Transportasi: mobil listrik

  • Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Jakarta

    Merek otomotif Malaysia, Perodua, resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya. Mobil listrik itu adalah Perodua QV-E, mobil listrik buatan Malaysia yang bukan cuma mengganti logo atau rebadge.

    Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengklaim, mobil listrik ini sebagai EV 100 persen Malaysia pertama. Ini menjadi mobil listrik murni yang dikembangkan oleh Malaysia, berbeda dengan Proton eMas EV yang merupakan rebadge dari mobil listrik Geely.

    Dikutip media lokal Malaysia, Paultan, Perodua QV-E merupakan singkatan dari Quest for Visionary Electric Vehicle. Mobil ini dijual dengan harga 80.000 ringgit (Rp 322 jutaan) on the road tanpa asuransi. Namun, harga tersebut tidak termasuk baterai, yang disewakan kepada pemilik mobil). Biaya berlangganan baterai bulanan adalah 275 ringgit (Rp 1,1 juta).

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Selama ini, Perodua menggunakan line up mobil buatan Daihatsu. Namun, Perodua QV-E ini murni buatan Perodua yang bekerja sama dengan beberapa pihak. Perodua mendapatkan komponen-komponen penting brand ternama seperti baterai LFP dari CATL, serta Magna Steyr (MS) yang menjadi konsultan dalam platform EV tersebut.

    Mobil listrik Perodua QV-E ditenagai motor listrik dengan daya maksimal 150 kW dan torsi 285 Nm yang menggerakkan roda depan. Mobil ini jadi mobil Perodua paling bertenaga dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 7,5 detik.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Sumber dayanya berasal dari baterai lithium iron phosphate (LFP) 52,5 kWh dari CATL. Sekali cas sampai penuh, mobil ini bisa menjangkau jarak hingga 445 km (NEDC).

    Perodua QV-E bisa dicas cepat dengan arus DC 60 kW. Ngecas dari 30 persen sampai 80 persen cukup 30 menit. Sementara itu, pengisian daya AC dengan daya 6,6 kW membutuhkan waktu delapan jam untuk pengisian penuh 0-100 persen.

    Interiornya tampil premium. Perodua QV-E menjadi mobil Perodua pertama yang dilengkapi kursi pengemudi yang bisa diatur secara elektrik dan lampu ambient. Juga terdapat layar infotainment 10,25 inci, Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel, pengisi daya nirkabel, dan pemantau tekanan ban.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Dari segi keselamatan, Perodua QV-E mendapat paket ADAS lengkap. Juga ada fitur baru untuk keselamatan anak-anak yaitu Child Presence Detection (CPD). Fitur itu menggunakan gelombang milimeter untuk mendeteksi gerakan dan pernapasan di baris kedua. Jika mobil dimatikan dan CPD mendeteksi adanya anak (atau hewan peliharaan) di dalam kabin, sistem akan membunyikan klakson dan menyalakan lampu.

    Terdapat juga tombol panggilan SOS di atas kaca spion, yang dapat ditekan jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat. Tombol ini terhubung dengan Perodua Auto Assist dan layanan pertolongan MERS 999.

    (rgr/dry)

  • 3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025 resmi berakhir, Minggu (31/11). Pada malam penutupan atau celebration night, panitia mengumumkan tiga mobil yang paling sering di-test drive selama eksibisi berlangsung. Apa saja?

    Menariknya, dari banyaknya mobil yang bisa dijajal di area test drive, hanya produk buatan China yang memenangkan penghargaan tersebut. Panitia membaginya dalam tiga kategori berbeda: mobil bensin, listrik dan hybrid.

    Mobil bensin yang paling sering di-test drive di GJAW 2025 adalah Jetour T2. Kendaraan tersebut berstatus sebagai produk anyar yang harganya baru diumumkan beberapa hari lalu. Sementara mobil listrik disabet Jaecoo J5 EV dan mobil hybrid diberikan ke Chery Tiggo 8 CSH.

    Jetour T2 Foto: Ridwan Arifin

    Sayangnya, panitia tak mengumumkan berapa jumlah pengunjung pameran yang menjajal kendaraan-kendaraan tersebut. Namun, intinya, di area test drive, ada panitia yang memang mencatat proses registrasi.

    “GJAW 2025 kembali menunjukkan betapa kuatnya minat masyarakat terhadap perkembangan industri otomotif nasional. Selama pameran, para peserta berhasil menghadirkan inovasi dan pengalaman yang membuat pameran ini semakin meriah,” ujar Ketua penyelenggara pameran, Anton Kumonty melalui rilis resmi, dikutip Senin (1/12).

    “Celebration Night menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan berkontribusi. Kami berharap pencapaian yang diraih tahun ini dapat terus mendorong pertumbuhan positif industri otomotif Indonesia,” kata dia menambahkan.

    Selain kendaraan yang paling sering di-test drive, panitia juga mengumumkan mobil dan motor terfavorit sepanjang pameran. Berikut kami rangkum pemenangnya!

    Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Mobil

    Favourite Passenger Car SUV: Mazda CX – 60 SportFavourite Passenger Car MPV: Hyundai Stargazer CartenzFavourite Passenger Car Crossover: Mini JCW CountrymanFavourite Passenger Car Sedan: Ford MustangFavourite Passenger Car BEV SUV: Mercedes-Benz EQE 350 SUVFavourite Passenger Car BEV MPV: Wuling Darion EVFavourite Passenger Car BEV Crossover: Geely EX2Favourite Passenger Car Hybrid SUV: Hyunday All New Palisade HybridFavourite Passenger Car Hybrid MPV: Lexus LM 350 HNew Car Launches: Toyota New Veloz Hybrid EV

    Motor

    Favourite Motorcycle Big Bike: Royal Enfield Classic 650Favourite Motorcycle Daily Bike: Piaggio Indonesia Vespa LX 150Favourite Electric Motorcycle: Polytron FOX 350.

    (sfn/dry)

  • Nyicil Toyota Urban Cruiser Harga Rp 700 Jutaan, Bayarnya Segini per Bulan

    Nyicil Toyota Urban Cruiser Harga Rp 700 Jutaan, Bayarnya Segini per Bulan

    Jakarta

    Toyota Urban Cruiser dijual seharga Rp 759 juta. Kalau dibeli dengan skema kredit, berikut ini besar cicilannya tiap bulan.

    Toyota sudah memiliki dua model mobil listrik yang dijual di Indonesia. Pertama ada bZ4X yang dirakit secara lokal. Kedua adalah SUV listrik Urban Cruiser. Khusus Urban Cruiser, mobil ini merupakan model paling anyar yang meramaikan pasar otomotif Indonesia. Mobil listrik ini dibanderol Rp 759 juta. Seperti pembelian mobil baru pada umumnya, Toyota Urban Cruiser juga bisa dibawa pulang dengan skema kredit. Besar cicilannya akan bergantung dari uang muka dan juga tenor yang dipilih.

    Makin besar uang mukanya, maka cicilannya makin kecil kalau tenornya panjang. Sebaliknya, uang muka yang kecil bikin cicilan makin besar. Nah berikut ini skema cicilan untuk Toyota Urban Cruiser dengan uang muka 30 persen dikutip dari laman salah satu lembaga pembiayaan.

    Skema Cicilan Toyota Urban Cruiser

    Harga: Rp 759 juta
    DP 30 persen: Rp 227,7 juta

    Tenor: 12 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 286.731.670
    Cicilan: Rp 48,455 juta per bulanTenor: 24 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 264.519.799
    Cicilan: Rp 26,227 juta per bulanTenor: 36 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 257.313.030
    Cicilan: Rp 19,006 juta per bulanTenor: 48 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 257.709.313
    Cicilan: Rp 15,389 juta per bulanTenor: 60 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 251.731.646
    Cicilan: Rp 13,399 juta per bulan

    Nah itu tadi simulasi cicilan Toyota Urban Cruiser dengan uang muka 30 persen. Kalau dirasa masih berat, maka kamu bisa menyesuaikan besar uang muka dan juga tenornya.

    Spesifikasi Toyota Urban Cruiser

    Sekadar informasi tambahan, Toyota Urban Cruiser punya dimensi panjang 4.285 mm, lebar 1.800 mm, dan tinggi 1.635 mm. Selanjutnya jarak pijak ke tanah alias ground clearance 180 mm. Toyota Urban Cruiser mengandalkan baterai berkapasitas 61,1 kWh yang menjanjikan jarak tempuh hingga 426,7 km.

    Urban Cruiser bisa menyemburkan tenaga sebesar 128 kW dan torsi maksimal 192,5 Nm. Toyota menyematkan sejumlah fitur keamanan dan keselamatan pada Urban Cruiser di antaranya vehicle stability control, blind spot monitoring, rear cross traffic alert, brake support system, lane keep assist, lane departure prevention, adaptive cruise control, adaptive high-beam system, hingga 7 airbag.

    (dry/rgr)

  • Apakah Mobil Listrik Bisa Paparkan Radiasi ke Pengendaranya? Ini Hasil Risetnya

    Apakah Mobil Listrik Bisa Paparkan Radiasi ke Pengendaranya? Ini Hasil Risetnya

    Jakarta

    Mobil listrik dibekali banyak teknologi canggih dan baterai berkapasitas besar. Kerap timbul kekhawatiran, apakah mobil listrik akan memaparkan radiasi kepada pengemudi atau penumpangnya. Menjawab itu, sebuah lembaga dari Jerman mencoba melakukan penelitan. Seperti apa hasilnya?

    Seperti dikutip website Carscoops, asosiasi otomotif dari Jerman, ADAC (Allgemeiner Deutscher Automobil-Club), melakukan sebuah riset untuk mencari tahu sejauh mana radiasi pada mobil listrik. Riset ini melibatkan 11 mobil listrik, beberapa mobil hybrid, dan satu kendaraan bensin.

    Caranya, sensor diletakkan pada dummy penumpang, lalu mobil diuji dalam kondisi berkendara normal dan saat pengisian baterai. Hasilnya, tingkat medan magnet di kabin mobil listrik relatif rendah. Bahkan pada akselerasi atau hard braking di mana biasanya terjadi lonjakan medan elektromagnetik, angka paparan radiasi yang tercatat tetap jauh di bawah batas aman standar internasional.

    Menariknya, pada beberapa mobil listrik, sensor menunjukkan bahwa aktivitas ‘electrosmog’ bisa lebih rendah daripada mobil dengan mesin konvensional. Artinya, berada di dalam EV tidak lebih berisiko daripada mobil konvensional dalam hal paparan radiasi.

    Fakta lain yang ditemukan adalah, fitur pemanas kursi ternyata menghasilkan elektromagnetik terkuat. Tapi ini berlaku tidak hanya pada mobil listrik, tetapi juga pada mobil plug-in hybrid, termasuk mobil konvensional.

    Lantas bagaimana saat proses pengisian ulang daya baterai mobil listrik? Pengisian daya menggunakan arus AC memang menghasilkan elektromagnetik lebih kuat di sekitar colokan saat sesi dimulai, tetapi level ini juga berada dalam ambang batas aman. Selain itu, pengisian daya cepat DC justru menghasilkan elektromagnetik yang lebih lemah dibandingkan pengisian daya AC yang lebih lambat.

    (lua/rgr)

  • RI Kebanjiran Mobil Listrik Impor saat Industri Otomotif Berdarah-darah

    RI Kebanjiran Mobil Listrik Impor saat Industri Otomotif Berdarah-darah

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Penjualan mobil turun, di sisi lain mobil listrik impor dari luar negeri justru membanjiri pasar otomotif Tanah Air.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui keterangan tertulisnya menyampaikan, penjualan mobil listrik di Indonesia saat ini meningkat signifikan saat total pasar otomotif turun. Namun, kenaikan penjualan ini sebagian besar berasal dari mobil listrik yang diimpor utuh atau CBU dari negara lain.

    Dari total penjualan mobil listrik tahun 2025 sebesar 69,146 unit, 73 persennya merupakan mobil listrik impor. Kemnperin menegaskan, produksi dan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industri mobil listrik impor itu berada di negara lain, bukan di Indonesia.

    Di sisi lain, segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar otomotif nasional terus mengalami penurunan penjualan signifikan, bahkan jauh di bawah jumlah produksi tahunan kendaraan pada segmen tersebut.

    “Jadi, keliru jika kita menyatakan industri otomotif sedang dalam kondisi kuat dengan hanya mengandalkan indikator pertumbuhan kendaraan pada segmen tertentu. Penurunan tajam penjualan kendaraan bermotor roda empat jauh di bawah angka produksinya di kala penjualan kendaraan EV impor naik tajam adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Dan, harus menjadi indikator pertumbuhan industri otomotif nasional saat ini. Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (1/12/2025).

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan juga mengalami penurunan menjadi 957.293 unit. Padahal tahun lalu produksi kendaraan mencapai 996.741 unit.

    Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen.

    “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    (rgr/dry)

  • Antusiasme Booth Tinggi, Atto 1 Jadi Primadona di Area Test Drive

    Antusiasme Booth Tinggi, Atto 1 Jadi Primadona di Area Test Drive

    JAKARTA – Selama penyelenggaraan GJAW yang telah berjalan sembilan hari, booth BYD menjadi salah satu tujuan utama pengunjung. Mereka banyak yang menjajal langsung area test drive.

    Berdasarkan data yang diterima per Minggu 30 November, BYD mencatat lebih dari 1.100 sesi test drive telah dilakukan pengunjung GJAW. Tingginya minat publik itu demi bisa merasakan sensasi langsung teknologi elektrifikasi BYD.

    Dari seluruh model yang tersedia, BYD ATTO 1 tercatat sebagai salah satu model yang paling diminati dengan lebih dari 600 sesi test drive, dipuji karena kelincahan, stabilitas, dan kemudahannya bagi pengguna baru yang pertama kali mencoba kendaraan listrik.

    Model lain pun tidak kalah menarik perhatian, BYD Sealion 7 juga mencatat lebih dari 190 sesi test drive, disusul BYD ATTO 3 dengan lebih dari 140 sesi, memperlihatkan kuatnya minat pengunjung terhadap lini SUV listrik BYD yang dikenal dengan performa responsif dan kenyamanan berkendara.

    Sementara itu, BYD M6, BYD Seal, dan BYD Dolphin juga memperoleh respons positif dari pengunjung yang ingin membandingkan karakter berkendara antar segmen, menunjukkan keluasan portofolio BYD dalam memenuhi berbagai kebutuhan mobilitas.

    Antusiasme ini memperlihatkan besarnya ketertarikan publik terhadap pilihan model serta teknologi yang dihadirkan BYD selama GJAW 2025.

    Pengunjung yang datang juga berasal dari berbagai kalangan, mulai dari keluarga muda, konsumen yang membutuhkan kendaraan efisien untuk mobilitas harian, pecinta teknologi, hingga penggemar otomotif.

    Banyak di antara pengunjung juga memberikan apresiasi setelah melihat dan merasakan langsung performa, kenyamanan, serta fitur kendaraan listrik BYD. Pengalaman berkendara ini dianggap memberi perspektif baru mengenai stabilitas, kehalusan, serta kemudahan penggunaan kendaraan listrik. Teknologi BYD turut menarik perhatian, terutama platform, kekuatan baterai, serta sistem keselamatan yang dikenal andal.

    Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, sangat mengapresiasi tingginya antusiasme para pengunjung yang telah hadir dan mengeksplorasi booth BYD di GJAW 2025.

    “Sambutan positif ini terlihat bukan hanya dari keramaian booth, tetapi juga dari banyaknya pengunjung yang mencoba langsung performa dan kenyamanan kendaraan listrik BYD di area test drive,” katanya, dalam keterangan resminya yang diterima, Minggu, 30 November.

    Lebih lanjut, ia mengatakan, antusiasme ini menunjukkan bahwa pengalaman berkendara memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik, sekaligus menandai semakin besarnya minat konsumen untuk beralih ke mobilitas dengan teknologi berkelanjutan.

    “Dengan teknologi terdepan dan pilihan model yanglengkap, BYD berkomitmen menghadirkan pengalaman berkendara listrik yang efisien, aman, dan menyenangkan,” ujarnya.

    Area test drive BYD menjadi salah satu titik ramai sepanjang GJAW 2025. Dengan rute yang cukup luas, pengunjung dapat merasakan berbagai aspek performa mulai dari akselerasi, kelincahan, pengendalian di manuver sempit, hingga kenyamanan suspensi.

    Beberapa konsumen juga mengatakan bahwa pengalaman langsung ini membantunya semakin memahami karakter dan keunggulan kendaraan BYD, mulai dari rasa berkendara yang halus, stabilitas yang konsisten, hingga kemudahan adaptasi berkat fitur-fitur cerdas yang intuitif. Kombinasi ini membuat banyak pengunjung merasa lebih yakin bahwa kendaraan listrik dapat menjadi pilihan mobilitas harian yang nyaman dan praktis.

    “Saya datang karena belakangan ini makin sering lihat mobil listrik di jalan, dan banyak juga yang dari BYD. Jadi penasaran apakah memang senyaman itu untuk dipakai sehari-hari. Saya mulai coba BYD ATTO 1 dulu, ukurannya compact, lincah, dan ternyata cukup nyaman untuk mobil kecil. Setelah itu saya tes BYD ATTO 3, dan di situ rasa nyamannya beda lagi kabinnya lebih lega, suspensinya halus, dan interiornya bikin saya lebih rileks,” papar Caradith Gayatri sebagai salah satu konsumen BYD di GJAW 2025.

  • Bos VinFast Indonesia Beberkan Upaya Dukung Indonesia Emas di GJAW 2025

    Bos VinFast Indonesia Beberkan Upaya Dukung Indonesia Emas di GJAW 2025

    Tangerang

    Chief Executive Officer (CEO) VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto (Kerry) menegaskan pihaknya berupaya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Dalam gelaran GAIKINDO Jakarta Auto Week 2025 (GJAW) yang digelar di Indonesia Convention Exhibiton (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Kerry mengatakan VinFast membawa semangat untuk ‘memajukan rakyat, memajukan bangsa’.

    “Seperti yang Anda ketahui, VinFast lahir dari VinGroup, perusahaan swasta terbesar di Vietnam, dan salah satu korporasi paling visioner di kawasan. Berpegang pada filosofi menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, VinGroup telah membangun ekosistem dinamis yang mencakup enam pilar utama, yaitu industri dan teknologi, real estate dan layanan infrastruktur, energi hijau, budaya, serta usaha sosial,” kata Kerry, di acara GJAW, Jumat (21/11/2025).

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Semuanya disatukan oleh satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas hidup dan menginspirasi kemajuan. Di dalam ekosistem kuat tersebut, VinFast hadir sebagai simbol transformasi, perwujudan revolusi hijau, dan semangat kebangkitan Asia Tenggara.

    “VinFast merepresentasikan aspirasi kita bersama untuk menembus batas, menguasai teknologi global dengan kecerdasan, ketangguhan, dan tekad tak tergoyahkan dari masyarakat kita,” ujar Kerry.

    Dalam kesempatan itu, Kerry menyebut Indonesia bukan sekadar target pasar, tetapi rumah kedua bagi VinFast. Hal itulah yang membuat VinFast Indonesia berupaya untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.

    “Di sini kami melihat sebuah visi nasional yang besar dan menginspirasi, Indonesia Emas 2045. Sebuah visi tentang kekuatan, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan,” kata Kerry.

    Oleh karena itu, VinFast Indonesia berkomitmen membangun ekosistem mobilitas ramah lingkungan dan menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat RI. Kerry mengatakan dalam waktu kurang dari dua tahun, VinFast Indonesia telah menghadirkan beragam lini kendaraan listrik seperti VF 3 (mini-SUV), VF 5 (A-SUV), VF 6 (B-SUV), VF e34, hingga VF 7 (C-SUV), yang menyasar berbagai kebutuhan mobilitas, dari penggunaan pribadi hingga keluarga, dari perkotaan hingga pedesaan.

    “Dan ini tentu saja baru memulai. Dalam waktu dekat, kami akan memperkenalkan sepeda motor listrik, serta lebih banyak kendaraan ramah lingkungan lainnya,” kata Kerry.

    Kerry menegaskan kontribusi VinFast Indonesia dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045 tidak hanya hadir melalui produk kendaraan listrik. Lebih dari itu, komitmen tersebut diwujudkan melalui pembangunan ekosistem lengkap dari hulu ke hilir.

    Salah satunya yaitu pabrik VinFast Indonesia yang tengah dibangun di Subang, Jawa Barat. Adapun pabrik tersebut ditargetkan beroperasi pada Maret 2026.

    Kapasitas pabrik VinFast Indonesia mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang. Fasilitas pabrik VinFast Indonesia di Subang ini akan mencakup beberapa area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop, area pengujian, dan masih banyak lainnya.

    “Upaya kita mendukung Indonesia Emas tentu melalui mobilitas hijau itu sendiri, dari sisi produk dan juga ekosistem lengkap yang kita bangun, mulai dari pabrik, charging, BSM, hingga taksi listrik,” jelasnya.

    Ia menambahkan bahwa keberadaan pabrik VinFast Indonesia di Subang akan membawa dampak berganda (multiplier effect) bagi perekonomian nasional. Tak sekadar memenuhi target penjualan, melalui pembangunan pabrik, VinFast Indonesia juga mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), mentransfer teknologi (transfer of technology), dan menyerap tenaga kerja.

    “Dampak ekonomi yang tercipta akan mendukung pencapaian Indonesia Emas. Jadi kontribusinya hadir dari hulu ke hilir,” tutur Kerry.

    Debut Model Baru: Limo Green-VF Wild Jadi Sorotan

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Pada GJAW 2025, VinFast Indonesia memberikan ‘Exclusive First Look’ dua model baru, salah satunya Limo Green, yang menjadi highlight booth produsen otomotif asal Vietnam ini – menandai semakin agresifnya VinFast Indonesia di pasar kendaraan listrik RI.

    Mobil listrik 7 seater VinFast Limo Green diklaim cocok buat keluarga di Indonesia. Tak hanya itu, mobil ini juga diklaim cocok buat digunakan sebagai armada taksi atau fleet.

    Dengan dimensi 4.730 mm (P) x 1.870 mm (L) x 1.690 mm (T) dan wheelbase 2.840 mm, MPV ini menawarkan kabin yang luas dan kenyamanan optimal di seluruh tiga baris kursinya. Berbekal teknologi baterai litium ferrofosfat (LFP), model ini mampu menempuh jarak hingga 470 km dalam sekali pengisian. Limo Green sudah bisa mulai dipesan dengan harga indikatif Rp319.000.000, sehingga bukan sekadar preview saja.

    Selain Limo Green, VinFast Indonesia juga membawa produk mobil konsep pikap double cabin bernama VF Wild. VF Wild memiliki dimensi impresif mencakup panjang 5.324 mm dan lebar 1.997 mm.

    Inovasi desainnya tampak pada bak belakang yang dapat diperpanjang secara otomatis melalui mekanisme jendela belakang dan kursi baris kedua yang dapat dilipat, sebuah fitur yang memaksimalkan kapasitas kargo tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang.

    Daya tarik futuristiknya semakin diperkuat dengan panoramic glass roof dan digital side mirrors, meningkatkan tampilan estetik sekaligus performa aerodinamisnya.

    Dengan memberikan ‘Exclusive First Look’ terhadap model-model yang inovatif, VinFast Indonesia menegaskan kembali upayanya dalam menghadirkan teknologi canggih, desain berkelas, dan membangun kepercayaan pelanggan di pasar Indonesia.

    “Berbeda dari Limo Green, kehadiran model ini memiliki tujuan untuk mendengar dan belajar. Masukan Anda mengenai desain, kebutuhan fungsional, hingga persaingan harga yang diharapkan akan membantu VinFast lebih memahami aspirasi konsumen di Indonesia,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • VinFast Indonesia Ajak Masyarakat Kasih Nama untuk SUV Seri Terbaru

    VinFast Indonesia Ajak Masyarakat Kasih Nama untuk SUV Seri Terbaru

    Tangerang

    Brand otomotif asal Vietnam, VinFast Indonesia turut hadir di GAIKINDO Jakarta Auto Week (GJAW) 2025. Dalam kesempatan tersebut, VinFast Indonesia memberikan ‘Exclusive First Look’ untuk dua produk sekaligus, Limo Green yang merupakan MPV listrik 7 seater dan konsep pickup double cabin bernama VF Wild.

    CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto (Kerry) menjelaskan kedua model tersebut merupakan bagian dari strategi ekspansi VinFast Indonesia di pasar RI. Tak hanya memperkenalkan, VinFast Indonesia juga mengajak masyarakat untuk memberi nama dari varian Limo Green yang akan dirilis tahun depan.

    “Di GJAW, sebagai wujud komitmen kami untuk terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pasar, kami juga ingin mengajak kreativitas masyarakat di Indonesia buat memberikan nama bagi varian VinFast Limo Green yang akan hadir di Indonesia pada tahun depan,” kata Kerry, di GJAW, Indonesia Convention Exhibiton (ICE) BSD, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/11/2025).

    Foto: Andhika Prasetia/detikcom

    Kerry mengatakan mobil listrik 7 seater VinFast Limo Green diklaim cocok buat keluarga di Indonesia. Tak hanya itu, mobil ini juga diklaim cocok buat digunakan sebagai armada taksi atau fleet.

    Dengan dimensi 4.730 mm (P) x 1.870 mm (L) x 1.690 mm (T) dan wheelbase 2.840 mm, MPV ini menawarkan kabin yang luas dan kenyamanan optimal di seluruh tiga baris kursinya. Berbekal teknologi baterai litium ferrofosfat (LFP), model ini mampu menempuh jarak hingga 470 km dalam sekali pengisian. Limo Green sudah bisa mulai dipesan dengan harga indikatif Rp 319.000.00, sehingga bukan sekadar preview saja.

    Selain Limo Green, VinFast Indonesia juga membawa produk mobil konsep pikap double cabin bernama VF Wild. VF Wild memiliki dimensi impresif mencakup panjang 5.324 mm dan lebar 1.997 mm.

    Inovasi desainnya tampak pada bak belakang yang dapat diperpanjang secara otomatis melalui mekanisme jendela belakang dan kursi baris kedua yang dapat dilipat, sebuah fitur yang memaksimalkan kapasitas kargo tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang. Daya tarik futuristiknya semakin diperkuat dengan panoramic glass roof dan digital side mirrors, meningkatkan tampilan estetik sekaligus performa aerodinamisnya.

    “Berbeda dari Limo Green, VF Wild ini memiliki tujuan untuk mendengar dan belajar. Masukan Anda mengenai desain, kebutuhan fungsional, hingga persaingan harga yang diharapkan akan membantu VinFast lebih memahami aspirasi konsumen di Indonesia,” ungkap Kerry.

    Kerry menjelaskan Limo Green dibawa secara khusus sebagai Exclusive First Look bagi konsumen Indonesia, bahkan sebelum peluncuran global resminya pada Maret 2026.

    “Di Vietnam, Limo Green telah mencuri perhatian dengan lebih dari 6.500 pengiriman hanya dalam waktu tiga bulan. Langsung melesat di jajaran teratas di segmennya,” kata Kerry.

    “Anda dapat menyampaikan ide nama varian nanti VinFast Limo Green yang khusus nanti dipasarkan di Indonesia kepada staf kami yang ada booth VinFast atau mengirimkannya secara online. Kami dengan senang hati menantikan suara dan inspirasi Anda,” pungkasnya.

    (akn/ega)

  • Apa Kabar Neos Listrik? Ini Kata Yamaha

    Apa Kabar Neos Listrik? Ini Kata Yamaha

    Jakarta

    Berbeda dengan mobil listrik, motor listrik di Indonesia bisa dikatakan lebih struggle karena masyarakat Indonesia belum terlalu menyerap motor listrik buat beraktivitas dan bermobilitas. Serta, dipastikan pengguna mobil listrik jauh lebih banyak dibandingkan motor listrik.

    Kendati demikian, Yamaha tidak mau menyerah begitu saja. Berbagai riset terus dilakukan supaya sepeda motor listrik Yamaha bisa benar-benar diperkenalkan di Indonesia. Salah satunya dengan menggunakan pendekatan berbeda dengan melakukan studi motor listrik dengan sistem tukar baterai. Dan motor listrik Yamaha yang digunakan ialah Yamaha Neos. Lalu sudah sampai mana nih perkembangannya?

    “Sudah sejak Oktober 2025 (Yamaha meriset Neos di Indonesia). Ya itulah salah satu strategi Yamaha Indonesia untuk elektrifikasi (dengan menjalin kerjasama dengan Ojol untuk melakukan pengetesan Yamaha Neos-Red),” ucap Manager Public Relations PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Rifqi Maulana.

    Memang Rifqi secara tidak gamblang membocorkan perkembangan riset yang dilakukan Yamaha, pada Neos listrik. Namun dirinya memastikan, Yamaha sangat berhati-hati sekali untuk bisa memperkenalkan satu varian tertentu di Indonesia.

    “Kita memang sangat berhati-hati, seperti Pak Dion juga bilang kan. Maka itu, dari saat ini setelah kemarin E01 kita sudah selesai support YMC dan ini juga sebenarnya proyeknya dimilikinya sama YMC. Yamaha Indonesia cukup support saja (ikut perintah prinsipal-Red),” Rifki menambahkan.

    Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, Rifqi juga sudah menyatakan pengujian motor Yamaha listrik di Indonesia terus dilakukan.

    “Ini program dari Yamaha Motor Company (YMC) ya. Yang kerja sama dan memang difasilitasi juga oleh Yamaha Indonesia untuk kerja sama dengan grab, ride hailing lah ya.” bilang Rifki.

    Yamaha NEO’S di IIMS 2023. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detik.com

    Sebelumnya Yamaha melakukan studi dengan baterai yang tertanam pada model Yamaha E01, konsumen bisa menjajal. Tapi untuk motor listrik swap baterai ini belum tersedia untuk dijajal publik.

    Sebagai catatan pengujian Yamaha Neos masih terbatas di Jabodetabek. Sebagai pendukung utama proyek ini, Yamaha telah berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyediakan stasiun tukar baterai mandiri yang tersebar di berbagai lokasi strategis di wilayah Jabodetabek.

    Melalui stasiun-stasiun ini, Yamaha juga akan mempelajari secara mendalam ekosistem penanganan baterai, mulai dari sisi hulu hingga hilir.

    Skema yang dijalankan Yamaha pun sama seperti sebelumnya, yakni sistem sewa. Jadi, pengemudi Grab yang ingin menggunakan Yamaha Neo bisa menyewa motor listrik tersebut melalui platform yang sudah disiapkan.

    (lth/lua)

  • Teaser Mobil Listrik Nasional Terbaru Malaysia Buatan Perodua

    Teaser Mobil Listrik Nasional Terbaru Malaysia Buatan Perodua

    Jakarta

    Merek mobil nasional Malaysia, Perodua, siap meluncurkan mobil listrik pertama mereka, QV-E. Peluncuran Perodua QV-E diklaim jadi agenda nasional penting bagi Malaysia karena akan menjadi tonggak penting bagi industri otomotif negeri jiran tersebut.

    Dalam teaser video singkat berdurasi 9 detik di kanal YouTube Perodua, menampilkan lekuk bodi QV-E yang bersudut dengan karakter agresif juga modern. Bilah lampu LED membentang lebar di bagian depan dan belakang. Sekilas, QV-E tampak lebih futuristis dibanding model Perodua pada umumnya.

    Presiden dan CEO Perodua, Datuk Seri Zainal Abidin Ahmad, sebelumnya mengungkapkan bahwa Perodua memegang hak kekayaan intelektual penuh untuk desain dan juga platform EV ini. Meski demikian, baterai yang digunakan adalah tipe LFP yang dipasok oleh CATL. QV-E juga akan menjadi mobil penumpang pertama di Malaysia yang menerapkan skema sewa baterai.

    Spesifikasi baterainya pun telah terungkap. QV-E akan menggendong baterai 52,5 kWh dengan jarak tempuh real diperkirakan mencapai 400-410 km. Angka ini membuatnya sebanding dengan Proton eMas 7. Target performanya pun agresif untuk ukuran EV kompak, yaitu akselerasi 0-100 km/jam dalam 6-7 detik dengan kecepatan puncak sekitar 160 km/jam.

    Dari gambar teaser yang telah dipamerkan sebelumnya, QV-E terlihat lebih besar dari Perodua Myvi, serta mendekati dimensi Proton X50. Profilnya lebih rendah serta sporty, membuatnya memiliki karakter yang lebih premium. Dengan ukuran tersebut, QV-E diproyeksikan dibanderol sekitar RM 80 ribu atau setara Rp 322,3 juta.

    Pemerintah Malaysia pun memberi perhatian serius pada kelahiran EV pertama Perodua ini. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyebut peluncuran mobil ini sebagai ‘agenda nasional penting’.

    “Saya akan menginstruksikan kabinet agar peluncuran kendaraan listrik baru Perodua menjadi agenda nasional yang besar, menggabungkan tata kelola, tanggung jawab sosial, dan perlindungan lingkungan,” ujar Anwar dikutip dari Paultan.

    (lua/din)