spesifikasi agar bisa menembus pasar global.

    Nissan N7 Foto: Carscoops

    Untuk itu, Nissan menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan pengembang lokal, IAT Automobile Technology, guna merancang ulang perangkat lunak yang dikhususkan buat kebutuhan ekspor. Langkah ini sekaligus memperkuat komitmen Nissan dalam menghadirkan kendaraan listrik yang kompetitif secara teknologi dan harga.

    Mengutip Carnewschina, mobil listrik Nissan N7 memiliki potensi diekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah dan di Asia Tenggara. Tentunya, Indonesia bisa menjadi tujuan ekspor yang menarik di kawasan Asia Tenggara, mengingat kendaraan listrik di Indonesia sedang tumbuh-tumbuhnya dan sedang ramai-ramainya dengan banyak pemain.

    Sebagai bukti keseriusan Nissan dalam mengekspor kendaraan elektrifikasinya, Dongfeng Motor, mitra utama Nissan di China, baru saja mengumumkan pembentukan sebuah perusahaan patungan baru dengan nama Nissan China Investment Co., Ltd. (NCIC). Perusahaan gabungan ini akan berfokus pada aktivitas ekspor otomotif, dengan modal awal sebesar 1 miliar yuan atau sekitar Rp 2,3 triliun. Komposisi saham terdiri dari 60% milik NCIC dan 40% milik Dongfeng.

    Keputusan ini menandai langkah strategis Nissan di tengah tekanan bisnis global. Seperti diketahui, pabrikan Jepang itu tengah dalam proses pemulihan, usai meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran pada Mei lalu, termasuk pengurangan 20.000 pekerja dan penggabungan beberapa fasilitas produksi.

    China kini menjadi pusat elektrifikasi otomotif dunia, dan Nissan ingin memanfaatkan momentum ini. Selain N7, Nissan juga berencana menghadirkan lebih banyak kendaraan elektrifikasi di China, termasuk truk pikap listrik pertamanya yang akan meluncur akhir tahun ini.

    Dengan strategi baru ini, Nissan berharap bisa kembali bangkit dan memposisikan kendaraan listrik sebagai tulang punggung bisnisnya di masa depan.

    (lua/din)

  • Penjualan Ban Mobil Listrik Melonjak 300 Persen di Indonesia

    Penjualan Ban Mobil Listrik Melonjak 300 Persen di Indonesia

    Jakarta

    Melonjaknya kendaraan listrik di Indonesia turut berimbas pada penjualan ban. Salah satu produsen ban mobil listrik, PT Hankook Tire Sales Indonesia mengklaim penjualan naik hingga 300 persen!

    Hankook yang belum bekerja sama dengan pabrikan mobil listrik sudah merasakan manisnya penjualan ban khusus untuk segmen replacement tire, alias pasar ban yang melayani penggantian ban kendaraan yang sudah digunakan, bukan untuk kendaraan baru dari pabrikan.

    “Indonesia memang masih berada di fase awal pertumbuhan kendaraan listrik dibandingkan negara-negara Asia lainnya, namun pertumbuhan ini adalah peluang bagi Hankook untuk memperkuat posisi sebagai replacement tire untuk EV. Permintaan ban EV kami tumbuh 300% secara tahunan,” kata Bartek (Byunghak) Choi, Presiden Direktur PT. Hankook Tire Sales Indonesia dalam keterangannya dikutip Senin (7/7/2025).

    Angka penjualan ban Hankook itu sejalan dengan data penjualan kendaraan listrik. Pada tahun 2024, populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai 207 ribu unit, meningkat 78% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 116 ribu unit.

    Hankook tidak menyebutkan jumlah angka penjualan ban di Indonesia dari tahun 2023 dan 2024. Meski tak menyebutkan detail angka penjualan bannya, Hankook melihat tren ini sebagai peluang besar. Apalagi, penjualan mobil listrik terus menanjak setiap tahun.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Penjualan mobil listrik di Indonesia pada tahun 2024 mencapai43.188 unit.Naik jauh dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 17.051 unit. Angka ini diprediksi makin naik, sebab pada Januari-Mei 2025 saja jumlahnya sudah lebih dari 50 ribu unit.

    Dengan tren ini, pasar ban pengganti khusus mobil listrik diprediksi akan semakin menjanjikan ke depan.

    (riar/din)

  • Trump Sebut Partai Baru Elon Musk Konyol, Beberkan Fakta Tak Terduga

    Trump Sebut Partai Baru Elon Musk Konyol, Beberkan Fakta Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Donald Trump menanggapi partai baru yang dibentuk Elon Musk. Trump blak-blakan menyebut langkah itu konyol dan Musk sudah benar-benar berada di luar jalur.

    “Saya sedih melihat Elon Musk keluar jalur dan menjadi kekacauan dalam 5 pekan terakhir,” kata Trump dalam unggahan di Truth Social, dikutip dari CNBC International, Senin (7/7/2025).

    Menurut Trump, satu hal yang pasti terjadi dengan pembentukan partai ketiga buatan Musk adalah kerusakan dan kekacauan.

    Sebelumnya, dalam unggahan di X, Musk mengatakan telah menyiapkan ‘Partai Amerika’ yang akan bersaing melawan Republik dan Demokrat. Ia telah memberikan teaser soal partai baru tersebut dalam beberapa pekan.

    Langkah Musk membentuk partai baru merupakan respons atas disahkannya RUU terkait pajak dan anggaran pemerintah. Menurut Musk, RUU tersebut akan membuat ekonomi AS bangkrut.

    “Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk memberikan kebebasan pada rakyat,” kata Musk dalam unggahan pada Sabtu (5/7) pekan lalu.

    Ketegangan antara Musk dan Trump sudah berlangsung beberapa saat, pasca Musk hengkang dari Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOFE) untuk fokus mengurus kerajaan bisnisnya.

    Gesekan antara dua sosok yang sempat berhubungan erat dalam kampanye pemenangan Trump di Pilpres 2024 tersebut makin ganas setelah Trump mendukung RUU yang dinilai mendukung industri batu bara dan menghambat industri mobil listrik.

    “Menurut saya, pembentukan partai ketiga adalah ide konyol. Kita sudah memiliki kesuksesan besar dengan Partai Republik. Demokrat sudah kehilangan jalan. Namun, selama ini sistem dua partai sudah pas. Menciptakan partai ketiga akan menimbulkan kebingungan,” Trump menuturkan.

    Salah satu aturan baru dalam RUU yang diteken pada 4 Juli 2024 tersebut adalah mengakhiri kredit pajak untuk pembeli mobil listrik.

    Laporan CNBC International juga memuat omongan Trump yang mengungkap fakta soal kredit pajak tersebut. Menurut Trump, ia telah mewanti-wanti Musk bahwa dirinya akan memangkas kredit pajak untuk mobil listrik jika terpilih sebagai Presiden AS dalam Pilpres 2024 lalu.

    “Ketika Musk memberikan dukungan penuh kepada saya, saya sudah bertanya apakah dia tahu saya akan memangkas kredit pajak mobil listrik, seperti yang saya ucapkan pada setiap kampanye. Musk mengatakan dia tak ada masalah,” kata Trump.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Motor Listrik Jadi Jurus China untuk Populerkan Baterai Garam

    Motor Listrik Jadi Jurus China untuk Populerkan Baterai Garam

    Jakarta

    China sedang gencar memasarkan baterai sodium ion. Kali ini, mereka melakukannya lewat skuter listrik.

    Puluhan skuter listrik berjejer di depan sebuah mal di Hangzhou, China. Bentuknya mirip seperti vespa, sehingga menarik para pejalan kaki untuk mencobanya.

    Skuter yang dijual dengan harga US$400 (Rp6,5 juta) hingga US$660 (Rp10,8 juta) ini tidak menggunakan baterai ion litium yang biasanya dipakai pada motor listrik. Skuter-skuter ini menggunakan baterai yang terbuat dari natrium, bahan yang diekstraksi dari garam laut.

    Di samping skuter-skuter itu, terdapat beberapa tempat pengisian daya. Yadea, produsen motor terbesar di China, mengatakan baterai skuter listrik bisa dicas dari 0% menjadi 80% dalam 15 menit.

    Ada juga stasiun yang memungkinkan pengguna menukar baterai yang sudah habis dengan baterai baru hanya dengan memindai kode QR.

    Yadea hanyalah satu dari banyak perusahaan China yang mengembangkan alternatif teknologi baterai yang kompetitif. Tren ini menunjukkan betapa cepatnya perkembangan industri teknologi hijau di China.

    Ketika seluruh dunia masih berusaha mengejar China untuk membuat baterai litium yang murah, aman dan efisien, perusahaan-perusahaan China sudah mulai memproduksi baterai sodium ion secara massal. Baterai sodium ion menjadi alternatif yang bisa membantu mengurangi ketergantungan industri pada bahan baku mineral utama.

    Pada April 2025, produsen baterai terbesar di dunia asal China, CATL, mengumumkan rencana mereka untuk memproduksi massal baterai sodium ion untuk truk dan kendaraan berat di bawah merek baru bernama Naxtra.

    Operator jaringan listrik China juga sudah mulai membangun stasiun-stasiun penyimpanan energi yang menggunakan baterai sodium ion.

    Menurut sejumlah peneliti yang diwawancarai BBC, stasiun penyimpanan energi menjadi ranah utama yang paling menjanjikan bagi teknologi yang sedang berkembang ini.

    Menurut Cory Combs, strategi perusahaan-perusahaan China yang menggunakan berbagai pendekatan dalam mengembangkan baterai sodium ion akan menjadikan mereka yang terdepan dalam persaingan global, kalau nantinya memang ada perlombaan dalam sektor ini. Masih perlu dilihat lebih jauh apakah baterai sodium ion akan benar-benar berkembang pesat.

    Namun, ada satu sektor yang berinvestasi banyak pada baterai sodium ion, yakni sepeda motor. Ini adalah sektor yang tumbuh pesat dan sangat kompetitif di China.

    Yadea telah meluncurkan tiga model motor listrik yang menggunakan baterai sodium ion. Mereka berencana memasarkan lebih banyak model lagi.

    Perusahaan ini juga mendirikan Hangzhou Huayu New Energy Research Institute untuk meneliti alternatif baterai baru, terutama baterai natrium-ion.

    “Kami ingin membawa teknologi dari laboratorium ke pelanggan dengan cepat,” kata Wakil Presiden Senior Yadea, Zhou Chao, dalam talk show di China Central Television pada Januari.

    ‘Keledai listrik kecil’

    Kendaraan roda dua amat populer di banyak negara Asia, termasuk Vietnam dan Indonesia. Di China, motor biasanya digunakan untuk pergi ke pasar, ke kantor, ke stasiun kereta, dan banyak tempat lainnya yang tergolong dekat. Orang-orang China menjuluki motor sebagai ‘keledai listrik’ karena praktis dan serbaguna.

    “Kendaraan roda dua biasanya dipakai untuk jarak yang lebih pendek dengan kecepatan yang lebih lambat [dibanding mobil], sehingga penggunaan energinya lebih kecil,” kata Chen Xi, peneliti di Xi’an-Jiaotong Liverpool University di China.

    Baterai sodium ion menyimpan energi lebih sedikit dibandingkan baterai litium dalam ukuran yang sama. Itu artinya, densitas energinya lebih rendah.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pesaing utama baterai sodium ion untuk kendaraan roda dua adalah baterai asam timbal, yang densitas energi dan siklus isi ulangnya lebih rendah. Xi mengatakan baterai asam timbal juga lebih murah dibandingkan baterai litium.

    Banyaknya pengguna motor di Asia membuka peluang yang menjanjikan secara ekonomi. Di China saja, sekitar 55 juta motor listrik terjual pada 2023, hampir enam kali lipat dari total penjualan mobil listrik, mobil hibidra, dan mobil berbahan bakar minyak, menurut konsultan iResearch.

    Getty Images

    Yadea punya misi memproduksinya secara massal. Dalam sebuah talk show, Zhou mengatakan bahwa Yadea berupaya membangun ekosistem pengisian daya yang memudahkan pengguna.

    Menurut laporan media lokal, perusahaan ini telah melakukan uji coba pasar pada 2024 dengan melibatkan 150.000 kurir pengiriman makanan di Shenzen, kota dengan populasi 17,8 juta orang.

    Tujuan dari uji coba itu adalah memungkinkan pengguna mengganti baterai sodium ion yang sudah habis dengan baterai yang sudah terisi penuh di stasiun penukaran dalam waktu 30 detik.

    Baca juga:

    Yadea dan perusahaan-perusahaan lainnya seperti perusahaan penukaran baterai Dudu Huandiantelah berkembang pesan di Shenzen. Mereka bahkan ingin menjadikan Shenzen sebagai “kota penukaran baterai”.

    Mereka menargetkan akan membuat 20.000 tempat pengecasan daya atau penukaran baterai untuk berbagai jenis baterai motor listrik pada 2025. Mereka juga menargetkan jumlahnya mencapai 50.000 stasiun pada 2027, menurut Asosiasi Industrri Sepeda Motor Listrik Shenzen.

    Kota Shenzen bahkan telah memiliki “taman penukaran baterai” dan berencana membangun ekosistem di mana warganya bisa menemukan stasiun penggantian baterai setiap lima menit.

    Sempat terlupakan

    Baterai sodium ion dan litium ion punya struktur serupa. Perbedaan utamanya ada pada ion yang digunakan, yakni partikel yang berpindah bolak-balik antara sisi positif dan negatif baterai untuk menyimpan dan melepaskan energi.

    Sodium dapat ditemukan di lautan dan kerak bumi, sehingga 400 kali lebih melimpah dibanding litium. Oleh sebab itu, sodium ion lebih mudah dijangkau dan lebih mudah untuk diproduksi secara massal. Ini juga bisa menjadi solusi bagi masalah rantai pasok yang dihadapi industri baterai saat ini.

    Sebagian besar bahan baku litium ditambang di Australia, China dan Cile. Namun, pengolahannya terkonsentrasi di China. Negara ini memiliki hampir 60% kapasitas pengolahan litium di dunia.

    Baterai sodium ion bukanlah temuan baru. Riwayatnya bersinggungan dengan pengembangan baterai litium ion. Penelitian dan pengembangan terhadap kedua jenis baterai ini telah dimulai sejak setengah abad lalu, dipimpin oleh Jepang.

    Perusahaan elektronik Jepang, Sony, meluncurkan baterai litium ion pertama di dunia pada 1991. Kesuksesan komersial baterai litium ion menyebabkan pengembangan teknologi sodium ion terhenti sampai awal dekade ini. Pada saat itu, China telah menjadi kekuatan dominan dalam industri baterai global.

    Tahun 2021 menjadi titik balik bagi baterai sodium ion. Harga baterai litium melonjak tajam di pasar global, meningkat lebih dari empat kali lipat dalam setahun akibat tingginya permintaan pasar pada kendaraan listrik saat pandemi Covid-19. Produsen baterai dan kendaraan listrik pun mulai mencari alternatif.

    CATL meluncurkan baterai sodium ion pertamanya pada Juli 2021. Langkah itu “menyulut minat tinggi di industri”, kata pendiri media CnEVPost di Shanghai, Phate Zhang.

    Menurutnya, harga litium yang terus melonjak pada 2022 mendorong perusahaan-perusahaan China beralih ke sodium.

    “Ketersediaan sodium yang melimpah dan keinginan China memiliki rantai pasok baterai yang terjaga menjadi pendorong utama penelitian dan pengembangannya,” kata Direktur di Asia Society Polity Institute, Kate Logan.

    Saat harga litium melonjak, China mengimpor sekitar 80% bijih litium yang diolahnya, terutama dari Australia dan Brasil. Zhan mengatakan, salah satu alasan China adalah karena produsen baterai besar seperti CATL dan Gotion sudah memperluas kapasitas pengelolaah litium mereka. China juga berupaya menemukan dan mengembangkan cadangan litium mereka di dalam negeri.

    Akibatnya, kata Combs, “demam” sodium ion mereda dalam dua tahun terakhir.

    “Litium kembali unggul di China.”

    Alasan keamanan

    Bagi banyak pihak, ada alasan bagus lainnya untuk mengembangkan baterai sodium ion. Salah satunya adalah keamanan.

    Pada 2024, China dikejutkan oleh serangkaian peristiwa kebakaran baterai. Sebagian besar disebabkan oleh kebakaran baterai litium ion pada kendaraan roda dua.

    Risiko kebakaran di stasiun penyimpanan energi juga telah menjadi perhatian global. Pada Januari 2025, kebakaran terjadi di salah satu fasilitas penyimpanan energi di dalam pabrik baterai besar di California, AS.

    Beberapa pakar industri percaya bahwa baterai sodium ion lebih aman. Baterai jenis ini lebih kecil kemungkinannya mengalami panas berlebihan hingga kebakaran apabila dibandingkan dengan baterai litium. Itu karena sifat kimia natrium yang lebih stabil, menurut sejumlah studi.

    Namun, sebagian pihak lainnya mengingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan keamanannya karena kurangnya penelitian yang relevan.

    Cuaca dingin juga berpengaruh. Energi yang bisa disimpan oleh baterai litium ion dan frekuensi pengisian ulangnya berkurang pada suhu di bawah nol derajat. Sementara itu, baterai sodium ion tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekstrem.

    “Dibandingkan dengan litium, natrium lebih mudah bergerak melalui cairan di dalam baterai. Ini memberikan konduktivitas yang lebih baik dan berarti mereka membutuhkan energi lebih sedikit untuk lepas dari cairan sekitarnya,” kata profesor teknik kimia di Universitas Xi’an Jiaotong China, Tang Wei.

    Tang dan timnya telah mengembangkan cairan baterai tipe baru yang diklaim memungkinkan baterai sodium ion untuk mencapai lebih dari 80% kapasitasnya pada suhu ruangan di bawah -40C. Mereka bekerja sama dengan perusahaan baterai China untuk menerapkan teknologi ini pada kendaraan dan stasiun penyimpanan energi di wilayah-wilayah dingin di negara tersebut.

    Baterai sodium ion juga diharapkan bisa meminimalisir dampak lingkungan dari produksi logam yang digunakan dalam sel litium ion, terutama kobalt dan nikel, yang berdampak negatif pada manusia dan lingkungan.

    Sebuah studi pada 2024 menyimpulkan bahwa baterai sodium ion bisa membantu dunia menghindari penambangan berlebihan dan kemungkinan kelangkaan bahan baku kritis. Namun, proses produksinya masih menghasilkan volume emisi gas rumah kaca yang serupa dengan sel litium ion.

    Peneliti Chalmers University of Technology di Gothenburg, Zhang Shan, mengatakan “proses produksi, umur pakai, dan densitas energinya dapat ditingkatkan” karena baterai ini masih dalam tahap pengembangan.

    “Dampaknya terhadap iklim mungkin lebih rendah dibanding baterai lithium-ion di masa depan,” kata Zhang Shan.

    Belum populer untuk kendaraan roda empat

    Dua mobil listrik pertama yang ditenagai baterai natrium diluncurkan pada Desember 2023. Sejauh ini, semua model yang diluncurkan adalah “mobil mikro” yang oleh China diklasifikasikan sebagai A00.

    Penjualannya berkontribusi kecil dari total puluhan juta mobil listrik yang terjual di China pada 2024, kata analis independen industri otomotif di China, Xing Lei. Sebuah laporan bahkan menyebut hanya 204 unit yang terjual pada 2024.

    Salah satu kelemahan besar baterai sodium-ion adalah densitas energinya yang rendah: sebuah studi pada 2020 menemukan bahwa densitas energinya setidaknya 30% lebih rendah dibandingkan baterai litium.

    Ini berarti mobil yang menggunakan baterai tersebut tidak bisa menempuh jarak jauh dengan satu kali pengisian daya.

    “Jarak tempuh adalah faktor penentu utama bagi orang saat membeli mobil listrik,” kata Zhang.

    Getty ImagesBaterai sodium ion belum diproduksi massal untuk kendaraan listrik.

    Baterai sodium ion belum diproduksi massal untuk saat ini dan “belum bisa bersaing dengan baterai litium dalam konteks harga atau performa” khususnya untuk kendaraan roda empat.

    Menurut analis pasar baterai dari konsultan Rystad Energy, Chen Shan, penggunaan baterai sodium ion secara besar-besaran dalam dua atau tiga tahun ke depan akan sulit terwujud.

    Penerimaan pasar terhadap motor listrik dengan baterai sodium di China berkembang secara bertahap dan menjanjikan. Juru bicara Yadea mengatakan kepada BBC bahwa penjualan motor listrik sodium mereka mencapai hampir 1.000 unit pada tiga bulan pertama 2025.

    Perusahaan berencana membangun sekitar 1.000 tiang pengisian cepat yang dirancang khusus untuk baterai sodium-ion di Hangzhou tahun ini, memungkinkan penggunanya menemukan stasiun pengisian dana setiap 2 kilonater, kata Zhou dalam acara talk show.

    Yadea bukan satu-satunya yang berupaya mengembangkan baterai sodium ion. Produsen skuter China lainnya, Tailg, telah menjual model bertenaga sodium sejak 2023.

    FinDreams, divisi baterai dari produsen mobil listrik besar BYD, sedang membangun pabrik di Xuzhou, China Timur, untuk memproduksi baterai sodium. Menurut media lokal, mereka bekerja sama dengan Huaihai Group, produsen kendaraan roda dua dan tiga.

    Meskipun baterai asam timbal akan tetap mendominasi industri ini, pangsa pasar baterai sodium ion diperkirakan akan tumbuh pesat dalam lima tahun ke depan.

    Pada 2030, 15% skuter listrik di China akan menggunakan baterai sodium-ion. Menurut analisis dari Starting Point Research Institute, jumlahnya baru 0,04% pada 2023.

    Pangsa pasar yang lebih menjanjikan

    Sebenarnya, stasiun penyimpanan energi menjadi pangsa pasar yang lebih menjanjikan untuk baterai sodium ion. Ini memungkinkan penyerapan daya pada satu waktu untuk bisa digunakan belakangan.

    Karena tempatnya tetap, maka kelemahan dari baterai sodium ion saat digunakan pada kendaraan menjadi tidak berarti.

    “Anda bisa membuat stasiun penyimpanan energi yang sedikit lebih besar. Itu tidak akan berpindah-pindah. Berat baterai tidak menjadi masalah,” kata Combs.

    Penyimpanan energi diperkirakan akan menjadi pasar yang sangat besar dan berkembang pesat seiring dengan upaya negara-negara mencapai tujuan iklim mereka.

    Menurut Badan Energi Internasional (IEA), kapasitas penyimpanan energi skala global perlu tumbuh hampir 35 kali lipat pada 2022 hingga 2030 jika ingin mencapai net-zero pada 2050.

    “Ini akan menjadi pasar yang sangat penting di masa depan, terutama dengan semakin banyaknya energi terbarukan di jaringan listrik. Anda akan membutuhkan lebih banyak sistem penyimpanan untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan,” kata Ilaria Mazzocco, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies.

    Dengan digunakan di fasilitas penyimpanan, baterai sodium ion tidak bersaing langsung dengan industri otomotif.

    China, yang mengalami pertumbuhan pesat dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan surya, memimpin dunia dalam penggunaan penyimpanan energi untuk mendukung energi terbarukan.

    Baca juga:

    Pada Mei 2024, China mengoperasikan stasiun penyimpanan energi pertama bertenaga sodium ion. Stasiun yang terletak di Guangxi, China Selatan ini dapat menyimpan 10 megawatt yang cukup untuk 1.500 rumah selama sehari. Ini adalah fase awal dari stasiun penyimpanan energi sodium-ion yang kapasitasnya akan dikembangkan menjadi 10 kali lipat.

    Situs penyimpanan energi lainnya dikembangkan di Hubei. Faktanya, sekitar seperlima dari kapasitas semua proyek dari perusahaan negara China menggunakan teknologi sodium.

    Agar sodium ion bisa diproduksi massal, muncul pertanyaan apakah perusahaan bisa membuatnya lebih murah dibandingkan baterai litium ion?

    Saat ini, harga satuan baterai sodium ion untuk penyimpanan energi sekitar 60% lebih mahal dibandingkan baterai litium ion. Namun, analisis dari China Energy Storage Alliance memperkirakan selisih harganya akan semakin mengecil.

    China menjadi yang terdepan

    Beberapa pengusaha dan peneliti percaya bahwa sodium merupakan jalan pintas bagi negara lain untuk mengurangi ketergantungan mereka pada baterai China.

    Namun, perusahaan-perusahaan China lah yang siap memimpin produksi global jika teknologi ini berhasil menembus pasar.

    Produsen baterai besar China telah menyusun strategi untuk tetap kompetitif dalam jangka panjang, kata Combs. Artinya, baterai sodium ion bukanlah jalan pintas untuk menyaingi dominasi China.

    Getty Images

    Zhen mengatakan perbedaan terbesar antara perusahaan di China dan negara lain adalah mereka bisa membawa teknologi dari laboratorium ke produksi massal jauh lebih cepat.

    Menurut Logan, kesamaan antara kedua jenis sel membuat infrastruktur dan manufaktur yang sudah ada untuk baterai litium bisa diadaptasi untuk memproduksi baterai sodium ion. Ini mengurangi waktu dan biaya untuk komersialisasi di China.

    “Sinergi yang sama tidak selalu berlaku jenis kimia dari baterai lainnya,” tambah Logan.

    Analis dari firma riset baterai di Beijing, RealLi Research, Mo Ke, mencontohkan baterai all-solid-state yang tidak menggunakan elektrolit cair untuk mengangkut ion. Baterai jenis ini tidak begitu bergantung pada rantai pasok industri saat ini.

    China kini membangun jaringan pabrik besar yang didedikasikan untuk memproduksi sel sodium ion. Beberapa di antaranya sudah beroperasi.

    Pada 2024, produsen China mengumumkan rencana untuk membangun 27 pabrik baterai sodium ion dengan kapasitas gabungan 180 GWh, menurut riset Gaogong Industrial Research. Di antaranya termasuk pabrik 30GWh BYD yang akan dibangun di Xuzhou.

    Kapasitas baterai sodium ion global diprediksi akan melebihi 500 GWh pada 2023, dan lebih dari 90% berasal dari China, menurut analisis Wood Mackenzie.

    Getty Images

    Di luar China, Natron Energy di AS dan Faradion di Inggris menjadi pelopor. Namun menurut Zheng, perusahaan asing biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk membangun lini produksi, dan mereka akan sulit bersaing dengan China.

    Ekonom berbasis di Brussels, Alicia Garca Herrero mengatakan perusahaan China secara kolektif menghabiskan lebih dari 55 miliar Yuan pada 2023 untuk riset dan pengembangan baterai sodium ion.

    Nilai itu melampaui USD4,5 miliar yang dikumpulkan oleh semua startup baterai AS secara kumulatif hingga 2023 untuk solusi baterai non-litium.

    Menurut Combs, perusaaan-perusahaan China punya motivasi sederhana: “Jangan kehilangan pangsa pasar, termasuk pasar masa depan.”

    Wakil Presiden Senior Yadea, Zhou Chao mengatakan perusahaannya sudah memperluas operasi di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika, di mana skuter listrik juga populer.

    Tujuan Yadea jelas: memproduksi massal baterai sodium ion dan meningkatkan infrastruktur pengisian daya skuter “agar ratusan juta orang dapat menikmati transportasi hijau”.

    Artikel versi Bahasa Inggris berjudul How electric scooters are driving China’s salt battery push dapat Anda baca di BBC Future.

    Lihat juga Video: Dua Motor Konsep Listrik Honda Tebar Pesona di IIMS 2025

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polri Minta Tambah Anggaran Rp63,7 Triliun 2026, untuk Gaji Pegawai hingga Mobil Listrik

    Polri Minta Tambah Anggaran Rp63,7 Triliun 2026, untuk Gaji Pegawai hingga Mobil Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA — Polri mengusulkan penambahan anggaran sebanyak Rp63,7 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran (TA) 2026.

    Asrena Kapolri, Komjen Wahyu Hadiningrat menilai usulan penambahan anggaran dibutuhkan mengingat pagu indikatif yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp109,6 triliun dinilai kurang. 

    Padahal, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengusulkan agar anggaran ideal untuk anggaran Polri TA 2026 itu mencapai Rp173,4 triliun.

    “Sesuai usulan rencana kebutuhan anggaran yang telah kami kirimkan sesuai surat Kapolri 10 Maret 2026 dan setelah diterimanya pagu indikatif tahun anggaran 2026 sebesar Rp109,6 triliun maka polri masih mengalami kekurangan sebesar Rp63,7 triliun,” ujar Wahyu di kompleks Senayan, Senin (7/7/2025).

    Dia menjelaskan jumlah yang diusulkan koprs Bhayangkara tersebut digunakan untuk kebutuhan belanja Polri selama TA 2026.

    Dia menjabarkan, anggaran tersebut akan digunakan untuk belanja pegawai sebesar Rp4,8 triliun yang diprioritaskan untuk gaji pegawai rekrutmen dan memenuhi kenaikan tunjangan kinerja 80% personel Polri dan ASN.

    Selanjutnya, belanja barang sebesar Rp13,8 triliun untuk meningkatkan operasional kepolisian dan pelayanan Kamtibmas, termasuk di perbatasan hingga daerah terluar.

    Selain itu, anggaran akan dikucurkan untuk belanja modal sebesar Rp45,1 triliun yang diprioritaskan untuk pemenuhan kendaraan listrik alias electric vehicle (EV), kapal pemburu cepat hingga peralatan untuk mendukung penindakan sejumlah kasus pidana. 

    “Sehingga pada tahun anggaran 2026 Polri mengusulkan kembali kekurangan tersebut untuk dialokasikan pada pagu anggaran atau alokasi anggaran tahun anggaran 2026,” pungkasnya.

  • Permudah Nasabah Punya Mobil, BSI Hadirkan OTO via BYOND

    Permudah Nasabah Punya Mobil, BSI Hadirkan OTO via BYOND

    Jakarta

    PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat ekosistem digital di dalam superapps BYOND by BSI. Pada gelaran BSI International Expo 2025, bank syariah terbesar di Indonesia tersebut memperkenalkan fitur BSI OTO.

    Layanan ini merupakan inovasi baru untuk membeli mobil dan mengajukan pembiayaan secara mudah melalui BYOND by BSI. SEVP Consumer Product Solution BSI Wawan Setiawan mengatakan sebagai Sahabat Finansial, Sosial dan Spiritual, BSI berupaya untuk terus berinovasi menghadirkan solusi layanan keuangan syariah yang modern, digital, dan inklusif.

    “Fitur BSI OTO yang inovatif dan adaptif hadir di BYOND by BSI. Ini merupakan wujud komitmen kami untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan syariah, salah satunya di ekosistem bisnis otomotif,” kata Wawan, dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).

    Salah satunya, memudahkan nasabah yang ingin memiliki kendaraan dengan memanfaatkan pembiayaan syariah secara digital. Wawan menjelaskan, inovasi ini akan semakin memudahkan nasabah yang ingin memiliki kendaraan karena sekarang di BYOND by BSI bisa langsung memilih kendaraan yang diinginkan, pengajuan (pembiayaan) secara online, kapan pun dan di mana pun.

    Selain kemudahan dalam pengajuan pembiayaan otomotif secara digital, nasabah juga dapat menikmati margin pembiayaan yang kompetitif dengan tenor hingga 7 tahun. Melalui BYOND by BSI, nasabah juga bisa memantau status pengajuan secara real-time dan cek portofolio pembiayaan OTO kapan saja.

    Pada tahap awal akan ada 45 merk kendaraan yang siap dipilih oleh nasabah. Tidak hanya pembiayaan mobil baru, nasabah juga dapat memanfaatkan fitur BSI OTO di BYOND by BSI untuk mobil bekas (second) dan motor baru.

    Fitur BSI OTO di BYOND by BSI juga menyediakan pembiayaan untuk kendaraan ramah lingkungan yakni mobil listrik dan mobil hybrid. Wawan mengatakan ini adalah langkah besar bagi BSI untuk semakin memperkuat inklusi pembiayaan syariah di sektor otomotif secara digital melalui BYOND.

    “Ke depan, membeli kendaraan lewat BYOND akan mendapatkan penawaran khusus dengan harga spesial untuk nasabah,” tutur Wawan.

    Hingga Mei 2025, perseroan membukukan penyaluran pembiayaan BSI OTO mencapai Rp 60,34 miliar, tumbuh 96,17% secara tahunan (year-on-year). Selama gelaran BSI International Expo 2025, BSI sudah berhasil menjual 73 kendaraan yang mana 30%-nya terjual melalui BYOND by BSI.

    “Setiap bulannya pembiayaan mobil di BSI OTO Rp 300 miliar atau sekitar 1.600 unit per bulan. Selama ini pembiayaan BSI OTO hanya bisa melalui cabang atau landing page bersama BSI dan Mandiri Utama Finance,” ucap Wawan.

    “Sekarang sudah bisa lewat BYOND by BSI yang akan memperluas untuk memberi pembiayaan pada nasabah,” sambungnya.

    Perseroan mengoptimalkan gelaran BSI International Expo 2025 yang berlangsung hingga Minggu (29/6) di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, untuk memperkuat kinerja pembiayaan otomotif. Pada event tersebut, BSI OTO menghadirkan booth otomotif baik kendaraan roda empat maupun roda dua sebagai salah satu destinasi utama bagi pengunjung.

    “Di island BSI OTO ada beberapa produk kendaraan premium. Kami juga siapkan unit test drive-nya, sehingga Sahabat BSI (nasabah) datang ke island BSI OTO mendapat journey, pengalaman dan penawaran menarik,” ungkap Wawan.

    “Proses pembiayaan kendaraan melalui BSI #OTOmatisJadiMudah,” lanjutnya.

    Pada kesempatan yang sama, influencer otomotif Den Dimas menyebut kehadiran fitur pembiayaan BSI OTO melalui BYOND by BSI akan mempermudah dan membantu masyarakat untuk bisa mendapatkan kendaraan. Menurut Den, sekarang membeli kendaraan lebih mudah karena tidak perlu lagi ke dealer dan mencari pembiayaan.

    “Jadi kalau sebelumnya harus ke showroom, sekarang bisa kapan pun mencari kendaraan. Kalau hari libur showroom tutup lewat BYOND tidak ada liburnya dan apalagi prosesnya sangat mudah,” kata Den.

    Berbagai promo menarik yang ditawarkan antara lain, nasabah yang melakukan pengajuan pembiayaan mobil di BSI OTO melalui BYOND by BSI dan memiliki SPK akan mendapatkan voucher Auto Glaze senilai Rp 3,8 juta. Sementara untuk motor mendapatkan voucher MAP/Alfamart senilai Rp100 ribu. Selain itu, nasabah BSI Prioritas akan mendapat Tabungan Haji BSI saat membeli mobil.

    Untuk memudahkan konsumen, BSI bekerja sama dengan Mandiri Utama Finance Syariah dalam urusan pembiayaan. Adapun brand mobil yang turut meramaikan ajang ini antara lain BYD Sealion, BMW i5, CHERY Tiggo 8 CSH, Daihatsu Terios, Denza D9, Honda HRV HEV, Mercedes Benz, Suzuki Fronx, Toyota Zenix Modelista, dan Hyundai New Palisade.

    Sedangkan untuk sepeda motor, merek yang tampil di acara ini adalah ALVA EV, BMW Motorrad, Harley Davidson, Honda, Kawasaki ZX 25R, Yamaha, Vespa dan Suzuki Vstroom.

    (hnu/ega)