Transportasi: mobil listrik

  • Sukses Bikin Mobil Listrik, VinFast Gak Tertarik Bikin Mobil Hybrid Nih?

    Sukses Bikin Mobil Listrik, VinFast Gak Tertarik Bikin Mobil Hybrid Nih?

    Hanoi

    Merek mobil asal Vietnam, VinFast, sudah mapan dengan jajaran produk mobil listrik baterainya atau BEV (battery electric vehicle). Namun mengingat semua konsumen belum bisa menerima mobil listrik, apakah VinFast tidak tertarik bikin alternatifnya seperti mobil hybrid?

    Chief Engineer VinFast VF 6 & VF 7, Vincent John Pendlebury, mengatakan saat ini memang ramai pabrikan yang memberikan opsi mobil hybrid buat konsumen yang ragu-ragu meminang mobil listrik full baterai. Mobil hybrid bisa mengatasi ‘penyakit’ range anxiety yang umumnya dialami pengguna mobil listrik.

    “Meskipun banyak pabrikan berfokus pada pendekatan mobil hybrid atau mobil dengan range extender, tapi saya melihat pada akhirnya semua tujuannya adalah ke mobil listrik (full baterai). Saya melihat (mobil hybrid) itu hanya sebagai teknologi transisional, bukan tujuan akhir,” ungkap Vincent kepada wartawan di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/9/2025).

    Hal senada diungkapkan CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto. Menurut Kariyanto, fokus utama VinFast saat ini adalah mobil listrik full baterai. Maka, jika ada calon pembeli yang ragu-ragu terhadap jarak tempuh mobil listrik, yang harus dilakukan pabrikan adalah membangun ekosistem charging station-nya.

    “Jadi kami melihat, kalau secara infrastruktur sudah menunjang, di mana misalnya charging station semakin banyak, terus secara teknologi baterai juga makin pendek charging time-nya, tapi jaraknya makin jauh dan sebagainya, kami melihat kekhawatiran dari calon pengguna mobil listrik itu bisa terjawab. Berdasarkan hal itu, BEV masih merupakan fokus VinFast ke depannya,” bilang Kariyanto dalam kesempatan yang sama.

    “Dan saat ini, kami belum ada rencana untuk memperkenalkan mobil hybrid. Fokus kami remain the same on the BEV dengan memperkuat ekosistemnya,” sambung Kariyanto.

    Kalau melihat riwayatnya, VinFast sendiri memang sudah lepas landas meninggalkan produk mobil bermesin konvensional, ke mobil listrik yang sepenuhnya bertenaga baterai.

    Saat didirikan 2017 lalu, awalnya VinFast membuat mobil konvensional bermesin pembakaran dalam (ICE) dengan menggunakan basis dari merek-merek ternama. VinFast Lux A2.0 misalnya, dibuat dari platform BMW Seri 5. Kemudian VinFast Lux SA2.0 dibangun dari platform BMW X5. VinFast dulu juga punya city car Fadil yang dibangun dari basis Opel Karl Rocks.

    Tapi pada Januari 2022, VinFast memutuskan mempercepat langkah menuju ‘hijau’ dengan mengumumkan strategi fokus pada kendaraan listrik murni. Keputusan bersejarah ini menjadikan VinFast sebagai salah satu produsen otomotif pertama di dunia yang beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

    (lua/rgr)

  • PT Vale: Kita Sudah Bangun Pabrik Pengolahan Jauh Sebelum Program Hilirisasi Pemerintah Digaungkan

    PT Vale: Kita Sudah Bangun Pabrik Pengolahan Jauh Sebelum Program Hilirisasi Pemerintah Digaungkan

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Vale Bernardus Irmanto menyebut pihaknya sebagai pionir industri nikel di Indonesia. Bersama dengan PT Antam.

    Itu disampaikan Anto saat rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI. Berlangsung di Senayan, Jakarta pada Senin, (29/9/2025).

    “PT Vale Indonesia sudah beroperasi kurang lebih 50 tahun di Indonesia. Jadi, PT Vale bersama Antam dulu Pionir di dalam industri nikel di Indonesia,” kata Anto.

    Bahkan, kata dia, pihaknya tidak hanya menambang. Tapi sudah lama melakukan pengolahan nikel di.

    Itu, kata dia, dilakukan sebelum hilirisasi digembar-gemborkan pemerintah.

    “Kita sudah membangun pabrik pengolahan jauh sebelum program hilirisasi pemerintah itu digaungkan,” ujarnya.

    “Jadi tahun 70-an kami sudah membangun pengolahan di Sorowako,” sambungnya.

    Menariknya, pabrik tersebut beroperasi dari listrik dari tenaga air. Yakni dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dibangun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

    “Pabrik tersebut mendapatkan pasokan listrik dari 3 PLTA yang kami bangun juga di Sorowako, dengan kapasitas produksi sekitar 365 Mega Watt,” ucapnya.

    Sampai saat ini, pabrik tersebut terus beroperasi. Memproduksi puluhan kilo ton nikel tiap harinya.

    “Pada saat ini , pabrik kami yang ada di Sorowako memproduksi sekitar 70 sampai 75 kilo ton nikel mat. Ini memang bisa digunakan untuk bahan baku baterai mobil listrik,” pungkasnya.
    (Adv/Fajar)

  • Pengumuman! VinFast Siap Bawa Motor Listrik ke Indonesia

    Pengumuman! VinFast Siap Bawa Motor Listrik ke Indonesia

    Hanoi

    VinFast tak hanya menjual mobil listrik di Indonesia, pabrikan asal Vietnam ini juga siap membawa lini skuter listrik mereka ke Tanah Air. Kehadiran motor listrik VinFast bakal meramaikan kendaraan elektrifikasi roda dua Tanah Air yang sudah banyak pemain lokalnya, seperti Gesits, ALVA, hingga Maka Motors.

    “Intinya untuk kita memastikan transisi dari combustion engine (mesin pembakaran dalam) ke listrik itu kan tidak hanya roda empat ya. Karena, roda dua pun juga harus kita dukung,” buka CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/9/2025).

    “Jadi memang ada rencana itu. Tetapi justru sebelum kita finalkan rencana itu, kami ingin nanti dapat masukkan dari rekan-rekan (media) semua. Itu kira-kira produknya bisa yang sesuai (pasar Indonesia) yang mana,” sambung Kariyanto.

    Menilik situs VinFast Vietnam, merek yang didirikan oleh Vingroup ini mempunyai merek motor listrik yang beragam. Dari segmen entry level ada model Motio, Evo Grand, lalu Evo200, Evo Neo, Evo200 Lite, dan Evo Lite Neo.

    Kemudian di segmen menengah ada model Feliz 2025, Feliz S, Feliz Neo, Klara S2, dan Klara Neo. Lanjut di versi atas terdapat model Theon S, Vento S, dan Vento Neo. Pihak VinFast masih melakukan kajian untuk membawa model motor listrik apa saja yang kira-kira bakal sesuai pasar Indonesia.

    “Kami harus tahu improvement apa yang perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum produk itu kami bawa. Sehingga nanti pada saat misalnya kita pasarkan di Indonesia, sudah sesuai dengan market demand atau keinginan pasar,” bilang Kariyanto lagi.

    Di Vietnam sendiri, VinFast memang terkenal dengan ekosistem kendaraan listriknya. Selain mobil listrik, VinFast juga memiliki produk sepeda listrik, motor listrik, hingga bus listrik.

    (lua/rgr)

  • Kenapa Ada Mobil Pakai Pelat Nomor Hijau? Ini Penjelasannya

    Kenapa Ada Mobil Pakai Pelat Nomor Hijau? Ini Penjelasannya

    Jakarta

    Pelat nomor kendaraan di Indonesia ada beragam warnanya. Mungkin yang sering kita lihat di jalan raya adalah pelat nomor putih/hitam, pelat kuning, dan pelat merah. Tapi, ada juga loh kendaraan yang pakai pelat nomor warna hijau. Apa artinya?

    Belum banyak yang tahu kendaraan di Indonesia juga ada yang pakai pelat nomor hijau. Tapi, memang jarang terlihat di jalan umum.

    Sejak beberapa tahun belakangan, ada penggunaan pelat nomor warna hijau. Kalau di China pelat nomor hijau mengartikan bahwa kendaraan itu adalah kendaraan energi baru (termasuk mobil listrik), di Indonesia pelat nomor warna hijau menandakan kendaraan tersebut bebas bea masuk. Pelat nomor hijau banyak terlihat di kawasan perdagangan bebas.

    Sesuai Peraturan Polri No. 7 Tahun 2021 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pelat nomor hijau dengan tulisan hitam digunakan untuk kendaraan bermotor di kawasan perdagangan bebas yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pelat nomor warna hijau ini bisa ditemui di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) seperti di Kota Batam, Kepulauan Riau. Dalam kawasan FTZ, beberapa jenis pajak seperti bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dapat dibebaskan. Kendaraan yang dibebaskan pajak-pajak itu lah yang mendapatkan pelat nomor warna hijau.

    Bisa dilihat ciri-cirinya kalau mobil yang beredar di Batam tidak dikenakan pajak-pajak tersebut. Ciri khususnya adalah penggunaan pelat nomor hijau yang diakhiri huruf tertentu seperti X, Z atau V.

    “Karena Batam adalah kawasan bebas. Itulah kenapa harganya jauh lebih murah dibanding daerah lain di Indonesia. Ciri khasnya adalah pelat nomor berwarna hijau yang diakhiri dengan huruf tertentu,” demikian dikutip dari akun Instagram resmi KPU Bea Cukai Batam.

    Jadi jangan heran ya kalau lihat kendaraan dengan pelat nomor hijau. Itu berarti kendaraan dengan pelat nomor hijau dibeli tanpa dikenakan bea masuk, PPnBM dan PPN. Kendaraan tersebut hanya boleh dioperasikan di kawasan FTZ. Jadi, kendaraan pelat hijau tidak boleh keluar ke daerah lain.

    Pelaksanaan kawasan perdagangan bebas diatur di Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK 04/2021 tentang pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan yang kendaraan bermotornya tidak boleh dioperasionalkan atau dimutasikan ke wilayah Indonesia lain.

    (rgr/mhg)

  • Sulit Diperbaiki, Mekanik Mobil Listrik Semakin Dibutuhkan

    Sulit Diperbaiki, Mekanik Mobil Listrik Semakin Dibutuhkan

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 10 Nov 2025, 13:30 WIB

    Diterbitkan 10 Nov 2025, 13:01 WIB

    Banyak bengkel mobil menolak perbaikan mobil listrik karena mereka kekurangan teknisi terampil untuk menangani komponen-komponen bertegangan tinggi. Tidak banyak mekanik yang diizinkan untuk melakukan servis rutin untuk mobil listrik karena butuh pelatihan khusus.

  • Konsep Mobil Listrik Mewah Buatan China, Mirip Bugatti Chiron!

    Konsep Mobil Listrik Mewah Buatan China, Mirip Bugatti Chiron!

    Konsep Mobil Listrik Mewah Buatan China, Mirip Bugatti Chiron!

  • Indonesia Bisa Belajar, Ini Resep Bikin Mobil Nasional Antigagal ala Vietnam

    Indonesia Bisa Belajar, Ini Resep Bikin Mobil Nasional Antigagal ala Vietnam

    Hanoi

    Indonesia bisa belajar resep bikin mobil nasional antigagal dari Vietnam. Soalnya negara dengan ideologi komunis itu baru-baru ini menggebrak industri otomotif di kawasan Asia Tenggara dengan produk mobil nasionalnya VinFast. Meski baru didirikan tahun 2017, VinFast tumbuh cepat dan langsung jadi merek nomor satu di negaranya. VinFast juga melakukan ekspansi dengan mendirikan pabrik di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    “Intinya kalau kami lihat ya dari VinFast ini adalah konsistensi-persistensi. Kita juga bisa belajar di VinFast ini dari komitmennya, di mana betapa betapa besar komitmen dari Vingroup (induk perusahaan VinFast) yang dalam waktu yang sangat singkat dimulai dari 2017 combustion engine, 2021 gaspol transisi ke EV (mobil listrik) sampai sekarang dan dalam waktu sangat singkat menjadi brand nomor 1 kendaraan listrik di Vietnam,” bilang CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto di Hanoi, Rabu (24/9/2025).

    Sebagai informasi, VinFast didirikan pada 2017 dengan kompleks pabrik mobil dan motor listrik yang modern dan berkapasitas besar di Kawasan Industri Đình Vũ, Hải Phòng. VinFast dibentuk oleh Vingroup, yakni sebuah konglomerasi atau perusahaan swasta multinasional terbesar di Vietnam.

    Mobil buatan Vietnam, VinFast (kanan) jadi tuan rumah di negaranya sendiri Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Awalnya VinFast membuat mobil konvensional bermesin pembakaran dalam (ICE) dengan menggunakan basis dari merek-merek ternama. VinFast Lux A2.0 misalnya, dibuat dari platform BMW Seri 5. Kemudian VinFast Lux SA2.0 dibangun dari platform BMW X5. VinFast awalnya juga punya city car Fadil yang dibangun dari basis Opel Karl Rocks.

    Pada Januari 2022, VinFast memutuskan mempercepat langkah menuju ‘hijau’ dengan mengumumkan strategi fokus pada kendaraan listrik murni. Keputusan bersejarah ini menjadikan VinFast salah satu produsen otomotif pertama di dunia yang beralih sepenuhnya ke kendaraan listrik.

    Saat ini VinFast tengah gencar mewujudkan visinya sebagai produsen kendaraan listrik pintar terkemuka di dunia lewat pengembangan ekosistem mobilitas bebas emisi yang mencakup mobil listrik, bus listrik, sepeda motor listrik, hingga sepeda listrik.

    Selama enam bulan pertama tahun 2025, VinFast telah menjual hampir 72.200 unit mobil listrik secara global, mencatat pertumbuhan sebesar 223% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada periode Januari-Juli 2025, VinFast menguasai pasar mobil di Vietnam dengan market share 32,4%.

    VinFast juga terus mengembangkan kapasitas produksi globalnya dengan pabrik yang telah beroperasi di India, dan mempersiapkan pembukaan pabrik baru di Subang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi hingga 50 ribu unit per tahun.

    Pabrik mobil listrik VinFast di Vietnam Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kariyanto menekankan, sukses VinFast ada campur tangan dari induk perusahaan Vingroup, di mana mereka membuat ekosistem kendaraan listriknya dulu, sehingga pasar bisa yakin dan menerimanya.

    “Kalau kita lihat market di Vietnam juga tentu sangat yakin, atau istilahnya punya komitmen yang tinggi terhadap produk-produk dari Vingroup. Dan itu yang saya lihat juga sebagai salah satu faktor penunjang kenapa VinFast bisa berkembang sangat besar di samping tentu di sini juga kunci kesuksesannya adalah masalah ekosistem,” ujar Keri.

    “Jika hanya bicara product only itu sangat sulit menurut kami, apalagi kalau kita ingin sesuatu dikembangkan di tingkat nasional. Karena kita bicara bagaimana ekosistem di create semuanya dengan komitmen tinggi dari grup perusahaan,” bilang Keri.

    Dalam amatan detikOto saat berkunjung ke Vietnam, mobil-mobil besutan VinFast memang banyak digunakan oleh perusahaan turunan Vingroup. Mobil-mobil VinFast banyak dijadikan sebagai armada oleh perusahaan taksi yang dibuat Vingroup, yakni Xanh SM. Vingroup juga memiliki perusahaan charging station yang dinamakan V-Green. Jadi Vingroup membentuk sendiri ekosistem mobil listriknya, sehingga masyarakat Vietnam tidak ragu untuk meminang mobil listrik buatan VinFast.

    (lua/dry)

  • Dimensi Mirip Kijang Innova Zenix, Ini Spesifikasi MPV 7 Seater VinFast

    Dimensi Mirip Kijang Innova Zenix, Ini Spesifikasi MPV 7 Seater VinFast

    Hanoi

    Merek mobil asal Vietnam, VinFast, memiliki satu model mobil listrik MPV 7 seater yang dimensinya mirip-mirip Toyota Kijang Innova Zenix. VinFast pun bicara kemungkinan MPV 7 seater itu dibawa ke Tanah Air. Seperti apa spesifikasinya?

    Desain dan Dimensi

    Mobil MPV 7 seater menjadi salah satu model yang dipamerkan ke media saat kunjungan ke pabrik VinFast di Đình Vũ, Hải Phòng, Vietnam. Mobil ini berwarna merah, punya emblem bertuliskan Limo Green di bagian belakangnya.

    Bagi yang belum tahu, Limo Green merupakan mobil VinFast yang biasanya digunakan buat armada taksi. Contohnya bisa kita temui di jajaran mobil VF e34 yang digunakan sebagai armada taksi Green SM atau Xanh SM di Indonesia.

    VinFast Limo Green Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Dari sisi desain, MPV 7 seater VinFast ini punya desain elegan dengan lampu DRL LED mengalir mengapit logo V di depan. Mobil ini juga dilengkapi velg dual tone dan antena shark fin. Desain elegan ini juga mengalir hingga ke area belakang yang sama-sama dibekali lampu LED mengapit logo V.

    Secara dimensi, MPV 7 seater VinFast Limo Green punya panjang 4.740 mm, lebar 1.872 mm, tinggi 1.723 mm, jarak sumbu roda 2.840 mm, dan ground clearance 170 mm. Dimensi itu mirip Toyota Kijang Innova Zenix yang panjangnya 4.755 mm, lebar 1.850 mm, tinggi 1.795 mm, jarak sumbu roda 2.850 mm, dan ground clearance 185 mm.

    Baterai dan Performa

    Di pasar Vietnam, mobil yang diperkenalkan pada awal 2025 ini dibekali baterai berkapasitas 60,12 kWh yang membuatnya bisa melaju hingga jarak 450 km (NEDC). Dengan pengisian cepat (DC charging) 80 kW, VinFast Limo Green bisa diisi ulang dayanya dari 10%-70% hanya dalam 30 menit.

    Bicara performa, VinFast Limo Green punya kapasitas tenaga 150 kW dan torsi maksimal 280 Nm. Mobil berpenggerak roda depan ini juga dibekali mode berkendara ECO dan Normal.

    Fitur-fitur

    Kendati di Vietnam dijadikan armada taksi, VinFast Limo Green ini sudah dilengkapi lampu-lampu full LED, rem cakram di depan dan belakang. Kemudian juga ada layar sentuh ukuran 10,1 inci untuk hiburan. Mobil ini juga dilengkapi sistem AC otomatis satu zona dan empat speaker.

    VinFast Limo Green Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Ketersediaan

    CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto berbicara kemungkinan membawa VinFast Limo Green 7 seater ke Indonesia. Menurut Kariyanto, VinFast tak mau ketinggalan meramaikan industri otomotif Indonesia dengan model-model yang disukai masyarakat.

    “Pada intinya, secara produk kami memang sudah memiliki banyak variannya. Apakah kami akan membawanya (ke Indonesia)? Tentu kita sesuaikan dengan kebutuhan market (di Indonesia),” bilang Keri kepada wartawan di Hanoi, Vietnam, Rabu (24/9/2025).

    “Khususnya model 7 seater, kita tahu sendiri, itu adalah segmen yang paling empuk, paling seksi di Indonesia. Jadi tentu kami juga tidak ingin kehilangan potensi itu. Namun kapan waktunya (kita bawa ke Indonesia) ? Kita masih finalkan,” ungkapnya lagi.

    Secara produk, saat ini VinFast Indonesia sudah memiliki beberapa model mobil listrik unggulan seperti VF 3, VF e34, VF 5, VF 6, dan VF 7. VinFast Indonesia juga menyiapkan pabrik perakitan lokal di Subang, Jawa Barat, yang rencananya beroperasi akhir tahun 2025 ini.

    (lua/din)

  • Duh! Produksi Komponen Kendaraan di Indonesia Kalah dari Thailand

    Duh! Produksi Komponen Kendaraan di Indonesia Kalah dari Thailand

    Jakarta

    Turunnya penjualan mobil di Indonesia berdampak langsung pada produksi komponen kendaraan bermotor di Tanah Air. Bahkan, dibandingkan Thailand, kita masih kalah jauh!

    Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengatakan, produksi komponen di Indonesia tahun lalu hanya 1,1 jutaan unit, sementara Thailand mencapai 1,4 jutaan unit. Meski demikian, penjualan komponen di dalam negeri masih lebih baik.

    “Kalau sales, Thailand tahun lalu capai 572 ribuan, sedangkan Indonesia 865 ribuan,” ujar Rachmat Basuki saat menyampaikan materi di Wisma Bisnis Indonesia, Kamis (25/9).

    Diskusi otomotif di Jakarta Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Produksi komponen kendaraan bermotor di Thailand punya rata-rata 10 tahunan hingga 2 jutaan unit. Sedangkan Indonesia hanya di 1,2 juta unit. Karuan saja, mereka punya 2.800 suppliers, sementara kita hanya ada 1.550 suppliers.

    Rachmat Basuki menjelaskan, situasi pasar otomotif Indonesia yang terjadi belakangan memang tak ‘menguntungkan’ industri komponen kendaraan. Sebab, mobil listrik CBU (completely built up) atau impor utuh dipermudah masuk ke Tanah Air. Sehingga, produsen terkait tak membutuhkan lagi komponen dari dalam negeri.

    “Kontribusi emosi (mobil listrik impor) ada, tapi kalau ekonomi belum ada… kalau menurut aturan, (mobil listrik yang sebelumnya impor), tahun depan harus diproduksi dengan lokal konten yang 40 persen,” tuturnya.

    “Tapi kalau kita lihat, TKDN 40 persen, assembling aja 30 persen. Jadi, lokal content-nya apa ini? Nah itu juga mesti ditelisik lah, sementara yang lain kalau TKDN harus part-nya bener-bener dilokalin,” kata dia menambahkan.

    Berikut Catatan Produksi-Sales Komponen Kendaraan di ASEAN

    1. Thailand

    Produksi 1,4 juta

    Sales 570 ribu

    2. Indonesia

    Produksi 1,1 juta

    Sales 865 ribu

    3. Malaysia

    Produksi 790 ribu

    Sales 816 ribu

    4. Filipina

    Produksi 126 ribu

    Sales 468 ribu

    5. Vietnam

    Produksi 175 ribu

    Sales 337 ribu.

    (sfn/sfn)

  • Ekspansi ke Surabaya dan Makassar, Taksi Listrik Vietnam Siap Mengaspal di Kota Lain – Page 3

    Ekspansi ke Surabaya dan Makassar, Taksi Listrik Vietnam Siap Mengaspal di Kota Lain – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Green & Smart Mobility JSC (GSM) atau Xanh SM siap memperkuat posisinya di Indonesia. Tak hanya di Jakarta, taksi listrik Vietnam tersebut bakal segera beroperasi di kota-kota lainnya.

    Lewat mobil listrik VF e34, VinFast selaku produsen armada Xanh SM berkomitmen menciptakan ekosistem EV yang kuat hingga ke pelosok daerah.

    “Green SM, atau taksi yang banyak dilihat di Jakarta, dua minggu lalu sudah berekspansi di Makassar. Minggu lalu berekspansi di Surabaya, dan akan disusul oleh kota-kota yang lain,” ujar CEO VinFast Kariyanto Hardjosoemarto di Hanoi, Vietnam, dikutip Jumat (26/9/2025).

    “Sehingga yang kami tekankan adalah ekosistem kendaraan listrik ini kami create, kami ciptakan karena kami melihat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Sehingga VinFast sangat serius untuk berkembang di Indonesia,” tegasnya.

    Kariyanto menyatakan, VinFast target menguasai pasar kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia dengan membangun ekosistem. Ditopang oleh pembangunan pabrik mobil listrik di Subang yang akan segera beroperasi.

    “Pabrik nanti akan beroperasi di akhir tahun ini. Tanah di Subang itu kurang lebih 170 ha, masih fase pertama dan akan dikembangkan dengan kapasitas produksi terpasang kurang lebih 50.000 per tahun, dan produksi akan menyesuaikan dengan kebutuhan market,” terang pria yang akrab disapa Kerry tersebut.