Transportasi: mobil listrik

  • BYD M6 Sudah Ada Bekasnya, Harga Pasarannya Segini

    BYD M6 Sudah Ada Bekasnya, Harga Pasarannya Segini

    Jakarta

    Baru setahun, BYD M6 sudah ada versi bekasnya. Berapa ya harga pasaran BYD M6 bekas?

    BYD M6 merupakan salah satu mobil listrik yang cukup populer. Meski baru seumur jagung, BYD M6 boleh dibilang sukses merebut hati masyarakat di Tanah Air. Setahun sejak meluncur, sudah lebih dari 10.000 unit BYD M6 yang dikirim ke konsumen di Indonesia.

    Harga BYD M6 Bekas

    MPV bertenaga listrik itupun sudah merambah ke pasar mobil bekas. Berapa ya harga pasarannya? Dilihat detikOto dalam laman jual mobil bekas online, BYD M6 bekas ditawarkan dengan rentang harga Rp 370-390 jutaan.

    Misalnya ada BYD M6 dengan odometer 11.000-an km, ditawarkan seharga Rp 379 juta. Ada juga yang menawarkan BYD M6 dengan jarak tempuh 18.000 km dengan banderol Rp 390 juta. Harganya lebih mahal sebab BYD M6 tersebut merupakan versi 6-seater.

    Harga BYD M6 Terbaru Juli 2025

    Soal model barunya, BYD M6 saat ini ditawarkan dalam tiga varian yaitu Standard, Superior, dan Superior Captain. Harganya bervariasi, namun paling murah Rp 383 juta. Berikut ini daftar harga BYD M6 terbaru.

    BYD M6 Standard: Rp 383 jutaBYD M6 Superior: Rp 423 jutaBYD M6 Superior Captain: Rp 433 juta

    Spesifikasi BYD M6

    Sebagai informasi tambahan, BYD M6 menggunakan Blade Battery milik BYD. Ada dua opsi baterai yang ditawarkan BYD M6. Untuk versi standard menggendong baterai berkapasitas 55,4 kWh. Berkat baterai itu, mobil bisa menempuh jarak sejauh 420 km. Versi standar ini memiliki kapasitas 7-seater. Khusus versi ini, baterai bisa dicas dengan DC 89 kW dan AC 7 kW. Akselerasi 0-100 km/jam menggunakan baterai ini dapat ditempuh dalam waktu 10,1 detik.

    Selanjutnya ada baterai berkapasitas 71,8 kWh yang tersemat pada varian Superior Captain dan Superior. Varian Superior Captain mengusung konfigurasi 6 tempat duduk sedangkan Superior 7-seater. Baterai yang diusung Superior Captain dan Superior ini bisa menempuh jarak sejauh 530 km. Akselerasi 0-100 km/jam dapat ditempuh lebih cepat yaitu 8,6 detik. Soal pengecasan, baterai 71,8 kWh ini bisa menggunakan DC 115 kW dan AC 7 kW.

    (dry/din)

  • SpaceX Siap Suntik Rp 32 Triliun ke Startup AI Milik Elon Musk? – Page 3

    SpaceX Siap Suntik Rp 32 Triliun ke Startup AI Milik Elon Musk? – Page 3

    Langkah investasi ini bukan tanpa alasan. SpaceX kabarnya telah mulai menggunakan teknologi xAI dalam layanan mereka.

    Salah satunya, chatbot Grok milik xAI kini sudah digunakan untuk mendukung sistem layanan pelanggan Starlink, layanan internet satelit yang juga dikembangkan oleh SpaceX.

    Lebih lanjut, laporan tersebut menyebut bahwa integrasi antara produk xAI dan layanan-layanan milik SpaceX akan terus berkembang dalam waktu dekat.

    Strategi Musk Satukan Semua Perusahaannya

    Untuk diketahui, Bukan rahasia lagi bahwa Elon Musk memiliki strategi untuk mengintegrasikan berbagai perusahaannya agar saling mendukung dan memperkuat.

    Sebelumnya, Musk juga diketahui telah menggabungkan xAI dengan X (dulu Twitter) awal tahun ini.

    Pendekatan ini dianggap sebagai cara Musk untuk mempercepat adopsi teknologi AI buatannya di berbagai sektor, mulai dari media sosial, otomotif, hingga industri luar angkasa.

    Meski sempat dihujani kritik, khususnya setelah Grok membuat komentar antisemit yang kontroversial, produk AI tersebut tetap mendapat tempat di berbagai lini bisnis Musk.

    Bahkan, mobil listrik Tesla juga dilaporkan akan segera dilengkapi dengan integrasi Grok secara langsung.

  • Bos BYD Sambangi Pabrik Mobil Xiaomi, Ada Apa Nih?

    Bos BYD Sambangi Pabrik Mobil Xiaomi, Ada Apa Nih?

    Jakarta

    Ada yang menarik dari linimasa otomotif China pekan ini. Chairman dan CEO BYD, Wang Chuanfu, tertangkap kamera sedang mengunjungi pabrik mobil Xiaomi. Dia tak sendirian, melainkan ditemani Lei Jun selaku founder Xiaomi Group!

    Dalam video pendek yang beredar di media sosial, disitat dari Carnewschina, Wang tampak diajak Lei berkeliling pabrik. Di belakang mereka, terlihat Hu Zhengnan selaku mantan bos R&D Geely dan kini mitra di Shunwei Capital–firma investasi yang dekat dengan Xiaomi.

    Meski tak diumumkan secara resmi, kehadiran trio ini langsung memantik spekulasi. BYD dan Xiaomi memang sudah lama menjalin kerja sama, baik di sektor smartphone maupun otomotif. Mobil listrik Xiaomi SU7 Standard Edition menggunakan baterai Blade buatan BYD.

    Bos BYD dan Bos Xiaomi. Foto: Weibo.

    Di Beijing Auto Show 2024 lalu, Lei Jun menyebut BYD sebagai ‘partner penting selama lebih dari satu dekade’. Wang Chuanfu juga terlihat mengunjungi booth Xiaomi dan menyatakan dukungannya terhadap ekspansi Xiaomi di dunia kendaraan listrik.

    Belum ada detil teknis yang diumumkan, tapi analis industri menilai kekuatan keduanya saling melengkapi. BYD unggul di baterai dan drivetrain, sementara Xiaomi kuat di ekosistem digital dan kokpit pintar. Kombinasi ini bisa jadi sangat berbahaya bagi kompetitor.

    Kehadiran Hu Zhengnan menambah bobot teknis dalam pertemuan ini. Sosok yang pernah memimpin proyek Geely Boyue itu dikenal sebagai otak di balik banyak inovasi R&D otomotif di China.

    Menariknya, kunjungan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Lei Jun foto bersama bos Nvidia, Jensen Huang, di samping Xiaomi SU7 Ultra. Semua ini menunjukkan Xiaomi sedang membangun narasi serius di ranah EV pintar.

    Dalam ekosistem EV China yang kian kompetitif, kolaborasi dan kompetisi bisa berjalan bersamaan. Xiaomi dan BYD seolah ingin menunjukkan, meski punya ambisi masing-masing, mereka tetap bisa saling dorong dalam membangun masa depan otomotif pintar.

    (sfn/dry)

  • Bamsoet Harap YM Academy Surabaya Cetak SDM Unggul di Industri Otomotif

    Bamsoet Harap YM Academy Surabaya Cetak SDM Unggul di Industri Otomotif

    Jakarta

    Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengapresiasi berdirinya Yoong Motor Academy Training Center di Surabaya, Jawa Timur. Akademi pelatihan ini, dinilai menjadi langkah strategis dalam mencetak sumber daya manusia unggul di industri otomotif

    Ia juga berharap akademi pelatihan modifikasi lampu kendaraan yang mulai beroperasi sejak 2024 ini menjadi role model dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia teknisi yang berkualitas. Khususnya pada bidang perlampuan dan kelistrikan kendaraan modern.

    “Yoong Motor Academy bukan sekadar menjawab kebutuhan pasar akan teknisi, tetapi telah menjadi motor penggerak tumbuhnya industri kreatif berbasis otomotif. Ini adalah contoh nyata bagaimana sektor modifikasi bisa berkembang menjadi sektor ekonomi strategis yang membuka lapangan kerja dan meningkatkan kualitas SDM nasional,” ujar Bamsoet, dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/7/2025).

    Hal tersebut ia sampaikan saat mengunjungi Yoong Motor Academy di Surabaya, Sabtu (19/7). Hadir antara lain pendiri Yoong Motor Group Indonesia Yomin Sugianto, Pemilik Saber Industries Vincent C. Mergonoto dan Kevin C. Mergonoto.

    Hadir pula Hubungan Antar Lembaga IMI Pusat Erwin MP serta Komunikasi dan Media IMI Pusat Dwi Nugroho Marsudianto. Bamsoet menjelaskan dengan kurikulum pelatihan yang berlangsung antara satu hingga tiga bulan, akademi ini mengintegrasikan teori dan praktik secara intensif.

    Para peserta tidak hanya diajarkan bongkar pasang lampu kendaraan dari berbagai pabrikan dunia, tetapi juga diajak memahami seluk-beluk sistem elektrikal dan komputerisasi kendaraan. Termasuk untuk mobil listrik (EV) yang menjadi tren global ke depan.

    “Akademi ini juga menjadi pelopor dalam membangun silabus berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), hasil kolaborasi dengan National Modification & Aftermarket Association (NMAA) Indonesia dan Kementerian Perindustrian. Standar ini menjamin lulusannya memiliki keahlian terukur dan dapat langsung diserap pasar tenaga kerja,” kata Ketua MPR ke-15 tersebut.

    Bamsoet menambahkan semangat yang dibawa Yoong Motor sejalan dengan visi besar IMI untuk mendorong industri otomotif nasional bukan hanya sebagai pasar konsumtif, tetapi sebagai basis produktif dan kreatif. Terlebih, Yoong Motor juga membuka peluang cabang-cabang baru di berbagai daerah yang berfungsi sebagai jaringan bisnis, sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat.

    “Yoong Motor Academy adalah inspirasi. Ia menunjukkan bahwa modifikasi bukan sekadar gaya, tetapi masa depan ekonomi kreatif berbasis teknologi otomotif,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.

    “IMI akan terus mendukung inisiatif seperti ini. Karena di sinilah masa depan otomotif Indonesia dibentuk dari tangan-tangan anak muda yang terampil, terlatih, dan berdaya saing global,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Menteri Bahlil tekankan urgensi swasembada energi dan hilirisasi

    Menteri Bahlil tekankan urgensi swasembada energi dan hilirisasi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan urgensi pencapaian target swasembada energi dan hilirisasi dalam pembangunan nasional.

    Menurut dia, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, pelaksanaan hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga memperkuat ketahanan energi Indonesia.

    “Sebagai Menteri ESDM, saya ingin menekankan bahwa pembangunan energi nasional hari ini mengusung misi besar, yaitu swasembada energi dan hilirisasi. Untuk itu, pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas idle, pembangunan infrastruktur gas, dan hilirisasi sektor minerba, serta melakukan percepatan transisi energi melalui pengembangan EBT dan inovasi teknologi,” kata Bahlil dalam peresmian Migas Corner di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jatim, Kamis (17/7/2025).

    Lebih lanjut, Menteri ESDM menyoroti peran penting kampus dan mahasiswa dalam mewujudkan program tersebut.

    “Peran kampus dan mahasiswa sangat penting dalam proses ini, karena mahasiswa adalah bagian dari agen perubahan menuju kemandirian energi dan kedaulatan sumber daya alam,” ujarnya.

    Pada dasarnya, sambung Bahlil, hilirisasi berarti mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, sehingga tidak ada lagi ekspor bahan mentah karena seluruh proses berada di dalam negeri.

    “Jangan lagi mengirim bahan mentah, nilai tambahnya di luar (negeri), kita cuma main ekspor material bahan baku. Kalau seperti itu, apa bedanya kita dengan zaman VOC. VOC itu 390 tahun mengirim bahan baku yang membuat negara-negara lain candu terhadap sumber daya kita,” tegas Bahlil.

    Ia menambahkan selama ini negara-negara lain mendapatkan pasokan bahan baku dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pabrik mereka.

    Karena itu, sudah saatnya Indonesia sepenuhnya menjalankan program hilirisasi, memproses komoditas hingga menjadi produk jadi di dalam negeri.

    Sebagai contoh konkret, Bahlil menyebutkan ekosistem baterai untuk mobil listrik di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai 20 miliar dolar AS, telah menempatkan negara RI sebagai produsen baterai terbesar kedua di dunia setelah China.

    “Nanti, bulan November ada investasi 100 miliar dolar AS. Kita juga akan membangun lagi dari China dan Korea, itu sekitar 8 miliar dolar AS, yang juga menjadi salah satu terbesar dalam mengolah bahan baku nikel hingga menjadi cell battery. Bahkan, Presiden Prabowo meminta hingga menjadi mobil listrik,” tambah Menteri Bahlil.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bahlil Larang Ekspor Bahan Mentah, Ibaratkan Zaman VOC

    Bahlil Larang Ekspor Bahan Mentah, Ibaratkan Zaman VOC

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya swasembada energi dan hilirisasi dalam pembangunan energi nasional. Menurutnya, hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga memperkuat ketahanan energi Indonesia.

    Bahlil mengatakan, selama ini negara-negara lain mendapatkan pasokan bahan baku dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pabrik mereka. Oleh karenanya, Bahlil mengatakan, sudah saatnya Indonesia menjalankan program hilirisasi yang memproses komoditas hingga menjadi produk jadi. Harapannya, tidak ada lagi ekspor bahan mentah yang dilakukan di Indonesia.

    “Jangan lagi mengirim bahan mentah, nilai tambahnya di luar, kita cuman main ekspor material bahan baku. Kalau seperti itu apa bedanya kita dengan zaman VOC. VOC itu 390 tahun mengirim bahan baku yang membuat negara-negara lain candu terhadap sumber daya kita,” tegas Bahlil dalam keterangan tertulis, Jumat (18/7/2025).

    Sebagai contoh konkret hilirisasi, Bahlil menyebut ekosistem baterai untuk mobil listrik di Indonesia. Dengan nilai investasi mencapai US$ 20 miliar, telah menempatkan Indonesia sebagai produsen baterai terbesar kedua di dunia setelah China.

    “Nanti bulan November ada investasi US$ 100 miliar atau Rp 100 triliun. Sekarang kita akan membangun lagi dari China dan Korea, itu sekitar US$ 8 miliar yang juga menjadi salah satu yang terbesar dalam mengolah bahan baku nikel hingga menjadi cell battery. Bahkan Presiden Prabowo meminta hingga menjadi mobil listrik,” kata Bahlil.

    Adapun untuk mencapai swasembada energi, Bahlil mengatakan pemerintah terus memanfaatkan potensi-potensi yang ada, baik itu reaktivasi sumur migas idle hingga sumur rakyat.

    “Pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas idle, pembangunan infrastruktur gas, dan hilirisasi sektor minerba, serta melakukan percepatan transisi energi melalui pengembangan EBT dan inovasi teknologi,” katanya.

    Lihat juga video: Kelapa Sawit Jadi Andalan Ekspor RI Hadapi Tarif Trump

    (acd/acd)

  • Mobil Listrik Polytron Mulai Dirakit di Purwakarta, Kapasitas 30 Ribu Per Tahun

    Mobil Listrik Polytron Mulai Dirakit di Purwakarta, Kapasitas 30 Ribu Per Tahun

    Jakarta

    Polytron memulai perakitan mobil listrik G3+ dan G3 di fasilitas milik PT Handal Indonesia Motor (HIM) di Purwakarta, Jawa Barat. Perakitan mobil listrik Polytron masih dalam tahap semi knocked down (SKD), kendaraan keadaan setengah dirakit atau masih sebagian utuh.

    “Dengan dimulainya produksi di Purwakarta ini, Polytron mempertegas keseriusannya membangun ekosistem kendaraan listrik nasional, bukan hanya sebagai produk, tetapi sebagai investasi jangka panjang yang didukung oleh fasilitas produksi, kualitas manufaktur, dan layanan purna jual yang komprehensif,” kata Chief Executive Officer Polytron, Hariono dalam keterangannya dikutip Jumat (18/7/2025).

    Polytron menyebut pihaknya juga berinvestasi ke fasilitas milik PT HIM di Purwakarta, seperti lini perakitan khusus seperti Dyno Test, Vacuum Filling Machines, – untuk pengisian brake oil, refrigerant, coolant, kemudian Dynamic Performance Test Equipment, Safety Testing Equipment, hingga ADAS Calibration Equipment.

    Mobil listrik Polytron mulai dirakit di PT Handal Indonesia Motor, Purwakarta, Jawa Barat. Foto: Dok. Polytron

    Polytron menyebut ada tahapan Electric Safety Test dalam proses produksi. Tahapan pengujiannya antara lain:

    Setelah pemasangan bateraiSetelah proses perakitanSetelah rain and water leak testTahap akhir Pre Delivery Center (PDC) sebelum kendaraan dikirimkan ke konsumen.

    Kapasitas produksi Polytron di fasilitas PT Handal dapat mencapai kemampuan maksimal hingga 30.000 unit per tahun. Namun diketahui target awal Polytron bisa laku 1.500 unit hingga akhir tahun.

    Mobil listrik Polytron G3+ dan G3 untuk pertama kalinya akan debut dan hadir di penyelenggaraan the Gaikindo Indonesia International Auto Show yang berlokasi di booth Selasa Convention Hall, ICE-BSD City pada tanggal 24 Juli – 3 Agustus 2025.

    Seperti diketahui G3+ dan G3 ditawarkan dalam dua metode kepemilikan baterai. Pertama, Konsumen dapat memilih skema Buy to Own, dengan pembelian unit beserta baterai lengkap dengan garansi baterai 8 tahun atau 180.000 km, garansi kendaraan 5 tahun atau 150.000 km, serta jaminan resale value sebesar 70% dalam 3 tahun.

    Kedua, Polytron menghadirkan skema Battery-as-a-Service (BaaS), memungkinkan konsumen membeli mobil tanpa harus membeli baterai di awal.

    (riar/din)

  • Sederet Teknologi F1 yang Kini Ada di Mobil Harian, Kamu Udah Coba?

    Sederet Teknologi F1 yang Kini Ada di Mobil Harian, Kamu Udah Coba?

    Jakarta

    Dunia F1 mungkin terasa jauh dari kehidupan sehari-hari. Mobilnya beda, kecepatan enggak masuk akal, dan teknologinya kayak dari masa depan. Tapi jangan salah, beberapa teknologi yang awalnya dikembangkan di jet darat itu kini diam-diam hadir di mobil yang kita kendarai setiap hari.

    Mau contoh? Transmisi paddle shift di belakang setir itu dulunya eksklusif buat pebalap F1. Sekarang, bahkan city car kelas menengah pun banyak yang pakai. Tinggal ‘ceklik’ jari, langsung pindah gigi tanpa injak kopling.

    Disitat dari RAC, Scuderia Parts dan laman resmi Formula 1, Kamis (17/7), F1 bukan sekadar balap mobil biasa. Ia merupakan laboratorium berjalan–tempat pabrikan otomotif menguji teknologi yang nantinya bisa diturunkan ke mobil jalanan. Jadi, kalau detikers merasa mobil sekarang makin canggih, bisa jadi ada peran kejuaraan tersebut.

    Paddle Shift. Foto: Doc. CNET

    Salah satu teknologi paling ikonik adalah penggunaan carbon fiber. Di era 1980-an, McLaren jadi tim pertama yang mengusung monokok carbon fiber–ringan tapi super kuat. Sekarang? Material ini bisa ditemukan di bodi mobil sport, panel pintu, bahkan helm pengendara motor. Tujuannya sama: memangkas bobot, meningkatkan performa.

    Lalu ada sistem pengereman regenerative atau dikenal KERS (Kinetic Energy Recovery System). Teknologi ini lahir dari F1 sebagai upaya menangkap energi saat deselerasi, lalu disimpan untuk digunakan lagi. Di mobil listrik modern, konsep ini diadopsi untuk mengisi baterai secara otomatis saat mengerem.

    Masih ingat istilah DRS (Drag Reduction System)? Di F1, ini semacam cheat legal untuk memaksimalkan kecepatan di trek lurus. Meski mobil harian belum pakai DRS dalam arti yang sama, konsep aerodinamika aktif kini mulai masuk supercar dan hypercar. Mobil bisa menyesuaikan spoiler-nya sendiri sesuai kebutuhan, entah untuk menekan bodi atau melaju lebih kencang.

    Mobil F1 Foto: F1

    Kemudian steering wheel buttons atau tombol-tombol di setir mobil juga mengadopsi teknologi F1. Fitur tersebut pertama kali dipakai di kejuaraan tersebut pada musim 1970-an untuk memudahkan pebalap mengontrol kendaraannya.

    Sektor keselamatan juga nggak kalah penting. F1 mengembangkan crumple zone dan struktur kabin tahan benturan jauh sebelum mobil biasa mengadopsinya. Bahkan desain helm dan sabuk pengaman 6 titik di F1 memberi inspirasi pada sistem keselamatan mobil dan motor modern.

    Tentu tak semua teknologi F1 bisa langsung diturunkan ke mobil umum. Namun, pendekatan efisiensi, keselamatan dan performa kendaraan kemudian mengalir ke mobil produksi massal. Kadang, inovasi dari lintasan balap itu butuh bertahun-tahun pengembangan untuk bisa diterapkan di jalan raya.

    (sfn/rgr)

  • Susahnya Jual Mobil Listrik Bekas, Harga Dipangkas Tetap Tak Laku!

    Susahnya Jual Mobil Listrik Bekas, Harga Dipangkas Tetap Tak Laku!

    Jakarta

    Pasar mobil listrik bekas ternyata belum semanis yang dibayangkan. Balai Lelang Serasi (IBID), selaku anak usaha Grup Astra, mengaku masih kesulitan menjual unitnya meski harga dasarnya sudah ditekan habis!

    “(Sejauh ini) masih berat jualannya, padahal secara harga dasar nilai jual kembali itu sudah turun dari harga dasar awalnya,” kata Presiden Direktur IBID, Daddy Doxa Manurung di Jakarta, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (17/7).

    Sebagai contoh, pihaknya sudah merevisi harga dasar mobil listrik bekas Toyota bZ4X demi memikat konsumen, namun hingga kini tetap nihil peminat.

    Harga dasar bZ4X produksi 2022 awalnya dipatok di angka Rp 700 jutaan. Namun, akibat tak kunjung laku, nilainya dipangkas ke kisaran Rp 600 jutaan, bahkan kini ada yang hanya Rp 500 jutaan. Padahal harga barunya saat meluncur dua tahun lalu tembus Rp 1,19 miliar!

    Mobil listrik Toyota bZ4X Foto: Dok. Toyota

    Balai lelang seperti IBID bekerja dengan sistem penawaran terbuka. Harga dasar hanya menjadi patokan awal, sementara harga akhir ditentukan lewat persaingan para peserta lelang. Makin banyak peminat, makin tinggi harga yang bisa tercapai.

    “Jadi secara angka itu sebenarnya sudah turun dari harga dasar awal itu. Awal di Rp 700-an juta sekarang udah Rp 600-an juta, itu pun masih belum ada yang ngambil,” tuturnya.

    “Jadi ya memang cukup drop untuk harganya, bisa 50 persen sampai 60 persen,” tambahnya.

    Toyota All New Agya GR Sport Foto: dok. Toyota-Astra Motor

    Di sisi lain, mobil bekas bermesin bensin justru tetap menjadi bintang di rumah lelang. Model seperti Toyota Agya, Calya, Honda Brio, sampai Daihatsu Sigra, disebut punya perputaran cepat-maksimal dua minggu sudah laku.

    Sementara itu, nasib mobil listrik bekas tak secerah itu. Waktu tunggu bisa lebih panjang, sekitar satu hingga dua bulan.

    “Tapi ya tergantung harga. Kalau dilelang itu misal sudah berapa kali lelang, terus enggak laku. Kami pasti tanya ke pemilik, ini mau ditarik balik atau mau diturunin (harganya),” kata Daddy.

    Menurutnya, sepinya peminat mobil listrik bekas tak lepas dari kondisi ekosistem EV di Indonesia yang belum sepenuhnya matang. Namun, dia optimistis dalam lima tahun ke depan, situasinya bisa jauh berbeda.

    (sfn/dry)

  • Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Mobil BYD Berasap

    Terungkap! Ternyata Ini Penyebab Mobil BYD Berasap

    Jakarta

    Belum lama ini ada kejadian mobil listrik BYD Seal yang mengeluarkan asap saat diparkir di garasi rumah. Setelah dilakukan investigasi, terungkap penyebab mobil listrik itu tiba-tiba mengeluarkan asap.

    Mobil listrik BYD Seal mengeluarkan asap, padahal tidak dipakai selama tiga hari. BYD Indonesia bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi terhadap mobil listrik yang mengeluarkan asap itu.

    “Saya informasikan lagi bahwa kita telah melakukan investigasi bersama dengan KNKT. Dan saat itu kita juga sudah mengeluarkan hasil dari investigasinya. Bahwa ini adalah kondisi yang diakibatkan faktor eksternal. Bisa saja berupa gigitan serangga atau gigitan hewan pengerat,” kata Head of Marketing, PR & Government Relations BYD Indonesia Luther Pandjaitan dikutip Antara.

    Ditegaskan, peristiwa berasapnya mobil listrik BYD Seal itu bukan bersumber dari baterai utama. Korsleting terjadi di baterai tegangan rendah (low voltage battery), berbeda dengan baterai utama (high-voltage battery) yang digunakan untuk menggerakkan mobil.

    “Jadi low voltage battery itu sama seperti aki. Memang materialnya itu tidak sama seperti aki kendaraan biasa ya. Dan itu memang dia hanya berasap dampak dari adanya gigitan hewan pengerat tersebut,” ujar dia.

    Salah satu fungsi baterai low voltage adalah untuk menyalakan mobil ketika pengemudi menekan tombol starter. Sedangkan sumber energi untuk menggerakkan roda berasal dari high-voltage battery.

    Berdasarkan dokumen buku manual BYD Seal yang bisa diakses secara publik, baterai tegangan rendah pada BYD Seal memiliki tegangan 12 volt. Letaknya ada di bawah jok penumpang belakang.

    Baterai tegangan rendah tersebut bisa dicas menggunakan high-voltage battery secara otomatis pada kondisi tertentu. Berbeda dengan mobil konvensional atau mobil listrik lainnya yang menggunakan aki lead acid, low-voltage battery pada BYD Seal menggunakan bahan Lithium Iron Phospate (LFP). BYD mengklaim, penggunaan LFP untuk low-voltage battery menawarkan manfaat signifikan, termasuk bobot enam kali lebih ringan dibandingkan dengan baterai tegangan rendah konvensional, konsumsi daya lima kali lebih baik, dan masa pakai hingga 15 tahun.

    (rgr/dry)