Transportasi: mobil listrik

  • Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Elon Musk Ditendang, 2 Miliarder Makin Kencang Menjilat Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Keretakan hubungan Presiden AS Donald Trump dengan miliarder Elon Musk ternyata membuka peluang bagi ‘orang terkaya’ lain. Menurut laporan Financial Times, CEO Meta Mark Zuckerberg dan CEO OpenAI Sam Altman berupaya mendekatkan diri ke Trump.

    Laporan Financial Times ini berbasis informasi dari sumber dalam pemerintahan AS dan perusahaan terkait. Namun, banyak pihak di pemerintahan Trump yang skeptis dengan Zuckerberg dan Altman, sebab keduanya merupakan mantan pendonor Demokrat.

    Seperti diketahui, hubungan Musk dan Trump renggang gara-gara penetapan ‘One Big Beautiful Bill’ yang memangkas insentif pajak untuk mobil listrik. Musk yang merupakan CEO raksasa mobil listrik Tesla terang-terangan mengkritik aturan tersebut.

    Keduanya terlibat adu mulut terbuka secara online. Sejak Mei 2025, Musk juga resmi mengundurkan diri dari posisinya di pemerintahan Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Sejak saat itu, Musk dan Trump tak pernah tampil bersama di hadapan publik, kecuali saat keduanya menghadiri upacara peringatan (memorial service) untuk Charlie Kirk yang tewas ditembak pada 10 September 2025.

    Kebersamaan Musk dan Trump disorot dan menunjukkan hubungan yang melunak. Namun, tetap saja Musk dan Trump tidak sedekat dulu.

    Sementara itu, Zuckerberg dan Altman tampak sering mengunjungi Gedung Putih pada tahun ini. Keduanya juga selalu memuji pemerintahan Trump dalam berbagai kesempatan.

    “Di ranah privat, mereka [Zuckerberg dan Altman] mencari dukungan Gedung Putih untuk memperluas peluang komersil dan menghindari tekanan dalam membangun kerajaan AI,” tulis Financial Times dalam laporannya, dikutip Kamis (25/9/2025).

    Sejauh ini, Financial Times melaporkan bahwa kepentingan Zuckerberg dan Altman sejalan dengan Trump. Zuckerberg telah berkomitmen untuk menginvestasikan setidaknya US$600 miliar ke AS hingga 2028.

    Hal ini memungkinkan Trump untuk memamerkan kesuksesan pemerintahannya dalam menggerakkan korporasi besar AS melawan China. Meta dan OpenAI juga sudah mencabut pembatasan penggunaan teknologi AI mereka untuk kebutuhan militer.

    Kedekatan Trump dengan bos-bos raksasa teknologi AS, termasuk Zuckerberg dan Altman, ditunjukkan dengan jamuan makan malam spesial di Gedung Putih. Selain Zuckerberg dan Altman, turut hadir CEO Apple Tim Cook, CEO Microsoft Satya Nadella, pendiri Microsoft Bill Gates, Co-CEO Oracle Safra Catz, dan Co-Founder Google Sergey Brin.

    Upaya Zuckerberg dan Altman untuk mendekati Trump terbukti membawa berkah. Pemerintah AS berkomitmen untuk mengakselerasi izin untuk pembangunan data center super mahal dan ‘haus’ energi yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi AI.

    Meta dan OpenAI juga masuk dalam daftar yang penyuplai AI untuk pemerintah AS yang sudah disetujui.

    Perubahan Dinamika Bos-bos Raksasa Teknologi dan Trump

    Menarik untuk melihat perubahan dinamika antara Altman-Trump dan Zuckerberg Trump.

    Pada 2016 lalu, Altman pernah menuliskan bahwa kemenangan Trump dalam Pemilu terasa seperti “hal terburuk yang terjadi di hidup saya”. Namun, baru-baru ini Altman justru dekat di ‘ketek’ Trump. Ia mengunjungi Arab dan Inggris bersama Trump dan jejeran pejabat negara.

    Saat Trump baru dilantik pada Januari lalu, Altman berdiri bersama sang Presiden baru, pendiri Oracle Larry Ellison, dan CEO SoftBank Masayoshi Son, untuk mengumumkan proyek data center raksasa ‘Stargate’ senilai US$500 miliar.

    Sama seperti Altman, hubungan Zuckerberg dan Trump juga dulunya tak harmonis. Bahkan, Trump sempat berencana memenjarakan Zuckerberg jika pencipta Facebook itu menghalangi upayanya memenangkan Pilpres.

    Namun, kini Zuckerberg juga tunduk pada keinginan Trump. Ia mengubah beberapa kebijakan perusahaan, salah satunya mencaput sistem pengecekan fakta eksternal di platform Meta.

    Trump juga membantu Zuckerberg melawan legislator Uni Eropa yang menargetkan raksasa teknologi melalui ‘Digital Markets Act’ (DMA) dan pemungutan pajak digital.

    Trump tak segan-segan menuliskan di media sosial bahwa pajak digital, aturan layanan digital, dan regulasi pasar digital (yang digaungkan Uni Eropa), dirancang untuk mendiskriminasi teknologi AS.

    Bahaya Jangka Panjang

    Namun, simbiosis mutualisme yang terjalin antara bos-bos raksasa teknologi dengan Trump dinilai sebagian orang sebagai taktik yang berbahaya untuk jangka panjang.

    “Meta akan dihukum saat meja politik berbalik arah,” kata negosiator Brussels, dikutip dari Financial Times.

    “Komisi Eropa memiliki memori institusional yang panjang,” ia menambahkan.

    Nyatanya, saat ini saja kedekatan Meta dengan Gedung Putih tak mampu menyelamatkan perusahaan dari rentetan kasus yang menimpa perusahaan di AS. Misalnya, kasus anti-monopoli yang sedang berkembang, penyelidikan dari FTC, serta pengujian oleh Senator Republik Josh Hawley terkait chatbot berbasis AI.

    Selain itu, masih ada keraguan terkait sikap politik Zuckerberg dan Altman di masa depan saat dinamika berubah pasca midterm tahun depan.

    “Saya rasa mereka tak punya ideologi yang pasti,” kata seseorang yang dekat dengan pemerintahan Trump kepada Financial Times.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ambisi VinFast Jadi Pemain Utama di Pasar Otomotif Indonesia

    Ambisi VinFast Jadi Pemain Utama di Pasar Otomotif Indonesia

    Hanoi

    Merek mobil listrik asal Vietnam, VinFast, baru seumur jagung di Indonesia. Meski begitu, perusahaan mobil listrik yang dimiliki konglomerat Vingroup ini mengaku datang ke Indonesia bukan sekadar coba-coba, melainkan benar-benar ingin menjadi pemain utama di pasar otomotif Tanah Air.

    “VinFast diperkenalkan di Indonesia pada IIMS 2024 di bulan April. Tapi kita baru mulai mengirim kendaraan pertama pada Juli 2024. Kalau sekarang kita bicara kiprah kita di dunia otomotif, khususnya BEV market di Indonesia, VinFast baru berumur kurang lebih 13 bulan. Tetapi kita berkomitmen untuk terus berkembang di Indonesia. Jadi, kita bukan istilahnya coba-coba, tapi memang ingin berkembang secara serius di Indonesia. Kami ingin menjadi pemain utama, khususnya di BEV market,” kata CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto, kepada wartawan di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/9/2025).

    CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto Foto: Istimewa

    Komitmen itu, lanjut Kariyanto, tercermin dari langkah nyata VinFast di Tanah Air. Tidak sekadar menjual mobil, VinFast juga membangun ekosistemnya kendaraan listrik. Jadi, selain pabrik di Subang yang direncanakan beroperasi akhir tahun ini, VinFast juga menyiapkan ekosistem lain mulai dari line-up produk lengkap (VF 3, VF 34, VF 5, VF 6, VF 7), infrastruktur pengisian baterai melalui sister company V-Green, hingga layanan smart mobility lewat taksi listrik Green SM yang kini sudah beroperasi di Jakarta, lalu di Makassar, termasuk Surabaya.

    “Kami masih sangat-sangat muda, kalau bayi ini baru belajar jalan. Tetapi kami ingin jalan cepat, ingin berlari cepat. Jadi itu kami ingin menjadi pemain utama dengan melalui penciptaan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia,” tambah Kariyanto.

    Pria yang akrab disapa Keri ini pun optimis pasar mobil listrik di Indonesia bakal terus tumbuh dari tahun ke tahun. Hal itu tercermin dari data penjualan (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).

    Taksi listrik Green SM Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    “Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menunjukkan bahwa year to date Agustus tahun 2025 ini, kontribusi BEV dibandingkan total industri volume itu sudah 10%. Padahal tahun lalu baru 5%, tahun sebelumnya baru 1%. Jadi dalam waktu 3 tahun terjadi peningkatan yang sangat signifikan,” kata Kariyanto optimistis.

    VinFast pun menilai target pemerintah yang ingin industri otomotif Indonesia memproduksi 50% (600 ribu unit) mobil listrik dari total produksi mobil di Indonesia adalah target yang bukan mustahil tercapai.

    “Apakah itu mungkin? Kami melihat itu sangat mungkin. Memang mungkin perlu waktu sedikit panjang, tapi itu sangat mungkin. Kembali ke komitmen kami melihat potensi pasar yang sangat besar di Indonesia, kami serius menciptakan ekosistem itu, mulai dengan pembangunan pabrik kami di Subang. Ya pabrik akan nanti beroperasi di akhir tahun ini. Tanah yang di Subang itu kurang lebih 170 hektare, nanti fase pertama akan dikembangkan dengan kapasitas produksi 50 ribu unit per tahun, Itu kapasitas terpasang ya, tapi nanti produksi menyesuaikan dengan kebutuhan market,” bilang Kariyanto.

    Layanan charging station V-Green untuk konsumen VinFast di Indonesia Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    (lua/dry)

  • Produksi Mobil-Motor, hingga Bus Listrik

    Produksi Mobil-Motor, hingga Bus Listrik

    Hanoi

    Pabrikan otomotif asal Vietnam, VinFast, tidak hanya agresif meluncurkan mobil listrik, tapi juga memiliki lini produk motor listrik dan bus listrik. Hal ini detikOto ketahui saat berkunjung ke fasilitas manufaktur VinFast di Hai Phong, Vietnam, baru-baru ini.

    Kawasan manufaktur VinFast berdiri di atas lahan seluas 335 hektare, di Kawasan Industri Dinh Vu – Cat Hai (Hai Phong, Vietnam). Kompleks ini meliputi gedung operasional, area produksi mobil listrik, area produksi skuter listrik, area produksi bus listrik, termasuk area industri pendukung, pusat pelatihan, dan institut riset dan pengembangan.

    Pabrik mobil listrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Tak hanya lengkap secara fasilitas, pabrik VinFast yang berdiri sejak 14 Juni 2019 itu juga sudah memadukan teknologi otomotif modern dengan prinsip Industri 4.0. Seluruh jalur produksi terhubung lewat sistem berbasis cloud untuk memastikan efisiensi dan kualitas tinggi.

    Selain itu, tingkat otomatisasi pabrik ini juga sangat tinggi, di mana 1.400 robot mendukung 90% otomatisasi di bengkel pengepresan (press shop) dan 95% di area bengkel pengecatan (paint shop).

    Bicara kapasitas produksi, untuk pabrik mobil listrik per tahunnya bisa memproduksi hingga 250.000 unit per tahun pada fase 1. Namun ini dapat ditingkatkan hingga 950.000 unit per tahun.

    Bus listrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sementara untuk bus listrik, kemampuan produksi VinFast mencapai 500 unit per tahun dan skuter listrik sebanyak 250.000 unit per tahun pada fase 1, yang dapat meningkat menjadi 500.000 unit per tahun di fase 2, dengan ekspansi lebih lanjut hingga 1 juta unit per tahun.

    Di area produksi mobil, pabrik VinFast dilengkapi fasilitas modern mulai bengkel mesin cetak berteknologi Jerman, bengkel bodi seluas 100 ribu meter persegi dengan kapasitas 38 bodi mobil per jam, hingga bengkel cat dengan kapasitas 250 ribu unit per tahun.

    Fasilitas ini didukung teknologi EcoSmart VEC dari Dürr yang mampu menekan konsumsi energi saat proses pengecatan. Sementara itu, lini perakitan umum seluas 235 ribu meter persegi dirancang oleh Eisenmann Jerman dan bisa mengakomodasi beragam model, termasuk SUV dan sedan listrik VinFast.

    Pabrik motor listrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Tak hanya mobil, VinFast juga punya pabrik khusus skuter listrik yang beroperasi sejak 2018. Di fasilitas ini, proses pengelasan rangka dilakukan 100% oleh robot ABB, sedangkan lini cat dan perakitan mengadopsi standar kualitas Eropa. Dari sinilah lahir sederet motor listrik VinFast yang kini banyak wara-wiri di jalanan Hanoi, Vietnam.

    Selain itu, ada juga pabrik bus listrik seluas 42 ribu meter persegi dengan jalur perakitan 22 stasiun. Kapasitas produksinya mencapai puluhan ribu unit per tahun. Setiap bus diuji ketat di 12 pos pemeriksaan, termasuk tes kedap air, sebelum dikirim ke pelanggan.

    Menariknya, VinFast juga menyiapkan kawasan industri tambahan yang dialokasikan untuk memproduksi komponen dan suku cadang. Area ini terbuka bagi investor luar negeri untuk membangun usaha patungan bersama VinFast.

    Pabrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    (lua/rgr)

  • Mengenal VinFast, Merek Mobil Nasional yang Jadi Kebanggaan Warga Vietnam

    Mengenal VinFast, Merek Mobil Nasional yang Jadi Kebanggaan Warga Vietnam

    Hanoi

    Warga Vietnam patut berbangga karena mereka sudah memiliki mobil nasional yang mapan seperti VinFast. Didirikan oleh konglomerasi Vingroup sejak 2017, VinFast memiliki komitmen menghadirkan solusi mobilitas ramah lingkungan bagi masyarakat.

    Vingroup berawal dari Technocom Group yang didirikan Phạm Nhật Vượng pada tahun 1993 di Ukraina. Setelah lebih dari 32 tahun berdiri serta berkembang, Vingroup tumbuh menjadi perusahaan swasta multinasional terbesar di Vietnam sekaligus salah satu konglomerasi ekonomi terkemuka di sana.

    Di bidang Teknologi dan Industri, VinFast tidak hanya meletakkan fondasi bagi industri produksi mobil dan sepeda motor listrik di Vietnam, tetapi juga secara aktif berkontribusi dalam mendorong revolusi kendaraan listrik di seluruh dunia.

    Saat ini VinFast tengah gencar mewujudkan visinya sebagai produsen kendaraan listrik pintar terkemuka di dunia, melalui pengembangan ekosistem mobilitas bebas emisi yang mencakup mobil listrik, bus listrik, sepeda motor listrik, hingga sepeda listrik.

    Selama enam bulan pertama tahun 2025, VinFast telah menyerahkan hampir 72.200 unit mobil listrik secara global mencatat pertumbuhan sebesar 223% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

    VinFast juga memperkuat posisinya di pasar-pasar utama seperti Amerika Utara dan Eropa, sekaligus melakukan ekspansi signifikan ke pasar-pasar potensial seperti Indonesia, Filipina, India, dan Timur Tengah. Selain mengoperasikan dua pabrik di Vietnam, VinFast juga terus mengembangkan kapasitas produksi globalnya dengan pabrik yang telah beroperasi di India, serta mempersiapkan pembukaan pabrik baru yang akan segera beroperasi di Indonesia.

    Motor listrik VinFast Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sejarah Berdirinya VinFast

    VinFast didirikan pada 2017 dengan kompleks pabrik mobil dan motor listrik yang modern dan berkapasitas besar di Kawasan Industri Đình Vũ, Hải Phòng. Dengan misi “Demi Masa Depan Hijau untuk Semua”. Sejak awal berdirinya, VinFast telah mencatat pencapaian bersejarah dalam industri otomotif dunia dengan menyelesaikan pembangunan dan instalasi kompleks produksi berteknologi canggih kelas dunia, sekaligus mengembangkan tiga model mobil perdana hanya dalam waktu 21 bulan.

    Di tahun-tahun awal, untuk memasuki pasar, selain motor listrik, VinFast berhasil mengembangkan tiga model mobil berbahan bakar konvensional yang populer, yaitu Lux A2.0,
    Lux SA2.0, dan Fadil. Dengan total penjualan mendekati 100.000 unit dalam kurun waktu tiga tahun, ketiga model tersebut secara konsisten masuk dalam jajaran mobil terlaris di segmennya.

    Keberhasilan ini menjadikan VinFast segera dikenal sebagai salah satu merek otomotif paling disukai di Vietnam, sekaligus memperoleh julukan ‘merek mobil nasional’ di mata konsumen.

    Mobil listrik VinFast (kanan) jadi kebanggaan warga Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Pada Januari 2022, VinFast memutuskan untuk mempercepat langkah menuju ‘hijau’ dengan mengumumkan strategi fokus pada kendaraan listrik murni. Keputusan bersejarah ini menjadikan VinFast salah satu produsen otomotif pertama di dunia yang beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

    Hingga saat ini, VinFast telah berhasil membangun sebuah ekosistem mobilitas hijau yang komprehensif meliputi:

    1. Produk: Berbagai kendaraan listrik pintar dan murni, mulai dari mobil listrik dengan jajaran lengkap dari minicar, minivan, MPV, hingga SUV kelas A, B, C, D, dan E; motor listrik; bus listrik; serta sepeda listrik.

    2. Sistem infrastruktur stasiun pengisian daya: Dengan 150.000 titik pengisian yang tersebar di seluruh Vietnam, VinFast memiliki jaringan pengisian daya dengan jumlah titik
    terbanyak di dunia.

    3. Solusi energi hijau terintegrasi: Menguasai riset, pengembangan, dan produksi baterai lithium-ion berkualitas tinggi untuk kendaraan listrik serta sistem penyimpanan energi.

    4. Sistem layanan pelanggan: Memiliki lebih dari 120 dealer dan lebih dari 200 bengkel yang tersebar di 34 provinsi/kota; menyediakan layanan bantuan darurat 24/7 serta layanan perbaikan keliling pertama dan satu-satunya di pasar Vietnam.

    Di Vietnam, VinFast telah meluncurkan rangkaian produk mobil listrik yang sangat beragam buat memenuhi berbagai kebutuhan. Untuk mobilitas pribadi, tersedia model VF 3, VF 5, VF 6, VF e34, VF 7, VF 8, dan VF 9.

    Bus listrik VinFast Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sementara untuk kebutuhan bisnis transportasi, VinFast menghadirkan Minio Green, Herio Green, Nerio Green, dan Limo Green, serta model EC Van yang dirancang khusus untuk pengangkutan barang. Selain itu, VinFast juga mengembangkan bus listrik sebagai bagian dari upaya penghijauan transportasi publik.

    Di Pameran CES 2024, VinFast memperkenalkan mobil konsep terbaru, VF Wild, yaitu truk pickup listrik pertama dari VinFast. VF Wild menegaskan kemampuan inovasi VinFast dalam menciptakan truk listrik modern dan dinamis, sebagai solusi mobilitas berkelanjutan dengan performa tinggi yang dirancang khusus untuk generasi pengguna baru.

    Pada September 2025, VinFast secara resmi meluncurkan merek mobil mewah Lạc Hồng, dengan produk perdana berupa Lạc Hồng 900 LX. Model ini merupakan kendaraan mewah kelas atas yang dilengkapi dengan fitur-fitur modern dan kenyamanan premium, ditujukan untuk kalangan eksekutif serta tokoh penting. Lạc Hồng 900 LX juga tersedia dalam varian anti-peluru yang memenuhi standar kendaraan untuk kepala negara.

    Saat ini, selain pasar utama seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa, VinFast juga telah memperluas bisnisnya ke sejumlah negara potensial di kawasan Asia, antara lain India, Indonesia, Filipina, Laos, serta kawasan Timur Tengah.

    (lua/dry)

  • China Makin Perkasa Diterpa Guncangan, AS Sudah Tak Dibutuhkan

    China Makin Perkasa Diterpa Guncangan, AS Sudah Tak Dibutuhkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China beberapa saat lalu dilaporkan melarang penggunaan chip Nvidia asal Amerika Serikat (AS). Kabarnya, perusahaan lokal diimbau untuk beralih ke chip buatan lokal.

    Hal ini dilakukan setelah Presiden AS Donald Trump melunak dan mengeluarkan lisensi yang memungkinkan ekspor chip Nvidia ke China. Padahal, sebelumnya Trump sempat memblokir akses chip H20 Nvidia ke negara kekuasaan Xi Jinping.

    Terkait pelarangan chip AS di China, hingga sekarang ternyata belum ada imbauan formal yang dikeluarkan. Setidaknya begitu menurut BYD, raksasa mobil listrik China yang selama ini menggunakan chip buatan Nvidia.

    Kendati demikian, BYD mengaku sudah memiliki rencana jika nantinya benar-benar dilarang menggunakan chip Nvidia.

    Executive Vice President BYD, Stella Li, mengatakan pihaknya belum menerima araham langsung dari pemerintah China untuk berhenti menggunakan chip Nvidia. Namun, perusahaan sudah menyiapkan ‘plan B’.

    “Semua orang memiliki backup. BYD juga punya backup,” kata Li kepada Dan Murphy dari CNBC International, dikutip Rabu (24/9/2025).

    Li menolak menjabarkan secara perinci terkait plan B yang disiapkan. Namun, ia mengingatkan kembali pada era pandemi Covid-19. Kala itu, terjadi kelangkaan semikonduktor global yang berdampak ke sektor otomotif.

    Namun, BYD diklaim tidak mengalami masalah. Pasalnya, BYD banyak mengembangkan teknologi secara mandiri alias in-house. Dengan begitu, mudah bagi BYD untuk mencari alternatif secara cepat.

    BYD mengatakan pihaknya ingin memiliki kontrol kuat dalam rantai pasokan, mulai dari manufaktur hingga pengembangan baterai sendiri untuk mobil yang diproduksi.

    Nvidia merupakan salah satu perusahaan yang paling terdampak dari ketegangan geopolitik antara AS dan China. Chip H20 yang dikembangkan khusus untuk pasar China sempat diblokir oleh AS, lalu kembali diizinkan untuk diekspor.

    Kini, China dilaporkan meminta perusahaan teknologi lokal untuk tidak membeli chip Nvidia. Kendati demikian, rancangan chip Nvidia untuk mobil berbeda dengan chip AI yang menjadi target pemblokiran.

    Salah satu sistem Nvidia yang dinamai ‘Nvidia Driver AGX Origin’ dirancang untuk otomasi pengemudian. BYD merupakan klien untuk produk ini.

    Belum ada indikasi pemerintah China akan turut melarang sistem Nvidia khusus untuk pengembangan mobil otomatis.

    Menurut Li, sepertinya Beijing tak akan melarang chip AS untuk sektor otomotif.

    “[Pemblokiran] ini akan secara otomatis membunuh Nvidia. Nvidia adalah perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar. Jika mereka kehilangan pasar dari China, dampaknya akan besar,” kata Li.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Baterai Terlempar dari Mobil Listrik untuk Hindari Kebakaran

    Baterai Terlempar dari Mobil Listrik untuk Hindari Kebakaran

    Jakarta

    Kebakaran mobil listrik masih jadi kekhawatiran pemilik dan produsen kendaraan BEV. Sebuah badan di China malah membuat ide gila dengan melempar baterai mobil listrik ke salah satu sisi kendaraan. Memang bisa menyelamatkan penumpang mobil, tapi bisa mencederai pengguna jalan lain.

    Jika sampai terjadi kebakaran, api yang muncul dari baterai mobil listrik sangat sulit dipadamkan. Api tak bisa dipadamkan dengan alat pemadam kebakaran biasa, selain itu asap yang keluar dari pembakaran sangat berbahaya jika terhirup.

    Banyak perusahaan di dunia kemudian mencoba mengembangkan teknologi pengaman untuk meminimalkan dampak kebakaran kendaraan listrik. Baik pada teknologi baterai maupun alat pemadam kebakaran.

    Tapi apa yang dilakukan sebuah perusahaan di China ini benar-benar bikin banyak orang heran, dan kemudian memicu kontroversi: mereka menciptakan teknologi yang bisa membuat baterai terlontar ke sisi kanan kendaraan. Sebuah mekanisme yang mengingatkan pada fungsi lontar pilot pesawat jet tempur.

    Someone should tell them that for a modern EV battery to go critical it needs quite an heavy impact…which would destroy this „battery ejection system”. pic.twitter.com/toJi8jbfkx

    — 🇨🇳China EV, Engineering & Life🇩🇪 (@ChinaEV_Eng_Lif) September 20, 2025

    Meski baru pada tahap ujicoba, teknologi ini langsung memicu perdebatan. Melempar baterai mobil listrik dengan bobot dan ukuran besar tentu saja akan membahayakan pengguna jalan yang lain.

    “Mereka mau membunuh pejalan kaki, dibanding membuat menghindari risiko mobilnya sendiri rusak (karena terbakar),” tulis seorang netizen mengomentari video ujicoba yang diposting di akun media sosial X.

    “Tak diragukan lagi, akan membunuh anak-anak yang berjalan di trotoar,” tulis netizen yang lain.

    Dikutip dari News.com.au, ujicoba pelontar baterai ini dilakukan oleh China Vehicle Collision Repair Technical and Research Centre. Menurut salah seorang yang memposting video tersebut, baterai terlempar keluar dari mobil hanya akan terjadi pada kondisi tertentu.

    Sementara itu, dikutip dari Carscoop, teknologi pelontar baterai bekerja melalui cara kerja yang mirip seperti airbag. Jika sensor mendeteksi adanya panas pada suhu tertentu dalam pack baterai, sistem akan mendorong proses pelontaran baterai.

    Baterai bisa terlempar sejauh 3-6 meter dari kendaraan, demi melindungi penumpang mobil dari potensi kebakaran. Tapi tentu saja baterai bisa mengenai kendaraan lain, pejalan kaki, atau akibat-akibat lain yang lebih buruk.

    Mobil yang digunakan pada ujicoba tersebut adalah iCar 03T. iCar merupakan perusahaan yang berada satu payung dengan Chery.

    Namun iCar membantah terlibat dalam rangkaian ujicoba tersebut, yang mereka sampaikan melalui akun media sosial resminya. “Ini tidak ada hubungannya dengan iCar, tolong berpikir rasional,” tegas iCar.

    (din/din)

  • Mobil Listrik China Tak Lagi Dapat Insentif, Begini Reaksi Bos Toyota

    Mobil Listrik China Tak Lagi Dapat Insentif, Begini Reaksi Bos Toyota

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan insentif impor kendaraan listrik utuh (CBU) dari China akan berakhir di tahun ini. Insentif ini dinikmati oleh beberapa merek otomotif, termasuk BYD, Aion, Maxus hingga Geely sehingga harganya bisa lebih murah.

    Langkah ini disebut sebagai akhir dari masa “honeymoon” bagi mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu. Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily buka suara terkait kebijakan tersebut.

    “Dampak penghapusan insentif mobil China atau honeymoon periode, mari cermati sama-sama dulu karena impaknya ke semua pemain BEV di Indonesia, jadi let’s see lah beberapa bulan ke depan dampaknya seperti apa,” ujar Ernando di Menara Astra, Selasa (23/9/2025).

    Adapun kondisi pasar otomotif dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan bahkan mengalami penurunan. Ia mendorong adanya kolaborasi lintas sektor demi membangkitkan kembali industri otomotif nasional.

    “Kedua terpenting adalah bahwa kondisi market beberapa tahun ini stagnan, bahkan cenderung turun, kita harap sesama pelaku industri otomotif dan berbagai stakeholder, seperti pemerintah sebagai policy maker, kami dari industri, financing company memikirkan kolaborasi gimana industri tumbuh lagi,” lanjutnya.

    Foto: Freepik
    Parking

    Sehingga penting adanya kebijakan yang tidak hanya bersifat insentif sementara, tetapi mampu mendorong pertumbuhan industri secara menyeluruh. Dengan industri yang kuat, efek ganda akan dirasakan hingga ke lapisan paling bawah dalam rantai pasok otomotif.

    “Harapannya semoga apapun policy-nya bisa tumbuh industri di Indonesia, dengan membangun industri maka menciptakan multiplier effect jadi di tier 1, 2, 3, kemudian diler, karoseri, logistic company bisa hidup lagi. Hari ini dengan ekosistem yang ada sebanyak 350 ribu orang terlibat di ekosistem Toyota,” kata Ernando.

    “Kami harapkan policy yang diambil ke depan bisa membantu recovery,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, insentif impor mobil listrik dari China sebelumnya menjadi faktor penting yang mendorong penetrasi kendaraan listrik di Indonesia. Namun kini, pemain otomotif yang ingin menjual mobil listrik di Tanah Air diwajibkan memiliki rencana perakitan lokal (local production) sebagai bentuk komitmen industrialisasi.

    Langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional secara berkelanjutan, sekaligus menarik investasi manufaktur dari pemain global.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ini Mobil Listrik Pesaing BYD Dolphin yang Dijual Rp 140 Jutaan

    Ini Mobil Listrik Pesaing BYD Dolphin yang Dijual Rp 140 Jutaan

    Jakarta

    Beberapa pekan lalu, Arcfox (anak perusahaan BAIC) telah meluncurkan mobil listrik terbarunya untuk konsumen di China. Kendaraan berjenis hatchback tersebut bernama Arcfox T1 dan diposisikan sebagai penantang BYD Dolphin di segmen EV kompak.

    Dilansir dari Carnewschina, Selasa (23/9), Arcfox T1 dijual mulai dari 62.800 yuan atau Rp 140 jutaan. Mobil itu tersedia dalam dua pilihan jarak tempuh, yakni 320 km dan 425 km. Khusus untuk opsi 425 km, unitnya sudah mulai dikirim ke pembeli.

    Desain Arcfox T1 mengusung filosofi ‘Arc-Flow’ yang terlihat modern dan aerodinamis. Dimensinya pun cukup lega untuk sekelas hatchback, dengan panjang 4.337 mm, lebar 1.860 mm, tinggi 1.572 mm, dan wheelbase 2.770 mm.

    Mobil listrik Arcfox T1. Foto: Doc. BAIC

    Nuansa futuristik terasa sangat kental di area kabin. Pengemudi disuguhkan panel instrumen LCD 8,8 inci yang dipadukan dengan layar sentral floating 15,6 inci. Pengaturan tersebut menjadi pusat kendali utama sekaligus memberikan kesan mewah.

    Arcfox juga menghadirkan fitur ‘Extreme Clean Cabin’ yang diklaim aman untuk bayi berkat lapisan nano anti-noda, rendah VOC, minim bau, dan emisi polusi rendah.

    Kepraktisan juga diperhatikan dengan kehadiran cup holder di bagian depan, dua kompartemen khusus untuk smartphone, ruang penyimpanan di bawah konsol tengah, hingga bagasi dengan desain cekung untuk menambah kapasitas angkut.

    Mobil listrik Arcfox T1. Foto: Doc. BAIC

    Arcfox T1 dibekali motor listrik 70 kW atau setara 94 hp. Varian dengan jarak tempuh 425 km mengandalkan baterai LFP berkapasitas 42,3 kWh buatan CALB. Sementara spesifikasi baterai untuk varian 320 km belum diungkap, namun diyakini tetap efisien untuk kebutuhan harian di dalam kota.

    Dengan harga yang kompetitif dan fitur yang terbilang lengkap, Arcfox T1 diyakini bakal jadi ancaman serius bagi Geely Xingyuan maupun BYD Dolphin yang sudah lebih dulu menguasai pasar.

    (sfn/rgr)

  • Viral Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 Mogok di Bogor Bikin Macet

    Viral Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 Mogok di Bogor Bikin Macet

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang menampilkan mobil listrik Hyundai Ioniq 5 mogok di jalan. Peristiwa itu dilaporkan terjadi di Bogor, Jawa Barat.

    Dalam video yang beredar viral di media sosial, mobil Hyundai Ioniq 5 berkelir putih itu melintang di jalan. Seorang wanita pengemudi Hyundai Ioniq 5 itu mengatakan baterai dalam kondisi terisi penuh 100 persen. Namun, mobil itu disebut tiba-tiba mati mesin dan tidak bisa dilajukan.

    Mobil listrik itu pun tak bisa didorong, soalnya penanganan mobil listrik tidak bisa sembarangan. Jadi, pemilik mobil tersebut menunggu kedatangan tim Hyundai untuk menjemput mobil listrik tersebut.

    “Saya sudah telepon orang Hyundai-nya sih, dia sudah jalan ke sini,” kata pengemudi Ioniq 5 tersebut dalam video viral yang diunggah akun Instagram hazairinsitepu.

    Akibat mogoknya Hyundai Ioniq 5 di Bogor ini, lalu lintas di sekitar disebut sempat macet. “Tadi udah ada yang coba bantu dorong nggak bisa. Saya juga nggak mau di tengah jalan begini, nggak enak,” kata pengemudi mobil listrik itu.

    detikOto mencoba menghubungi pihak PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengenai permasalahan Ioniq 5 yang mogok di Bogor tersebut. Namun, hingga berita ini ditulis, pihak HMID yang kami hubungi belum memberikan respons.

    Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi di Jakarta. Sebuah mobil listrik Hyundai Ioniq 5 mogok di Ancol, Jakarta Utara, pada Februari 2025 lalu.

    Kasus serupa juga pernah dialami Hyundai Ioniq 5 milik Sandiaga Uno. Pada Agustus 2023, ketika masih menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengunggah video mobil Ioniq 5 mogok sehingga ia terpaksa harus naik mobil patwal untuk menuntaskan pekerjaan.

    Menurut pihak HMID, komponen yang bermasalah pada mobil milik Sandiaga Uno saat itu adalah aki kecil atau auxiliary battery 12V, bukan baterai lithium yang menggerakkan motor. Aki kecil itu drop, setelah di-jumper tidak bisa, akhirnya aki tersebut diganti.

    (rgr/din)

  • Alasan Insentif Mobil Listrik Impor Tidak Lagi Berlanjut

    Alasan Insentif Mobil Listrik Impor Tidak Lagi Berlanjut

    Video Tambah Tahu: Alasan Insentif Mobil Listrik Impor Tidak Lagi Berlanjut

    KuTips: 3 Langkah Awal Jika Curiga Anak Alergi Makanan

    677 Views | Senin, 22 Sep 2025 20:43 WIB

    Insentif mobil listrik CBU bakal resmi berakhir Desember 2025 🚗⚡️. Penjualannya sempat melonjak, tapi tahun depan aturannya berubah.

    Kira-kira apa ya alasannya? Tonton selengkapnya untuk tahu jawabannya!

    Gabriella Naomi – 20DETIK