Transportasi: mobil listrik

  • BYD Kian Merajai Pasar Mobil Listrik China, Ini Buktinya

    BYD Kian Merajai Pasar Mobil Listrik China, Ini Buktinya

    Jakarta

    BYD makin jadi raja mobil listrik di negara sendiri. Tercatat 1 dari 2,8 mobil elektrifikasi yang terjual di China merupakan merek BYD.

    Penjualan kendaraan energi baru (mobil listrik, mobil hybrid, dan PHEV) di China melonjak cukup tajam. Berdasarkan data yang dirilis China Passenger ar Association (CPCA), sepanjang Oktober, penjualan kendaraan energi terbarukan itu mencapai 1,4 juta unit. Tercatat kenaikan mencapai 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan juga 14 persen kenaikan dari bulan sebelumnya.

    Dari data tersebut BYD sangat mendominasi. Penjualannya bahkan lima kali lipat lebih banyak dari Geely yang menduduki posisi kedua. Pangsa pasar BYD tercatat 35,7 persen dari total penjualan atau sekiranya 1 dari setiap 2,8 kendaraan energi terbarukan yang terjual di China.

    BYD tercatat menjual 500.526 unit mobilnya pada Oktober 2024. Jauh meninggalkan rival-rivalnya di posisi lima besar. Geely misalnya yang menghuni posisi kedua mencatatkan penjualan 108.722 unit. Di tempat ketiga ada SAIC-GM-Wuling yang membukukan penjualan 96.172 unit.

    Torehan itu juga membuat BYD unggul jauh dari Tesla. Tesla diketahui menghuni posisi kelima dengan penjualan sebanyak 68.280 unit. Berikut ini 10 besar daftar merek mobil elektrifikasi terlaris di China.

    1. BYD: 500.526 unit
    2. Geely: 108.722 unit
    3. SAIC-GMW-Wuling: 96.172 unit
    4. Changan: 85.272 unit
    5. Tesla (China): 68.280 unit
    6. Chery: 66.868 unit
    7. Li Auto: 51.443 unit
    8. GAC Aion: 40.052 unit
    9. Leapmotor: 38.1777 unit
    10. Seres: 36.011 unit

    Peningkatan penjualan BYD juga terjadi di Indonesia. Dalam catatan detikOto, BYD sudah dua bulan berturut-turut masuk dalam daftar merek mobil terlaris di Indonesia.

    BYD bertarung dengan merek-merek Jepang yang kebanyakan masih menjual mobil bermesin konvensional. Sementara BYD diketahui menawarkan empat model mobil yang keseluruhannya menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya.

    (dry/din)

  • Honda Pamer 2 Konsep Motor Listrik Futuristik

    Honda Pamer 2 Konsep Motor Listrik Futuristik

    Milan

    Honda memamerkan dua konsep motor listrik yang futuristik, yaitu EV Fun Concept dan EV Urban Concept. Dua motor listrik itu diluncurkan di pameran sepeda motor EICMA di Milan, Italia.

    Honda bertujuan untuk mencapai netralitas karbon melalui semua produk dan aktivitas perusahaannya pada tahun 2050. Produsen otomotif asal Jepang ini memiliki target untuk mencapai netralitas karbon untuk semua produk sepeda motornya pada tahun 2040-an. Untuk mencapai tujuan ini, Honda berupaya untuk mengelektrifikasi sepeda motornya sebagai andalan strategi lingkungan masa depannya.

    “Honda akan mempercepat upayanya untuk mengembangkan jajaran lengkap sepeda motor listrik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin beragam dan mempromosikan pengembangan berbagai macam kendaraan listrik. Melalui upayanya, Honda bertujuan untuk memperluas pangsa pasar globalnya dan menjadi perusahaan terkemuka juga di bidang sepeda motor listrik,” demikian dikutip dari siaran pers Honda.

    Sebagai salah satu strateginya itu, Honda meluncurkan dua konsep motor listrik sekaligus. Berikut profil lengkapnya.

    EV Fun Concept

    EV Fun Concept adalah sepeda motor listrik yang dirancang untuk penggunaan yang menyenangkan. Ini adalah motor sport naked yang setara dengan sepeda motor bermesin pembakaran internal (ICE) berukuran sedang. Dilengkapi dengan baterai fix, EV Fun Concept adalah motor sport listrik pertama Honda dan dijadwalkan untuk dikomersialkan pada tahun 2025.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    EV Fun Concept sedang dikembangkan sebagai sepeda motor listrik generasi berikutnya yang menawarkan sensasi baru berkendara yang tenang dan perasaan emosional yang unik untuk sepeda motor listrik.

    Motor ini menawarkan tingkat “berkendara, berbelok, dan berhenti” yang tinggi yang diciptakan oleh teknologi sepeda motor Honda yang telah lama dikembangkan. Honda EV Fun Concept juga menghadirkan pengendaraan yang senyap dan bebas getaran yang hanya dimungkinkan dengan tenaga listrik dan paket sasis yang ramping dan mudah diatur.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    Sistem dan pengisian daya EV Fun Concept dikembangkan dengan menerapkan pengetahuan dan teknologi Honda yang dikembangkan pada mobil Honda. Baterainya kompatibel dengan pengisi daya cepat CCS2 (standar yang sama dengan mobil listrik) dan telah dikembangkan untuk mengoptimalkan keseimbangan antara bobot yang ringan dan kinerja pengisian daya yang cepat, serta untuk memberikan jarak tempuh lebih dari 100 km, yang cukup untuk penggunaan di dalam kota.

    EV Urban Concept

    Selanjutnya EV Urban Concept. Ini adalah motor listrik yang mewujudkan visi Honda tentang mobilitas listrik perkotaan dengan desain yang berfokus pada fungsi, teknologi yang terhubung, dan paket baterai yang dikembangkan sendiri oleh Honda.

    2025 Honda EV Urban concept Foto: Dok. Honda

    Konsep motor listrik ini merekonstruksi dari awal visi Honda tentang seperti apa seharusnya mobilitas listrik perkotaan. Motor ini mewujudkan visi mobilitas masa depan yang bekerja sama dan selaras dengan masyarakat melalui gaya yang canggih, antarmuka manusia-mesin (human-machine interface/HMI) yang intuitif, dan pengalaman baru yang diciptakan oleh perpaduan perangkat lunak dan perangkat keras. Tujuan Honda adalah untuk membuka kebebasan mobilitas bagi sebanyak mungkin pelanggan, dan memperluas kemungkinan mobilitas bagi setiap pelanggan.

    (rgr/dry)

  • Kia Bakal Manfaatkan Pabrik Baterai dan Mobil Listrik Hyundai di Indonesia?

    Kia Bakal Manfaatkan Pabrik Baterai dan Mobil Listrik Hyundai di Indonesia?

    Jakarta

    Hyundai sudah memiliki pabrik mobil listrik dan baterainya di Indonesia. Kia sebagai saudara Hyundai bisa saja memanfaatkan pabrik mobil listrik dan baterai yang dimiliki Hyundai di Indonesia.

    Marketing & Development Division Head PT Kreta Indo Artha (KIA) Ario Soerjo mengatakan Kia masih mempelajari semua kemungkinan yang ada. Namun, bicara strategi produksi mobil listrik, mengingat Hyundai sudah punya pabrik baterai, maka Kia bisa memanfaatkan fasilitas yang sudah ada.

    “Kan kalau dia (Hyundai) udah ada pabrik baterai di sini yang compatible sama (mobil) Kia yang bisa dibikin di sini ya lebih bagus,” kata Ario saat berkunjung ke kantor redaksi detikcom di Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (6/11/2024).

    Menurut Ario, berdasarkan peta jalan pemerintah Indonesia terkait kendaraan listrik, maka Kia harus memproduksi mobil listrik secara lokal. Kalau memproduksi mobil listrik di Indonesia, maka Kia akan memanfaatkan fasilitas Hyundai di Indonesia.

    “Pasti di pabrik mereka, karena supply baterai udah lokal. Jadi yang bisa localize baterainya dulu. Itu kan kalau secara regulasi bisa ngurangin PPN dan PPnBM,” sebut Ario.

    Soal mobil listrik Kia apa yang berpotensi diproduksi lokal di pabrik Hyundai, Ario masih belum bisa berkomentar. Menurutnya, semuanya masih harus dipelajari kemungkinannya.

    “Intinya kita akan pelajari. Dia (Hyundai) bikin apa-apa saja yang dibikin di sini EV-nya, baterainya ada apa saja, nanti kan mereka akan kasih rekomendasi. Kalau kita maunya bikin A tapi mereka nggak bisa karena nggak cocok, malah nyusahin, kan mereka juga nggak mau,” ucapnya.

    Diketahui, saat ini Kia sudah jualan mobil listrik di Indonesia. Adapun mobil listrik Kia yang sudah dijual di Indonesia antara lain Kia EV6 dan EV9.

    (rgr/dry)

  • UABS Dirikan Pabrik Baterai di Indonesia, Bakal Suplai Mobil Listrik Wuling-MG

    UABS Dirikan Pabrik Baterai di Indonesia, Bakal Suplai Mobil Listrik Wuling-MG

    Jakarta

    SAIC-CATL bekerja sama dengan partner lokal, Kentjana Group, resmi mendirikan pabrik pengemasan baterai alias battery pack di Indonesia. Pabrik perakitan baterai ini bisa memproduksi hingga 20 ribu pack baterai setiap tahunnya.

    “Banyak perusahaan tumbuh dari industri ini. Saya pikir, sekarang adalah kesempatan yang sangat bagus juga untuk negara Indonesia dan perusahaan lokalnya, jika mereka mulai bergabung dengan rantai pasokan ini,” buka Presiden Direktur PT UABS Indonesia Wang Wei, ditemui detikOto di sela-sela acara peresmian pabrik battery pack UABS di Cikarang, Selasa (5/11/2024).

    Pabrik battery pack UABS resmi berdiri di RI, Kolaborasi SAIC-CATL-Kentjana Group Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Sekadar informasi, kolaborasi tersebut menghasilkan pabrik battery pack bernama PT Unified Advanced Battery System Indonesia (UABS). SAIC-CATL memiliki shareholding 67% (SAIC 51%-CATL 49%), sementara 33% sisanya dimiliki oleh Kentjana Group. Sebagai langkah awal, pabrik UABS akan memproduksi baterai buat merek Morris Garage (MG) yang berada di bawah naungan SAIC.

    “Investasi tahap pertama dalam bentuk yuan itu 45 juta yuan. Kalau dikonversi itu sekitar 100 miliar rupiah,” ungkap Wang.

    Lanjut Wang menambahkan, pabrik ini memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi dengan kemampuan produksi 20 ribu pack baterai setiap tahunnya.

    Pada tahap awal, komponen dan modul CKD diimpor langsung dari China, sementara pabrik PT UABS Indonesia hanya melakukan pengemasan menjadi sebuah baterai utuh yang siap digunakan di kendaraan listrik.

    Soal teknologi, Wang mengatakan baterai buatan PT UABS Indonesia dijamin kualitasnya lantaran disuplai oleh perusahaan Contemporary Amperex Technology Co., Limited alias CATL. Kata Wang, reputasi CATL dalam membuat baterai sudah tidak perlu diragukan lagi.

    “CATL adalah merek baterai nomor satu di dunia, tidak hanya di China. Mereka punya pangsa pasar sekitar setengah dari seluruh dunia. Sementara itu SAIC Group, menjadi merek kendaraan nomor satu. SAIC sangat besar di China, memiliki lini produk mobil, bus, dan truk, di mana MG menjadi salah satu mereknya,” tambah Wang.

    MG Motor Indonesia menjadi pengguna pertama baterai buatan PT UABS di Indonesia pada tahun 2024. Ke depan, baterai buatan mereka juga akan digunakan brand-brand yang ada di bawah naungan SAIC Group.

    PT UABS Indonesia juga memiliki rencana jangka panjang, di mana pada 2026 mereka akan berusaha membangun EV & Energy Storage buat motor listrik, kemudian tahun 2030 mereka menargetkan menjadi perusahaan global.

    (lua/dry)

  • Mobil Listrik Pertama Suzuki Pakai Baterai LFP, Segini Jarak Tempuhnya

    Mobil Listrik Pertama Suzuki Pakai Baterai LFP, Segini Jarak Tempuhnya

    Milan

    Suzuki Motor Corporation resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Suzuki e Vitara. Mobil listrik pertama Suzuki ini menggunakan baterai LFP atau lithium iron-phosphate.

    Suzuki meluncurkan e Vitara pertama kali di Eropa, tepatnya di Milan, Italia. Produksi akan dimulai di Suzuki Motor Gujarat di India pada 2025. Mobil ini akan mulai dijual di berbagai negara, termasuk Eropa, India, dan Jepang, sekitar pertengahan tahun 2025.

    “e VITARA adalah BEV pertama kami, yang dikembangkan melalui uji coba berulang kali untuk menciptakan BEV yang mudah digunakan bagi pelanggan kami. Untuk mewujudkan masyarakat yang netral karbon, kami akan menyediakan berbagai pilihan, termasuk BEV, kendaraan hybrid, dan kendaraan CNG, yang disesuaikan dengan wilayah tertentu. Peluncuran e VITARA merupakan tonggak penting dalam mencapai netralitas karbon. Setelah peluncuran e VITARA, kami akan terus memperluas jajaran BEV kami dan mengusulkan solusi mobilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan negara dan wilayah tertentu,” kata Toshihiro Suzuki, Representative Director and President Suzuki Motor Corporation dikutip dari siaran persnya.

    Suzuki e Vitara dengan baterai 49 kWh 2WD memiliki total tenaga hingga 106 kW dengan torsi maksimal 189 Nm. Lalu untuk e Vitara 61 kWh 2WD tenaga maksimalnya mencapai 128 kW dengan torsi maksimal 189 Nm. Sedangkan versi 4WD menghasilkan total tenaga hingga 135 kW dengan torsi maksimal 300 Nm. Suzuki tidak merilis jarak tempuh dari e Vitara ini. Namun, dikutip dari Auto Express, versi long range-nya bisa menjangkau jarak hingga 400 km.

    Menurut Suzuki, sistem penggerak BEV terdiri dari eAxle yang sangat efisien yang mengintegrasikan motor dan inverter. Mobil ini juga dilengkapi baterai lithium iron-phosphate yang dirancang demi keamanan dan keandalan.

    “Sistem ini menghasilkan akselerasi lincah yang menjadi ciri khas dari posisi diam dan akselerasi tajam saat menyalip dari kecepatan rendah ke tinggi,” sebut Suzuki.

    Suzuki e VITARA didasarkan pada model konsep “eVX,” yang sempat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Juli 2024 lalu.

    Suzuki e Vitara mengandalkan sistem 4WD elektrik “ALLGRIP-e” yang tidak hanya memberikan kemampuan off-road tetapi juga performa yang bertenaga. ALLGRIP-e adalah sistem 4WD elektrik yang memanfaatkan keahlian Suzuki dalam teknologi penggerak empat roda, yang dilengkapi dua eAxle independen di bagian depan dan belakang. Sistem ini tidak hanya memberikan kinerja yang bertenaga tetapi juga memungkinkan kontrol yang presisi dengan respons yang sangat baik. Selain itu, sistem ini mencakup mode Trail yang memungkinkan keluar dengan mulus dari medan kasar dengan menerapkan rem pada ban yang berputar dan mendistribusikan torsi penggerak ke ban yang berlawanan (fungsi LSD).

    Suzuki eVitara menggunakan platform “HEARTECT-e” yang baru dikembangkan khusus untukBEV. Platform ini memiliki struktur yang ringan, perlindungan tegangan tinggi, dan interior yang luas karena overhang yang pendek.

    Suzuki tidak merilis jarak tempuh dari e Vitara ini. Namun, dikutip dari Auto Express, versi long range-nya bisa menjangkau jarak hingga 400 km.

    (rgr/dry)

  • Pabrik Battery Pack UABS Resmi Beroperasi di RI, Kolaborasi SAIC-CATL-Kentjana Group

    Pabrik Battery Pack UABS Resmi Beroperasi di RI, Kolaborasi SAIC-CATL-Kentjana Group

    Jakarta

    SAIC-CATL bekerja sama dengan partner lokal, Kencana Group, resmi mendirikan pabrik pengemasan baterai alias battery pack di Indonesia. Pabrik ini didirikan di kompleks manufaktur Saic International Industrial Park di kawasan Greenland International Industrial City (GIIC), Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

    Kolaborasi tersebut menghasilkan pabrik battery pack bernama PT Unified Advanced Battery System Indonesia (UABS). SAIC-CATL memiliki shareholding 67% (SAIC 51%-CATL 49%), sementara 33% sisanya dimiliki oleh Kentjana Group. Sebagai langkah awal, pabrik UABS bakal memproduksi baterai untuk merek Morris Garage (MG) yang berada di bawah naungan SAIC.

    “Indonesia baru saja memulai era mobil listrik. Ini seperti yang terjadi di Tiongkok sepuluh tahun lalu. Saat itu hanya sedikit orang yang membeli mobil listrik di sana, tapi sekarang proporsi mobil listrik di Tiongkok sudah separuh dari mobil konvensional,” ungkap Presiden Direktur PT UABS Indonesia Wang Wei, ditemui detikOto di sela-sela acara peresmian pabrik battery pack UABS di Cikarang, Selasa (5/11/2024).

    Pabrik battery pack UABS resmi berdiri di RI, Kolaborasi SAIC-CATL-Kentjana Group Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Lanjut Wang menambahkan, tumbuhnya industri kendaraan ramah lingkungan di China juga turut serta berdampak pada pertumbuhan rantai pasokan komponen. Salah satu komponen penting mobil listrik yang tumbuh pesat adalah baterai.

    “Banyak perusahaan tumbuh dari industri ini. Saya pikir sekarang adalah kesempatan yang sangat bagus juga bagi negara Indonesia dan perusahaan lokalnya, jika mereka mulai bergabung dengan rantai pasokan ini,” sambung Wang.

    Pabrik battery pack ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 5.000 meter persegi, dengan nilai investasi sekitar 45 juta yuan atau setara hampir Rp 100 miliar. Pabrik ini bakal menjalankan proses pengemasan baterai yang dipasok dari CATL. Adapun nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) baterainya baru berkisar 10%. Namun tentu bakal terus ditambah ke depannya.

    “Kami ingin menambah komponen lokal lainnya, seperti bagian cell (cangkang) dan HV Harness-nya. Mungkin kami bisa menambah 10% lagi sehingga menjadi 20%. Secara perlahan akan naik terus, dari 10%, 20%, 30%, hingga maksimum 40%,” tambah Wang.

    Pabrik battery pack UABS resmi berdiri di RI, Kolaborasi SAIC-CATL-Kentjana Group Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Wang mengatakan PT UABS Indonesia akan melokalisasi bagian cell baterai pada tahun 2027 mendatang. Sementara target tahun depan adalah, melokalisasi komponen aluminium dan bajanya. Komponen lain yang berupaya dilokalisasi adalah battery management system atau BMS.

    “Untuk langkah pertama, kami hanya memproduksi baterainya terlebih dahulu. Dan mungkin langkah berikutnya, kami dapat menambahkan konten lokal lainnya untuk cell, harness, termasuk juga BMS-nya,” terang Wang.

    Pada tahap awal, komponen dan modul CKD diimpor langsung dari China, sementara pabrik PT UABS Indonesia hanya melakukan pengemasan menjadi sebuah baterai utuh yang siap digunakan di kendaraan listrik. Pabrik ini mampu memproduksi battery pack sebanyak 20 ribu unit per tahun.

    (lua/rgr)

  • Mobil Hybrid Banyak Dilirik Masyarakat Indonesia, Ini Sebabnya

    Mobil Hybrid Banyak Dilirik Masyarakat Indonesia, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Transisi energi sektor transportasi sedang berlangsung di Indonesia. Khususnya di segmen mobil pribadi, masyarakat mulai beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan. Dari ragam kendaraan ramah lingkungan yang ditawarkan, mobil hybrid masih jadi yang terlaris ketimbang mobil listrik.

    Padahal, pemerintah memberikan karpet merah kepada electric vehicles (EV) supaya pertumbuhannya lebih pesat. Guyuran insentif dari mulai penghapusan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pembebasan bea balik nama kendaraan (BBN) hingga tarif satu persen pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi keistimewaan mobil listrik.

    Tak cuma itu, industri baterai dan mobil EV diberi keringanan insentif. Selain mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak, langkah Ini dikejar demi target ambisius Net Zero Emission (NZE) 2060.

    Realitanya belum banyak orang Indonesia yang langsung loncat ke EV. Ada beberapa faktor yang bikin mobil listrik belum diminati. Selain harga jual, infrastruktur pengisian ulang masih jarang, terutama di daerah-daerah non perkotaan.

    Dari target yang sudah dicanangkan. Transisi industri otomotif dari mobil konvensional langsung ke mobil listrik disebut masih menantang.

    Secara spesifik soal target kuantitatif roadmap kendaraan listrik berbasis baterai sudah dimuat dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2023 yang membahas Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

    Dalam beleid tersebut produksi mobil listrik ditargetkan bisa tembus 400 ribu unit dan sepeda motor listrik 6 juta unit pada 2025. Produksinya meningkat pada tahun 2030, diharapkan bisa mencapai 600 ribu unit mobil listrik dan sembilan juta unit sepeda motor listrik. Tahun 2035, Indonesia diproyeksikan sudah memproduksi satu juta unit mobil listrik dan 12 juta unit sepeda motor listrik.

    Di sisi lain, hukum ekonomi berupa permintaan dan penawaran tidak bisa dikesampingkan. Mobil listrik hanya satu dari berbagai inovasi teknologi energi terbarukan.

    “Kita lihat masyarakat masih lebih membeli hybrid karena tadi mungkin ada beberapa faktor seperti daya tempuh, ketersediaan charging, atau mungkin mereka belum biasa memelihara kendaraan listrik, tapi (merawat) hybrid kan seperti mobil biasa saja,” kata Dr. Alloysius Joko Purwanto, Energy Economist dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) saat berbincang bersama detikOto di Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).

    Mari kita bandingkan data penjualan mobil hybrid vs mobil listrik dari wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.

    Secara penjualan, mobil jenis hybrid masih mendominasi. Jumlahnya naik signifikan dari tahun ke tahun. Misalnya pada tahun 2020, penjualan mobil hybrid hanya menyentuh 1.191 unit. Selanjutnya pada tahun 2021 meningkat menjadi 2.472 unit. Tahun 2022, peningkatannya lebih signifikan lagi mencapai 10.344 unit.

    Kemudian pada tahun 2023, mobil hybrid kian diminati. Otomatis pangsa pasarnya juga meningkat. Tercatat sepanjang tahun 2023, distribusi mobil hybrid secara wholesales mencapai 54.179 unit.

    Di sisi lain permintaan mobil listrik juga meningkat cukup tajam. Terlihat tren mobil listrik di Indonesia mulai terlihat pada tahun 2020. Pada tahun tersebut, ada 125 unit mobil listrik berbasis baterai yang terdistribusi.

    Tahun 2021, jumlahnya meningkat meski tak sebanyak mobil hybrid. Distribusi mobil listrik pada tahun 2021 mencapai 687 unit. Peningkatan signifikan baru terjadi pada tahun 2022. Peningkatannya lebih dari 10 kali lipat mencapai 10.327 unit. Tahun 2023, distribusi mobil listrik naik lagi tercatat sebanyak 17.051 unit.

    Kontribusi kendaraan elektrifikasi terhadap keseluruhan penjualan mobil di Indonesia memang belum besar namun terus meningkat. Untuk periode year to date Juni 2024, 9,3 persen mobil yang dijual di Indonesia merupakan kendaraan elektrifikasi. Sedangkan 90,7 persen sisanya adalah mobil bensin.

    Hybrid bisa jadi opsi tapi jangan terlena

    Mobil hybrid terbukti bisa menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Tapi pakar mewanti-wanti jangan terlena lama-lama demi mengejar target NZE 2060.

    Mobil hybrid itu bisa memangkas penggunaan konsumsi BBM. Emisi yang dikeluarkan juga lebih ramah lingkungan.

    “Hybrid electric vehicles lebih optimum dari carbon dioxide yang dikeluarkan dan juga konsumsi bahan bakar. Jadi nilai ekonomisnya terbentuk,” kata Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Deendarlianto dalam kesempatan yang sama.

    “Saran saya jangan sampai kita tidak punya target kapan berhentinya, kapan kita switch-nya. Karena jangan sampai transisi terus, akhirnya tidak pernah berubah,” jelas dia.

    Kenapa emisi hybrid bisa lebih baik dari mobil listrik untuk saat ini?

    Keunggulan mobil listrik bisa buat udara perkotaan yang bersih dari emisi gas buang. Namun sumber pembangkit listrik Indonesia mayoritas masih mengandalkan batubara.

    Imbas dari pembangkit yang belum ramah lingkungan, manfaat dari mobil listrik tidak akan memiliki efek penurunan emisi yang signifikan.

    “Kalau dari studi kami sendiri, pertama kami melihat HEV ini punya potensi yang besar untuk mengurangi gas rumah kaca dan konsumsi. Kalau bauran pembangkit listrik kita seperti saat ini (60 persen masih batubara). HEV ini lebih bersih dibandingkan listrik yang full (battery). Itu lebih bersih,” jelas Joko.

    “Karena istilahnya emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan listrik itu terutama di pembangkit begitu besar.”

    “HEV konsumsi bahan bakar lebih efisien dibandingkan ICE. Itu potensinya besar untuk mengurangi GRK (Gas Rumah Kaca) dan konsumsi energi. Kalau kita 2040 sampai 2060 bauran kita (masih) 60 persen batubara, EBT kita masih di bawah 20 persen. Mendingan HEV saja daripada BEV. Hybrid saja daripada mobil listrik yang full EV,” kata Joko.

    Joko menambahkan ekonomi Indonesia masih tergantung dengan pembangkit batubara karena harganya paling termurah.

    “Masih menempatkan prioritaskan ekonomi di atas tujuan iklim,” kata Joko.

    “Masih kurang mengubah tantangan itu menjadi peluang. Dampaknya apa. Salah satunya adalah penetrasi mobil listrik jadi kurang efisien dalam mengurangi gas emisi rumah kaca,” jelasnya lagi.

    (riar/dry)

  • Spesifikasi e Vitara, Mobil Listrik Pertama Suzuki

    Spesifikasi e Vitara, Mobil Listrik Pertama Suzuki

    Jakarta

    Suzuki resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya, Suzuki e Vitara. Mobil listrik ini merupakan versi produksi massal dari konsep Suzuki eVX yang sempat dipamerkan Suzuki di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.

    Suzuki e Vitara melakoni debut global di Eropa, tepatnya di Milan, Italia. Produksi akan dimulai di Suzuki Motor Gujarat di India pada 2025. Mobil ini akan mulai dijual di berbagai negara, termasuk Eropa, India, dan Jepang, sekitar pertengahan tahun 2025.

    “e VITARA adalah BEV pertama kami, yang dikembangkan melalui uji coba berulang kali untuk menciptakan BEV yang mudah digunakan bagi pelanggan kami. Untuk mewujudkan masyarakat yang netral karbon, kami akan menyediakan berbagai pilihan, termasuk BEV, kendaraan hybrid, dan kendaraan CNG, yang disesuaikan dengan wilayah tertentu. Peluncuran e VITARA merupakan tonggak penting dalam mencapai netralitas karbon. Setelah peluncuran e VITARA, kami akan terus memperluas jajaran BEV kami dan mengusulkan solusi mobilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan negara dan wilayah tertentu,” kata Toshihiro Suzuki, Representative Director and President Suzuki Motor Corporation dikutip dari siaran persnya.

    Suzuki e Vitara ditawarkan dengan tiga trim. Pertama adalah e Vitara dengan baterai 49 kWh 2WD. Lalu ada e Vitara dengan baterai 61 kWh 2WD dan 61 kWh 4WD. Khusus varian 2WD, motornya menggerakkan roda depan. Sedangkan yang 4WD menggerakkan semua roda dengan teknologi 4WD elektrik “ALLGRIP-e”.

    Suzuki e Vitara Foto: Dok. Suzuki

    ALLGRIP-e adalah sistem 4WD elektrik yang memanfaatkan keahlian Suzuki dalam teknologi penggerak empat roda, yang dilengkapi dua eAxle independen di bagian depan dan belakang. Sistem ini tidak hanya memberikan kinerja yang bertenaga tetapi juga memungkinkan kontrol yang presisi dengan respons yang sangat baik. Selain itu, sistem ini mencakup mode Trail yang memungkinkan keluar dengan mulus dari medan kasar dengan menerapkan rem pada ban yang berputar dan mendistribusikan torsi penggerak ke ban yang berlawanan (fungsi LSD).

    Suzuki e Vitara dengan baterai 49 kWh 2WD memiliki total tenaga hingga 106 kW dengan torsi maksimal 189 Nm. Lalu untuk e Vitara 61 kWh 2WD tenaga maksimalnya mencapai 128 kW dengan torsi maksimal 189 Nm. Sedangkan versi 4WD menghasilkan total tenaga hingga 135 kW dengan torsi maksimal 300 Nm.

    Suzuki tidak merilis jarak tempuh dari e Vitara ini. Namun, dikutip dari Auto Express, versi long range-nya bisa menjangkau jarak hingga 400 km.

    Suzuki e Vitara memiliki dimensi panjang 4.275 mm, lebar 1,800 mm, dan tinggi 1.635 dengan wheelbase 2.700 mm. Mobil ini punya ground clearance 180 mm.

    (rgr/dry)

  • Mobil Listrik Serbu Indonesia, tapi Kenapa Pasar Otomotif Tak Juga Naik?

    Mobil Listrik Serbu Indonesia, tapi Kenapa Pasar Otomotif Tak Juga Naik?

    Jakarta

    Mobil listrik semakin ramai di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun kendaraan elektrifikasi tersebut belum bisa memperbesar market otomotif Indonesia. Penjualan domestik di Indonesia masih kesulitan menembus angka satu juta per tahun. Apa sebabnya?

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, salah satu alasan kenapa mobil listrik belum bisa memperbesar market adalah karena daya beli konsumen sedang menurun.

    “Itu karena daya beli masyarakat turun, maka Gakindo yang melihat tren seperti itu, mereka menurunkan target penjualan dari kendaraan roda empat,” bilang Agus kepada wartawan di Cikarang Dry Port, Bekasi, belum lama ini.

    Lanjut Agus menjelaskan, industri otomotif Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan berkaitan dengan ekosistem kendaraan listrik. Salah satunya adalah komponen baterai. Saat ini sebagian besar mobil listrik yang beredar di Indonesia masih memakai baterai impor, sehingga harga mobil listrik secara umum kurang bersaing jika dibandingkan mobil konvensional (ICE).

    “Tapi nanti suatu saat kita mempunyai baterai, baterai yang kita produksi sendiri, itu akan otomatis membuat harga mobil listrik itu akan semakin terkoreksi, semakin baik di mata potensial buyer, juga potensial market,” tambah Agus.

    Mengutip laman Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional mencapai 23.045 unit pada bulan Januari-Agustus 2024. Catatan itu lebih tinggi 177,32% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2023 lalu, yakni 8.310 unit.

    Meski angkanya naik signifikan, capaian tersebut sepertinya masih jauh dari target penjualan mobil listrik 2024. Diketahui pemerintah memiliki target menjual 50 ribu mobil listrik pada tahun 2024.

    (lua/din)

  • Mobil Listrik Pertama Suzuki Pakai Baterai LFP, Segini Jarak Tempuhnya

    Suzuki Luncurkan Mobil Listrik Pertamanya, e Vitara

    Jakarta

    Suzuki Motor Corporation resmi meluncurkan mobil listrik bertenaga baterai (BEV) pertamanya. Mobil listrik hasil produksi massal dari eVX itu dijual dengan nama e Vitara.

    Suzuki meluncurkan e Vitara pertama kali di Eropa, tepatnya di Milan, Italia. Produksi akan dimulai di Suzuki Motor Gujarat di India pada 2025. Mobil ini akan mulai dijual di berbagai negara, termasuk Eropa, India, dan Jepang, sekitar pertengahan tahun 2025.

    “e VITARA adalah BEV pertama kami, yang dikembangkan melalui uji coba berulang kali untuk menciptakan BEV yang mudah digunakan bagi pelanggan kami. Untuk mewujudkan masyarakat yang netral karbon, kami akan menyediakan berbagai pilihan, termasuk BEV, kendaraan hybrid, dan kendaraan CNG, yang disesuaikan dengan wilayah tertentu,” kata Toshihiro Suzuki, Representative Director and President Suzuki Motor Corporation dikutip dari siaran persnya

    “Peluncuran e VITARA merupakan tonggak penting dalam mencapai netralitas karbon. Setelah peluncuran e VITARA, kami akan terus memperluas jajaran BEV kami dan mengusulkan solusi mobilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan negara dan wilayah tertentu”.

    Suzuki e VITARA didasarkan pada model konsep “eVX,” yang sempat dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Juli 2024 lalu. Ini menandai model BEV strategis global pertama Suzuki.

    Suzuki e Vitara Foto: Dok. Suzuki

    Dengan konsep “Emotional Versatile Cruiser,” e VITARA menampilkan desain yang menggabungkan kesan teknologi canggih dan kekuatan. Tema desainnya adalah “Teknologi Canggih & Petualangan,” yang mewujudkan nuansa canggih dari BEV dan sifat tangguh dari SUV. Eksteriornya menampilkan desain mencolok yang ditandai dengan ban berdiameter besar dan jarak sumbu roda yang panjang, sementara interiornya menggabungkan layar terintegrasi dengan peralatan canggih dan panel serta konsol tengah yang tampak tangguh.

    Mobil ini ditenagai powertrain BEV yang memberikan pengalaman berkendara yang lincah dan tajam. Sistem penggerak BEV terdiri dari eAxle yang sangat efisien yang mengintegrasikan motor dan inverter, bersama dengan baterai lithium iron-phosphate yang dirancang untuk keselamatan dan keandalan.

    Suzuki e Vitara Foto: Dok. Suzuki

    Suzuki e Vitara mengandalkan sistem 4WD elektrik “ALLGRIP-e” yang tidak hanya memberikan kemampuan off-road tetapi juga performa yang bertenaga. ALLGRIP-e adalah sistem 4WD elektrik yang memanfaatkan keahlian Suzuki dalam teknologi penggerak empat roda, yang dilengkapi dua eAxle independen di bagian depan dan belakang. Sistem ini tidak hanya memberikan kinerja yang bertenaga tetapi juga memungkinkan kontrol yang presisi dengan respons yang sangat baik. Selain itu, sistem ini mencakup mode Trail yang memungkinkan keluar dengan mulus dari medan kasar dengan menerapkan rem pada ban yang berputar dan mendistribusikan torsi penggerak ke ban yang berlawanan (fungsi LSD).

    Suzuki e Vitara menggunakan platform yang baru dikembangkan “HEARTECT-e” khusus untuk BEV. Platform ini menggunakan “HEARTECT-e” yang baru dikembangkan khusus untuk BEV. Platform ini memiliki struktur yang ringan, perlindungan tegangan tinggi, dan interior yang luas karena overhang yang pendek.

    (rgr/din)