Transportasi: Ambulans

  • Konsumen Tewas Dikeroyok, Manajemen Ibiza Club Surabaya Santuni Keluarga

    Konsumen Tewas Dikeroyok, Manajemen Ibiza Club Surabaya Santuni Keluarga

    Surabaya (beritajatim.com) – Manajemen Ibiza Club Surabaya mendatangi rumah MRY (24), Sabtu (29/11/2025). Diketahui, MRY merupakan konsumen Ibiza Club Surabaya yang tewas akibat dikeroyok, Kamis (27/11/2025).

    Humas Ibiza Club Surabaya, Furqon Hudana mengatakan kedatangan pihak manajemen ke rumah korban MRY bertujuan untuk memberikan santunan dan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan. Sembari menjelaskan kepada pihak keluarga MRY perihal kronologi kejadian pengeroyokan yang dialami oleh MRY.

    “Kemarin pihak manajemen langsung ditemui oleh ayah, ibu serta saudara kandung dari korban. Alhamdulillah kedatangan kami disambut baik oleh mereka,” kata Hudana, Minggu (30/11/2025).

    Hudana menceritakan, saat pertemuan ayah korban sempat bertanya tentang duduk permasalahan. Ia pun menjelaskan jika peristiwa keributan bermula dari internal rekan-rekan MRY. Dari rekaman CCTV, MRY tampak berkelahi dengan rekannya sendiri. Bukan dengan pengunjung lain.

    “Ya kami sampaikan sesuai yang terjadi dan terekam di kamera CCTV. Keributannya bukan antar pengunjung, tetapi sesama teman satu meja,” jelasnya.

    Kepada pihak keluarga, Hudana menjelaskan jika pihak Manajemen Ibiza telah berupaya maksimal dalam penanganan awal sesuai SOP yang berlaku.

    Karyawan bersama rekan korban segera memberikan pertolongan dan berupaya mencari bantuan medis. Manajemen Ibiza saat kejadian juga langsung menghubungi Polsek Genteng.

    “Kami sudah berupaya maksimal. Bahkan ada teman dan karyawan kami sampai menuju Siola untuk mencari ambulance,” tuturnya.

    Dikonfirmasi terpisah, ayah kandung korban, Yusuf, mengatakan ia sudah ikhlas atas kepergian MRY. Ia meminta agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan kepergian anaknya. Yusuf pun berterima kasih atas usaha dan iktikad baik pihak manajemen Ibiza dalam upaya menolong anaknya.

    “Saya sudah ikhlas atas kepergian anak saya. Saya juga menyayangkan sikap teman-temannya. Saya penasaran ada masalah apa sebenarnya anak saya sama temennya itu,” kata Yusuf.

    Atas peristiwa ini, Yusuf berharap agar pihak kepolisian bisa segera menangkap pelaku. Ia pun memasrahkan proses hukum ke pihak berwajib.

    “Kami percaya dengan pihak kepolisian untuk segera menemukan pelaku yang membunuh anak kami,” pungkas Yusuf.

    Diketahui, Seorang pria asal Taman, Sidoarjo, berinisial MRY (24) menjadi korban pengeroyokan di Ibiza Club Surabaya, Kamis (27/11/2025) dini hari. Dari rekaman CCTV yang diterima beritajatim.com, korban MRY ternyata dipukuli oleh rekannya sendiri di tengah gema musik funkot.

    Kamera CCTV di dalam Ibiza Club Surabaya merekam keributan yang terjadi di sofa dancefloor tempat korban bersama 7 rekannya menikmati minuman keras. Keributan pertama kali tampak terjadi sekitar pukul 12.49 WIB. Belum diketahui pasti penyebab keributan yang membuat korban dan teman satu sofa saling bertukar pukulan. [ang/suf]

  • TNI AL Kerahkan Armada dan Bantuan Kemanusiaan Beskala Besar ke Sumatra

    TNI AL Kerahkan Armada dan Bantuan Kemanusiaan Beskala Besar ke Sumatra

    Surabaya (beritajatim.com) – TNI Angkatan Laut (TNI AL) mengerahkan armada kapal perang dan bantuan kemanusiaan dalam skala besar ke wilayah-wilayah yang terdampak bencana ekstrem di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Upaya ini dilakukan untuk memastikan distribusi logistik darurat, tenaga medis, serta tim penyelamat dapat menjangkau daerah yang sulit ditembus akibat kerusakan infrastruktur.

    Dalam keterangan resmi melalui akun Instagram TNI AL, beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dilepas serentak pada 30 November 2025 menuju titik-titik bencana.

    “KRI dr. Soeharso-990 diberangkatkan dari Jakarta menuju Langsa, diikuti KRI Teluk Gilimanuk-531 yang juga bertolak dari Jakarta menuju Lhokseumawe. Dari Surabaya, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 bergerak menuju Sibolga, sementara KRI Semarang-594 berangkat dari Jakarta menuju Nias,” tulis akun TNI AL dalam unggahan tersebut, Sabtu (29/11/2025).

    Dalam keterangannya juga disebutkan bahwa KRI Sutedi Senaputra-378 yang telah berada di wilayah Belawan turut diarahkan untuk memperkuat bantuan ke Langsa. Seluruh armada ini menjadi garda terdepan dalam operasi tanggap darurat yang difokuskan pada percepatan bantuan dan evakuasi.

    TNI AL memprioritaskan pengerahan Kapal Rumah Sakit untuk memastikan layanan medis dapat diberikan langsung kepada para korban. KRI dr. Soeharso-990 mengangkut sembilan personel Departemen Kesehatan KRI serta delapan puluh personel Batalyon Kesehatan Marinir yang membawa satu set Rumah Sakit Lapangan lengkap dengan tenda, velbed, dan ambulans. Kehadiran fasilitas medis bergerak ini memungkinkan tenaga kesehatan melakukan penanganan cepat di wilayah terdampak.

    Sementara itu, KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 membawa sebelas personel medis beserta peralatan kesehatan, termasuk ambulans dan tabung oksigen dalam jumlah besar, untuk memperkuat layanan medis bagi para penyintas.

    Proses pemuatan logistik ke seluruh kapal koordinator oleh Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) I, II, dan III. Bantuan yang dikirim mencakup bahan makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, hingga tabung oksigen sebagai kebutuhan mendesak di lapangan.

    Selain memperkuat distribusi logistik, operasi ini juga melibatkan tim penyelamat gabungan dari Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) yang ditugaskan membantu proses pencarian dan evakuasi korban. Dukungan helikopter TNI AL turut menjadi elemen penting untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses melalui jalur darat maupun laut.

    “Proses embarkasi logistik dikoordinir oleh Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) I, ll, dan IlI. Selain logistik, operasi ini melibatkan personel khusus penyelamat dan helikopter. Tim Penyelamat terdiri dari Gabungan tim Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) untuk membantu pencarian dan evakuasi di lokasi bencana,” terangnya. (fyi/kun)

  • ​Wakil Bupati Tapanuli Utara Apresiasi Gerak Cepat PLN, Pulihkan Kelistrikan dan Salurkan Bantuan Pascabencana

    ​Wakil Bupati Tapanuli Utara Apresiasi Gerak Cepat PLN, Pulihkan Kelistrikan dan Salurkan Bantuan Pascabencana

    Tapanuli Utara: PT PLN (Persero) bergerak cepat dalam memperbaiki sistem kelistrikan dan membantu warga yang terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara. Hal ini memperoleh apresiasi dari Wakil Bupati Tapanuli Utara, Deni Parlindungan Lumbantoruan.

    Ia menyampaikan bahwa PLN bekerja nonstop dalam memulihkan sistem kelistrikan di wilayah terdampak sehingga beberapa titik kini sudah kembali terang.

    “Kami lihat teman-teman PLN sudah bekerja sungguh-sungguh sekali, memberikan semua usahanya,” ujarnya saat penyaluran bantuan di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Utara, dikutip Sabtu, 29 November 2025.

    Lebih lanjut, ia mengapresiasi kepedulian PLN yang tidak hanya berupaya menormalkan sistem kelistrikan di tengah kondisi yang menantang, tetapi juga menyalurkan bantuan bagi masyarakat di tengah situasi sulit ini.

    “Terima kasih untuk kerja keras teman-teman PLN yang sudah berdedikasi tinggi, secara khusus untuk donasi yang sudah diberikan pada hari ini. Kami dari Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Tapanuli Utara akan berusaha menyalurkan donasi yang sudah disampaikan ke posko-posko yang kita punya,” ujar Deni.
     

    Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo turun langsung ke lokasi bencana. Ia menyampaikan bahwa PLN mengerahkan seluruh sumber daya terbaik untuk mempercepat pemulihan kelistrikan dan memastikan masyarakat kembali mendapatkan akses energi secara bertahap.

    “Tugas kami di sini bukan hanya untuk menyalakan listrik dengan cepat dan aman, tetapi juga menyalakan semangat masyarakat agar bisa segera bangkit dari bencana,” ujar Darmawan.

    Selain mempercepat pemulihan sistem kelistrikan, PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) juga menyalurkan bantuan paket sembako dan perlengkapan dapur umum untuk mendukung kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian.

    Pendistribusian bantuan ini akan terus dilakukan di berbagai wilayah yang meliputi Medan, Binjai, Deli Serdang, Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Sibolga. 

    “Kami hadir di sini untuk bekerja sama. Sama-sama meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor. PLN akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan BPBD untuk memetakan kebutuhan masyarakat sesuai perkembangan kondisi di lapangan,” ucap Darmawan.

    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Utara, Mundhakir menyampaikan bahwa seluruh tim PLN bergerak bersama untuk membantu warga terdampak.

    “Kami kerahkan seluruh personel untuk bahu-membahu turun ke lokasi terdampak. Kami juga menggandeng YBM (Yayasan Baitul Maal) PLN dalam penyediaan tandu dan mobil ambulans untuk proses evakuasi korban,” tutur Mundhakir.

    Tapanuli Utara: PT PLN (Persero) bergerak cepat dalam memperbaiki sistem kelistrikan dan membantu warga yang terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara. Hal ini memperoleh apresiasi dari Wakil Bupati Tapanuli Utara, Deni Parlindungan Lumbantoruan.
     
    Ia menyampaikan bahwa PLN bekerja nonstop dalam memulihkan sistem kelistrikan di wilayah terdampak sehingga beberapa titik kini sudah kembali terang.
     
    “Kami lihat teman-teman PLN sudah bekerja sungguh-sungguh sekali, memberikan semua usahanya,” ujarnya saat penyaluran bantuan di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Utara, dikutip Sabtu, 29 November 2025.

    Lebih lanjut, ia mengapresiasi kepedulian PLN yang tidak hanya berupaya menormalkan sistem kelistrikan di tengah kondisi yang menantang, tetapi juga menyalurkan bantuan bagi masyarakat di tengah situasi sulit ini.
     
    “Terima kasih untuk kerja keras teman-teman PLN yang sudah berdedikasi tinggi, secara khusus untuk donasi yang sudah diberikan pada hari ini. Kami dari Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Tapanuli Utara akan berusaha menyalurkan donasi yang sudah disampaikan ke posko-posko yang kita punya,” ujar Deni.
     

    Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo turun langsung ke lokasi bencana. Ia menyampaikan bahwa PLN mengerahkan seluruh sumber daya terbaik untuk mempercepat pemulihan kelistrikan dan memastikan masyarakat kembali mendapatkan akses energi secara bertahap.
     
    “Tugas kami di sini bukan hanya untuk menyalakan listrik dengan cepat dan aman, tetapi juga menyalakan semangat masyarakat agar bisa segera bangkit dari bencana,” ujar Darmawan.
     
    Selain mempercepat pemulihan sistem kelistrikan, PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) juga menyalurkan bantuan paket sembako dan perlengkapan dapur umum untuk mendukung kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian.
     
    Pendistribusian bantuan ini akan terus dilakukan di berbagai wilayah yang meliputi Medan, Binjai, Deli Serdang, Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Sibolga. 
     
    “Kami hadir di sini untuk bekerja sama. Sama-sama meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana banjir bandang dan longsor. PLN akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan BPBD untuk memetakan kebutuhan masyarakat sesuai perkembangan kondisi di lapangan,” ucap Darmawan.
     
    General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Utara, Mundhakir menyampaikan bahwa seluruh tim PLN bergerak bersama untuk membantu warga terdampak.
     
    “Kami kerahkan seluruh personel untuk bahu-membahu turun ke lokasi terdampak. Kami juga menggandeng YBM (Yayasan Baitul Maal) PLN dalam penyediaan tandu dan mobil ambulans untuk proses evakuasi korban,” tutur Mundhakir.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Kebakaran Markas Paspampres di Bogor, Api Padam Setelah 7 Jam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 November 2025

    Kebakaran Markas Paspampres di Bogor, Api Padam Setelah 7 Jam Megapolitan 28 November 2025

    Kebakaran Markas Paspampres di Bogor, Api Padam Setelah 7 Jam
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Markas Grup C Paspampres, Lawang Gintung, Kota Bogor, Jawa Barat, kebakaran pada Jumat (28/11/2025) dini hari.
    Butuh waktu sekitar tujuh jam lebih bagi petugas untuk memadamkan api.
    Kepala Bidang (Kabid) Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam
    Kebakaran
    Kota Bogor, Ade Nugraha, mengatakan kebakaran markas pasukan pengaman presiden ini terjadi sekitar pukul 02.30 WIB setelah pelapor mendatangi langsung pos damkar yang berada di wilayah Sukasari.
    Petugas langsung bergerak ke lokasi kejadian. Proses awal pemadaman dilakukan sekitar pukul 02.40 WIB.
    Proses pemadaman selesai sekitar pukul 10.00 WIB dengan jumlah armada yang diterjunkan sebanyak sembilan unit mobil damkar.
    “Satu unit mobil BPBD dan empat unit ambulans juga stanby di lokasi. Untuk dugaan penyebab kebakarannya masih belum diketahui, menunggu hasil internal dari pihak Paspampres,” ungkap Ade, Jumat.
    Ade menyampaikan, kebakaran terjadi di lapangan tembak indoor yang berada di lantai dua.
    “Ini laporan sementara yang bisa disampaikan,” katanya.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    , sejumlah unit mobil pemadam kebakaran masih berada di lokasi.
    Sekitar pukul 09.46 WIB, beberapa mobil pemadam kebakaran masih terlihat berdatangan.
    Belum diketahui pasti bagian bangunan atau ruangan yang kebakaran.
    Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bogor juga belum memberikan keterangan resmi.
    Awak media pun tidak diperkenankan masuk ke dalam area markas untuk meliput.
    Sejumlah petugas Paspampres tampak berjaga di lokasi kejadian.
    Ujang, warga sekitar mengatakan, peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 02.30 WIB.
    Saat itu, dirinya mendengar suara sirene mobil damkar yang melintas masuk.
    “Yang saya tahu kejadiannya sekitar jam setengah tiga, soalnya dengar suara mobil damkar yang lewat. Tapi sekarang enggak tahu sudah padam apa belum, soalnya warga enggak bisa masuk,” sebut Ujang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran Markas Paspampres di Bogor, Api Padam Setelah 7 Jam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 November 2025

    Damkar Sebut Kebakaran di Markas Paspampres Bogor Terjadi di Lapangan Tembak Indoor Megapolitan 28 November 2025

    Damkar Sebut Kebakaran di Markas Paspampres Bogor Terjadi di Lapangan Tembak Indoor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Kebakaran melanda Markas Grup C Paspamres yang berlokasi di Kelurahan Lawang Gintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (28/11/2025).
    Kepala Bidang (Kabid) Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor Ade Nugraha mengatakan, titik kebakaran terjadi di lapangan tembak
    indoor
    yang berada di lantai dua.
    “Ini laporan sementara yang bisa disampaikan,” kata Ade saat dikonfirmasi, Jumat.
    Ade menyampaikan, kebakaran terjadi pada Jumat dini hari, setelah seorang pelapor datang langsung ke pos damkar di wilayah Sukasari.
    Petugas kemudian bergerak menuju lokasi kejadian dan melakukan pemadaman awal sekitar pukul 02.40 WIB.
    Proses pemadaman baru benar-benar selesai sekitar pukul 10.00 WIB, dengan total sembilan unit mobil pemadam kebakaran yang diterjunkan.
    “Satu unit mobil BPBD dan empat unit ambulans juga
    stand by
    di lokasi. Untuk dugaan penyebab kebakarannya masih belum diketahui, menunggu hasil internal dari pihak paspampres,” sebutnya.
    Hingga pagi hari, proses penanganan masih berlangsung dan petugas pemadam kebakaran terus berdatangan ke lokasi.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lapangan, sejumlah mobil pemadam kebakaran berada di area markas sejak pagi.
    Pada pukul 09.46 WIB, beberapa unit tambahan masih terlihat memasuki kompleks tersebut.
    Hingga berita ini ditayangkan, belum ada informasi resmi dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bogor terkait bagian bangunan yang terbakar maupun tingkat kerusakannya.
    Awak media juga tidak diperkenankan masuk untuk meliput lebih dekat karena area dijaga ketat oleh personel Paspampres.
    “Dari mana mas? Sana, sana, keluar, jangan masuk,” ujar salah satu anggota yang berjaga.
    Ujang, warga sekitar, menyampaikan kebakaran terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Ia mengetahui kejadian tersebut setelah mendengar suara mobil pemadam kebakaran melintas menuju lokasi.
    “Yang saya tahu kejadiannya sekitar jam setengah tiga, soalnya dengar suara mobil damkar yang lewat. Tapi sekarang enggak tahu sudah padam apa belum, soalnya warga enggak bisa masuk,” kata Ujang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragis, Turis Swiss Tewas Diserang Hiu di Pantai Australia

    Tragis, Turis Swiss Tewas Diserang Hiu di Pantai Australia

    Sydney

    Tragis! Seorang turis asal Swiss tewas dalam serangan hiu di sebuah pantai dekat lokasi selancar populer di pantai timur Australia. Satu turis lainnya, juga dari Swiss, mengalami luka serius.

    Kepolisian New South Wales, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/11/2025), menyebut layanan darurat dipanggil untuk menghadapi situasi serangan hiu di Pantai Kylies, Crowdy Bay, dekat Port Macquarie, yang berjarak sekitar 350 kilometer di sebelah utara Sydney, pada Kamis (27/11) waktu setempat.

    Laporan awal menyebutkan dua orang digigit hiu di pantai tersebut.

    Seorang wanita, yang diyakini berusia 20-an tahun, meninggal dunia di lokasi kejadian. Identitasnya belum diungkap ke publik.

    Seorang pria, yang juga diyakini berusia 20-an tahun, dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Kepala Inspektur Kepolisian Timothy Bayly, dalam konferensi pers, menyebut kedua korban saling mengenal.

    Departemen Luar Negeri Federal Swiss telah mengonfirmasi bahwa keduanya merupakan warga negara Swiss.

    “Seorang warga negara Swiss meninggal dunia, dan seorang warga negara Swiss lainnya mengalami luka-luka,” demikian pernyataan Departemen Luar Negeri Federal Swiss.

    Konsulat Jenderal Swiss di Sydney telah berkomunikasi dengan otoritas Australia dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.

    Kepala otoritas ambulans New South Wales, Josh Smyth, mengatakan bahwa seorang saksi di pantai merawat korban pria dengan “tourniquet darurat”, yang berpotensi menyelamatkan nyawanya dan memberi waktu kepada layanan darurat untuk memberikan pertolongan pertama.

    “Keberanian beberapa orang di sekitar sungguh luar biasa, dan dalam situasi seperti ini, berani bertindak sendiri sungguh heroik, dan itu memberikan kami waktu untuk menolong pasien pria ini,” kata Smyth.

    Pantai Kylies ditutup sementara menyusul itu, dengan otoritas setempat berupaya menentukan spesies hiu yang terlibat dalam serangan tersebut. Drumlines, alat pengendali hiu, juga telah dikerahkan dengan harapan dapat menangkap hiu di balik serangan mematikan itu.

    Serangan hiu ini terjadi dua bulan setelah seorang pria tewas diserang hiu saat berselancar di Pantai Long Reef di Sydney bagian utara.

    Tonton juga video “Kisah Menegangkan Peselancar Australia Diserang Hiu”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

    Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Dua inovasi andalan Banyuwangi, Jagoan Tani dan I-Care, berhasil masuk sebagai finalis Top Inovasi Terbaik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Tahun 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mempresentasikan kedua inovasi tersebut di hadapan dewan juri, Kamis (27/11/2025).

    Presentasi dilakukan di hadapan tim juri yang terdiri dari Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, Prof. Dr. Jusuf Irianto; Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Dr. Andriyanto, SH, M.Kes; serta Hariatni Novitaari dari kalangan praktisi media.

    Sesi presentasi dan wawancara ini menjadi penilaian terakhir sebelum ditetapkan peraih predikat Outstanding Public Service Innovation 2025.

    Dalam pemaparannya, Ipuk menerangkan bahwa Jagoan Tani merupakan program inkubasi yang dirancang untuk mendorong anak-anak muda terjun ke sektor pertanian. Setiap tahun, ratusan peserta yang telah memiliki rintisan usaha mengikuti program ini untuk mengembangkan bisnis agribisnis mereka.

    “Kami hadirkan sejumlah mentor berpengalaman dari kalangan praktisi hingga akademisi untuk scaling-up bisnis mereka. Kami juga koneksikan mereka dengan perbankan, jaringan dunia usaha, hingga stimulus modal untuk pengembangan usahanya,” ujar Ipuk.

    Hingga kini, Jagoan Tani telah melahirkan sekitar 4.000 wirausaha muda di sektor agribisnis. Berbekal pendampingan inkubasi, mereka mampu mengembangkan usaha pertanian secara lebih modern. Program ini bahkan telah menjadi percontohan nasional dan menarik kunjungan dari berbagai daerah.

    Selain itu, Ipuk juga menjelaskan inovasi I-Care yang diinisiasi RSUD Blambangan. Program ini memfasilitasi rujukan cepat pasien stroke untuk meningkatkan keberhasilan penanganan pada golden period, yakni sebelum 4,5 jam sejak serangan awal.

    Layanan I-Care menggabungkan edukasi, teknologi aplikasi, dan gotong royong masyarakat. Akses layanan dapat dilakukan melalui superApps Smart Kampung. Pasien cukup membuka menu I-Care, melakukan cek mandiri risiko stroke, kemudian memilih ambulans terdekat agar segera menuju rumah sakit.

    “Tujuannya, mempercepat pasien tiba di rumah sakit. Dengan penanganan tepat di masa golden period, untuk mengurangi risiko cacat permanen hingga kematian pada penderita,” kata Ipuk.

    Inovasi tersebut membawa dampak signifikan. Sepanjang 2024, jumlah pasien stroke yang datang dalam golden period meningkat, sehingga angka kefatalan pasien menurun menjadi 16,18 persen dari sebelumnya 82 persen. Sebanyak 83,82 persen pasien juga dapat kembali produktif.

    Berkat keberhasilan ini, sejak 2023 I-Care telah ditetapkan sebagai percontohan nasional untuk layanan terintegrasi kegawatan stroke dan meraih Diamond Status dari World Stroke Organization (WSO) selama 2021–2025, serta Diamond Award dalam Indonesia Health Care Innovation Award 2023.

    Mendengar pemaparan tersebut, dewan juri memberikan apresiasi terhadap inovasi Banyuwangi. “Saya sangat appreciate dengan inovasi I-Care. Ini memperkuat upaya kuratif sebagai salah satu fungsi di RS,” jelas Prof. Jusuf. [alr/beq]

  • 46 Siswa SD SMP di Ngawi Diduga Keracunan Menu MBG

    46 Siswa SD SMP di Ngawi Diduga Keracunan Menu MBG

    Ngawi (beritajatim.com) – Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilarikan ke Puskesmas Gemarang setelah diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (26/11/2025) siang. Sejumlah ambulans dikerahkan untuk mengevakuasi para siswa yang mengalami gejala mual, muntah, dan pusing.

    Siswa dari SMP Negeri 2 Kedunggalar menjadi kelompok terbesar yang mengalami keluhan kesehatan. Mereka tiba secara bergelombang di Puskesmas Gemarang untuk mendapatkan penanganan medis. Hingga siang hari, sebanyak 35 siswa kelas VII, VIII, dan IX menjalani pemeriksaan karena diduga keracunan lauk telur puyuh yang kondisinya telah basi.

    Menu MBG yang dibagikan kepada siswa pada hari itu terdiri dari nasi, telur puyuh, acar, pisang, dan susu. Namun lauk telur puyuh menjadi fokus dugaan kuat penyebab keracunan.

    Tidak hanya siswa SMP, kasus serupa juga dialami siswa SD Negeri Jenggrik 6 di Kecamatan Kedunggalar. Sebanyak 11 siswa SD itu mengalami gejala serupa setelah menyantap menu MBG dan langsung dibawa pihak sekolah ke puskesmas.

    Beberapa siswa mengaku langsung merasa mual dan muntah setelah memakan telur puyuh.

    “Makan telur itu terus mual, muntah. Makanan dari MBG diduga telur basi. Banyak teman saya juga keracunan,” kata Dwi Nur Aini, siswi SMP.

    “Pas makan, telurnya baunya sudah tidak enak. Terus mual dan muntah. Banyak teman saya dilarikan ke puskesmas,” Adtya Tri Cahya, siswa lain.

    “Telurnya sudah dingin, berlendir, bau. Terus banyak yang keracunan. Sudah dua ambulans yang bawa teman-teman ke puskesmas,” kata
    Aringga Indra Permadi.

    Dari SDN Jenggrik 6, guru bernama Meilinda menjelaskan bahwa keluhan muncul hampir bersamaan.“Kan makan MBG itu, terus anak-anak perutnya sakit. Saya kasih pertolongan, tambah banyak yang mengeluh, terus kita bawa ke puskesmas,” katanya.

    Kapolsek Kedunggalar, AKP Karno, membenarkan adanya laporan dugaan keracunan massal yang melibatkan dua sekolah.“Ada laporan diduga keracunan dari telur MBG. Siswa SD ada 11, dan SMP 35. Kita bawa ke puskesmas,” jelasnya.

    Sebagian besar siswa yang dirawat sudah menunjukkan perkembangan kesehatan yang membaik. Bahkan beberapa di antaranya sudah diperbolehkan pulang. Namun sepanjang siang, masih ada siswa lainnya yang berdatangan ke puskesmas dengan keluhan serupa setelah menyantap menu MBG yang sama.

    Pihak puskesmas dan kepolisian masih mendata jumlah pasti korban serta melakukan pengawasan terhadap perkembangan kesehatan siswa. [fiq/beq]

  • Rumah Sakit Menolak Pasien, Siapa yang Salah?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 November 2025

    Rumah Sakit Menolak Pasien, Siapa yang Salah? Regional 26 November 2025

    Rumah Sakit Menolak Pasien, Siapa yang Salah?
    Menyelesaikan pascasarjana FKM Unair program studi magister manajemen pelayanan kesehatan. Pernah menjadi ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban bidang pengendalian dan pencegahan penyakit. Sekarang menjadi dosen di Stikes NU di Tuban, dan menjalani peran sebagai surveior FKTP Kemenkes
    KASUS
    kematian ibu hamil di Papua akibat ditolak empat rumah sakit kembali membuka luka lama dalam sistem kesehatan Indonesia.
    Di tengah upaya pemerintah memperkuat layanan primer dan memperbaiki alur rujukan, kenyataan bahwa seorang ibu dan bayi telah kehilangan nyawa karena tidak memperoleh tempat perawatan darurat terasa sangat memilukan.
    Pertanyaan kita bersama mengemuka, siapa yang salah? Rumah sakit? Pemerintah daerah? Pemerintah pusat? Sistem rujukan yang belum jalan? Atau kita semua yang membiarkan ketimpangan layanan kesehatan di
    Papua
    berlangsung puluhan tahun?
    Pertanyaan yang tidak mudah dijawab, tetapi penting untuk ditelisik secara jernih untuk menghindarkan agar tragedi serupa tidak lagi terulang.
    Secara administratif rumah sakit memiliki standar operasional (SOP) yang ditetapkan pemilik atau direktur. SOP mengatur kapasitas tempat tidur, ketersediaan dokter spesialis, hingga kesiapan instalasi gawat darurat (IGD).
    Peraturan menegaskan bahwa rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam kondisi kegawatdaruratan. Namun, di berbagai wilayah terpencil, termasuk di papua, realitasnya lebih rumit dan menyedihkan.
    Rumah sakit di daerah kerap beroperasi dengan fasilitas minimal: jumlah dokter spesialis terbatas, ICU dan NICU tidak selalu tersedia, alat medis kedaluwarsa/rusak, bahkan obat-obatan tertentu seringkali kosong.
    Ketika rumah sakit menyatakan tidak mampu menangani pasien, sesungguhnya mereka mengakui keterbatasan sistemik.
    Menangani pasien dengan risiko tinggi tanpa fasilitas dan kompetensi memadai dapat berdampak fatal, sehingga rumah sakit memilih merujuk ke rumah sakit lain.
    Masalahnya, ketika empat rumah sakit tidak dapat memberikan pelayanan dalam kondisi darurat dengan berbagai kondisi dan alasan, yang terjadi bukan lagi tentang SOP, tetapi kegagalan sistem yang jauh lebih dalam.
    Papua adalah kondisi memprihatinkan. Ia menyandang sejumlah indikator terburuk di Indonesia.
    Angka kematian ibu dan bayi jauh di atas rata-rata nasional, cakupan tenaga kesehatan per 1.000 penduduk rendah, distribusi dokter spesialis timpang, dan kondisi geografis ekstrem membuat akses layanan kesehatan menjadi tantangan berat.
    Selama bertahun-tahun, pembangunan kesehatan di Papua lebih banyak berorientasi pada infrastruktur fisik, tetapi kurang dibarengi ekosistem layanan yang memadai.
    Menghadapi kondisi demikian, rumah sakit di Papua berada dalam lingkaran dilema: menjadi pintu harapan terakhir bagi masyarakat, tetapi terjebak dalam keterbatasan fasilitas yang membuat pelayanan optimal hampir mustahil.
    Ketika kasus gawat darurat seperti komplikasi obstetri datang, mereka berada dalam posisi serba sulit.
    Karena ketimpangan tersebut, kiranya menyerahkan tanggung jawab pada rumah sakit saja tidak cukup. Ada akar persoalan sistemik menyangkut distribusi sumber daya kesehatan yang serba terbatas secara struktural dan berlangsung lama.
    Kini Pemerintah memperkenalkan mekanisme rujukan berjenjang berbasis kompetensi. Secara konsep, pasien akan dirujuk ke fasilitas yang mampu menangani kondisi kesehatannya.
    Namun, di wilayah seperti Papua, konsep tersebut diperkirakan tidak akan berjalan mulus. Ketersediaan fasilitas rujukan setara atau lebih tinggi sangat terbatas, jarak antara rumah sakit bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilometer, dan transportasi medis tidak selalu siap.
    Dalam kasus ibu hamil yang meninggal di Papua, rujukan silang antarrumah sakit menunjukkan bahwa sistem tidak menyediakan alternatif yang layak dalam waktu kritis. Ketika setiap rumah sakit menolak, waktu penyelamatan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.
    Sistem rujukan seharusnya bukan hanya sekadar daftar rumah sakit yang bisa dihubungi, tetapi jaringan nyata yang mampu memastikan pasien mendapatkan pertolongan darurat dalam
    golden period.
    Tentu saja di Papua konsep demikian masih jauh dari kenyataan.
    Masalah fundamental di Papua adalah ketimpangan
    capacity to care.
    Rumah sakit di kota-kota tertentu mungkin cukup baik, tetapi fasilitas di kabupaten lain sangat terbatas. Itulah kondisi yang dapat ditemukan di Papua.
    Padahal, kasus gawat darurat obstetri seperti persalinan non pervaginam, pendarahan postpartum, dan preeklamsia tidak menunggu prosedur administrasi dapat diselesaikan terlebih dulu.
    Ia memerlukan penanganan cepat dokter spesialis kandungan, ICU maternal, dan kesiapan transfusi darah, tiga hal yang belum merata di Papua.
    Melihat kondisi yang terjadi, menyalahkan tenaga kesehatan atau individu tertentu adalah pendekatan yang terlalu parsial.
    Banyak tenaga kesehatan di Papua bekerja dalam kondisi serba kekurangan, beban kerja berlebih, dan tidak jarang menghadapi risiko keselamatan pribadi.
    Sistem yang lemah membuat mereka menolak melayani. Padahal, seringkali mereka sedang menyelamatkan pasien dari tindakan yang tidak dapat mereka tangani secara aman.
    Jika terpaksa harus menyebutkan siapa yang salah, jawabannya adalah: sistem kesehatan yang timpang, pemerintah pusat dan daerah yang tidak berhasil menuntaskan pemerataan layanan kesehatan, manajemen rumah sakit yang tidak komitmen, dan kebijakan rujukan yang belum adaptif.
    Dengan demikian, kesalahan tidak dapat dibebankan pada satu pihak saja. Sistem yang membiarkan keterbatasan layanan kesehatan menjadi sesuatu yang biasa.
    Memperbaiki pemerataan dan kualitas layanan kesehatan di Papua membutuhkan kesungguhan semua pihak terkait.
    Langkah mendesak yang dapat dilakukan seperti memperkuat rumah sakit kabupaten dengan layanan emergensi obstetri, menambah dokter spesialis dengan insentif yang layak, membangun sistem rujukan realistis berbasis waktu, kesiapan ambulans, dan koordinasi antarrumah sakit dalam kondisi darurat.
    Rumah sakit di daerah dengan berbagai kepemilikannya mesti mengacu pada standar Kemenkes. Seringkali operasional rumah sakit melaksanakan kebijakan pemilik.
    Kiranya Kemenkes sebagai regulator sekaligus pengawasan dan pembina dapat memberikan sanksi pada rumah sakit yang tidak berjalan sesuai standar kesehatan.
    Kasus kematian ibu hamil di Papua yang menyita perhatian Presiden Prabowo tersebut telah menghentak kesadaran kita bahwa akses kesehatan bukan sekadar retorika belaka, tetapi soal hidup dan mati rakyat.
    Jika negara ingin mewujudkan keadilan kesehatan, Papua harus menjadi prioritas utama, dan bukan dipandang sebagai wilayah belakang yang dapat ditinggalkan.
    Selama keterbatasan tetap belum berubah, maka setiap ibu hamil yang melahirkan, setiap anak sakit, dan setiap pasien gawat darurat di Papua akan terus hidup dengan risiko yang tidak seharusnya mereka tanggung karena kesulitan akses kesehatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kemendagri-Kemenkes gelar audit paralel RS di Papua tolak ibu hamil

    Kemendagri-Kemenkes gelar audit paralel RS di Papua tolak ibu hamil

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan tim dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan turun bersama jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan audit paralel terhadap layanan kesehatan di Papua.

    Kemendagri akan mengaudit aspek regulasi, termasuk Peraturan Bupati dan Peraturan Gubernur yang mengatur pelayanan di RSUD Kabupaten Jayapura maupun RSUD Dok II sebagai rumah sakit rujukan provinsi. Sementara itu, Kementerian Kesehatan akan mengirim tim khusus untuk melakukan audit teknis terhadap layanan di rumah sakit terkait.

    Tito dalam keterangannya di Jakarta, Selasa menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat prihatin atas kasus seorang ibu hamil yang ditolak oleh empat rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia dan memerintahkan agar kejadian serupa tidak terulang, baik di Papua maupun di daerah lain.

    “Pesan Pak Presiden jelas, jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Segera lakukan audit untuk mengetahui pokok masalahnya dan lakukan perbaikan,” kata Tito.

    Tito menyampaikan pemerintah akan mengirim tim untuk melakukan audit menyeluruh terhadap layanan kesehatan di Papua. Langkah ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo.

    Tito juga telah berkoordinasi dengan Gubernur Papua Mathius Fakhiri, untuk mengambil langkah darurat, termasuk memastikan keluarga korban mendapatkan seluruh bantuan yang dibutuhkan.

    Ia juga meminta pemerintah daerah (pemda) segera mengumpulkan seluruh pimpinan rumah sakit, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, hingga penyedia layanan kesehatan swasta untuk mengidentifikasi akar persoalan.

    “Saya minta Gubernur, setelah saya mendapat informasi, segera ke rumah korban. Keluarga korban harus dibantu,” ujar Tito.

    Kronologi

    Irene Sokoy, warga Kampung Hobong, Sentani, meninggal dunia bersama bayi dalam kandungannya pada Senin (17/11). Sebelumnya pada Minggu (16/11) sore ia dibawa keluarga ke RSUD Yowari untuk bersiap melahirkan.

    Dokter menyarankan tindakan operasi dan merujuk pasien ke RS Dian Harapan, RSUD Abepura, hingga RS Bhayangkara. Namun ia belum mendapat penanganan hingga dirujuk kembali ke RSUD Jayapura.

    Dalam perjalanan menuju RSUD Jayapura, pasien mengalami kejang sehingga ambulans kembali ke RS Bhayangkara. Setibanya di RS Bhayangkara, upaya resusitasi (CPR) dilakukan, namun nyawa pasien dan bayinya tidak tertolong.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.