Transportasi: mobil listrik

  • Bank Raya Bagi-bagi BYD Seal Hingga Samsung S25 Ultra, Ini Cara Dapatnya

    Bank Raya Bagi-bagi BYD Seal Hingga Samsung S25 Ultra, Ini Cara Dapatnya

    Jakarta

    BRI Group melalui bank digital Bank Raya kembali menggelar program Pesta Raya 2025. Program tersebut menghadirkan beragam hadiah menarik untuk para nasabah seperti mobil listrik hingga smartphone.

    Direktur Bisnis Bank Rata Kicky Andrie Davetra mengatakan Pesta Raya 2025 merupakan tahun kedua Bank Raya menggelar acara tersebut. Di mana tahun ini, Pesta Raya 2025 menghadirkan kesempatan yang besar kepada para nasabah untuk mendapatkan hadiah dari program itu.

    Dia menambahkan kehadiran Pesta Raya 2025 juga bagian dari upaya Bank Raya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Adapun Pesta Raya 2025 bisa dinikmati di aplikasi Raya.

    “Satu yang pasti tentunya adalah bagaimana kami menjalankan peran untuk melakukan literasi dan inklusi ya,” kata Kicky di Acara Press Conference Pesta Raya 2025, Jakarta, Jumat (22/8/2025).

    Dia menjelaskan untuk para nasabah yang ingin membawa hadiah menarik di Pesta Raya 2025 cukup mudah. Nasabah hanya perlu untuk mengumpulkan poin dari layanan yang ada di Bank Raya dalam periode 8 Agustus 2025 sampai 31 Januari 2026.

    Adapun layanan yang bisa dimanfaatkan yakni QRIS, top up saldo, transfer BI Fast, top up e-wallet, pembelian pulsa, pembayaran listrik, dan lainnya. Tidak hanya itu, untuk nasabah yang mengajak orang-orang terdekat untuk mendaftar di Bank Raya juga berkesempatan untuk menambahkan point tambahan.

    “Tahun ini dengan adanya Raya Poins, teman-teman bisa ngumpulin poin mulai dari buka rekening gitu, kemudian mereferralkan. Mungkin teman-teman punya pacar, punya teman gitu ya, punya keluarga, teman-teman tawarin nanti mereka buka Raya gitu, Saku Utama Raya, nanti teman-teman yang mereferralkan akan dapat poins juga gitu,” jelasnya.

    Nantinya, poin yang terkumpul membuat setiap nasabah berkesempatan untuk membawa pulang mobil BYD Seal, motor listrik Alva Cervo, Samsung S25 Ultra, dan uang di saldo tabungan Bank Raya senilai Rp 1 juta.

    “Poins yang tadi juga sudah sempat display di video gak hanya sekedar bisa jadi poin undian seperti di periode sebelumnya. tapi juga poinnya bisa kita tukerin gitu ya. Jadi poin yang teman-teman kumpulkan selama periode pesta raya ini nanti bisa ditukar langsung di dalam menggunakan aplikasi Raya,” ujarnya.

    “Poinnya nanti akan bisa ditukarkan, tadi yang saya sampaikan dengan berbagai macam barang di dalam Raya, aplikasi Raya. Kemudian juga ditukar poin kemudian ditukar dengan undian nanti ya, kupon undian,” tambahnya.

    Dia menjelaskan nasabah yang mengumpulkan poin memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan hadiah menarik tersebut.

    “Berapapun poin yang Kawan Raya kumpulkan pastinya punya kesempatan gitu ya, minimalnya adalah mendapatkan yang tabungan Raya 1 juta Rupiah,” tutupnya.

    Tonton juga video “Peringatan HUT RI di IKN Ada Bagi-bagi Hadiah” di sini:

    (ega/ega)

  • Ogah Ikut Perang Harga, Ini Strategi Jualan VinFast di Indonesia

    Ogah Ikut Perang Harga, Ini Strategi Jualan VinFast di Indonesia

    Jakarta

    Merek mobil listrik asal Vietnam, VinFast, menolak strategi perang harga yang terjadi di industri otomotif Indonesia akhir-akhir ini. Alih-alih perang harga, VinFast hadirkan proposisi yang lebih menarik: harga kompetitif tidak hanya untuk satu produk, tapi untuk seluruh ekosistem.

    Menolak terjun ke perang harga bukan berarti kehilangan penawaran menarik. VinFast justru mengambil pendekatan berbeda dengan strategi harga yang komprehensif dan menyeluruh, dirancang untuk memberikan nilai maksimal bagi pelanggan.

    Salah satu langkah utama adalah model langganan baterai baru yang sangat menarik bagi pasar Indonesia. Kebijakan fleksibel ini berlaku untuk seluruh lini VinFast, mulai dari VF 3 hingga VF 7 terbaru. Mulai 1 Agustus, pelanggan memiliki dua pilihan jelas: membeli kendaraan dengan baterai yang sudah termasuk, atau membeli kendaraan dengan langganan baterai tanpa batas jarak tempuh.

    Pelanggan dapat langsung merasakan manfaat penghematannya. Untuk VF 7, skema langganan baterai memangkas harga sebesar Rp 50 juta untuk model Eco dan Rp 60 juta untuk varian Plus AWD. Biaya langganan bulanannya pun sangat terjangkau, Rp 905.000 untuk Eco dan Rp 1.031.000 untuk Plus AWD.

    Sebagai langkah berani untuk kembali memasuki pasar Indonesia, program ‘garansi baterai seumur hidup’ dari VinFast diklaim mendapat sambutan positif. Kini, kebijakan ini tidak hanya diperluas ke model-model terbaru seperti VF 3, VF 6, dan VF 7, tetapi juga disempurnakan untuk model yang sudah ada, yaitu VF 5 dan VF e34. Bahkan pelanggan yang sudah menggunakan skema langganan akan langsung merasakan manfaat dari biaya langganan bulanan yang lebih rendah ini dan berlaku segera.

    Lebih dari sekadar solusi finansial, program langganan baterai ini merupakan komitmen jangka panjang VinFast terhadap konsumennya. Dalam skema ini, VinFast bertanggung jawab penuh atas kondisi baterai, termasuk perawatan gratis, perbaikan, hingga penggantian penuh jika kapasitas pengisian daya turun di bawah 70%. Dengan begitu, maka kekhawatiran atas degradasi baterai dan biaya depresiasi yang tinggi dapat dihilangkan, memberikan ketenangan penuh bagi para pemilik kendaraan.

    Kebijakan baterai baru ini berjalan seiring dengan berbagai program komprehensif lainnya dari VinFast di Indonesia. Program-program tersebut mencakup pengisian daya gratis di stasiun V-Green, bonus uang tunai dan aksesori, suku bunga pinjaman yang kompetitif, serta jaminan nilai jual kembali hingga 90% setelah enam bulan dan 70% setelah tiga tahun.

    “Filosofi kami yang berpusat pada pelanggan mendorong kami untuk terus menyesuaikan kebijakan agar manfaat yang diberikan semakin maksimal bagi konsumen sepanjang perjalanan kepemilikan kendaraan mereka. Sebagai pelopor model langganan baterai di Indonesia, kami sangat terinspirasi oleh sambutan positif yang kami terima. Kini, kami terus menyempurnakan kebijakan ini, tidak hanya untuk menghadirkan solusi finansial yang fleksibel, tetapi juga untuk menegaskan komitmen jangka panjang kami kepada pelanggan dalam mendukung transisi menuju era ramah lingkungan,” kata CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto.

    (lua/dry)

  • Sejarah Mobil Listrik di Dunia, Sudah Ada Sejak Tahun 1800-an

    Sejarah Mobil Listrik di Dunia, Sudah Ada Sejak Tahun 1800-an

    Jakarta

    Mobil listrik mungkin baru populer sejak 5-10 tahun terakhir. Namun, tahukah detikers, kendaraan bertenaga baterai tersebut sudah ada sejak lama? Bahkan, jauh sebelum abad ke-20!

    Disitat dari Rare Historical Photos, Caranddriver, History dan sejumlah catatan literasi lain, Jumat (22/8), mobil listrik pertama kali ditemukan pada 1800-an. Ketika itu, tentu saja, bentuknya belum seperti sekarang. Meski demikian, secara konsep dan cara kerja, kendaraan tersebut memenuhi syarat sebagai ‘mobil listrik’.

    Semua bermula dari insinyur asal Skotlandia, Robert Anderson yang membuat trem bertenaga listrik dengan baterai sekali pakai (1832-1839). Penemuannya kemudian disempurnakan Robert Davidson (1837) yang berhasil membangun lokomotif listrik bernama Galvani yang mampu melaju hingga 6,5 km/jam sebelum baterainya habis.

    Mobil listrik pertama di dunia. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Titik balik terjadi pada tahun 1859, ketika baterai isi ulang akhirnya ditemukan. Hal tersebut membuat insinyur-insinyur di Eropa mulai mencari cara membuat kendaraan listrik yang ideal. Menariknya, kurang dari 30 tahun setelahnya, Thomas Parker asal Inggris sukses membuat purwarupa mobil listrik pada 1884.

    Lahirnya Mobil Listrik Ideal

    Kendaraan yang memenuhi standar mobil listrik akhirnya benar-benar tercipta pada 1887. Penemuan tersebut digagas Wulliam Morrison di Des Moines, Lowa, Amerika Serikat. Mobil itu lantas dipamerkan dalam parade kota pada 1888 dan menjadi sorotan di World’s Columbian Exhibition, Chicago 1893.

    Mobil listrik pertama tersebut menggunakan penggerak roda depan dan baterai yang bisa di-charge. Motor listriknya hanya bertenaga 4 dk dengan kecepatan maksimum 32 km/jam dan jarak tempuh 80 km dalam kondisi baterai penuh.

    Sejarah mobil listrik dunia. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Pada 1894, mobil listrik mulai dikomersialkan dengan kemunculan Electrobat. Sayangnya, kendaraan itu terkesan lambat dengan dimensi yang kurang ideal. Kemudian, dua tahun setelahnya, taksi listrik mulai muncul dengan nama Hansom Cab yang bersaing dengan kereta kuda.

    Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, mobil listrik yang kecepatannya masih terbatas mulai sering dilombakan. Kenyataan tersebut membuat sejumlah insinyur mulai melakukan inovasi untuk menemukan formulasi yang tepat antara performa yang mumpuni dan daya tahan baterai yang kuat.

    Menariknya, di awal abad 20, Thomas Alva Edison bersama Henry Ford sempat membangun satu purwarupa mobil listrik. Namun, keduanya menyerah dan beralih ke mesin bensin yang dianggap menjanjikan. Sebab, ketika itu, listrik belum tersebar ke seluruh kawasan, sehingga pasarnya terbatas.

    Dunia otomotif akhirnya dibuat geger dengan kemunculan Detroit Electric buatan 1923. Kendaraan listrik itu punya performa mumpuni di eranya. Bayangkan saja, kecepatannya 41 km/jam dan jarak tempuh maksimumnya 128 km! Kendaraan itu laris 35 ribu unit selama tiga dekade dipasarkan.

    Mobil listrik buatan GM. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Setelahnya, perkembangan mobil listrik berjalan sangat cepat dan progresif. General Motors (GM) mengenalkan Electrovair versi penyempurnaan pada 1966 dengan tenaga 115 dk dan jarak tempuh maksimum hampir 130 km. Bahkan, kecepatan puncaknya 130 km/jam.

    Pada 1996, sejumlah kawasan di Amerika Serikat mulai menerapkan aturan zero-emission. Sehingga pengembangan mobil listrik makin masif dan memaksa produsen setempat membuat produk terkait.

    Mobil Listrik di Era Modern

    Mobil listrik akhirnya bisa benar-benar populer setelah Tesla muncul pada tahun 2003. Merek tersebut ditemukan Martin Eberhard dan Marc Tarpenning, sebelum akhirnya diambil alih Elon Musk pada 2008. Barulah setelah itu produk ikonik seperti Tesla Roadster, Model 3, Model Y dan Model S menjadi fenomena di mana-mana.

    Tesla Roadster Foto: Pool (Carbuzz)

    Produsen Jepang seperti Nissan juga mulai tergugah hingga meluncurkan Leaf generasi pertama pada 2010. Kendaraan tersebut laku keras dipasar global hingga membuat pabrikan-pabrikan lain terketuk menjual mobil yang sama.

    Kini, hampir seluruh pabrikan otomotif dunia sudah punya produk elektrifikasinya. Bahkan, saat ini pemain utamanya bukan Amerika Serikat atau Jepang, melainkan China melalui merek-merek besar seperti BYD, Geely, Chery, Xiaomi dan masih banyak lagi.

    (sfn/dry)

  • Tantangan Menjual Mobil Listrik di Daerah

    Tantangan Menjual Mobil Listrik di Daerah

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Tapi sayangnya, sebaran penjualan mobil listrik masih berfokus di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Banyak tantangan yang dihadapi pabrikan ketika menjual mobil listrik di daerah-daerah.

    Hal itu pun diakui Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan. Kata Luther, infrastruktur dan ekosistem masih menjadi kendala untuk pabrikan-pabrikan mobil listrik dalam memasarkan kendaraan elektrifikasi ke daerah-daerah.

    “Studi kita penjualan EV (mobil listrik) di masing-masing region memang, Jabodetabek secara peningkatan penjualannya cukup signifikan. Kalau nggak salah, bulan lalu saja Jabodetabek kayaknya sudah lebih hampir 17% (market share EV-nya). Artinya dia mendominasi dan berkontribusi cukup signifikan secara total market,” ungkap Luther belum lama ini.

    Luther menambahkan, penjualan mobil listrik di daerah belum bisa mencapai angka signifikan lantaran banyak faktor. Misalnya, banyak konsumen yang belum sadar dengan benefit yang ditawarkan mobil listrik.

    “Jadi EV awareness ini masih perlu ditingkatkan, dan ini adalah pekerjaan rumah bukan hanya dari BYD, tapi juga semua pabrikan, dan mungkin juga pemerintah,” sambung Luther. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pabrikan adalah memperbanyak jaringan dealer.

    “Pengembangan network harus lebih agresif. Kita tahun ini sampai akhir tahun rencana sampai 100 network yang kita akan bangun, di mana hari ini sudah 53. Jadi kita mulai masuk merambah ke daerah-daerah,” kata Luther lagi.

    “Kedua, memang ada challenging (tantangan) di sisi infrastruktur. Jadi kita perlu ada peningkatan. Dari BYD, kita usahakan di semua network kita nanti teman-teman kita bisa lihat itu semuanya harus ada pengecasan cepat, DC fast charger kita juga sudah taruh di showroom-showroom kita dan terbuka. Jadi meng-encourage orang untuk lebih lebih berani menggunakan EV,” jelas Luther.

    Tantangan lainnya adalah dari harga mobilnya yang mahal. Jadi dengan kehadiran mobil listrik berharga murah seperti Atto 1, harapannya bisa menjadi daya tarik konsumen di daerah.

    “Harganya mungkin relatif lebih bisa dijangkau, dan untuk mungkin mereka yang baru mencoba mungkin dia juga bisa lebih punya confidence level, kira-kira begitu,” tukasnya.

    (lua/dry)

  • Resale Value Mobil Listrik Hancur, Gimana Cara BYD Yakinkan Konsumen?

    Resale Value Mobil Listrik Hancur, Gimana Cara BYD Yakinkan Konsumen?

    Jakarta

    Resale value atau harga jual kembali menjadi salah satu pertimbangan konsumen Indonesia sebelum memutuskan membeli mobil baru. Nah, jika mobil baru tersebut punya harga jual kembali yang anjlok seperti kasus di mobil listrik, bagaimana cara pabrikan meyakinkan konsumen buat membeli produknya? Ini kata BYD.

    Harga jual kembali mobil listrik terjun bebas. Sebagai gambaran, harga baru BYD Seal Premium senilai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD sekira Rp 750 juta. Tapi satu tahun setelah peluncuran, harga kendaraan tersebut di marketplace turun hingga Rp 200 jutaan.

    Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengatakan, BYD punya cara untuk menjaga harga jual kembali kendaraan listrik yang mereka pasarkan. BYD juga menegaskan, saat ini pasar mobil listrik bekas belum terbentuk.

    “BYD ini kalau kita lihat perjalanan di Indonesia secara bisnis masih belum sampai dua tahun, dari first customer di-handover mobil BYD itu baru ya, tidak sampai dua tahun. Jadi menurut kita sebenarnya pasar secondary market itu, bukan depresiasinya terlalu tinggi atau sangat rendah, tapi memang belum terbentuk. Dan lagi tipikal di Indonesia ini apalagi secondary market itu dia lebih konservatif jadi mungkin sang pembeli dari mobil bekas ini atau mungkin pedagang itu masih menetapkan skema bisnis yang lebih konservatif diambil dengan harga terendah karena belum terbentuk marketnya,” kata Luther di sela-sela kegiatan media test drive Atto 1 Semarang-Solo-Yogyakarta (13/8).

    Luther kembali menegaskan, mobil listrik saat ini ada di masa transisi untuk memasuki pasar mobil bekas. Jadi BYD belum bisa banyak komentar soal secondary car market karena memang market mobil listrik di pasar mobil bekas dianggap belum terbentuk.

    “Lalu apa yang kita lakukan (buat meyakinkan konsumen soal resale value?) ya tentunya kita dengan partner kita, dealer juga sedang mempersiapkan cara, agar secondary market ini terbentuk dengan cepat, kemudian sesuai dengan harapan. Tapi satu hal yang pasti sebenarnya yang penting adalah, kompetisi yang dibentuk antar EV market, apalagi kalau menurut kita itu adalah antar partner kita, dealer partner, supaya jangan ada satu, banting-banting harga, yang membuat resale value kendaraan kita jadi drop. Nah itu pasti dampaknya nanti kepada bisnis ini dalam resale value mobilnya, secondnya. Jadi itu aja yang kita jaga, supaya antar dealer ini berkompetisinya jangan tidak healthy, supaya harganya tidak rusak, jadi itu juga pasti lama kelamaan itu membentuk harga secondary yang lebih baik kira-kira begitu,” bilang Luther.

    (lua/rgr)

  • Mobil Listrik Dipakai Taksol Tembus 400 Ribu Km, Kondisi Baterainya Bikin Kaget

    Mobil Listrik Dipakai Taksol Tembus 400 Ribu Km, Kondisi Baterainya Bikin Kaget

    Jakarta

    Keawetan baterai jadi kekhawatiran saat memakai mobil listrik. Cerita menarik datang dari pengguna Tesla Model 3, mobil itu dijadikan taksi online (taksol) dengan jarak tempuh 409 ribu kilometer (km).

    Dikutip dari InsideEVs dan Teslarati,Tesla Model 3 Standard Plus itu dipakai oleh driver Uber di Australia Barat. Mobil tersebut sudah berumur 4 tahun, namun tetap menunjukkan performa yang oke. Meski sudah dipakai kerja keras, data Battery Management System menunjukkan kesehatan baterai masih di kisaran 88 sampai 90%.

    Angka tersebut diungkap bengkel mobil EV Work. Rahasia ketahanan baterai itu berangkat dari kebiasaan mengisi daya. Ternyata mobil ini lebih banyak diisi pakai AC dengan persentase penggunaan 71%, sementara DC fast charging cuma 29%.

    “Hari ini kami memiliki kendaraan yang cukup istimewa di bengkel kami: Tesla Model 3 2021 satu pemilik dengan jarak tempuh 409.770 kilometer,” tulis kata pemilik bengkel, Edi Gutmanis dikutip dari InsideEV.

    Mobil tersebut sudah menggunakan daya sebesar 15.556 kWh yang dikirimkan dari pengisian daya cepat DC dan 38.012 kWh melalui pengisian daya AC. Model 3 dengan jarak tempuh tinggi ini telah menggunakan hampir 50 MWh.

    Metode pengisian AC memang lebih lambat, tapi justru bikin baterai jadi lebih panjang masa pakainya. Tesla Model 3 yang dipakai ini menggunakan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate). Baterai jenis ini dikenal lebih tahan lama. Dengan perawatan dan kebiasaan isi ulang yang tepat.

    Lantas apakah Tesla Model 3 itu benar-benar tanpa masalah setelah dibawa jalan hampir 410 ribu km?

    Pemiliknya mengeluhkan getaran yang dirasakan saat mengemudi. Ternyata itu hanyalah dudukan motor listrik yang aus, yang kemudian diganti dengan dudukan yang setara hanya dengan 130 dolar Australia (sekitar Rp 1,3 jutaan).

    (riar/rgr)

  • RI Dikaruniai Logam Tanah Jarang, Bisa Untuk Alat Pertahanan Hingga EV

    RI Dikaruniai Logam Tanah Jarang, Bisa Untuk Alat Pertahanan Hingga EV

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia ternyata dikaruniai ‘harta karun langka’ berupa Logam Tanah Jarang. Komoditas pertambangan mineral kritis itu bahkan sempat disinggung dalam Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dalam RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/08/2025).

    “Alhamdulillah yang Maha Kuasa telah memberi karunia kita, kita memiliki mineral-mineral, yang disebut tanah jarang, rare earth kita punya semua rare earth di dunia kita miliki,” ujar Prabowo .

    Di samping itu. Prabowo menilai pengelolaan logam tanah harus diarahkan untuk memberdayakan industri strategis, dan meningkatkan kesejahteraan prajurit.

    Mengutip Booklet ESDM Tanah Jarang 2020, disebutkan bahwa kelompok mineral ini terdiri atas 17 unsur kimia, termasuk 15 unsur pada kelompok Lantanida yaitu Lantanum (La) cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), prometium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), tiulium (Tm), ytterbium (Yb) dan lutetium (Lu).

    Ditambah 2 unsur yakni scandium (Sc) dan yttrium (Y). Adapun, LTJ sendiri banyak dipakai pada industri mutakhir, mulai dari industri elektronik, industri otomotif, hingga industri pertahanan.

    Industri Elektronik

    Berdasarkan Road Map Industri 4.0, logam tanah jarang memiliki banyak kegunaan di sektor elektronik.

    – LTJ dipakai untuk membuat magnet permanen pada baterai alat-alat elektronik portabel.

    – Digunakan dalam baterai kendaraan listrik serta turbin penghasil energi ramah lingkungan (GLJn energy).

    – Bermanfaat untuk katalis pemecah cairan pada penyulingan minyak mentah.

    – Dipakai dalam pembuatan layar televisi, chip silicon, monitor, lensa kamera, dan LED (light emitting diodes).

    – LTJ juga digunakan pada lampu CFL, scanner, serta bahan fosfor yang memberi warna.

    – Dimanfaatkan untuk lapisan pada lensa dan pembuatan mesin sinar-X portabel.

    – Digunakan pada tabung sinar-X, MRI (magnetic resonance imagery), hingga aplikasi perawatan kanker.

    Industri Otomotif

    Masih berdasarkan Road Map Industri 4.0, logam tanah jarang juga sangat penting dalam pengembangan kendaraan.

    – LTJ digunakan untuk mendukung mobil listrik dan mobil hibrid dalam industri kendaraan bermesin ramah lingkungan yang sedang direncanakan pemerintah.

    -Kelompok logam Nd dan Tb merupakan bahan penting dalam pembuatan motor listrik generator mobil hibrid.

    -Kelompok logam La, Nd dan Ce merupakan bahan penting dalam pembuatan baterai mobil hibrid NiMH.

    Industri Pertahanan

    Berdasarkan kesepakatan penetapan mineral strategis untuk mendukung pertahanan negara, LTJ memiliki peran penting.

    – Logam tanah jarang (LTJ) adalah kelompok 17 unsur terdiri dari 15 unsur lantanoid (dengan nomor atom 57 hingga 71) dengan tambahan scandium (Sc) dan Yttrium (Y) pada susun Tabel periodik Unsur Kimia.

    – LTJ sebagai unsur paduan yang sangat penting pada material maju.

    – Beberapa material alutsista menggunakan unsur LTJ sebagai unsur paduan antara lain material Terfenol-D, paduan tiga logam terdiri dari Terbium (Te), Iron (Fe), dan Dysprosium (Dy) sebgai material peredam gelombang sonar pada teropong bidik senapan malam (TBSM) untuk material optic Yttrium alumunium garnet (Y3Al5O12) – YAG dan yang lainnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jualan HP China Makin Susah, Xiaomi Buka-bukaan Fakta Sebenarnya

    Jualan HP China Makin Susah, Xiaomi Buka-bukaan Fakta Sebenarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Xiaomi memperkirakan kinerja pasar smartphone tak begitu baik tahun ini. Raksasa ponsel China itu meramal pertumbuhannya akan ada di bawah 1%.

    “Kami memperkirakan pasar smartphone hanya akan sedikit atau bahkan tidak ada pertumbuhan tahun ini,” kata Presiden Xiaomi Lu Weibing, dikutip dari Reuters, Rabu (20/8/2025).

    “Kalau ada peningkatan, mungkin sekitar 0,1% hingga 0,2%. Angka yang agak berbeda dari pertumbuhan yang diantisipasi kami pada awal tahun ini,” jelasnya menambahkan.

    Secara keseluruhan, kinerja Xiaomi pada kuartal kedua cukup positif. Pendapatan pada periode tersebut meningkat sebesar 30,5%, berkat peningkatan pengiriman smartphone, khususnya untuk wilayah Asia Tenggara.

    Sementara pendapatan kuartal dua menjadi 116 miliar yuan (Rp 262,9 triliun). Laba bersih yang disesuaikan melompat naik 75,4% dari tahun lalu menjadi 10,8 miliar yuan (Rp 24,4 triliun).

    Pengiriman Xiaomi secara global naik tipis 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 42,4 juta unit. Sayangnya pendapatannya menurun 2,1% menjadi 45,5 miliar yuan karena harga jual rata-rata yang menjadi lebih rendah.

    Xiaomi juga menurunkan target perusahaan tahun ini. Berbeda dari kuartal pertama menginginkan 180 juta unit, kini menjadi 175 juta untuk pengiriman smartphone.

    Pasar HP China Anjlok

    Sebelumnya IDC mencatat penjualan HP di China mengalami penurunan pada kuartal kedua mencapai 4% dibandingkan tahun lalu. Saat itu hanya 69 juta unit ponsel yang dikirimkan.

    Penjualan yang menurun ini disebabkan oleh permintaan yang lemah dari konsumen. Selain itu, kepercayaan masyarakat terkait pembelian barang elektronik mengalami penurunan saat ekonomi China juga belum pulih.

    Sama seperti prediksi Xiaomi, IDC juga mengatakan permintaan HP tak akan pulih dalam waktu dekat. Pasar masih harus menghadapi tantangan ekonomi dan ketidakpastian yang jauh lebih kompleks di sisa tahun ini.

    Saat itu, IDC menempatkan Xiaomi pada urutan keempat. Xiaomi jadi satu-satunya perusahaan di lima besar yang mengalami pertumbuhan pengiriman, sebesar 3,4%.

    Xiaomi mencatat pengiriman 10,4 juta uni dengan market share 15,1%. Tumbuh tipis dari pengiriman tahun sebelumnya 10,1 juta unit dan market share 14,1%.

    Huawei menjadi pemimpin dalam laporan tersebut. Perusahaan mengirimkan 12,5 juta unit atau turun dari kuartal II-2024 sebesar 12,9 juta unit.

    Pertumbuhannya -3,4% secara tahunan. Sementara market share saat itu sebesar 18,1%.

    Mobil Listrik Xiaomi

    Bisnis EV Xiaomi pada kuartal kedua menghasilkan pendapatan 20,6 miliar yuan (Rp 46,7 triliun). Jumlah tersebut naik dari kuartal pertama sebesar 18,1 miliar yuan (Rp 41 triliun).

    Selama kuartal yang berakhir bulan Juni, 81.302 unit mobil dikirimkan. Pengirimannya juga mengalami kenaikan dari periode sebelumnya sebesar 75.869 unit.

    Untuk total kerugian bersih unit EV Xiaomi mencapai 0,3 miliar yuan (Rp 680,1 miliar) pada kuartal II lalu. Angkanya menyempit dari sebelumnya 0,5 miliar yuan (Rp 1,1 triliun).

    Lu masih memiliki keyakinan pada unit bisnis ini. Dia mengatakan Xiaomi akan mengantongi laba bulanan atau triwulanan dari EV di semester kedua.

    Reuters menyebutkan 300 ribu kendaraan listrik Xiaomi telah terjual sejak peluncuran Maret 2024 hingga Juli lalu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Upacara HUT RI di Ketinggian 2.000 Meter, Freeport Tampilkan Budaya Nusantara dan Tegaskan Hilirisasi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Agustus 2025

    Upacara HUT RI di Ketinggian 2.000 Meter, Freeport Tampilkan Budaya Nusantara dan Tegaskan Hilirisasi Nasional 20 Agustus 2025

    Upacara HUT RI di Ketinggian 2.000 Meter, Freeport Tampilkan Budaya Nusantara dan Tegaskan Hilirisasi
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – PT Freeport Indonesia (PTFI) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) dengan penuh khidmat di ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, Minggu (17/8/2025). Perayaan kali ini mengusung tema “Pertambangan Terintegrasi Hulu Hilir”.
    Kegiatan itu juga menjadi panggung keberagaman budaya Nusantara. Hal itu terlihat dari partisipasi pekerja yang mengenakan busana adat tradisional dari Sabang sampai Merauke dalam upacara pengibaran bendera Merah Putih.
    Suasana perayaan semakin semarak dengan penampilan tari kolosal yang digelar melalui
    live streaming
    dari enam kota, yakni Jakarta, Kuala Kencana, Nabire, Smelter PTFI Gresik, PT Smelting Gresik, dan Tembagapura.
    Direktur PTFI Tony Wenas menegaskan, perayaan HUT RI 2025 juga menjadi momentum untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap hilirisasi industri pertambangan.
    “PTFI kini sudah betul-betul terintegrasi dari hulu ke hilir. Smelter kami sudah beroperasi, memproduksi katoda tembaga, sedangkan Precious Metal Refinery (PMR) juga mulai menghasilkan emas. Dengan demikian, rantai industri pertambangan PTFI kini lengkap,” katanya melansir akun Instagram Kompas.com, Selasa (19/8/2025).
    Tony menambahkan, PTFI menargetkan produksi 800.000 ton katoda tembaga per tahun. Jumlah itu cukup untuk mendukung pembuatan sekitar 8 juta unit mobil listrik.
    “Ini bukan kebetulan, melainkan hasil sinergi antara PTFI dan pemerintah. Hilirisasi adalah bukti bahwa kemerdekaan tidak hanya dirayakan, tetapi juga diperjuangkan demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujarnya.
    Tony berharap, perayaan HUT ke-80 RI di PTFI tidak hanya menjadi simbol kebersamaan, tetapi juga menegaskan peran perusahaan dalam mendukung agenda strategis nasional melalui hilirisasi. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mitsubishi Keluar dari Pasar China

    Mitsubishi Keluar dari Pasar China

    Jakarta

    Mitsubishi Motors pamit dari pasar otomotif China setelah lebih dari lima dekade berkiprah. Pabrikan asal Jepang itu menyudahi aktivitas manufaktur dengan perusahaan patungan Shenyang Aerospace Mitsubishi Motors Engine Manufacturing (SAME).

    Dalam pernyataan resminya, Mitsubishi menyebut alasan keluar dari pasar Tiongkok karena perubahan cepat industri otomotif di sana. New Energy Vehicles merek lokal makin berjaya.

    “Sebagai respons terhadap transformasi cepat industri otomotif China, Mitsubishi Motors telah mengevaluasi kembali strateginya di kawasan tersebut dan memutuskan untuk menghentikan partisipasinya dalam usaha patungan,” bunyi keterangan resmi Mitsubishi.

    Aerospace Mitsubishi didirikan pada Agustus 1997 dan mulai memproduksi mesin pada tahun 1998, memasok mesin ke produsen mobil Mitsubishi dan berbagai produsen mobil Tiongkok.

    Penutupan bisnis ini juga menandai penarikan penuh Mitsubishi Motors dari pasar produksi mobil China. Per 2 Juli 2025, perusahaan ini berganti nama jadi Shenyang Guoqing Power Technology Co., Ltd. tanpa keterlibatan Mitsubishi.

    Dikutip Carnewchina, perjalanan Mitsubishi ke Tiongkok dimulai pada tahun 1973 dengan ekspor truk tugas menengah. Pada awal tahun 2000-an, usaha patungan kedua perusahaan ini memasok powertrain untuk sekitar 30% kendaraan yang diproduksi di China.

    Tetapi kebangkitan sektor energi baru China, ditambah dengan melemahnya permintaan untuk mesin pembakaran konvensional, mengikis posisi pasarnya.

    Pada tahun 2012, sebuah usaha patungan 50:30:20 dengan Guangzhou Automobile Group (GAC) dan Mitsubishi Corporation, awalnya terlihat menjanjikan. Penjualan memuncak pada 144.000 unit pada tahun 2018, didorong oleh penjualan 105.600 unit SUV Outlander.

    Tetapi pengiriman tahunan anjlok menjadi 33.600 unit pada tahun 2022 di tengah persaingan yang semakin ketat dari merek mobil listrik asal China.

    Pada Oktober 2023, Mitsubishi mengumumkan rencana untuk menghentikan produksi lokal dan merestrukturisasi operasinya di Tiongkok. GAC kemudian mengambil kepemilikan penuh atas usaha patungan.

    Keluarnya Mitsubishi menggambarkan tantangan yang lebih luas yang dihadapi oleh pembuat mobil asing di pasar listrik China. Merek domestik seperti BYD dan operasi lokal Tesla sekarang mendominasi.

    “Lanskap otomotif Tiongkok telah menjadi medan perang untuk inovasi EV, di mana pembuat mobil lama berjuang untuk bersaing,” kata analis industri Chen Liwei dikutip oleh media Tiongkok, Jiemian.

    (riar/rgr)