Transportasi: mobil listrik

  • Insentif Mobil Hybrid dan Listrik Masih Timpang, Harusnya Bisa Adil

    Insentif Mobil Hybrid dan Listrik Masih Timpang, Harusnya Bisa Adil

    Jakarta

    Insentif yang diberikan untuk kendaraan ramah lingkungan dinilai belum adil. Soalnya, besaran insentif untuk mobil hybrid tak sebesar mobil listrik. Menurut peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto, seharusnya insentif buat mobil hybrid bisa setara dengan mobil listrik.

    “Segmen ini perlu diberikan kebijakan yang lebih fair dengan basis reduksi emisi dan TKDN. Insentif untuk HEV (Hybrid Electric Vehicle) saat ini belum fair,” kata Riyanto, dalam siaran resmi yang diterima detikOto.

    Dorongan terhadap insentif kendaraan hybrid juga menjadi relevan karena semakin banyak produsen yang telah memproduksi model hybrid di dalam negeri (lokal). Honda misalnya kini merakit HR-V e:HEV di pabriknya di Karawang. Selanjutnya ada, Wuling Indonesia memproduksi Almaz Hybrid di Bekasi.

    Terbaru ada Toyota yang memproduksi Veloz hybrid di Pabrik Karawang dengan TKDN 80% lebih. Sebelumnya, Toyota Indonesia sudah memproduksi Toyota Kijang Innova Zenix HEV pada 2022 dan Toyota Yaris Cross HEV pada 2023 di pabrik Karawang Jawa Barat.

    Toyota Veloz Hybrid Q TSS Modellista Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kehadiran model-model hybrid produksi lokal ini, kata dia, telah menyerap ribuan tenaga kerja, mulai dari lini produksi, rantai pasok komponen, hingga sektor logistik dan penjualan. Aktivitas produksi hybrid yang terus meningkat ini berkontribusi langsung pada perputaran ekonomi nasional, terutama karena rantai pasoknya lebih panjang dibanding kendaraan impor utuh.

    “Hal ini menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk memberikan insentif yang lebih berimbang, agar industri hybrid, yang sudah mengakar di dalam negeri, dapat terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas,” kata Riyanto.

    Dia memperkirakan prospek kendaraan hybrid pada 2026 lebih baik dibandingkan tahun ini, terutama setelah insentif untuk BEV berstatus impor utuh atau CBU (completely built-up) berakhir. Kondisi tersebut dinilai akan mendorong peningkatan permintaan terhadap kendaraan hybrid.

    “Yang jelas tahun depan HEV akan lebih baik dari tahun ini, karena tahun ini BEV CBU yang penjualannya menggerus pasar BEV CKD dan juga HEV. Estimasi saya kalau HEV bisa 5% market sharenya. Beberapa pemain yang tadinya hanya menjual BEV akan menawarkan HEV, jadi akan banyak variasi model dari yang kecil sampai yang besar,” ungkap Riyanto.

    Lebih lanjut, Riyanto menilai bahwa kendaraan listrik murni dan hybrid akan memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Pasar daerah cenderung akan lebih menerima kendaraan hybrid faktornya karena belum seluruh wilayah memiliki kesiapan dalam memfasilitasi BEV, terutama Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai ekosistem penting bagi pengoperasian BEV.

    “Ya kalau BEV pasti konsumen di kota karena perlu SPKLU. Untuk hybrid perlu lebih banyak sosialisasi ke daerah terutama luar Jawa, banyak yang belum tahu hybrid,” katanya.

    Dia menambahkan, dengan berakhirnya insentif untuk BEV CBU, pasar kendaraan hybrid dan BEV produksi ataupun rakitan lokal diprediksi akan kembali menggeliat.

    “Insentif BEV CBU akan berakhir. Dampaknya BEV CKD dan HEV akan meningkat pasarnya. Tentu saja industri HEV akan bergairah kembali,” ujar Riyanto.

    Sebagai catatan, saat ini mobil hybrid alias hybrid electric vehicle (HEV) mendapatkan insentif diskon pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 3% yang akan habis pada akhir tahun. Insentif ini dinilai relatif jauh lebih kecil dibandingkan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) yang mendapatkan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) 10% dan PPnBM 0% untuk produksi lokal.

    Detikers, Sudah Bisa Pesan Wuling Almaz Hybrid di GIIAS Lho Foto: Grandyos Zafna

    BEV juga tidak dikenakan pajak daerah, yakni pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Alhasil, BEV rakitan lokal yang memenuhi syarat TKDN hanya membayar pajak 2%. Sementara, HEV tetap membayar PPN, BBN, dan PKB tarif normal dan kena opsen pajak.

    Bahkan, BEV impor dalam skema tes pasar diberi insentif pembebasan bea masuk (BM) impor sebesar 50%, sehingga cukup kena pajak 12% dari harusnya 77%. Insentif ini akan habis akhir 2025.

    Struktur pajak yang sangat timpang ini dinilai Riyanto, perlu dievaluasi demi membangkitkan industri otomotif, yang mencetak penurunan penjualan domestik sebesar 10,6% per Oktober 2025. Perluasan insentif ke mobil bermesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) juga patut dipertimbangkan, karena masih mendominasi penjualan mobil domestik.

    Kebijakan insentif untuk BEV pun banyak mendapat sorotan. Sehingga para pengamat menilai pemerintah perlu menyeimbangkan dukungan terhadap kendaraan hybrid yang memiliki kontribusi signifikan terhadap reduksi emisi dan efisiensi energi.

    (lth/dry)

  • Bisa DP Mobil Morris Garage Cuma Rp 15 Juta!

    Bisa DP Mobil Morris Garage Cuma Rp 15 Juta!

    Jakarta

    Modal Rp 15 juta sudah bisa DP untuk mobil listrik Morris Garage. Ya, strategi DP murah ini diterapkan Morris Garage (MG) pada ajang GJAW 2025. Langkah ini diberikan untuk konsumen GJAW dalam penawaran eksklusif, dengan mempersiapkan program khusus untuk beberapa model.

    Diawali dari benefit hingga Rp 70 juta untuk pembelian MG ZS EV, uang muka ringan yang dimulai dari Rp 15 juta untuk MG4 EV, hingga kesempatan mendapatkan benefit lebih dari Rp 100 juta untuk MG ZS.

    “GJAW 2025 menjadi ajang penting, terutama di tengah tantangan industri tahun ini. Indonesia tetap menjadi pasar utama bagi MG berkat potensi ekonomi, perkembangan teknologi dan infrastruktur, serta konsumen yang semakin mencari kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan mobilitas modern. Melalui GJAW, kami ingin lebih dekat dengan masyarakat dan menghadirkan kemudahan dalam memiliki kendaraan MG menjelang akhir tahun,” ujar Chief Executive Officer MG Motor Indonesia, Jason Huang.

    Selain program tersebut, MG juga memberikan berbagai keuntungan tambahan untuk seluruh model kendaraan listrik MG VS HEV, MG ZS EV, dan MG4 EV, mulai dari gratis asuransi selama satu tahun, cicilan tanpa bunga hingga dua tahun, voucher listrik gratis selama tiga tahun, instalasi home wall charger tanpa biaya, pemberian V2L adapter, hingga layanan servis gratis selama lima tahun atau 75.000 km.

    Booth Morris Garage di GJAW 2025. Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    Sementara itu, bagi konsumen yang tertarik dengan pilihan ICE dan HEV seperti MG ZS, MG5 GT, dan MG VS HEV, MG juga menawarkan beragam benefit yang tidak kalah menarik.

    Penawaran ini mencakup benefit hingga Rp 100 juta, gratis asuransi selama satu tahun, perawatan gratis selama empat tahun, serta garansi lima tahun dengan jarak tempuh tanpa batas. Seluruh program tersebut dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan MG di akhir tahun, sekaligus memastikan kenyamanan dalam jangka panjang.

    “Melalui rangkaian program eksklusif GJAW 2025, kami ingin memberikan kemudahan maksimal dan ketenangan jangka panjang bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan MG. Event ini adalah kesempatan yang istimewa bagi Anda yang ingin merasakan inovasi teknologi dan pengalaman berkendara MG dengan berbagai keuntungan spesial akhir tahun, mereka akan melihat nilai yang sesungguhnya dari MG,” Jason Huang menambahkan.

    Selama GJAW 2025, pengunjung dapat menjelajahi booth MG yang berlokasi di Hall 6E, dengan area seluas 585 m2, dan menikmati pengalaman khas MG-mulai dari display line-up inovatif hingga kesempatan test drive untuk seluruh segmen kendaraan ICE, Hybrid, dan BEV.

    Tahun ini, MG menghadirkan total 6 unit display dan 4 unit test drive yang siap dicoba secara langsung. Rangkaian produk unggulan tersebut mencerminkan komitmen perusahaan dalam menghadirkan solusi mobilitas modern, mulai dari MG ZS, MG5 GT, MG4 EV, MG ZS EV, MG VS HEV, hingga MG Cyberster.

    (lth/dry)

  • Bisa Swap Baterai, Kapan Mobil Listrik AION Rp 100 Jutaan Masuk RI?

    Bisa Swap Baterai, Kapan Mobil Listrik AION Rp 100 Jutaan Masuk RI?

    Jakarta

    Di China, AION punya mobil listrik ‘murah’ yang baterainya bisa di-swap seperti motor listrik ojek online (ojol), yakni AION UT Super. Kapan kendaraan seharga Rp 100 jutaan itu akan masuk ke Indonesia?

    Andry Ciu selaku Chief Executive Officer (CEO) AION Indonesia mengatakan, untuk membawa masuk mobil listrik dengan skema swap baterai, pihaknya harus menyiapkan fasilitas khusus di dalam negeri. Itulah mengapa, kata dia, rencana tersebut agak susah diwujudkan.

    “AION UT di China ada versi yang bisa swap baterai. Kalau kita ada fasilitas swap baterai itu, kita cukup waktu semenit aja (untuk ganti baterai),” ujar Andry Ciu saat dikonfirmasi detikOto di pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025.

    “Tapi kita lagi pertimbangkan apakah investasi fasilitas itu diperlukan atau tidak. Kalau penggunanya taksi online, tentu hal ini sangat dibutuhkan. Kalau penggunanya retail, dengan wall charger di rumah, kebutuhan mereka sudah terpenuhi,” tambahnya.

    GAC Aion UT Super Foto: Dok. GAC Aion

    Diberitakan detikOto sebelumnya, AION UT Super telah meluncur di China. Kendaraan listrik untuk konsumen perkotaan tersebut dibanderol mulai dari 45.400 yuan atau sekitar Rp 106 jutaan.

    Dikutip CNEV Post, GAC AION mengatakan model tersebut merupakan kreasi bersama antara JD.com, GAC Group, dan CATL. JD.com menyediakan sumber daya dalam wawasan pengguna, penjualan kendaraan, dan pemeliharaan. Sedangkan CATL menyediakan baterainya.

    Mobil listrik ini dibangun dengan teknologi battery swap Choco-SEB (swapping electric block) dari CATL. AION UT Super hadir dengan paket baterai 54 kWh dengan daya jangkau 500 km.

    AION UT Super adalah model yang dilengkapi dengan teknologi battery swap CATL pertama yang menargetkan pasar kendaraan penumpang umum. Sebelumnya, mobil listrik dengan teknologi battery swap sudah jamak digunakan di China sebagai taksi. GAC AION mengklaim, model tersebut dapat menyelesaikan penukaran baterai dalam 99 detik.

    Stasiun penukaran baterai CATL di China saat ini tersebar di 800 lokasi. CATL menargetkan 1.000 stasiun penukaran baterai hingga akhir tahun ini. Raksasa baterai China itu berencana untuk memperluas jaringannya ke lebih dari 2.500 stasiun di lebih dari 120 kota di China pada tahun 2026.

    (sfn/rgr)

  • Solusi Toyota Hadirkan Mobilitas Hijau untuk Semua Kalangan

    Solusi Toyota Hadirkan Mobilitas Hijau untuk Semua Kalangan

    Jakarta

    Toyota menghadirkan solusi mobilitas ramah lingkungan yang disesuaikan untuk semua kalangan di Indonesia. Toyota mendapat penghargaan “Pelopor Solusi Mobilitas Hijau untuk Semua” di ajang detikcom Awards 2025.

    Toyota menjadi perusahaan otomotif yang konsisten menghadirkan kendaraan ramah lingkungan. Pilihan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia juga paling lengkap.

    Untuk menuju netralitas karbon, Toyota tak hanya terpaku pada satu teknologi kendaraan. Mengusung konsep multi-pathway, Toyota menghadirkan beragam teknologi kendaraan ramah lingkungan. Mulai dari mobil hybrid yang sudah diproduksi di dalam negeri dengan TKDN lebih dari 80 persen, mobil plug-in hybrid, hingga mobil listrik berbasis baterai. Bahkan, kendaraan Toyota juga menggunakan teknologi flex-fuel yang bisa menenggak bahan bakar nabati.

    Pilihan kendaraan ramah lingkungan Toyota yang lengkap membuat pelanggan dapat berperan aktif dalam mengurangi emisi karbon dengan cara yang paling sesuai kemampuannya.

    Dari teknologi mobil listrik, Toyota telah meluncurkan bZ4X. Mobil listrik itu kerap kali digunakan di acara besar di Indonesia seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Kini, Toyota bZ4X juga sudah diproduksi secara lokal di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Toyota pun menambah jajaran mobil listrik berbasis baterai dengan meluncurkan Toyota Urban Cruiser EV.

    Dari teknologi plug-in hybrid, Toyota sudah meluncurkan RAV4 PHEV dan memamerkan Toyota Prius PHEV.

    Dari beberapa teknologi elektrifikasi, teknologi mobil hybrid Toyota paling mendominasi. Toyota telah menjadi pelopor mobil hybrid di Indonesia dengan meluncurkan Toyota Prius pertama kali pada 2009. Seiring berjalannya waktu, Toyota telah meluncurkan mobil hybrid buatan dalam negeri dengan Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.

    Produk mobil hybrid Toyota yang diproduksi di dalam negeri kini juga meluas. Toyota baru saja meluncurkan Veloz Hybrid yang menjadi lini paling terjangkau di keluarga mobil hybrid Toyota.

    Keanekaragaman teknologi kendaraan ramah lingkungan Toyota itulah yang membuat berbagai kalangan masyarakat mudah mendapatkan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan preferensinya.

    detikcom Awards 2025 digelar untuk memberikan apresiasi bagi yang berkontribusi nyata untuk Indonesia. Tahun ini, ajang penghargaan mengusung tema ‘Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang’.

    Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan unsur pemerintah yang telah menorehkan prestasi serta memberi dampak signifikan bagi bangsa.

    Awards ini menyoroti karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai bidang. Ajang ini menjadi salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya, berdedikasi, dan bertransformasi dalam ‘rumah besar’ Indonesia.

    (rgr/dry)

  • Peran Wuling Jadi Penggerak Industri Kendaraan Listrik Indonesia

    Peran Wuling Jadi Penggerak Industri Kendaraan Listrik Indonesia

    Jakarta

    Wuling menjadi salah satu pembuka jalan industri kendaraan listrik di Indonesia. Tak hanya jualan mobil listrik impor, sejak awal kelahirannya mobil listrik Wuling sudah diproduksi di dalam negeri. Atas dasar itu, Wuling meraih penghargaan ” Penggerak Industri Kendaraan Listrik Indonesia” di ajang detikcom Awards 2025.

    Wuling membuktikan keseriusannya di industri kendaraan listrik Indonesia dengan meluncurkan produk dalam negeri sedari awal. Tak mau coba-coba, sejak pertama kali meluncurkan kendaraan listrik di Indonesia, mobil listrik Wuling sudah diproduksi di dalam negeri. Bahkan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mobil listrik Wuling terbilang tinggi.

    Kini, produk buatan dalam negeri Wuling semakin beragam. TKDN mobil listrik Wuling pun meningkat seiring perkembangan waktu. Berdasarkan data Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian, mobil listrik Wuling saat ini sudah ada yang memiliki 50 persen TKDN.

    Untuk kendaraan listrik produk lokal, Wuling mengandalkan ABC Stories, yang terdiri dari Air ev, BinguoEV, dan Cloud EV. Selain itu, produk mobil listrik buatan dalam negeri Wuling terus bertambah.

    Terbaru, Wuling juga telah meluncurkan MPV listrik Wuling Darion. Sama seperti ABC Stories, Wuling Darion juga sudah diproduksi lokal di pabrik PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) di Cikarang, Jawa Barat. Indonesia jadi negara pertama di dunia yang memperkenalkan dan memproduksi Wuling Darion. Berdasarkan data P3DN, TKDN Wuling Cortez Darion sudah mencapai 42,5 persen.

    Untuk mendukung roda ekonomi, Wuling juga menyajikan kendaraan komersial bertenaga listrik, Wuling Mitra EV.

    Langkah Wuling memproduksi kendaraan di Indonesia tidak hanya soal perakitan, tapi juga menanamkan investasi pabrik produksi kendaraan yang berdiri di Cikarang, Jawa Barat, sejak 2017.

    detikcom Awards 2025 digelar untuk memberikan apresiasi bagi yang berkontribusi nyata untuk Indonesia. Tahun ini, ajang penghargaan mengusung tema ‘Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang’.

    Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan unsur pemerintah yang telah menorehkan prestasi serta memberi dampak signifikan bagi bangsa.

    Awards ini menyoroti karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai bidang. Ajang ini menjadi salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya, berdedikasi, dan bertransformasi dalam ‘rumah besar’ Indonesia.

    (rgr/dry)

  • Mobil China Perang Harga di Indonesia, Mitsubishi Bilang Begini

    Mobil China Perang Harga di Indonesia, Mitsubishi Bilang Begini

    Jakarta

    Sejumlah produsen China melakukan praktik perang harga di Indonesia. Apa kata Mitsubishi soal fenomena perang harga tersebut?

    Harga jual mobil China di Indonesia amat kompetitif. Meski mereknya berbeda-beda, namun harga jual model mobilnya saling serempetan. Bukan cuma serempetan dengan harga mobil China lainnya, namun juga dengan mobil bermesin konvensional.

    Contohnya bisa dilihat saat BYD meluncurkan Atto 1 yang banderolnya setara dengan mobil-mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) sekelas Brio Satya, Ayla, dkk. Selain BYD, Jaecoo juga bikin pengumuman harga mengejutkan pada mobil listrik J5. Menghuni segmen SUV, Jaecoo J5 ditawarkan mulai Rp 249 juta.

    Mitsubishi punya penilaian tersendiri soal fenomena perang harga yang terjadi di Indonesia. Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro menyebut perang harga itu tentunya memberi dampak positif kepada konsumen. Pilihan mobil jadi lebih banyak.

    “Kompetisi menurut saya sih ya itu dinamika aja ya. Jadi maksudnya bagus untuk konsumen bisa punya banyak pilihan. Cuma sekali lagi Mitsubishi sudah 55 tahun dan kita juga di posisi yang cukup baik dalam kompetisi kita,” kata Irwan ditemui disela-sela pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) baru-baru ini.

    Bagi Mitsubishi, mobil dengan harga ramah di kantong itu bukan satu-satunya cara untuk menarik minat konsumen di Indonesia. Tak kalah penting adalah layanan purna jual untuk konsumen. Ini memudahkan konsumen dalam mengurus mobil kesayangannya. Pun soal elektrifikasi, Mitsubishi sudah siap dengan lini produknya.

    “Layanan itu juga paling penting ya kan konsumen. Intinya kita berusaha tetap untuk memberikan yang terbaik untuk konsumen ya,” ujar Irwan lagi.

    Di Indonesia, Mitsubishi memang bukan pemain baru. Sudah 55 tahun pabrikan berlogo tiga berlian itu meramaikan industri otomotif Tanah Air. Makanya, Mitsubishi tahu betul bagaimana perilaku konsumen di Tanah Air dalam kepemilikan mobil.

    “55 tahun kita berkompetisi di top position lah. Jadi Jadi ya itu tadi tidak hanya memberikan produk yang terbaik, tapi juga yang paling penting kan layanan terbaik. Jadi kita jaringan networknya yang sedemikian rupa, besar, luas. Kemudian kita juga kalau bicara layanan, kita juga banyak mendapat penghargaan. Kita selalu ngukur kepuasan pelanggan,” sambung Irwan lagi.

    (dry/din)

  • Atto 1 Sukses, BYD Sebut Racco Sangat Mungkin Masuk Indonesia

    Atto 1 Sukses, BYD Sebut Racco Sangat Mungkin Masuk Indonesia

    Jakarta

    BYD baru saja meluncurkan mobil kei car listrik Racco untuk pasar Jepang. Setelah Atto 1 sukses di Indonesia sebagai mobil terlaris dengan penjualan 9 ribu unit per bulannya, mungkinkah Racco, mobil listrik yang masuk kategori ‘kei car’ ini dijual juga di sini?

    “Memang Racco itu antusiasnya cukup tinggi, khususnya kita baru launching di Jepang,” ujar Head of PR & Government BYD Indonesia Luther Panjaitan di ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.

    BYD Racco menjalani debut perdananya di Japan Mobility Show 2025. Mobil tersebut resmi dijual mulai musim panas tahun 2026.

    Di Jepang, BYD Racco akan menantang kei car populer seperti Nissan Sakura hingga Honda N-Box. Sebagai perbandingan, harga Sakura dijual mulai 2,53 juta dan dibekali dengan baterai 20 kWH yang sanggup menempuh jarak 180 km.

    BYD Racco mengadopsi kei car tradisional Jepang yang berbentuk kotak dengan empat pintu. Di bagian belakang mengusung pintu geser. Secara dimensi, BYD Racco punya panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.800 mm. Di dalamnya bisa memuat empat orang, dua di depan, dua di belakang. Dimensinya itu tak jauh berbeda dari Nissan Sakura. Sakura punya panjang 3.395 mm, lebar 1.475 mm, dan tinggi 1.655 mm.

    BYD Racco juga disebut akan menggendong baterai LFP 20 kWh dengan jarak tempuh 180 km. Mobil mungil ini juga didukung pengecasan cepat DC 100 kW. Sayang spesifikasi lengkapnya belum diungkap.

    Memang pasar tiap negara itu berbeda-beda. Segmen kei car di Indonesia saat ini belum ada. Ini adalah poin kunci mengapa BYD Indonesia menyatakan perlu melakukan kajian pasar yang mendalam untuk Racco.

    Meskipun segmen kei car murni ala Jepang tidak ada, Indonesia memiliki kategori mobil kecil yang dominan, yaitu Low Cost Green Car.

    “Sekali lagi karena itu adalah product made in BYD langsung. Sangat possible untuk dibawa, namun memang kita harus mempelajari marketnya. Seperti kita tahu market mobil, city car, kei car itu saat ini di Indonesia belum ada ya. Kita perlu ada research study yang mendalam. Sementara ini kita masih fokus dengan unit-unit yang sekarang,”jelas dia.

    (riar/dry)

  • Pemkot Tangsel Pastikan Tesla Berpelat Merah di Pamulang Bukan Kendaraan Dinas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 November 2025

    Pemkot Tangsel Pastikan Tesla Berpelat Merah di Pamulang Bukan Kendaraan Dinas Megapolitan 24 November 2025

    Pemkot Tangsel Pastikan Tesla Berpelat Merah di Pamulang Bukan Kendaraan Dinas
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menegaskan, mobil listrik Tesla berpelat merah yang viral di kawasan Pondok Cabe, Pamulang, bukan kendaraan dinas milik mereka.
    Kabid Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Tangsel, Sugeng Rahadi menjelaskan, pihaknya tidak pernah menyediakan kendaraan roda empat berbasis listrik.
    “Hasil pengecekan kita dari awal sampai sekarang memang kita belum pernah melakukan pengadaan kendaraan roda empat listrik,” ujar Sugeng saat dikonfirmasi, Senin (24/11/2025).
    Oleh sebab itu, Sugeng menegaskan mobil tersebut bukan milik Pemkot Tangerang Selatan.
    Menurut Sugeng, pelat merah tidak hanya digunakan oleh kendaraan milik
    Pemkot Tangsel
    , tetapi juga instansi pemerintah lain yang berdomisili atau beroperasi di wilayah tersebut.
    “Bisa jadi institusi lain, karena kan plat merah bukan cuma Pemkot Tangsel. Barang Milik Negara (BMN) yang ada di Tangsel pun plat nya merah,” kata dia.
    Sugeng menambahkan, untuk memastikan status kepemilikan kendaraan, pengecekan bisa dilakukan melalui Samsat
    Ciputat
    .
    “Kalau W memang itu wilayah Ciputat, jadi sebetulnya yang bisa melihat status kendaraan tercatatnya itu di Samsat Ciputat. Nanti kelihatan,” jelas Sugeng.
    Lebih lanjut, Sugeng menyebut kemungkinan mobil tersebut merupakan
    kendaraan dinas
    milik instansi pemerintah lain.
    Menurutnya, kode-kode pelat merah yang digunakan kendaraan dinas di lingkungan Pemkot Tangsel antara lain WQN, WQA, WTA, WAQ, NQN, dan NQA. Kode dengan awalan N tercatat berada di wilayah Serpong.
    “Kalau mobil itu kan ada pelat birunya ya, biru itu listrik. Kalau kita belum pernah melakukan pengadaan roda empat listrik,” kata Sugeng.
    Hingga kini, identitas resmi pemilik Tesla berpelat merah tersebut masih dalam penelusuran pihak terkait.
    Sebelumnya,
    mobil listrik
    Tesla dengan plat merah nomor B 1002 WQE terlihat melaju di Kawasan Pondok Cabe, Pamulang, Tangsel.
    Peristiwa itu terekam kamera dan diunggah akun X 
    @ghozyulhaq
    pada Rabu (19/11/2025).
    Dalam unggahan itu, pemilik akun mempertanyakan pemerintah mana yang menyediakan mobil mewah tersebut untuk dinas.
    “Instansi mana yang ngasih mobil dinas pejabatnya Tesla?” tulis pemilik akun.
    Temuan ini memicu tanda tanya publik mengenai kepemilikan dan peruntukan mobil itu, terutama karena harganya yang tergolong tinggi untuk kendaraan dinas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VinFast Bawa Minio Green ke GJAW 2025, Mobil Listrik Mungil yang Punya Kabin Lega

    VinFast Bawa Minio Green ke GJAW 2025, Mobil Listrik Mungil yang Punya Kabin Lega

    Jakarta

    Tak hanya membawa mobil pikap konsep VF Wild dan MPV 7 seater Limo Green ke GJAW (Gaikindo Jakarta Auto Week) 2025, VinFast juga memperkenalkan mobil listrik kecil Minio Green. Mobil listrik berdimensi kompak ini memiliki kabin lega dan diklaim bisa menampung hingga empat penumpang.

    VinFast memberikan Exclusive First Look Minio Green untuk publik. Model ini menandai debut internasional pertamanya sebagai mobil listrik kompak, menegaskan kapabilitas VinFast dalam pengembangan kendaraan di berbagai segmen, sekaligus memperkuat komitmen perusahaan dalam mendorong mobilitas berkelanjutan.

    Minio Green merupakan kendaraan listrik kompak perkotaan dua pintu, berukuran 3.090 mm x 1.496 mm x 1.625 mm (mengacu pada spesifikasi model yang diperkenalkan di Vietnam). Ini merupakan model terkecil dalam lini produk global VinFast, di bawah VF 3, namun tetap memiliki wheelbase 2.065 mm yang memberikan kenyamanan bagi empat penumpang.

    Mobil ini dibekali motor listrik tunggal yang menghasilkan 26,8 dk dan torsi 65 Nm, dan kecepatan maksimum 80 km/jam. Baterai 18,5 kWh mendukung pengisian cepat dari 10 persen ke 70 persen dalam sekitar 30 menit. Berdasarkan standar NEDC, satu kali pengisian penuh mampu menempuh jarak hingga 210 km, sesuai untuk mobilitas harian di perkotaan.

    Interior kabin dirancang dengan tata letak yang minimalis dan fungsional, dilengkapi layar infotainment, jok berbahan kain dengan pengaturan manual, serta kaca spion dua mode. Fitur keselamatan inti mencakup airbag pengemudi, sistem pengereman ABS, dan traction control.

    Minio Green merupakan bagian dari lini kendaraan listrik Green, yang dikembangkan untuk mendukung layanan transportasi komersial maupun kebutuhan pengguna pribadi. Dengan efisiensi operasional dan performa yang fleksibel, model ini menjadi alternatif ideal bagi pengguna motor yang ingin beralih ke kendaraan listrik untuk mobilitas dalam kota, sekaligus berkontribusi pada modernisasi transportasi perkotaan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

    “Exclusive First Look Minio Green di GJAW 2025 semakin menegaskan posisi strategis Indonesia dalam peta global VinFast. Hal ini juga menunjukkan komitmen kami yang kuat untuk menghadirkan lini produk yang beragam, berkualitas tinggi, dan mudah diakses bagi pasar massal. Dari mobil perkotaan kompak hingga model berukuran lebih besar, tujuan kami adalah memenuhi beragam kebutuhan konsumen serta menyediakan solusi mobilitas yang praktis dan berkelanjutan untuk masa depan,” bilang Kariyanto Hardjosoemarto selaku CEO VinFast Indonesia dalam keterangan resminya.

    Sejak memasuki pasar Indonesia, VinFast terus memperkuat kehadirannya melalui ekspansi jaringan penjualan, layanan purna jual, dan infrastruktur pengisian daya, yang didukung oleh kebijakan kepemilikan kendaraan listrik yang kompetitif. Pada saat yang sama, perusahaan memprioritaskan produksi lokal serta menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan terpercaya untuk meningkatkan kesadaran merek, memperluas basis pelanggan, dan membangun ekosistem kendaraan listrik yang terpadu. Upaya-upaya ini menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan jangka panjang VinFast sekaligus menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung transisi Indonesia menuju transportasi hijau dan energi berkelanjutan.

    (lua/dry)

  • Pabrik BYD di Subang Beroperasi Awal Tahun 2026

    Pabrik BYD di Subang Beroperasi Awal Tahun 2026

    Jakarta

    BYD sudah merajai penjualan mobil listrik di Indonesia. Produknya masih impor utuh dari China. Di sisi lain, proses pembangunan pabrik BYD di Subang masih terus berjalan. Rencananya pabrik itu mulai beroperasi pada kuartal pertama 2026.

    “Sementara ini kita sudah masuk tahap akhir ya, karena kita sudah dapat audit dari BKPM, sekarang lagi konsisten koordinasi dengan Kementerian Perindustrian, karena ini adalah transisi, ke depan mitra kita adalah Kementerian Perindustrian,” kata Luther selaku Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia di ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.

    “Ini mulai start proses tahap terakhir, harusnya lancar. Itu semua dimulai di kuartal I 2026,” jelas Luther.

    Sebanyak 69.146 unit mobil listrik sudah terdistribusi sepanjang tahun 2025. BYD menjadi model yang paling populer di Indonesia dengan capaian 30.670 unit. Sementara sub brand mewahnya, Denza mendistribusikan sebanyak 6.967 unit.

    PT BYD Auto Indonesia merupakan merek yang mengikuti program insentif impor mobil listrik dengan investasi terbesar. Mereka membangun pabrik senilai Rp 11,2 triliun dengan kapasitas produksi 150 ribu unit per tahun.

    BYD optimistis jika pabrik sudah berdiri tetap bisa memimpin pasar mobil listrik di Indonesia.

    “Malah kalau kita berbasis manufaktur, itu kita justru lebih confidence dan lebih optimis. Karena assurance terhadap production dan supply itu lebih clear,” jelas dia.

    “Kalau sekarang kan kita dengan metode ini, kita mungkin masih dapat kondisi-kondisi tertentu. Yang mungkin membuatnya menjadi tidak certain. Kalau berbasis manufaktur pasti lebih certain secara keseluruhan,” tambah Luther.

    BYD sebagai penerima insentif itu harus melaksanakan komitmennya untuk memproduksi mobil di dalam negeri.

    Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Investasi No. 6 Tahun 2023 jo No. 1 Tahun 2024. Berdasarkan aturan itu, ada sejumlah kewajiban yang harus ditunaikan produsen mobil listrik penerima insentif EV CBU. Sebelum mendapatkan insentif, pabrikan itu harus menyertakan surat komitmen yang salah satu isinya adalah janji untuk memproduksi mobil listrik di dalam negeri.

    Mereka harus mulai memproduksi mobil listrik di dalam negeri paling lambat 1 Januari 2026. Dalam rentang Januari 2026 sampai dengan 31 Desember 2027, pabrikan mobil listrik itu harus memproduksi mobil dengan jumlah dan spesifikasi teknis yang minimal sama dengan yang diimpor.

    (riar/dry)