Transportasi: mobil listrik

  • Dealer Mobkas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Sebabnya

    Dealer Mobkas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Mobil listrik mulai bisa diterima masyarakat Indonesia dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini harga mobil listrik baru juga sudah semakin murah, bahkan ada yang di bawah Rp 200 jutaan. Tapi bak pisau bermata dua, harga mobil listrik anyar yang semakin kompetitif, belum diikuti dengan harga jual kembali (resale value) yang baik. Bahkan tak jarang dealer mobkas (mobil bekas) belum berani menjual unit mobil listrik bekas.

    “Alasan utamanya karena dealer mobil bekas masih belum bisa mengira-ngira margin (keuntungan) yang didapat jika menjual mobil listrik. Karena aktual hari ini, tidak ada ‘median price’ (nilai tengah) yang pasti dari harga mobil listrik bekas,” ungkap Dedi Saeful Anwar dari Azzami Mobilindo kepada detikOto, Senin (11/8/2025).

    Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini memang demikian. Harga bekas mobil listrik bisa terjun bebas setelah digunakan lebih dari dua tahun. Sebagai contoh, di laman jual beli mobil bekas, OLX, Hyundai Ioniq 5 2023 tipe Signature Long Range ditawarkan dengan harga pembuka Rp 460 juta. Padahal harga Ioniq 5 dengan tipe yang sama dan dalam kondisi baru, harganya mencapai Rp 844,6 juta. Artinya, dalam 2,5 tahun pemakaian, harga mobil ini terdepresiasi hingga 55% atau lebih dari separuhnya.

    Contoh lainnya ada mobil listrik Wuling Air ev tahun 2023 varian Long Range yang ditawarkan pelapak dengan harga pembuka Rp 155 juta. Padahal saat diperkenalkan sekira dua tahun lalu, versi ini dijual Rp 299,5 juta. Artinya ada depresiasi harga hingga 51,75%.

    Selain harga bekasnya yang anjlok, alasan lain dealer mobkas belum berani menjual mobil listrik adalah karena para APM (agen pemegang merek) acap melakukan kebijakan merevisi harga mobil listriknya menjadi lebih murah.

    Contohnya pada Juni 2025 lalu, Chery memperkenalkan mobil listrik Chery E5 yang sebelumnya bernama Omoda E5. Dengan pergantian nama itu, harga mobil listrik ini turun hingga Rp 100 jutaan. Saat masih menggunakan embel-embel ‘Omoda’, E5 dibanderol Rp 505 jutaan, kini E5 ditawarkan mulai dari Rp 399 jutaan saja.

    “Karena tahun kemarin dengan tahun ini, harga barunya saja bisa lebih murah di tahun ini, itu juga salah satu faktor yang membuat median price tak pasti untuk kami selaku pelaku usaha mobil bekas untuk bisa belanja mobil listrik bekas,” sambung Dedi.

    “Di sisi lain, jika kita bicara teknis mobilnya, kan belum tahu kualitasnya. Mungkin kita harus tunggu 5-10 tahun ke depan supaya bisa tahu persis kualitasnya,” tukas Dedi.

    (lua/rgr)

  • Mobil Listrik Pecahkan Rekor Dunia, Digas 1.200 Km Tanpa Ngecas

    Mobil Listrik Pecahkan Rekor Dunia, Digas 1.200 Km Tanpa Ngecas

    Jakarta

    Mobil listrik Lucid Air Grand Touring yang ditenagai baterai Samsung memecahkan rekor dunia. Mobil listrik itu dites jalan sejauh lebih dari 1.000 km tanpa mengisi ulang daya baterai di tengah perjalanan.

    Dikutip dari siaran persnya, Samsung SDI mengumumkan bahwa kendaraan listrik yang ditenagai oleh 21.700 sel baterai buatannya telah mencetak Guinness World Record. Rekor yang dipecahkan adalah perjalanan terpanjang dengan mobil listrik dalam kondisi baterai penuh.

    Mobil yang digunakan dalam pemecahan rekor ini adalah Lucid Air Grand Touring. Lucid Air Grand Touring menempuh jarak 1.205 kilometer (749 mil) dalam perjalanannya yang memecahkan rekor pada bulan Juli 2025. Perjalanan dilakukan dari St. Moritz, Swiss hingga München, Jerman, yang mencakup jalan pegunungan, jalan raya, dan jalan sekunder.

    Lucid melampaui rekor sebelumnya untuk perjalanan terpanjang sejauh 1.045 kilometer yang ditetapkan pada bulan Juni dengan selisih 160 kilometer. Tonggak sejarah ini dicapai melalui sinergi antara teknologi baterai mutakhir Samsung SDI yang dipadukan dengan platform powertrain internal Lucid serta desain dan rekayasa yang luar biasa.

    Lucid Air Grand Touring adalah varian sedan unggulan Lucid dengan jangkauan terjauh. Selain jangkauan berkendaranya yang jauh, kendaraan listrik berperforma tinggi ini dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 3,2 detik. Tenaga yang dihasilkan mencapai 831 tenaga kuda, dan mencapai kecepatan tertinggi 270 km/jam. Baterainya dapat menempuh jarak hingga 400 kilometer hanya dalam 16 menit berkat sel baterai, paket baterai, dan arsitektur pengisian daya ultra-cepatnya yang canggih.

    “Dengan sel baterai Samsung SDI yang menggerakkan kendaraan dengan jangkauan terjauh di dunia, kami telah membuktikan kehebatan teknologi kami,” ujar seorang pejabat Samsung SDI dalam siaran persnya.

    “Kami akan memperkuat kemitraan kami dengan Lucid untuk memperluas pangsa pasar global dan mempercepat pengembangan produk yang menggabungkan performa dan keamanan yang berbeda.”

    Sebagai informasi, Lucid merupakan produsen mobil listrik yang didirikan pada tahun 2016. Lucid memajukan teknologi kendaraan listrik mutakhir untuk kepentingan semua. Lucid Air yang telah memenangkan penghargaan dan Lucid Gravity terbaru menghadirkan performa terbaik, desain yang canggih, ruang interior yang luas, dan efisiensi energi yang maksimal. Lucid merakit kedua kendaraan tersebut di pabriknya di Arizona.

    (rgr/din)

  • Ada 6 Model, Harga Mulai Rp 190 Jutaan

    Ada 6 Model, Harga Mulai Rp 190 Jutaan

    Jakarta

    BYD kini sudah memiliki enam model mobil listrik yang dijual di Indonesia. Berikut ini daftar harga mobil BYD terbaru per Agustus 2025.

    BYD terus menambah lini produknya di Tanah Air. Terbaru, BYD menghadirkan hatchback listrik Atto 1 yang sekaligus menjadi mobil termurah dari pabrikan yang bermarkas di Shenzhen tersebut. Mobil BYD kini bisa dimiliki dengan harga mulai Rp 190 jutaan. Tapi kalau mau yang lebih lengkap dan mahal ya tentu ada, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi finansial. Nah berikut ini daftar harga mobil BYD yang dijual di Indonesia.

    Daftar Harga Mobil BYD di Indonesia Agustus 2025BYD Atto 1. Foto: Andhika Prasetia

    1. Harga BYD Atto 1

    Dynamic (Standard Range): Rp 195 juta
    Premium (Long Range): Rp 235 juta

    2. Harga BYD Dolphin

    Mobil listrik BYD Dolphin Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Dynamic (Standard Range): Rp 369 juta
    Premium (Extended Range): Rp 429 juta

    3. Harga BYD M6

    BYD M6 Superior Foto: Ryan Priatna

    Standard (7 Seater): Rp 383 juta
    Super (7 Seater): Rp 423 juta
    Superior Captain (6 Seater): Rp 433 juta

    4. Harga BYD Atto 3

    BYD Atto 3 Foto: Ryan Priatna

    Advanced Standard Range: Rp 390 juta
    Superior Extended Range: Rp 520 juta

    5. Harga BYD Seal

    BYD Seal Performance Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Premium Extended Range: Rp 639 juta
    Performance (AWD): Rp 750 juta

    6. Harga BYD Sealion 7

    BYD Sealion 7 Foto: Dok. BYD Indonesia

    Premium: Rp 629 juta
    Performance: Rp 719 juta

    Spesifikasi Mobil BYD

    Soal spesifikasi dan jarak tempuh berbeda-beda tergantung dari modelnya. Paling rendah jarak tempuhnya mencapai 300 km. Sementara terjauhnya bisa menempuh 650 km sekali pengecasan baterai. Berikut ini jarak tempuh dan kapasitas baterai masing-masing model.

    BYD Seal Premium (Extended Range)

    Jarak tempuh: 650 km
    Baterai: 82,56 kWh
    Daya maksimum: 230 kW
    Torsi maksimum: 360 Nm

    BYD Seal Performance (AWD)

    Jarak tempuh: 580 km
    Baterai: 82,56 kWh
    Daya maksimum: 390 kW
    Torsi maksimum: 670 Nm

    BYD Atto 3 Advanced (Standard Range)

    Jarak tempuh: 410 km
    Baterai: 49,92 kWh
    Daya maksimum: 150 kW
    Torsi maksimum: 310 Nm

    BYD Atto 3 Superior (Extended Range)

    Jarak tempuh: 480 km
    Baterai: 60,48 kWh
    Daya maksimum: 150 kW
    Torsi maksimum: 310 Nm

    BYD Dolphin Dynamic (Standard Range)

    Jarak tempuh: 410 km
    Baterai: 44,9 kWh
    Daya maksimum: 70 kW
    Torsi maksimum: 180 Nm

    BYD Dolphin Premium (Extended Range)

    Jarak tempuh: 490 km
    Baterai: 60,48 kWh
    Daya maksimum: 150 kW
    Torsi maksimum: 310 Nm

    BYD M6 Standard

    Jarak tempuh: 420 km
    Baterai: 55,4 kWh
    Daya maksimum: 310 Nm
    Torsi maksimum: 120 kW

    BYD M6 Superior dan Superior Captain

    Jarak tempuh: 530 km
    Baterai: 72,8 kWh
    Daya maksimum: 310 Nm
    Torsi maksimum: 120 kW

    BYD Sealion 7 Premium

    Jarak tempuh: 567 km
    Baterai: 82,56 kWh
    Daya maksimum: 230 kW
    Torsi maksimum: 380 Nm

    BYD Sealion 7 Performance

    Jarak tempuh: 542 km
    Baterai: 82,56 kWh
    Daya maksimum: 390 kW
    Torsi maksimum: 690 Nm

    BYD Atto 1 Dynamic

    Jarak tempuh: 300 km
    Baterai: 30,08 kWh
    Daya maksimum: 55 kW
    Torsi maksimum: 135 Nm

    BYD Atto 1 Premium

    Jarak tempuh: 380 km
    Baterai: 38,88 kWh
    Daya maksimum: 55 kW
    Torsi maksimum: 135 Nm

    (dry/din)

  • Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim

    Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik: Kenyataan Tak Seindah Klaim

    Jakarta

    Jarak tempuh jadi salah satu senjata utama pabrikan mobil listrik dalam memasarkan produknya. Berdasarkan ujicoba terhadap beberapa brand di Australia, kenyataan tak semanis klaim.

    Di seluruh dunia, setiap mobil listrik yang dijual selalu mencantumkan kapasitas baterai dan klaim jarak tempuh yang bisa dicapai dalam satu kali pengisian daya hingga full 100%. Saat ini, setidaknya, tiga metode atau standarisasi populer yang paling sering digunakan.

    Yang kerap dipakai di Indonesia adalah WLTP (Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure). Ada juga NEDC (New European Driving Cycle), yang digunakan sebelum WLTP hadir. Lalu ada CLTC yang dikembangkan dan banyak dipakai di China.

    Belum lama ini, Australian Automobile Association (AAA), sebuah badan didanai Pemerintah Australia, melakukan pengujian klaim jarak tempuh baterai kendaraan listrik. Hasilnya, seluruh produk yang diujicoba ternyata didapat jarak tempuh yang lebih pendek.

    Dikutip dari Guardian, ada beberapa mobil listrik populer di Australia yang diuji. Hasilnya beragam, meski kesimpulannya sama: jarak tempuh dalam kondisi real lebih pendek dibanding yang diklaim pabrikan — dengan selisih 5% sampai 23%.

    Ilustrasi SPKLU yang disediakan PLN di Indonesia Foto: Dok PLN

    Australian Automobile Association dalam pernyataannya menyebut penelitian dilakukan demi membantu publik dan konsumen Australia mendapatkan informasi yang jelas terhadap mobil yang akan atau sudah mereka beli. Selain itu, AAA menyatakan serangakaian tes dilakukan demi menjawab keraguan serta kekhawatiran publik atas jarak tempuh kendaraan listrik dalam kondisi real, alias pemakaian sehari-hari.

    Penelitian yang dilakukan tidak main-main. AAA telah memulainya sejak 2022, dengan dana yang disiapkan pemerintah sebesar 14 juta Dollar Australia, setara Rp 148,7 miliar dan puluhan jenis mobil listrik ditest.

    Hasil Ujicoba Jarak Tempuh BYD, Tesla, Kia, dan Smart

    Salah satu mobil yang dites baru-baru ini adalah BYD Atto 3 keluaran tahun 2023 versi extended range. BYD Atto 3 tersebut punya jarak tempuh 369 km dengan konsumsi energi sebesar 180 Wh/km. Angka ini di bawah klaim BYD, yang disebut punya jarak tempuh 480 km dengan konsumsi energi 149 Wh/Km.

    Berikutnya ada Kia EV6, yang diklaim punya jarak tempuh 528 km dan konsumsi daya 165 Wh/km. Pada kenyataannya, EV6 keluaran tahun 2022 yang dicoba punya jarak tempuh 484 km dengan konsumsi energi 166 wh/km.

    Ilustrasi pengisian daya mobil listrik (Foto: AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)

    Untuk Tesla Model 3 keluaran tahun 2024 yang dites, menunjukkan hasil serupa. Diklaim mampu melaju sejauh 513 km dalam sekali pengisian, mobil laris di Australia ini hasil tesnya menunjuk angka 441 km pada sekali pengisian daya.

    Selanjutnya ada Smart #3. Diklaim mampu melaju hingga 455 km dengan konsumsi energi 163 Wh/km, mobil ini pada kondisi nyata bisa melaju sejauh 432 km dengan konsumsi energi 170 Wh/km.

    Mobil Bensin Juga Diuji

    AAA merupakan badan pemerintah utama yang mengeluarkan kebijakan hingga advokasi untuk berbagai jenis kendaraan di Australia. Termasuk kendaraan berbahan bakar besin dan solar.

    Beberapa bulan lalu mereka juga merilis hasil ujicoba banyak kendaraan BBM. Hasilnya, sebanyak 77% kendaraan bensin dan solar punya konsumsi BBM lebih besar dibanding yang klaim pabrikan. Atinya, lebih boros BBM dibanding yang dipromosikan.

    “Dengan semakin banyak mobil listrik masuk ke pasar Australia, konsumen kini bisa memahami para pendatang baru tersebut terkait jarak tempuh baterainya,” kata Michael Bradley, managing direktur AAA.

    Pengujian kendaran-kendaraan listrik ini dilakukan di sekitar Geelong, negara bagian Victoria. Pengujian di antaranya dilakukan di dalam sirkuit, di jalan tol, serta jalanan wilayah pemukiman.

    (din/dry)

  • 7 Bulan Jual Satu Produk, Sudah Laku Ribuan

    7 Bulan Jual Satu Produk, Sudah Laku Ribuan

    Jakarta

    Denza, sub brand merek premium dari BYD melantai di Indonesia sejak tujuh bulan yang lalu. Baru satu produk yang dijual Denza di sini. Bagaimana performanya?

    Denza masuk untuk menggoda para konglomerat yang demen naik mobil Multi Purpose Vehicles (MPV) lewat D9. Segmen MPV premium Tanah Air didominasi oleh model-model sekelas Toyota Alphard, Toyota Vellfire, hingga Lexus LM350.

    Kehadiran Denza digadang-gadang untuk menggoda konsumen di segmen premium tersebut dengan MPV listrik.

    Denza D9 coba mendobrak pasar dengan harga kompetitif serta jaminan purna jual. Harga mobil listrik itu diumumkan Rp 950 juta (On The Road Jakarta) pada 22 Januari 2025.

    Sebagai merek baru, Denza menawarkan garansi kendaraan hingga 6 tahun atau 150 ribu km, garansi motor 8 tahun atau 150 ribu km, dan baterai 8 tahun atau 160 ribu km.

    Bagaimana performa penjualannya? Denza D9 menjadi salah satu kontributor besar penjualan BYD di Indonesia. Baru diluncurkan di awal tahun, ribuan unit MPV listrik mewah itu sudah mengaspal di Tanah Air.

    Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Denza D9 sudah dikirim sebanyak 6.256 persen. Atas hasil ini Denza menempati urutan ke-13 merek mobil terlaris di Indonesia.

    Sementara angka retail sales-nya, Denza sudah mengirim mobil ke konsumen sebanyak 5.516 unit. Hasil ini cukup untuk mengantarkan Denza ke posisi 11 merek mobil terlaris, persis di belakang Wuling dengan capaian 10.971 unit.

    Perlu diketahui penjualan retail terbesar Denza D9 terjadi pada Maret dengan angka 1.801 unit, dan Juni 1.128 unit.

    Untuk mendukung penjualan mobil mewah Denza, BYD telah membuka lima dealer khusus Denza di kota-kota besar di Indonesia. Ke depan, rencananya akan ada lima dealer khusus Denza lagi yang segera dibuka.

    (riar/din)

  • Soal Usulan Insentif Mobil Listrik Berbasis Baterai Nikel, Ini Kata Wamenperin

    Soal Usulan Insentif Mobil Listrik Berbasis Baterai Nikel, Ini Kata Wamenperin

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mendukung wacana untuk mendorong produsen mobil listrik (EV) di Indonesia menggunakan baterai berbasis nikel seperti nickel cobalt aluminium (NCA) dan nickel manganese cobalt (NMC).

    Wacana yang dilontarkan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo itu muncul lantaran saat ini masih banyak pabrikan EV di Tanah Air yang mengadopsi kendaraan baterai berbasis lithium atau lithium ferro phosphate (LFP). Imbauan shifting atau peralihan penggunaan baterai berbasis nikel ini tak lepas dengan langkah pemerintah menggenjot ekosistem baterai EV di Tanah Air.

    Pasalnya, pabrik baterai EV di Indonesia memproduksi baterai berbasis nikel seperti NCA dan NMC. Oleh karena itu, peralihan penggunaan baterai menjadi berbasis nikel diharapkan bisa menyerap produksi dari pabrik tersebut.

    Kementerian BUMN pun mendorong pemberian insentif kepada produsen EV yang melakukan pengalihan itu. Merespons hal tersebut, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengaku pihaknya mendukung.

    “Kami dukung usulan Kementerian BUMN,” ucap Faisol singkat kepada Bisnis, dikutip Minggu (10/8/2025).

    Ketika ditanya apakah Kementerian BUMN sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian terkait pemberian insentif kepada produsen EV, Faisol tak memberikan respons. Dia juga tak merespons pertanyaan terkait bagaimana strategi Kementerian Perindustrian guna mendorong populasi EV dengan baterai berbasis nikel.

    Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengaku pihaknya tengah mendorong regulasi agar produsen EV di Tanah Air mengadopsi kendaraan dengan baterai berbasis nikel.

    Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut, pemerintah akan memberikan insentif bagi perusahaan EV yang membuat kendaraan dengan baterai berbasis nikel.

    “Kami ingin support dari kementerian-kementerian lain agar ada insentif buat shifting ke nickel base baterai juga di Indonesia,” tutur Tiko di Jakarta, Selasa (5/8/2025) lalu.

    Asal tahu saja, pemerintah tengah getol menggenjot pabrik ekosistem baterai EV di Tanah Air. Namun, pabrik-pabrik ini baru memproduksi baterai EV berbasis nikel.

    Terbaru, pemerintah meresmikan proyek serupa, yakni Proyek Dragon. Proyek ini merupakan proyek konsorsium Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) dengan Antam dan IBC pada Juni 2025 lalu. CBL merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL).

    Dengan investasi sebesar US$5,9 miliar, proyek ini dapat menghasilkan baterai EV dengan kapasitas hingga 15 GWh per tahun.

    Selain itu, pemerintah juga tengah mempersiapkan proyek serupa dari konsorsium Zhejiang Huayou Cobalt Co dan BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC). Proyek ini diharapkan rampung pada 2027 mendatang.

    Adapun, Huayou menggantikan posisi LG Energy Solution Ltd. yang hengkang dari proyek tersebut. LG sebelumnya berkomitmen untuk berinvestasi senilai US$9,8 miliar atau setara Rp160,8 triliun (asumsi kurs Rp16.413 per US$) pada Proyek Titan dan Omega.

    Proyek Titan mencakup investasi pada proyek pertambangan nikel, smelter HPAL, pabrik prekursor/katoda, sementara Proyek Omega mencakup manufaktur sel baterai. Selain, Huayou dan IBC, PT Aneka Tambang Tbk alias Antam akan berperan sebagai pemasok bahan baku baterai EV berbasis nikel atau NMC dalam proyek ini.

  • Kombinasi performa, kemewahan, dan pengendali

    Kombinasi performa, kemewahan, dan pengendali

    Sumber foto: Radio Elshinta/ HUB

    AION UT terpilih sebagai Most Driven EV di GIIAS 2025: Kombinasi performa, kemewahan, dan pengendali
    IPTEK   
    Editor: Valiant Izdiharudy Adas   
    Sabtu, 09 Agustus 2025 – 19:30 WIB

    Elshinta.com – AION UT, mobil listrik premium dari GAC Indonesia, resmi dinobatkan sebagai Most Driven EV di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Gelar ini dinobatkan karena antusiasme tinggi dari pengunjung GIIAS 2025 yang mencoba langsung di area test drive. 

    Hingga sehari sebelum GIIAS 2025 ditutup, sebanyak 2.453 orang telah menjajal langsung AION UT dan merasakan sendiri sensasi berkendaranya. Jumlah yang luar biasa ini menjadi validasi atas minat pasar Indonesia terhadap mobil listrik dengan kombinasi teknologi, performa, dan kenyamanan.

    Seiring dengan penghargaan ini, posisi AION UT semakin kokoh sebagai pelopor kendaraan listrik yang tidak sekadar memamerkan fitur futuristik, tetapi juga menjawab ekspektasi pengendara masa kini: bertenaga, praktis, dan nyaman.

    Performa Unggul, Jauh di Atas Ekspektasi

    AION UT menggendong motor listrik bertenaga 150 kW (setara 201 hp) dengan torsi instan 210 Nm, menciptakan akselerasi yang responsif dalam segala kondisi. 

    Dirancang oleh Stéphane Janin dari GAC Advanced Design Center Europe, mobil listrik ini mampu melesat dari 0–100 km/jam dalam waktu 7,3 detik catatan waktu yang membuatnya unggul di kelasnya.

    Tak hanya soal akselerasi, efisiensi baterai AION UT juga mengesankan. Dengan baterai berkapasitas 60 kWh, mobil listrik canggih ini sanggup menjelajah hingga 500 km dalam sekali pengisian penuh, membuatnya cocok untuk pengguna aktif yang butuh mobilitas jarak jauh tanpa rasa khawatir.

    Meski begitu, sistem pengereman One Box dari Bosch yang dipasangkan pada AION UT menghadirkan respon cepat dengan sensasi pengereman halus khas mobil premium, namun tetap responsif.

    Handling yang Stabil dan Presisi

    Salah satu keunggulan AION UT yang banyak menuai pujian selama GIIAS 2025 adalah kemampuannya dalam hal handling. Stabilitas yang ditawarkan terasa lebih baik dibandingkan banyak mobil listrik lain di kelas serupa, berkat penggunaan platform EV murni AEP 3.0.

    Dimensinya pun mendukung manuver lincah tanpa mengorbankan kestabilan, yakni panjang 4.270 mm, lebar 1.850 mm, tinggi 1.575 mm, dan jarak sumbu roda 2.750 mm. 

    Dengan ground clearance 160 mm dan posisi baterai di lantai bodi yang merendahkan center of gravity, AION UT mampu menjaga keseimbangan dan minim body roll saat menikung maupun melaju di kecepatan tinggi, menjadikan AION UT sebagai pilihan ideal bagi pengemudi yang mengutamakan kenyamanan tanpa mengorbankan sensasi berkendara.

    Kabin Futuristik dengan Sentuhan Mewah

    Selain unggul dalam performa dan handling, begitu membuka pintu, kabin AION UT menyambut dengan atmosfer modern futuristik yang tetap hangat dan nyaman. 

    Desain interior minimalis berpadu material premium, menghadirkan estetika mewah yang cocok dengan gaya hidup perkotaan.

    Pusat hiburan terletak pada layar sentuh 14,6 inci beresolusi tinggi, terbesar di kelasnya, dan layar LCD 8,8 inci di instrument cluster. Kualitas visualnya sebanding dengan tablet flagship, mendukung aplikasi seperti Spotify dan konektivitas Wireless Apple CarPlay. Sementara itu, dukungan untuk Android Auto juga segera hadir saat mobil diterima.

    Pengemudi juga dapat menggunakan Voice Over System untuk mengoperasikan fitur tanpa menyentuh layar, cukup dengan menyebutkan kata kunci “Hello Baby” fitur ini bisa diakses dari kursi mana saja. 

    Semakin praktis, pengguna juga dapat mengontrol kendaraan melalui AION App dari smartphone untuk melihat status baterai, menyalakan AC, mengecek lokasi kendaraan, hingga mengunci pintu dari jarak jauh.

    Pengisian Cepat dan Varian Menarik

    AION UT hadir dalam dua pilihan varian, yakni Standar dan Premium, keduanya sudah mendukung teknologi DC Fast Charging CCS2. Hanya butuh 24 menit untuk mengisi daya dari 30% hingga 80%, sangat efisien untuk aktivitas harian maupun perjalanan jarak jauh.

    Konsumen Indonesia kini sudah bisa melakukan pre-order AION UT Standar yang harganya akan dibawah Rp 330.000.000 dan tipe Premium sedikit diatas harga tersebut. Selepas ajang GIIAS 2025, Anda juga dapat mencoba dan memesan melalui jaringan diler resmi GAC Indonesia di seluruh Indonesia.

    “Kami sangat bangga AION UT meraih gelar Most Driven EV di GIIAS 2025. Ini membuktikan bahwa konsumen Indonesia tidak hanya mencari kendaraan listrik, tetapi juga pengalaman berkendara premium yang lengkap. AION UT memberikan itu semua  performa, teknologi, dan kemewahan dalam satu paket,” ujar CEO GAC Indonesia, Andry Ciu. (Hutomo Budi)

    Sumber : Radio Elshinta

  • Makin Solid, Komunitas Mobil Listrik Koleksi Rayakan Ulang Tahun Keempat

    Makin Solid, Komunitas Mobil Listrik Koleksi Rayakan Ulang Tahun Keempat

    Jakarta

    Komunitas Kendaraan Listrik (Koleksi) merayakan ulang tahunnya yang keempat dengan meriah Kota Harapan Indah, Bekasi. Bukan sekadar ajang kumpul anggota, perayaan ini juga menjadi momentum penting yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam ekosistem kendaraan listrik.

    Acara ini dihadiri pembuat kebijakan, agen pemegang merek (APM) dealer, termasuk penyedia Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), hingga para pengguna dan pemilik mobil listrik.

    Mengusung tema ‘Green Wheels, Brighter Future’, perayaan ini menegaskan posisi Koleksi bukan hanya aktif di media sosial, tetapi juga memiliki peran strategis, membangun ekosistem kendaraan listrik yang sehat, dari hulu hingga hilir.

    Komunitas mobil listrik Koleksi rayakan ulang tahun keempat Foto: Dok. Istimewa

    Ketua Pelaksana HUT Koleksi keempat, Muhammad Abbas Baqis, mengatakan, tema tersebut mencerminkan kontribusi kendaraan listrik terhadap lingkungan yang lebih bersih.

    “Dengan menggunakan kendaraan listrik, Koleksi secara tidak langsung andil dalam mengurangi polusi udara, polusi suara, dan pemanasan global. Kami juga ingin mendorong perubahan pola pikir dan gaya hidup, tidak hanya sekadar mencari insentif fiskal atau keuntungan lainnya,” ujar Abbas dalam keterangan resminya.

    Sejalan semangat itu, Koleksi juga menggelar aksi nyata berupa penanaman pohon bersama Kementerian Kehutanan, dan juga Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Kegiatan ini sekaligus menyambut ulang tahun komunitas dan memperingati Hari Hutan Indonesia pada 7 Agustus. Seluruh anggota terlibat langsung, menjadikannya warisan lingkungan untuk generasi mendatang.

    Ketua Umum Koleksi, Arwani Hidayat, menegaskan bahwa komitmen tersebut sejalan dengan motto komunitas ‘Go Green, Save Earth’.

    “Meskipun Koleksi secara kuantitatif kecil, kami terus melangkah pasti dalam aksi nyata menghijaukan lingkungan dan menciptakan udara lebih bersih melalui penggunaan kendaraan listrik,” tutur Arwani.

    Bagi Koleksi, tema dan motto tersebut bukan sekadar slogan. Mereka sudah menjadi pilihan dan gaya hidup bagi anggota yang percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil, dilakukan konsisten, dan memberi dampak positif bagi bumi.

    (lua/riar)

  • Mengenal Sistem AWD di Nissan X-Trail e-Power Terbaru, Apa yang Bikin Beda?

    Mengenal Sistem AWD di Nissan X-Trail e-Power Terbaru, Apa yang Bikin Beda?

    Jakarta

    All New Nissan X-Trail e-Power baru saja diperkenalkan di arena GIIAS 2025. Mobil SUV ini menggunakan sistem penggerak All Wheel Drive (AWD). Istimewanya, pada Nissan X-Trail terbaru ini sistem AWD yang digunakan dikombinasi dengan sistem elektrik. Apa bedanya?

    Sebagai informasi, dengan sistem AWD, maka tenaga mesin dibagi ke semua roda, baik depan maupun belakang, secara penuh atau otomatis sesuai kebutuhan. AWD dibekali sensor canggih yang dapat mendeteksi slip pada roda dan menyalurkan tenaga ke roda dengan traksi terbaik.

    Sistem AWD menawarkan traksi dan stabilitas lebih baik di berbagai kondisi jalan. Faktor inilah yang membuat berbagai pabrikan memakai sistem AWD untuk model SUV yang memang dirancang dengan kemampuan melibas semua medan, baik on-road maupun off-road.

    Distribusi tenaga ke semua roda membuat SUV AWD lebih stabil saat menikung atau berpindah jalur pada kecepatan tinggi. Meskipun unggul di medan berat, AWD tetap halus dan nyaman digunakan di jalan aspal perkotaan. Maka wajar saja saat ini SUV kerap difungsikan sebagai kendaraan keluarga.

    “Konsumen SUV saat ini tidak hanya mencari performa, tapi juga kenyamanan dan rasa aman di berbagai kondisi jalan,” ujar Bima Aristantyo selaku Head of Sales and Product Planning NMDI (Nissan Motor Distributor Indonesia) dalam keterangan resminya.

    “Itu sebabnya kami menghadirkan teknologi e‑4ORCE, sistem AWD elektrik yang memberikan distribusi tenaga lebih presisi, stabilitas lebih baik, dan tetap nyaman digunakan di jalan sehari-hari. Teknologi ini menjadi pembeda utama X-Trail e‑Power dengan SUV lain di kelasnya,” sambung Bima.

    Keunggulan sistem AWD kini makin disempurnakan lewat model terbaru All‑New Nissan X‑Trail e‑Power with e‑4ORCE. e-Power adalah teknologi penggerak listrik unik, canggih yang memberi pengalaman berkendara mobil listrik tanpa harus mengisi daya secara eksternal.

    All New Nissan X-Trail e-Power Foto: Dok. Nissan Motor Distributor Indonesia (NMDI)

    Dilengkapi dengan e-4ORCE, sistem elektrik All-Wheel Drive Nissan memberi kendali optimal dalam setiap manuver di berbagai kondisi jalan. Performa instan dihasilkan dari dua motor listrik yang menghasilkan tenaga 203 PS (front) + 135 PS (rear). Dengan dual motor listrik, e-4ORCE mengatur output tenaga dan kinerja pengereman yang optimal di setiap roda.

    Mobil ini juga dilengkapi lima pilihan mode berkendara antara lain, Auto, Sport, Eco, Off-road, dan Snow Mode yang bisa dipilih sesuai kebutuhan saat perjalanan. Setiap mode dapat dipilih dengan mudah, memberikan fleksibilitas dan kenyamanan sesuai situasi perjalanan di berbagai medan, mulai dari jalan licin, berbatu, jalur becek, berpasir, hingga salju.

    Auto Mode adalah pengaturan otomatis untuk berbagai kondisi jalan. Mode ini menawarkan karakter yang seimbang antara akselerasi, regenerasi energi dan kenyamanan berkendara dan cocok untuk penggunaan sehari-hari di perkotaan.

    Sport Mode adalah mode berkendara yang menjadi pilihan tepat bagi yang menginginkan performa yang lebih sporty dan agresif. Mode sport cocok untuk digunakan di jalan tol atau ketika ingin menyalip.

    Eco Mode adalah mode yang bisa meminimalisir energi dengan tujuan menghemat energi. Mode ini menjadi pilihan ideal saat mengemudi dalam kecepatan konstan.

    Sementara Off-road Mode cocok digunakan saat melintasi medan atau jalur tidak rata, memastikan distribusi torsi dan mengontrol traksi di lintasan bebatuan, tanah, dan kondisi jalan rusak.

    Terakhir ada Snow Mode, bisa dipilih untuk meredam torsi agar mendapatkan akselerasi lebih halus di permukaan licin. Pada kondisi iklim di Indonesia yang tropis, mode berkendara ini dapat digunakan pada jalan yang licin saat hujan deras ataupun berlumpur.

    Soal harga, generasi terbaru Nissan X-Trail ini ditawarkan dengan harga pre-booking mulai dari Rp 795 juta OTR Jakarta.

    (lua/riar)

  • Bermula dari Gudang, Kini Bikin 13 Juta Mobil

    Bermula dari Gudang, Kini Bikin 13 Juta Mobil

    Jakarta

    Sebelum sebesar sekarang, Build Your Dreams (BYD) harus melalui perjalanan panjang yang jauh dari kata mudah. Bahkan, untuk sampai ke titik sekarang, mereka sempat diragukan banyak pihak, mulai dari konsumen hingga kompetitor. Kini, keteguhan mereka membuahkan hasil.

    Perjalanan BYD di pentas otomotif dunia dimulai dari sebuah gudang di Shenzen, China. Mereka menjadikan bangunan sederhana itu sebagai kantor utama saat perusahaan berdiri di awal 1995. Ketika itu, BYD hanya punya 20 pegawai dengan pendanaan awal US$ 300 ribu atau Rp 4,8 miliar.

    Kantor pertama BYD. Foto: Doc. BYD USA.

    Pada mulanya, BYD bergerak sebagai perusahaan baterai. Mereka menyuplai kebutuhan komponen tersebut untuk sejumlah produsen ponsel, salah satunya Nokia. Barulah kemudian mereka merambah bisnis otomotif pada 2003. BYD mengakuisisi perusahaan bernama Qinchuan Automobile Company.

    Tak lama setelahnya, mobil pertama BYD meluncur di China. Kendaraan tersebut bernama BYD F3 dan belum menggunakan mesin listrik, melainkan internal combustion engine (ICE). Menariknya, mobil itu hanya dibanderol separuh dari kompetitor utamanya, Toyota Corolla.

    BYD F3 hanya butuh waktu setahun untuk meledak di pasaran. Bahkan, kendaraan perdana mereka itu dikirim ke sejumlah negara peminat, termasuk Eropa dan Amerika Selatan.

    BYD kemudian meluncurkan mobil plug-in hybrid pertamanya pada akhir 2008, yakni BYD F3DM. Menurut informasi, ‘DM’ pada nama kendaraan tersebut merujuk pada ‘dual mode’. Sebab, mobil bergerak menggunakan dua sumber tenaga, yakni mesin dan baterai.

    BYD E6 2009. Foto: Doc. Mad4Wheels

    Barulah akhirnya BYD meluncurkan mobil listrik pertama bernama E6 pada 2009. Kendaraan tersebut menjadi permulaan untuk pabrikan sebelum beralih sepenuhnya ke elektrifikasi pada 2022.

    Dalam perjalanan panjang tersebut, BYD juga melakukan banyak inovasi, salah satunya mengenalkan Blade Battery pada 2020. Teknologi tersebut membuat baterai lebih tipis dan menambah efisiensi pendinginan serta meminimalkan risiko terjadinya kebakaran.

    Lalu, setahun setelahnya, BYD juga mengembangkan teknologi DM-I super hybrid dan platform mobil listrik e-platform 3.0. Platform tersebut digunakan di beberapa kendaraan, seperti Dolphin dan Seal.

    Makin Dikenal, Penjualan Meroket

    Sejalan dengan tingkat popularitasnya, kini penjualan mobil BYD makin meroket di dunia, termasuk Indonesia. Jika dulu mereka memerlukan waktu 13 tahun untuk menjual 1 juta unit kendaraan, kini mereka bisa menjual 4 juta unit mobil hanya dalam setahun!

    Disitat dari laman Carnewschina, penjualan mobil BYD di dunia mencapai 4.272.145 unit sepanjang tahun lalu. Nominal tersebut naik 41,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, mereka mampu menjual 514 ribu unit mobil ramah lingkungan selama Desember 2024!

    BYD produksi 13 juta mobil NEV. Foto: Doc. BYD UK

    Kini, BYD telah menjelma menjadi raksasa otomotif dunia. Karuan saja, sejak awal berdiri hingga sekarang, mereka sudah memproduksi 13 juta unit mobil ramah lingkungan atau NEV. Hebatnya lagi, mereka hanya butuh delapan bulan untuk melompat dari 10 juta ke 13 juta unit.

    Hingga akhir tahun lalu, BYD yang semula hanya menggunakan gudang sebagai kantor utama, telah memiliki 968.872 tenaga kerja. Sebagai produsen yang baru berusia 30 tahun, angka tersebut benar-benar mengesankan!

    BYD tentu tak berhenti di situ, mereka terus melakukan inovasi dan gebrakan baru di pasar otomotif global. Jika saat ini mereka menyandang status ‘Raja Mobil China’, bukan mustahil di masa depan mereka menjadi ‘Raja Mobil Dunia’.

    (sfn/riar)