Transportasi: LRT Jabodebek

  • Gapeka 2025 Mulai Diterapkan 1 Februari, Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek Tidak Mengalami Perubahan – Halaman all

    Gapeka 2025 Mulai Diterapkan 1 Februari, Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek Tidak Mengalami Perubahan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perubahan Grafik Perjalanan Kereta (Gapeka) mulai diterapkan oleh KAI mulai 1 Februari 2025.

    Namun, hal tersebut tidak berdampak pada operasional LRT Jabodebek.

    Masyarakat tetap dapat menggunakan layanan LRT Jabodebek dengan jadwal yang sama seperti sebelumnya, tanpa perubahan waktu keberangkatan maupun jumlah perjalanan.

    Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, mengungkapkan layanan LRT Jabodebek tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

    “Untuk bulan Februari, kami masih menggunakan jadwal yang sama. Tidak ada perubahan dalam jumlah perjalanan maupun waktu keberangkatan,” ujar Purnomosidi, dikutip dari Siaran Pers KAI, Jumat (31/1/2025).

    LRT Jabodebek tetap mengoperasikan 348 perjalanan pada hari kerja (weekday) dan 270 perjalanan pada akhir pekan serta hari libur (weekend).

    Dengan jadwal perjalanan yang tetap optimal dan frekuensi layanan yang stabil, LRT Jabodebek terus berupaya menjadi solusi transportasi yang andal bagi masyarakat Jabodetabek. 

    Waktu tunggu antar kereta atau headway selama jam sibuk (peak hours) tetap 11 menit, sedangkan di luar jam sibuk (off-peak hours) 12,5 menit.

    Jadwal Keberangkatan LRT Jabodebek

    Hari Kerja (Senin – Jumat)

    Keberangkatan awal:

    Dukuh Atas BNI – Jatimulya: 06.17 WIB
    Dukuh Atas BNI – Harjamukti: 06.22 WIB
    Jatimulya – Dukuh Atas BNI: 05.22 WIB
    Harjamukti – Dukuh Atas BNI: 05.30 WIB

    Keberangkatan terakhir:

    Dukuh Atas BNI – Jatimulya: 22.49 WIB
    Dukuh Atas BNI – Harjamukti: 22.54 WIB
    Jatimulya – Dukuh Atas BNI: 21.54 WIB
    Harjamukti – Dukuh Atas BNI: 22.02 WIB

    Akhir Pekan & Hari Libur (Sabtu, Minggu, Hari Libur Nasional)

    Keberangkatan awal:

    Dukuh Atas BNI – Jatimulya: 06.21 WIB
    Dukuh Atas BNI – Harjamukti: 06.28 WIB
    Jatimulya – Dukuh Atas BNI: 05.22 WIB
    Harjamukti – Dukuh Atas BNI: 05.35 WIB

    Keberangkatan terakhir:

    Dukuh Atas BNI – Jatimulya: 22.31 WIB
    Dukuh Atas BNI – Harjamukti: 22.39 WIB
    Jatimulya – Dukuh Atas BNI: 22.13 WIB
    Harjamukti – Dukuh Atas BNI: 21.46 WIB

    Sebagai informasi tambahan, saat ini, rata-rata jumlah pengguna harian LRT Jabodebek mencapai 86.871 orang pada hari kerja (weekday) dan 41.580 orang pada akhir pekan (weekend).

    Ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan ini sebagai pilihan transportasi yang praktis dan efisien.

    Sebagai moda transportasi berbasis otomatis yang modern dan efisien, LRT Jabodebek terus berkomitmen menghadirkan layanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu bagi para pengguna.

    Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga keselamatan selama berada di area stasiun maupun saat perjalanan berlangsung.

    “Kami juga mengajak seluruh pengguna untuk saling menghormati dan peduli terhadap sesama, terutama pengguna prioritas seperti penyandang disabilitas, ibu hamil, lansia, serta pengguna yang membawa anak kecil. Berikan tempat duduk bagi mereka yang membutuhkan, hindari berdesakan saat naik atau turun, serta jaga ketertiban demi kenyamanan bersama,” papar Purnomosidi.

    (Tribunnews.com/Latifah)

  • LRT Jabodebek Boyong Anak Usia Dini Pakai Transportasi Publik, Dapat Bonus Ini – Page 3

    LRT Jabodebek Boyong Anak Usia Dini Pakai Transportasi Publik, Dapat Bonus Ini – Page 3

    Sebelumnya, LRT Jabodetabek dan Kereta Api (KA) Bandara belum akan terhubung (terintegrasi) dalam waktu dekat. Kementerian Perhubungan telah mencoba beberapa opsi untuk mengintegrasikan LRT dengan mode transportasi lainnya, termasuk dengan KA Bandara.

    Hal ini diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi. “Jadi mungkin tidak dalam waktu yang dekat, memang akan ada peningkatan dalam jumlah pemudik, tapi itu akan lebih terkonsentrasi di angkutan darat, angkutan kereta api itu akan terkonsentrasi juga ke arah timur,” kata Dudy melansir Antara, di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Ia menjelaskan, saat ini yang menjadi fokus Kementerian Perhubungan adalah persiapan Angkutan Lebaran 2025.

    Menurutnya, konektivitas antara LRT dan KA Bandara hanya untuk memudahkan warga Jakarta melakukan pergerakan, namun bukan untuk akomodasi pemudik.

    “Jadi kita tidak ingin buru-buru untuk mengintegrasikan, tapi niatan untuk mengintegrasikan itu adalah untuk melayani masyarakat khususnya Jakarta agar bisa movement-nya bisa lebih nyaman lagi di wilayah Jakarta,” ujarnya pula.

    Sementara itu, terkait dengan prediksi jumlah pemudik pada Lebaran 2025, Dudy menyebut belum dapat memprediksinya.

    Menurut dia, perlu dilakukan survei untuk mendapat angka yang akurat, sehingga bisa membuat perencanaan yang lebih matang.

    “Kita akan melakukan survei dalam waktu dekat, survei akan melibatkan beberapa stakeholder yang berkaitan dengan perencanaan, sehingga kita bisa lebih akurat lagi, seperti yang kami lakukan pada saat natal dan tahun baru kemarin,” ujar Dudy.

    Pada akhir tahun lalu, Menhub menyampaikan rencana untuk mengintegrasikan LRT Jabodetabek dengan KA Bandara. Langkah ini diyakini untuk meningkatkan konektivitas antara moda transportasi di Jakarta.

    Integrasi ini disebut akan memberikan banyak pilihan bagi masyarakat Jabodetabek untuk melakukan perjalanan dengan nyaman dan efisien.

     

  • Gapeka 2025 Mulai Bulan Depan, Perjalanan LRT Jabodebek Tak Berubah – Page 3

    Gapeka 2025 Mulai Bulan Depan, Perjalanan LRT Jabodebek Tak Berubah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menerapkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) pada 1 Februari 2025 mendatang. Namun, perubahan itu tak akan berdampak pada perjalanan LRT Jabodebek.

    Manager Public Relation LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono menjelaskan, pihaknya tetap menjalankan jadwal operasional yang berlaku saat ini. Sedangkan, kereta api jarak jauh dan KRL Commuter Line akan mengalami beberapa perubahan.

    “Tidak ada (perubahan) sama sekali. Untuk bulan Februari kami masih akan menggunakan jadwal yang sama,” kata Mahendro, ditemui di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Dia menjelaskan, pada bulan depan LRT Jabodebek akan melayani sebanyak 348 perjalanan pada hari kerja. Kemudian, akan ada sebanyak 270 perjalanan di akhir pekan dan hari libur nasional.

    “Jadi minggu ataupun hari libur nasional itu tetap 270 (perjalanan) dan 348 (perjalanan) di hari kerja,” ujar Mahendro.

    Menurutnya, perubahan akan terjadi mulai Maret 2025 mendatang. Bukan imbas dari Gapeka, melainkan karena adanya tambahan rangkaian kereta LRT Jabodebek yang dioperasikan.

    Sebagai informasi, saat ini LRT Jabodebek menjalankan 20 rangkaian kereta (trainset). Pada Maret 2025, akan ditambah sebanyak 2 trainset sehingga LRT Jabodebek mengoperasikan 22 trainset.

    “Mungkin nanti di bulan Maret kami rencana ada perubahan jadwal, tapi nanti detailnya akan kami sampaikan,” ungkapnya.

     

  • Stasiun Karet Tak Jadi Ditutup! – Page 3

    Stasiun Karet Tak Jadi Ditutup! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memastikan Stasiun Karet tidak akan ditutup sepenuhnya untuk operasional KRL Commuter Line Jabodetabek. Namun terintegrasi dengan Stasiun BNI City, yang terletak tepat di samping timur Stasiun Karet.

    Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto menargetkan Stasiun Karet dan Stasiun BNI City akan saling tersambung pada April 2025.

    “Itu sebenarnya nanti Karet dan BNI City akan kita integrasikan. Nanti Insya Allah di bulan April sudah selesai semua, nyambung,” ujar Asdo di Kantor KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Menurut dia, pengintegrasian kedua stasiun dilakukan lantaran kondisi Stasiun Karet sudah tidak memenuhi syarat untuk naik dan turun penumpang. Selain karena pintu masuk Stasiun Karet yang tepat berada di perempatan lampu merah TPU Karet Bivak, lokasinya pun persis bersebelahan dengan Stasiun BNI City yang secara usia pengoperasian lebih muda.

    “Karena jaraknya kan memang terlalu dekat. Masinis itu paling stres kalau di situ. Bahasanya, baru ngegas ya udah ngerem lagi, karena jaraknya terlalu dekat,” imbuh Asdo.

    Sudah Direncanakan Sejak 2020

    Adapun rencana penggabungan kedua stasiun disebut telah dicanangkan sejak 2020 silam. Bekerjasama dengan Pemprov DKI, PT KAI (Persero) selaku induk usaha hendak mengelola kawasan transportasi terintegrasi.

    Stasiun BNI City yang jadi tempat bersandar KRL Jabodetabek dan KA Bandara, nantinya bisa diakses dengan berjalan kaki dari Stasiun KRL Sudirman, yang juga tersambung langsung dengan Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas.

    Sementara untuk Stasiun Karet nantinya tetap akan difungsikan sebagai pintu keluar atau masuk menuju Stasiun BNI City.

    “Karet tetap kita buka, untuk pelanggan tetap bisa mengakses dari Karet. Oleh karena itu penumpang akan naik atau turun (KRL) melalui BNI City. Yang lebih nyaman, lebih bagus stasiunnya dan peronnya lebih luas,” kata Asdo.

     

  • Gapeka 2025 Mulai Diterapkan 1 Februari, Jadwal Perjalanan LRT Jabodebek Tidak Mengalami Perubahan – Halaman all

    LRT Jabodebek Angkut 133.375 Penumpang Selama Libur Isra Miraj  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – LRT Jabodebek mencatat sebanyak 133.375 orang menggunakan layanan LRT selama libur panjang Isra Miraj mulai 25 hingga 27 Januari 2025.

    Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi mengatakan, jumlah tersebut melampaui angka tahun 2024 di periode yang sama yakni 122.671 orang.

    “Dengan peningkatan sebesar 8,73 persen, LRT Jabodebek semakin menunjukkan bahwa moda transportasi ini menjadi pilihan utama masyarakat untuk bepergian di Jabodetabek, terutama saat libur panjang,” kata Purnomosidi dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

    Purnomosidi menjelaskan pencapaian ini didorong oleh berbagai kemudahan dan inovasi yang ditawarkan oleh LRT Jabodebek yakni memperbolehkan sepeda non-lipat masuk LRT Jabodebek khusus di akhir pekan.

    “Kami tidak hanya fokus memberikan layanan yang terjangkau dengan tarif maksimal Rp10.000 pada akhir pekan dan hari libur nasional, tetapi juga berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat modern, seperti memperbolehkan sepeda non-lipat masuk LRT pada akhir pekan,” ujar dia.

    “Fasilitas ini menjadikan LRT Jabodebek semakin relevan bagi masyarakat yang ingin berlibur atau berolahraga di dalam kota,” sambungnya.

    Selain itu, Purnomosidi menyebut sebagian besar pengguna memanfaatkan LRT Jabodebek untuk mengunjungi stasiun-stasiun yang dekat dengan pusat kota ataupun tempat wisata serta perbelanjaan seperti Dukuh Atas BNI, Jati Mulya, Bekasi Timur, Cikoko, dan Harjamukti.

    Menurutnya, integrasi dengan moda transportasi lain, seperti Commuter Line, MRT Jakarta, Transjakarta dan moda lain turut mempermudah mobilitas pengguna, menjadikan LRT Jabodebek transportasi untuk perjalanan yang praktis dan efisien.

  • Warga RI Harus Siap-Siap Tabah, 2025 Bisa Jadi Tahun Petaka

    Warga RI Harus Siap-Siap Tabah, 2025 Bisa Jadi Tahun Petaka

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun ini kemungkinan besar akan menjadi saat yang sulit bagi warga Indonesia. Sederet benda-benda diramalkan mengalami kenaikan harga dikarenakan sejumlah pungutan pajak baru.

    Tercatat ada beberapa hal yang akan mengalami perubahan harga karena kenaikan maupun perubahan kebijakan, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% khususnya untuk barang mewah, penambahan Objek Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK), kenaikan iuran BPJS Kesehatan, potensi kenaikan harga gas Elpiji, hingga potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

    Belum selesai di situ, ada penambahan lainnya yakni penerapan Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) yang akan dikenakan PPN, penerapan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta opsen pajak kendaraan bermotor.

    Berikut daftar kenaikan yang akan terjadi di 2025.

    1. PPN Naik Menjadi 12%

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah resmi menerbitkan peraturan yang menjadi acuan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) dengan tarif 12% bagi barang atau jasa yang tergolong mewah.

    Peraturan itu ia tetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 131 Tahun 2024. PMK 131/2024 ini ia tetapkan pada 31 Desember 2024 dan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.

    “Bahwa guna mewujudkan aspek keadilan di masyarakat perlu diterbitkan kebijakan dalam penerapan tarif Pajak Pertambahan Nilai,” dikutip dari bagian menimbang PMK 131/2024.

    Skema pengenaan tarif PPN 12% dalam peraturan ini terbagi dua. Pertama ialah menggunakan dasar pengenaan pajak atau DPP berupa harga jual atau nilai impor, sedangkan yang kedua DPP berupa nilai lain. Skema ini dijelaskan dalam pasal 2 dan pasal 3 PMK tersebut.

    Untuk skema pertama, dikhususkan atas impor barang kena pajak dan/atau penyerahan barang kena pajak (BKP) di dalam daerah pabean oleh pengusaha yang terutang PPN. PPN yang terutang itu dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor.

    Adapun BKP dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor itu merupakan BKP yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor dan selain kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

    Sementara itu, untuk BKP yang tidak tergolong barang mewah, skema pengenaan PPN terutangnya dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa nilai lain. Nilai lain ini dihitung sebesar 11/12 dari nilai impor, harga jual, atau penggantian.

    Penting dicatat, dalam Pasal 5 peraturan ini disebutkan bahwa pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan BKP kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir, akan berlaku dua ketentuan.

    Ketentuan pertama, mulai 1 Januari 2025 sampai dengan 31 Januari 2025, PPN yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif 12% dengan DPP berupa nilai lain sebesar 11/12 dari harga jual.

    Ketentuan kedua, mulai 1 Februari berlaku ketentuan PPN yang terutang dihitung dengan DPP berupa harga jual atau nilai impor.

    2. Penambahan Objek Cukai, Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK)

    Tak hanya kenaikan PPN menjadi 12%, pengenaan cukai atas barang berpotensi bertambah di 2025. Adapun cukai baru yang bakal dikenakan yakni cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

    Dalam Buku Nota II Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, rencananya objek MBDK akan dikenakan cukai pada 2025. Kebijakan ekstensifikasi cukai secara terbatas pada (MBDK) dikenakan untuk menjaga kesehatan masyarakat.

    Pemerintah mengusulkan target penerimaan cukai sebesar tahun depan sebesar Rp 244,2 triliun atau tumbuh 5,9%. Pemerintah juga menargetkan barang kena cukai baru yakni minuman berpemanis dalam kemasan.

    Usulan tersebut tertuang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 serta dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025.

    Dalam RUU pasal 4 ayat 6 disebutkan “Pendapatan cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dikenakan atas barang kena cukai meliputi:

    a. hasil tembakau;

    b. minuman yang mengandung etil alkohol;

    c. etil alkohol atau etanol;

    d. minuman berpemanis dalam kemasan

    Munculnya barang kena cukai baru yakni minuman berpemanis dalam kemasan ini di luar dugaan mengingat pemerintah sebelumnya lebih gencar mewacanakan akan mengenakan cukai pada plastik. Ketentuan cukai plastik bahkan sudah dimuat dalam APBN 2024.

    “Pemerintah juga berencana untuk mengenakan barang kena cukai baru berupa Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) di tahun 2025. Pengenaan cukai terhadap MBDK tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan konsumsi gula dan/ atau pemanis yang berlebihan, serta untuk mendorong industri untuk mereformulasi produk MBDK yang rendah gula,” tulis RAPBN 2025.

    Cukai sebagai instrumen fiskal memiliki fungsi strategis, baik sebagai penghimpun penerimaan negara (revenue collector) maupun sebagai pengendali eksternalitas negatif.

    Oleh karena itu, dalam setiap perumusan kebijakan tarif cukai, pemerintah perlu memperhatikan aspek-aspek yang dikenal 4 Pilar Kebijakan yaitu pengendalian konsumsi (aspek kesehatan), optimalisasi penerimaan negara, keberlangsungan industri, dan peredaran rokok ilegal.

    Saat ini, pengenaan cukai baru atas terdiri tiga objek pengenaan yakni cukai hasil tembakau (rokok), etil alkohol (etanol), dan minuman yang mengandung etil alkohol.

    3. Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik

    Iuran BPJS Kesehatan dikabarkan akan naik pada 2025. Sebagaimana dikatakan Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti.

    Ali Ghufron Mukti memberikan sinyal kenaikan besaran iuran itu hanya untuk kelas I dan II.

    Kenaikan tarif iuran itu akan diterapkan menjelang pemberlakuan kelas rawat inap standar (KRIS) mulai 30 Juni 2025, yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024.

    Sementara itu, dia memastikan iuran peserta kelas III tidak akan berubah karena peserta tersebut umumnya merupakan Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

    Sayangnya, Ghufron belum mengungkapkan kapan tepatnya besaran iuran BPJS Kesehatan akan naik. Namun, dia memastikan kebijakan ini bakal diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres).

    Dalam kesempatan ini, Ghufron juga menegaskan tarif iuran BPJS Kesehatan tidak akan dibuat single tarif. Artinya, setiap kelas peserta bakal tetap membayar sesuai dengan porsinya.

    4. Harga BBM Berpotensi Naik

    Pemerintah berencana memangkas subsidi BBM pada tahun 2025 mendatang. Jika benar demikian, maka masyarakat harus bersiap untuk kenaikan tarif BBM di tahun depan.

    Rencana kebijakan ini terungkap dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025. Dalam dokumen tersebut, pemerintah mendorong dilakukannya pengendalian kategori konsumen untuk BBM jenis Pertalite dan Solar.

    Peningkatan konsumsi BBM ditambah harga jual yang berada di bawah harga keekonomian mengerek beban subsidi dan kompensasi. Selain itu, penyaluran BBM Subsidi saat ini dinilai kurang tepat pasalnya lebih banyak dinikmati mayoritas rumah tangga kaya.

    Dengan pengendalian konsumen yang berkeadilan, diperkirakan dapat mengurangi volume konsumsi Solar dan Pertalite sebesar 17,8 juta KL per tahun.

    “Keseluruhan simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diproyeksikan akan menghasilkan efisiensi anggaran sebesar Rp 67,1 triliun per tahun,” demikian dikutip dari Dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2025, Jumat (24/5/2024) lalu.

    5. Potensi Kenaikan Harga Gas LPG
    Dalam RAPBN 2025 disebutkan jika subsidi LPG Tabung 3 Kg hanya mencapai Rp 87,6 triliun atau naik tipis 2,3% dari outlook 2024 sebesar Rp 85,6 triliun. Kenaikan tipis ini mengindikasikan adanya langkah pembatasan penerima.

    Meski begitu, menurutnya perubahan skema subsidi gas melon ini diperkirakan baru akan diuji coba pada akhir 2025 mendatang. Sehingga jika benar nanti skema pemberian subsidi diganti, langkan ini baru bisa berjalan pada 2026 mendatang.

    Sebab nantinya pemberian subsidi LPG 3 kg ini akan mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk memastikan betul siapa penerima yang berhak dan yang tidak. Tentunya, jika subsidi gas Elpiji 3 kg dialihkan, maka ada potensi kenaikan harga yang cukup tinggi.

    Diperkirakan nilai subsidi LPG 3 kg mengalami pembengkakan beberapa tahun ke depan. Sebab asumsi antara DPR dengan pemerintah menyetujui adanya peningkatan konsumsi LPG di Indonesia tahun ini.

    6. IPL Apartemen Akan Dikenakan PPN
    Ada kabar kalau Iuran Pemeliharaan Lingkungan (IPL) pada rumah susun dan apartemen akan dikenakan PPN. Hal ini bermula dari surat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan wilayah Jakarta Barat mengenai sosialisasi pengelola apartemen.

    Dari surat yang diterima CNBC Indonesia, terpantau ada 19 apartemen yang masuk ke dalam daftar undangan, mulai dari PSSRS Komersial Campuran Seasons City Jakarta, Apartemen Grand Tropic, Apartemen Menara Latumenten hingga Apartemen Maqna Residence.

    Dalam surat tersebut, akan dilakukan kegiatan sosialisasi PPN atas Jasa Pengelolaan/Service Charge kepada para pengelola apartemen oleh Kanwil DJP Jakarta Barat.

    “Sehubungan dengan adanya kegiatan sosialisasi PPN atas Jasa Pengelolaan/Service Charge kepada para pengelola apartemen oleh Kanwil DJP Jakarta Barat, dengan ini kami mengundang Saudara untuk menghadiri kegiatan tersebut yang akan dilaksanakan pada hari, tanggal Kamis, 26 September 2024 waktu 09.00 s.d. selesai,” tulis undangan yang ditandatangani secara elektronik oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Barat Farid Bachtiar dikutip Sabtu (25/1/2025).

    Mengenai surat tersebut, Kalangan penghuni rumah susun dan apartemen keberatan. Ketua Umum Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) Adjit Lauhatta menilai kebijakan itu tidak tepat karena banyak penghuninya merupakan kalangan menengah yang saat ini daya belinya tengah terganggu.

    Polemik pengenaan PPN untuk IPL menemui titik terang setelah Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perhimpunan Penghuni Rumah Susun Indonesia (P3RSI) bertemu dengan pejabat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak yakni Muh. Tunjung Nugroho, Kepala Subdirektorat Peraturan Pajak Pertambahan Nilai Perdagangan, Jasa, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya di Kantor Ditjen Pajak, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

    Kedua pihak membahas status dan aliran dana IPL warga rumah susun/apartemen sampai akhirnya dibelanjakan.

    Ketua P3RSI Adjit Lauhatta menyampaikan besaran IPL (per meter per segi) ditentukan dalam Rapat Umum Anggota (RUA) PPPSRS. Berapa dana urunan (IPL) itu disesuaikan dengan rencana anggaran program kerja tahunan. Setelah itu baru berapa besaran IPL itu diputuskan. Jadi, sejak awal PPPSRS memang tidak cari untung dari IPL.

    Dana IPL itu lalu ditampung dalam rekening Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS), yang selanjutnya akan dipergunakan untuk pembiayaan pengelolaan dan perawatan gedung.

    Dengan demikian, dalam kegiatan penampungan dana IPL dari warga ke PPPSRS itu tidak ada pelayanan jasa di situ. Karena itu, IPL tidak tidak memenuhi unsur pertambahan nilai.

    Pembentukan PPPSRS merupakan amanah UU No 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun untuk mengurusi pengelolaan Benda Bersama, Tanah Bersama, dan bagian bersama. Dan untuk mengelolanya, PPPSRS dapat membentuk atau menunjuk Badan Pengelola profesional.

    “Untuk mengelola dan merawat gedung serta berbagai fasilitasnya, tentunya dibutuhkan biaya besar. Sesuai amanat undang-undang biaya pengelolaan tersebut akan ditanggung renteng oleh pemilik dan penghuni rumah susun secara proporsional, dalam bentuk IPL yang merupakan dana urunan warga dan ditampung di rekening PPPSRS, seperti layaknya RT/RW,” kata Adjit.

    Sementara itu, Ketua PPPSRS Kalibata City, menampung aspirasi warga rumah susun. Sebagai catatan, Kalibata City yang jumlah unitnya sekitar 13 ribu itu merupakan rumah susun subsidi.

    “Selain pemilik, banyak juga penyewa yang tinggal di apartemen Kalibata City dengan alasan agar lebih hemat, karena kantornya di tengah kota Jakarta. Daripada mereka cicil rumah di Bogor atau Tangerang, dimana biaya transportasinya lebih mahal. Hingga kasihan kalau mereka ada tambah pajak (PPN) dari IPL,” kata Musdalifah.

    7. Rencana Tarif KRL Berbasis NIK

    Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya mengumumkan soal pemberian subsidi KRL Jabodetabek menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Apakah skema ini akan jadi diberlakukan pada 2025 mendatang?

    Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengungkapkan bahwa skema ini masih sebatas rencana dan belum akan diberlakukan pada 2025.

    “Belum ada program untuk itu,” tegas Risal kepada CNBC Indonesia.

    Risal pun menegaskan pemberiian subsidi KRL Jabodetabek sama seperti yang dilakukan pada saat ini.

    “Iya (sama),” imbuhnya.

    Dalam Dokumen Buku Nota Keuangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2025 disebutkan subsidi PSO dalam RAPBN tahun anggaran 2025 direncanakan sebesar Rp7.960,1 miliar (Rp7,9 triliun). Lebih rinci lagi, anggaran belanja Subsidi PSO tahun anggaran 2025 yang dialokasikan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp4.797,1 miliar (Rp4,79 triliun) untuk mendukung perbaikan kualitas dan inovasi pelayanan kelas ekonomi bagi angkutan kereta api antara lain KA ekonomi jarak jauh, KA ekonomi jarak sedang, KA ekonomi jarak dekat, KA ekonomi Lebaran, KRD ekonomi, KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta, dan LRT Jabodebek.

    Menariknya ada poin dimana penerapan tiket elektronik berbasis NIK kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek. Dengan perubahan skema subsidi berbasis NIK, artinya tidak semua masyarakat bisa menerima layanan KRL dengan harga yang murah seperti sekarang.

    “Penerapan tiket elektronik berbasis NIK kepada pengguna transportasi KRL Jabodetabek,” sebut dokumen tersebut.

    Sebagai catatan tarif KRL Jabodetabek belum naik sejak 2016. Adapun skema tarifnya yaitu sebesar Rp 3.000 untuk 25 kilometer (km) pertama dan ditambah 1.000 untuk setiap 10 kilometer.

    8. Opsen Pajak Kendaraan
    Opsen Pajak mulai berlaku pada 5 Januari 2025. Sebagaimana diketahui, pungutan opsen merupakan amanat Undang-Undang (UU) No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Aturan tersebut berlaku tiga tahun setelah disahkan pada 5 Januari 2022 lalu.

    Dalam ketentuan umum UU No 1 tahun 2022 dijelaskan, Opsen adalah pungutan tambahan Pajak menurut persentase tertentu. Opsen Pajak Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Opsen PKB adalah Opsen yang dikenakan oleh kabupaten/kota atas pokok PKB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Sementara, Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Opsen BBNKB adalah Opsen yang dikenakan oleh kabupaten/kota atas pokok BBNKB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Tarif Opsen PKB dan BBNKB pada Pasal 83 UU 1 tahun 2022 ditetapkan sebesar 66% dari pengenaan pajak kendaraan bermotor. Opsen pajak PKB dan BBNKB ditetapkan sebesar 66% yang dihitung dari besaran pajak terutang.

    Dengan demikian, akan ada tujuh komponen pajak yang harus dibayar oleh pengguna kendaraan bermotor baru, yakni BBN KB, opsen BBN KB, PKB, opsen PKB, SWDKLLJ, Biaya Administrasi STNK, dan biaya admin TNKB.

    (fsd/fsd)

  • LRT Jabodebek Hadirkan Beragam Pilihan Pembayaran: KMT, Tapcash, Flazz, Brizzi, JakCard, LinkAja – Halaman all

    LRT Jabodebek Hadirkan Beragam Pilihan Pembayaran: KMT, Tapcash, Flazz, Brizzi, JakCard, LinkAja – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – LRT Jabodebek menghadirkan beragam pilihan pembayaran yang dapat memenuhi berbagai preferensi pengguna, mulai dari kartu hingga pembayaran digital.

    Ini merupakan upaya untuk memberikan pengalaman perjalanan yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

    Pengguna LRT Jabodebek dapat melakukan pembayaran menggunakan berbagai jenis kartu, seperti Kartu Multi Trip (KMT), kartu uang elektronik dari bank seperti e-Money, Tapcash, Flazz, Brizzi, dan JakCard.

    Selain itu, pengguna yang lebih menyukai pembayaran digital juga dapat menggunakan aplikasi Access by KAI dan LinkAja.

    Dengan pilihan yang beragam ini, setiap pengguna dapat memilih metode pembayaran yang paling nyaman dan praktis.

    “Kami memahami bahwa setiap pengguna memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Oleh karena itu, kami menyediakan berbagai opsi pembayaran untuk memastikan beragam pengguna dapat menikmati perjalanan dengan mudah dan tanpa hambatan,” ujar Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, dikutip dari siaran pers KAI, Jumat (17/1/2025).

    Perlu diketahui, untuk menggunakan layanan LRT Jabodebek, saldo minimum yang harus tersedia di kartu adalah Rp10.000.

    Sedangkan pengguna aplikasi LinkAja diharapkan memastikan saldo minimum sebesar Rp 20.000 untuk dapat melakukan pembayaran perjalanan LRT Jabodebek dengan lancar.

    Nantinya, pengisian saldo kartu dapat dilakukan di loket stasiun untuk KMT, serta melalui berbagai kanal lainnya seperti mobile banking, minimarket, dan ATM untuk kartu uang elektronik bank.

    Beberapa stasiun LRT Jabodebek juga menyediakan layanan pengisian saldo, termasuk di Stasiun Jatimulya, Bekasi Barat, Cikunir 1, Jatibening Baru, Halim, TMII, Cawang, Pancoran bank bjb, Harjamukti, Cikoko, Kuningan, dan Dukuh Atas BNI.

    Tarif Perjalanan LRT Jabodebek

    Tarif perjalanan LRT Jabodebek menggunakan sistem berbasis jarak tempuh.

    Pada jam sibuk (Peak Hour), tarif dasar dimulai dari Rp 5.000 dengan kenaikan Rp 700 per kilometer, dan tarif maksimum sebesar Rp 20.000.

    Sementara itu, pada jam non-sibuk (Off-Peak Hour), tarif maksimum hanya Rp 10.000.

    Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional juga diberlakukan tarif Off-Peak Hour untuk memberikan perjalanan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

    Sepanjang tahun 2024, sejumlah 96 persen pengguna LRT Jabodebek memilih menggunakan KMT dan kartu uang elektronik sebagai metode pembayaran utama mereka.

    Sementara itu, pembayaran digital melalui aplikasi seperti Access by KAI dan LinkAja mencatatkan kontribusi sebesar 4 persen. 

    LRT Jabodebek juga memberikan solusi untuk kendala teknis terkait pembayaran, petugas Passenger Service di stasiun siap membantu menyelesaikan kendala tersebut.

    “Keberagaman pilihan pembayaran adalah salah satu upaya kami untuk memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan bagi semua pengguna. Dengan berbagai opsi yang tersedia, kami berharap setiap orang dapat menikmati layanan LRT Jabodebek dengan lebih mudah,” papar Purnomosidi.

    (Tribunnews.com/Latifah)

  • Peran Masyarakat Pakai Angkutan Umum

    Peran Masyarakat Pakai Angkutan Umum

    Jakarta

    Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyebut tingkat kemacetan di Jakarta mengalami penurunan berdasarkan data yang dirilis TomTom Traffix Index 2024, dengan level kemacetan kini di angka 43%. Syafrin menjelaskan penurunan tingkat kemacetan ini merupakan hasil dari kerja sama berbagai pihak, termasuk peran aktif masyarakat yang semakin memanfaatkan layanan angkutan umum.

    “Tentu ini semuanya berkat kerja sama semua pihak termasuk partisipasi dan peran aktif masyarakat untuk terus menggunakan layanan angkutan umum,” kata Syafrin kepada wartawan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2025).

    “Kami sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat yang semakin tinggi, serta kontribusi dari layanan angkutan umum seperti Transjakarta, MRT, dan LRT Jabodebek,” sambungnya.

    Sepanjang 2024, kata Syafrin, Transjakarta tercatat mencapai angka 1,3 juta pelanggan per hari. Sementara itum MRT Jakarta mencatatkan 138 ribu penumpang harian yang merupakan angka tertinggi sepanjang tahun.

    “Jumlah penumpang Transjakarta tahun lalu untuk rata-rata koridor 1 itu sekitar 20 ribu per hari, sementara untuk rata-rata MRT tahun lalu itu sekitar 114 ribu,” kata Syafrin.

    Ke depan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk terus memperbaiki kinerja lalu lintas dan memperluas penggunaan angkutan umum guna mengatasi kemacetan di 2025.

    Seperti dilihat detikcom dari situs TomTom, Kamis (9/1/2025), TomTom Traffic pada tahun ini memilih dan memberi peringkat kepada 500 kota di 62 negara dan 6 benua. Indeks ini dibuat berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan.

    “Dengan melibatkan 500 kota di 62 negara di 6 benua, TomTom Traffic Index mengevaluasi kota-kota di seluruh dunia berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan, menyediakan akses gratis ke informasi berkualitas tinggi dan bermanfaat,” tulis TomTom dalam situsnya.

    Adapun waktu tempuh di setiap kota merupakan hasil dari beberapa faktor. Beberapa faktor itu di antaranya kuasi-statis (misalnya, infrastruktur jalan, seperti kategori jalan, ukuran dan kapasitas jalan, atau batas kecepatan).

    Ada juga faktor dinamis yang memengaruhi arus lalu lintas (misalnya, kemacetan lalu lintas, pekerjaan jalan, cuaca buruk, dan lain-lain.). Kemudian Faktor statis menentukan waktu tempuh optimal di suatu kota (seperti yang ditunjukkan pada halaman kota). Sedangkan faktor dinamis memberikan dasar untuk menafsirkan perubahan arus lalu lintas-jumlah keduanya memberi kita waktu tempuh.

    Dalam TomTom Traffic Index 2024, Bandung berada di posisi ke-12 kota termacet di dunia. Sedangkan Medan berada di posisi ke-15. Sedangkan peringkat pertama diduduki Barranquilla, Kolombia. Sebelumnya pada TomTom Traffic Index 2023, posisi pertama diduduki London, Inggris, yang kini berada di posisi ke-5.

    Dalam indeks tersebut, tercatat rata-rata waktu bepergian di Bandung per 10 km memakan waktu 32 menit 37 detik. Sedangkan waktu yang hilang per tahun karena macet sebesar 108 jam per tahun.

    Sedangkan untuk Jakarta, pada tahun ini berada di peringkat ke-90. Sedangkan dalam Tomtom Traffic Index 2023, Jakarta berada di peringkat ke-30. Rata-rata waktu bepergian di Jakarta per 10 km memakan waktu 25 menit 31 detik. Sedangkan waktu yang hilang per tahun karena macet sebesar 108 jam.

    (bel/knv)

  • Beralih ke transportasi umum, Dishub: Kemacetan DKI pada 2024 menurun

    Beralih ke transportasi umum, Dishub: Kemacetan DKI pada 2024 menurun

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo menjelaskan angka kemacetan Jakarta pada 2024 menurun karena banyaknya masyarakat yang beralih menggunakan transportasi umum.

    “Kita tahu Transjakarta sempat mencapai 1,3 juta pelanggan per hari. Tertinggi selama tahun 2024, demikian pula halnya MRT. MRT sempat menyentuh angka 138 ribu pelanggannya, LRT Jabodebek juga,” kata Syafrin saat dijumpai di Jakarta Selatan, Rabu.

    Dia menilai, turunnya angka kemacetan Jakarta merupakan berkat kerja sama seluruh pihak, termasuk partisipasi dan peran aktif masyarakat untuk terus menggunakan layanan angkutan umum.

    Syafrin berharap masyarakat akan terus setia memilih menggunakan transportasi umum.

    Untuk menurunkan angka kemacetan Jakarta di tahun 2025 ini, kata dia, Dsihub DKI juga akan memasifkan dan memperbaiki kinerja lalu lintas.

    Menurut data yang diunggah melalui Instagram @dishubdkijakarta, berdasarkan TomTom Traffic Index 2024, Jakarta meraih peringkat 90 dalam Indeks Kemacetan Dunia dan membaik 60 peringkat dari tahun 2023.

    “Dari hasil rilis TomTom Traffic Index, bahwa peringkat Jakarta terkait dengan penanganan kemacetan selama tahun 2024 itu membaik 10 persen, tahun lalu 2023 kita di angka 53 persen kemacetan Jakarta. Kemudian terakhir banyak turun menjadi 43 persen tingkat kemacetan,” jelas Syafrin.

    Untuk mencapai perubahan tersebut, Dishub DKI Jakarta telah melakukan beberapa upaya, seperti perluasan jangkauan angkutan umum, pemantauan arus lalu lintas, penertiban parkir liar, penyiagaan petugas di titik rentan kepadatan, penetapan tarif terintegrasi, dan penyediaan park and ride.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menaker: Tren Kecelakaan Kerja Meningkat Selama 4 Tahun, Ini Buktinya – Page 3

    Menaker: Tren Kecelakaan Kerja Meningkat Selama 4 Tahun, Ini Buktinya – Page 3

    Sebelumnya, dalam rangka memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui Divisi LRT Jabodebek mengadakan Apel Peringatan di halaman Kantor Divisi LRT Jabodebek. Acara ini menjadi wujud nyata komitmen perusahaan dalam mengutamakan keselamatan kerja.

    Dengan tema “Penguatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dalam Mendukung Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) untuk Meningkatkan Produktivitas di KAI Group,” kegiatan ini menekankan pentingnya budaya keselamatan yang proaktif dan berkelanjutan.

    EVP LRT Jabodebek, Mochamad Purnomosidi, menyatakan bahwa penerapan K3 adalah kebutuhan esensial untuk menjamin operasional yang aman, nyaman, dan andal.

    Prestasi Zero Accident 2024

    Selama tahun 2024, LRT Jabodebek berhasil mencatatkan zero accident atau nihil kecelakaan kerja. Prestasi ini dicapai melalui penerapan konsisten program K3, termasuk:

    Perawatan rutin harian, bulanan, dan tahunan pada sarana dan prasarana.
    Inspeksi berkala.Pelatihan keselamatan bagi seluruh pegawai.
    Edukasi dan sosialisasi pentingnya keselamatan kerja.

    Komitmen Keselamatan Bersama

    Sebagai simbol komitmen keselamatan, dilakukan penandatanganan Komitmen Keselamatan Bersama oleh EVP LRT Jabodebek dan VP Rolling Stock selaku Ketua K3 LRT Jabodebek.

    Acara ini juga dimeriahkan dengan penyerahan simbolis Bendera K3, Kebijakan HSSE, dan UU Nomor 1 Tahun 1970 kepada perwakilan pekerja, sebagai bentuk penguatan budaya keselamatan kerja.