Transportasi: Ambulans

  • Bukan Antar Pasien, Mobil Ambulans Bersirene Dipakai Jenguk Keluarga di Lapas

    Bukan Antar Pasien, Mobil Ambulans Bersirene Dipakai Jenguk Keluarga di Lapas

    Jakarta

    Kejadian meresahkan baru-baru ini terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, di mana sebuah mobil ambulans diberhentikan oleh Satlantas Polres Sukabumi karena mengemudi ugal-ugalan di tengah kepadatan lalu lintas.

    Menurut laporan detikJabar, setelah diperiksa, mobil ambulans tersebut ternyata tidak mengantar pasien, melainkan digunakan oleh warga untuk kepentingan pribadi.

    “Saat itu padat di exit Tol Parung Kuda. Ambulans itu melambung ke kanan menggunakan sirine dan rotator. Kami langsung menghentikannya untuk pemeriksaan,” ujar Ipda M. Yanuar Fajar, Kanit Gakkum Sat Lantas Polres.

    Lebih lanjut, ditemukan bahwa ambulans tersebut digunakan untuk mengantarkan warga ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas), bukan untuk keperluan medis seperti yang semestinya.

    Sopir ambulans mengakui telah menggunakan kendaraan tanpa izin, dan menjelaskan bahwa mereka tidak berwisata, melainkan hanya menjenguk keluarga di Lapas.

    “Saya sopir ambulans Desa Kompa, memohon maaf kepada Pemerintah Desa Kompa dan Ibu Lurah karena saya berangkat tanpa izin mengantar warga ke Lapas. Saya ingin meluruskan, kami tidak berwisata ke Palabuhanratu, tetapi memang benar untuk mengantar warga menjenguk keluarganya di Lapas,” ujarnya dalam video yang diterima detikJabar.

    Aturan Penggunaan Ambulans

    Penggunaan ambulans untuk kepentingan selain pelayanan medis, seperti yang terjadi pada insiden di Sukabumi, jelas melanggar ketentuan yang ada.

    Kepala Desa Kompa, Yulianti, mengakui bahwa sopir ambulans telah menggunakan kendaraan tersebut tanpa izin untuk mengantar warga menjenguk keluarganya di lembaga permasyarakatan. Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak akan terulang dan telah memberikan sanksi tegas kepada sopir yang bersangkutan.

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Teknis Ambulans. Pada Bab II poin 2.1 dijelaskan bahwa ambulans adalah suatu kendaraan atau alat transportasi untuk menjemput, membawa, atau memindahkan korban hidup atau pasien dalam rangka pertolongan, penanganan, tindakan medis baik yang bersifat gawat ataupun tidak gawat darurat.

    Dalam kejadian ini, penggunaan ambulans untuk keperluan pribadi atau non-darurat berpotensi mengganggu fungsi utamanya, yang bisa menghambat pertolongan medis bagi pasien yang benar-benar membutuhkan.

    (mhg/dry)

  • 9 Tenaga Medis Palestina Dibunuh Israel, Jenazah Dikubur Bertumpuk bersama Bangkai Ambulans

    9 Tenaga Medis Palestina Dibunuh Israel, Jenazah Dikubur Bertumpuk bersama Bangkai Ambulans

    PIKIRAN RAKYAT – Sembilan tenaga medis dan sejumlah petugas Pertahanan Sipil dari Palang Merah Palestina (PRCS) dibunuh Israel Penjajah, jenazah ditemukan tertumpuk bersama ambulans yang membawa mereka.

    Sebelumnya, rombongan itu pergi untuk membantu orang-orang di Rafah, Gaza. Nahas, rombongan menghilang pada 23 Maret 2025, setelah ditembaki oleh pasukan Israel.

    Selanjutnya, meski dihadang akses dari Israel, sepekan kemudian tim internasional akhirnya bisa memasuki area di mana para tenaga medis dan pekerja penyelamat “hilang”.

    Mereka temukan bukti mengerikan tentang serangan langsung terhadap pekerja kemanusiaan tersebut. Satu tenaga medis bahkan masih hilang. Berikut informasi selengkapnya:

    Pasukan Israel Bunuh Medis dan Relawan

    Sebuah ambulans dikirim ke al-Hashaashin, Rafah, untuk membantu orang-orang yang terluka akibat serangan Israel pada Minggu, 23 Maret lalu. Pasukan Israel menembaki ambulans tersebut, melukai para krunya.

    “Pada pagi hari Minggu, 23 Maret, rekan-rekan kami dari Palang Merah Palestina sedang memasuki area al-Hashaashin, Rafah untuk menyelamatkan nyawa dan mereka diserang,” kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), kepada Al Jazeera.

    PRCS kemudian mengirim tiga ambulans tambahan untuk membantu orang-orang yang terluka dan menyelamatkan rekan-rekan mereka yang telah diserang.

    Semua tim yang dikirim untuk mendukung ambulans awal beroperasi pada siang hari.

    “(PRCS) kehilangan kontak dengan rekan-rekan mereka, dan mulai berusaha untuk menemukannya,” kata Della Longa,

    Siapa Saja Medis dan Relawan yang Dibunuh Israel?

    Ada tiga petugas ambulans yang tewas, yakni Ezzedine Shaath, Mostafa Khafaga, dan Saleh Muamer. Tugas mereka semasa hidup adalah mengangkut yang terluka serta memberikan perawatan medis darurat.

    Ada juga lima sukarelawan petugas tanggap pertama, Ashraf Abu Labda, Mohammad Bahloul, Mohammed al-Heila, Raed al-Sharif, dan Rifatt Radwan.

    “Petugas ambulans Assad al-Nassasra masih hilang. Kami tidak tahu di mana dia,” kata Della Longa.

    “Rekan-rekan yang dibunuh dan ditemukan meninggalkan lebih dari 20 anak,” ucap dia lagi.

    Sejak 7 Oktober, Israel total telah membunuh 30 sukarelawan dan staf Palang Merah Palestina pekerja kemanusiaan yang dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional.

    Menurut PRCS, Jenazah 14 orang yang dibunuh di antaranya ditemukan di sebuah kuburan massal yang dangkal.

    Delapan orang diidentifikasi sebagai petugas medis PRCS, lima orang sebagai petugas Pertahanan Sipil, dan satu orang adalah karyawan lembaga PBB.

    Bagaimana Mereka Dibunuh?

    Juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Palestina melaporkan, mereka dibunuh satu per satu kemudian dikuburkan di pasir bersama dengan kendaraan darurat mereka.

    “Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa tim pertama dibunuh oleh pasukan Israel pada 23 Maret, dan bahwa kru darurat dan bantuan lainnya diserang satu per satu selama beberapa jam saat mereka mencari rekan-rekan mereka yang hilang,” kata dia.

    “Jenazah mereka dikumpulkan dan dikuburkan dalam kuburan massal ini. Kami menggali mereka (masih) dalam seragam mereka, dengan sarung tangan mereka masih ada. Mereka ada di sini untuk menyelamatkan nyawa. Ambulans-ambulans ini sudah terkubur di pasir. Ada kendaraan PBB di sini, …bulldozer pasukan Israel telah menguburkan mereka,” kata kepala OCHA, Jonathan Whittall, dari lokasi kejadian.

    Israel Sebut ‘Pembunuhan Tak Disengaja’

    Juru bicara militer Israel, Nadav Shoshani, menyatakan bahwa kematian tenaga medis tersebut bukan sengaja dibunuh.

    Ia mengklaim bahwa pasukan Israel menembaki kendaraan yang mencurigakan tanpa sinyal darurat dan menganggap ada “teroris” di antara pekerja penyelamat.

    Shoshani juga menyebut bahwa mereka menyingkirkan seorang anggota militer Hamas, namun klaimnya tidak sesuai dengan identitas jenazah yang ditemukan di kuburan massal.

    Ia lantas tidak menjelaskan fakta bahwa satu jenazah ditemukan dengan tangan terikat, dan bulldozer Israel mencoba mengubur kendaraan-kendaraan tersebut.

    Klaim Israel mengenai serangan Hamas dari fasilitas medis di Gaza sering kali bertentangan dengan informasi yang tersedia, demikian menurut kepala hak asasi manusia PBB, Volker Turk.

    Bagaimana Para Jenazah Ditemukan?

    Della Longa mengatakan, selama seminggu penuh, IFRC, PRCS, ICRC, dan PBB mengajukan permohonan kepada otoritas Israel untuk memasuki area tersebut supaya melakukan penyelidikan.

    Israel menolak mentah-mentah, namun akhirnya terbuka akses masuk untuk mencari pekerja penyelamat yang hilang.

    Video dari lokasi kejadian menunjukkan para pencari yang menggali beberapa jenazah yang mengenakan rompi darurat oranye, beberapa tertumpuk satu sama lain.

    Satu jenazah yang mengenakan rompi Pertahanan Sipil ditarik keluar dari kuburan hanya untuk para pencari menyadari bahwa itu adalah tubuh bagian atas tanpa kaki.

    “Para pekerja ambulans yang berdedikasi ini sedang merespons orang-orang yang terluka… Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka (saat perang); ambulans mereka jelas-jelas ditandai. Mereka seharusnya kembali ke keluarga mereka,” ucap Sekretaris Jenderal IFRC Jagan Chapagain.

    “Bahkan di zona konflik yang paling kompleks, ada aturan yang sangat jelas – warga sipil harus dilindungi; pekerja kemanusiaan harus dilindungi. Layanan kesehatan harus dilindungi. Jaringan kami berduka, tetapi ini tidak cukup… Saya bertanya sekali lagi: ‘Kapan ini akan berhenti?’ Semua pihak harus menghentikan pembunuhan, dan semua pekerja kemanusiaan harus dilindungi,” tuturnya menegaskan.

    Della Longa menyoroti bahwa setengah dari ambulans di Gaza sudah tidak berfungsi, baik karena rusak atau karena kekurangan bahan bakar. ****

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Sosok Sugianto, Penyelamat 60 Warga Korsel dari Kebakaran Hutan, Dijuluki ‘Pahlawan Tersembunyi’  – Halaman all

    Sosok Sugianto, Penyelamat 60 Warga Korsel dari Kebakaran Hutan, Dijuluki ‘Pahlawan Tersembunyi’  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Sugianto, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang viral karena selamatkan lansia dari kebakaran hutan di Korea Selatan.

    Dikutip dari kantor berita Yonhap News Agency, Sugianto diketahui lahir pada 1994 dan kini berusia 31 tahun.

    Sugianto bekerja sebagai nelayan di wilayah Gun (Kabupaten) Yeongdeok, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.

    Ia sudah bekerja di Korea Selatan sejak 8 tahun lalu.

    Karena aksi heroik menyelamatkan lansia dari kebakaran, Sugianto mendapat julukan ‘pahlawan tersembunyi’.

    Nama Sugianto juga viral di media sosial setelah foto dan aksinya diunggah sejumlah akun media sosial, baik di Korea Selatan dan di Indonesia sendiri, termasuk akun resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul.

    Komentar positif terhadap aksi heroik Sugianto juga bermunculan di kolom komentar.

    Tak sedikit yang ikut mengapresiasi keberanian dari Sugianto.

    Bahkan, ada netizen meminta pemerintah Korea Selatan untuk memberikan hadiah berupa status kewarganegaraan dan rumah.

    Di web Yonhap News Agency, berita terkait Sugianto diberi judul: “Seorang pelaut asing berteriak “Nenek” dalam bahasa Korea yang terbata-bata… 60 orang diselamatkan dalam kebakaran hutan”.

    Kronologi kejadian

    Masih dikutip dari Yonhap News Agency, kejadian bermula saat kebakaran hutan melanda sejumlah wilayah di Yeongdeok sejak 22 Maret 2025.

    Titik api mulai muncul di Desa Uiseong dan terus meluas ke wilayah  Andong dan Cheongsong dengan kecepatan 10 kilometer per jam.

    Pada 25 Maret 2025, api sudah memasuki perbatasan barat Yeongdeok sekitar pukul 18.00 sore waktu setempat.

    Diberitakan, kondisi saat itu kacau karena listrik serta komunikasi lumpuh, salah satunya melanda Desa Chuksan-myeon Gyeongjeong.

    Akibatnya, banyak warga yang tidak mengetahui informasi terkait penyebaran api.

    Kim Pil-kyung, kepala desa Chuksan-myeon Gyeongjeong yang menyadari kebakaran datang, langsung memberitahukan warganya agar segera mengungsi.

    Ia dibantu oleh kepala desa nelayan Yoo Myeong-shin (56), dan pelaut asing Sugianto.

    “Kami sudah siarkan kepada para warga agar segera keluar, tetapi mereka tidak keluar juga.”

    “Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka keluar,” katanya, dikutip pada Rabu (2/4/2025).

    Kim melanjutkan ceritanya, ia pergi memberitahu warganya yang berada di sisi kiri desa.

    Sementara, Sugianto berlari ke tengah wilayah Chuksan-myeon Gyeongjeong.

    Dalam proses evakuasi, Sugianto rela menggendong tujuh warga untuk dibawa ke tempat aman.

    Kim menyebut Sugianto cukup akrab dengan kehidupan Korea, sampai-sampai dia memanggil orang yang ditolong dengans sebutan “nenek” dalam bahasa Korea.

    Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya yang ikut mengevakuasi para korban, Leo, turut memberikan kesaksiannya.

    “Kebakaran hutan semakin mendekat, tetapi saya tidak dapat melihat nenek saya. Akhirnya saya berteriak agar dia segera datang.” tutur Leo dalam bahasa Korea yang terbata-bata.

    WNI SELAMATKAN LANSIA – Kisah Sugianto, gendong lansia untuk selamatkan dari kebakaran hutan di Korea pada 31 Maret 2025, kini pemerintah rekomendasikan Sugianto untuk dapat visa jangka panjang F-2 (Tangkap layar potral berita Korea Selatan Naver)

    “Saya menggendong nenek saya yang sedang tidur di dalam, di punggung saya dan mengungsi,” lanjutnya.

    Ia kemudian menggambarkan situasi darurat pada saat itu.

    “Angin bertiup sangat kencang saat itu, nenek saya hampir terbang.”

    “Saya menyuruhnya untuk duduk dan mengungsi,” lanjut Leo.

    Total ada 60 warga yang berhasil diselamatkan nyawanya dari kebakaran hutan.

    Aksi heroik Sugianto dan Leo mendapatkan apresiasi dari para korban dan Pemerintah Korea Selatan.

    Seorang warga berumur 60 tahun yang ditemui wartawan, memuji aksi keduanya.

    Ia menyebut mereka sebagai  ‘pahlawan tersembunyi’ di tengah krisis kebakaran hutan.

    Selain itu, Menteri UKM dan Perusahaan Rintisan, Oh Young-joo, bahkan bertemu langsung dengan keduanya.

    Ia memerintahkan pihak berwenang untuk memberikan tindakan dukungan, seperti perpanjangan visa.

    Imbauan KBRI Seoul

    KBRI Seoul sudah memberikan imbauan kepada para WNI terkait bencana kebakaran hutan.

    Utamanya yang berada di wilayah Sancheong, Uiseong, Ulju, Gyeongnam, Cheongsong, Yeongyang, Yeongdok dan Andong. 

    Kebakaran masih mungkin meluas ke wilayah lain akibat udara kering dan angin kencang.

    KBRI Seoul mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di wilayah-wilayah tersebut dan wilayah lain di sekitarnya, untuk:

    1. Tetap tenang dan selalu memantau perkembangan kebakaran hutan di wilayah sekitar.

    2. Informasi dan perkembangan dapat dipantau melalui situs http://eng.safekorea.go.kr (Bahasa Inggris) dari portal National Safety and Disaster, dan aplikasi Emergency Ready App yang dapat diunduh di telepon genggam.

    3. Patuhi dan ikuti perintah Pemerintah Setempat/Otoritas yang berwenang dalam situasi evakuasi.

    4. Tetap berada di lokasi evakuasi hingga Pemerintah Setempat/Otoritas yang Berwenang menyatakan bahwa situasi dan kondisi telah kembali dalam keadaan aman.

    5. Apabila mengalami situasi yang 
    mengancam kesehatan dan hal-hal yang berbahaya lainnya, mohon dapat menghubungi nomor darurat:

    119: Emergency Korea (Ambulans, Pemadam Kebakaran, SAR);
    112: Polisi Korea;
    010-5394-2546: Hotline Darurat KBRI Seoul

    “Demikian imbauan ini disampaikan untuk menjadi perhatian,” dikutip dari kemlu.go.id.

    (Tribunnews.com/Endra)

  • Detik-detik Kecelakaan Maut di Tawangmangu Karanganyar, Camri Kijang dan Yamaha Vega Terlibat

    Detik-detik Kecelakaan Maut di Tawangmangu Karanganyar, Camri Kijang dan Yamaha Vega Terlibat

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Kecelakaan lalu lintas melibatkan tiga kendaraan di Jalan Tawangmangu-Magetan tepatnya Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, Senin (1/4/2025) sekira pukul 17.50.

    Akibat kecelakaan tersebut satu orang meninggal dunia. Sedangkan empat orang mengalami luka dan telah menjalani perawatan di rumah sakit.

    Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Agista Ryan Mulyanto melalui Kanit Gakkum Satlantas Polres Karanganyar, Iptu Sukarno Yudho menyampaikan, semula Kijang Nopol AD 1162 ZH yang dikemudikan oleh Roto Cahyono (41) warga Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo membawa penumpang delapan orang melaju dari arah timur menuju ke barat atau dari arah Magetan menuju ke Pasar Tawangmangu.

    Sedangkan Camri Nopol B 2531 SXE dikemudikan Nuzwan Gufron (48) warga Ciputat Kota Tangerang Selatan membawa empat penumpang melintas dari arah sebaliknya dan Vega Nopol AD 4483 NZ yang dikendarai Yazid Anshori (18) warga Tawangmangu melintas dibelakangnya.

    Dia menuturkan, Kijang diduga mengalami rem blong sehingga terlibat kecelakaan lalu lintas dengan Camri.

    “Kijang dari atas didugan rem tidak berfungsi ambil lajur kanan menabrak Camri,” katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.

    Iptu Sukarno mengungkapkan, korban yang mengalami luka telah dievakuasi menggunakan ambulance guna mendapatkan perawatan di rumah sakit.

    Pengemudi Kijang, Roto meninggal dunia karena mengalami luka bagian dada dan kepala.

    Kemudian penumpanh Kijang, Amelia, Indro dan Devina mengalami luka dan kini menjalani perawatan di RSUD Karanganyar.

    Lanjutnya, penumpang Camri, Yeni mengalami luka bagian tangan kanan dan menjalani perwatan di RSUD Karanganyar.

    Anggota Satlantas Polres Karanganyar telah mendatangi lokasi dan meminta keterangan para saksi.

    Di samping itu anggota juga telah mengamankan barang bukti kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas.

    Iptu Sukarno menerangkan, korban jiwa pengemudi Kijang merupakan rombongan dari Sukoharjo yang berwisata di kawasan Tawangmangu.

    Dia mengimbau kepada para pengguna jalan supaya berhati-hati saat berkendara dan mengecek kendaraan sebelum digunakan berkendara. (Ais).

  • Bukan Antar Pasien, Mobil Ambulans Bersirene Dipakai Jenguk Keluarga di Lapas

    Untuk Antar Warga ke Lapas

    Sukabumi

    Insiden ambulans Desa Kompa, Sukabumi, yang diduga dipakai untuk liburan saat Lebaran menjadi sorotan. Kepala Desa (Kades) Kompa, Yulianti, membantah ambulans desa itu dipakai warganya untuk liburan.

    Dilansir detikJabar, Rabu (2/4/2025), Yulianti membenarkan ambulans desa itu dipakai salah seorang warganya. Namun, ambulans itu dipakai untuk menjenguk anggota keluarganya yang ditahan di Lembaga Permasayarakatan (Lapas).

    “Setelah kami klarifikasi, ternyata ambulans tersebut tidak dipakai untuk wisata, melainkan mengantar warga kami yang tidak mampu ke lapas untuk menjenguk keluarganya,” jelas Yulianti.

    Ambulans itu disetop polisi pada Selasa (1/4) usai diduga dipakai untuk berwisata. Yulianti mengatakan persoalan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan.

    “Masalahnya sudah selesai,” kata Yulianti.

    Yulianti juga menyampaikan klarifikasinya melalui sebuah video yang diterima detikJabar. Dalam tayangan itu, Yulianti meminta maaf kepada publik atas kegaduhan yang terjadi akibat insiden ambulans tersebut.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Kutuk Keras Aksi Biadab Israel, Bantai 15 Orang Penyelamat Medis di Gaza

    PBB Kutuk Keras Aksi Biadab Israel, Bantai 15 Orang Penyelamat Medis di Gaza

    Jakarta

    Sekitar lima belas pekerja bantuan medis yang tergabung dalam Bulan Sabit Merah atau Red Cross dan Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas dibantai Israel saat melakukan tugas kemanusiaan. Mayat ditemukan dari sebuah kuburan di pasir di selatan Jalur Gaza.

    Kepala bantuan PBB Tom Fletcher mengatakan bahwa mayat-mayat itu dikubur di dekat “kendaraan yang rusak & bertanda jelas”.

    “Mereka dibunuh oleh pasukan Israel saat mencoba menyelamatkan nyawa. Kami menuntut jawaban & keadilan,” kata Tom Fletcher dikutip dari Reuters, Rabu (2/4/2025).

    Militer Israel tidak berkomentar langsung tentang kematian pekerja Bulan Sabit Merah.

    Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (30/3) malam, Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka sangat terpukul dengan kematian tersebut.

    “Jenazah mereka diidentifikasi hari ini dan telah ditemukan untuk dimakamkan secara bermartabat. Para staf dan relawan ini mempertaruhkan nyawa mereka sendiri untuk memberikan dukungan kepada orang lain,” katanya.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan bahwa seorang pekerja dari kelompok Bulan Sabit Merah yang beranggotakan sembilan orang masih belum ditemukan.

    Kelompok tersebut hilang pada tanggal 23 Maret untuk merawat yang terluka di Rafah, setelah Israel melanjutkan serangan besar-besaran terhadap Hamas.

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa mereka juga menemukan jenazah enam anggota pertahanan sipil dan satu karyawan PBB dari daerah yang sama. Mereka mengatakan bahwa pasukan Israel telah menargetkan para pekerja medis.

    Pernyataan militer Israel tentang insiden tersebut mengatakan penyelidikan awal telah menentukan bahwa “beberapa kendaraan mencurigakan yang bergerak ke arah pasukan adalah ambulans dan truk pemadam kebakaran”. IDF juga mengecam apa yang disebutnya sebagai “penggunaan infrastruktur sipil yang berulang oleh organisasi teroris” yang sampai kini tidak dapat dibuktikan.

    (kna/kna)

  • Ambulans Diduga Bawa ‘Pasien’ Berwisata Terobos Kemacetan Arus Mudik Pakai Strobo di Tol Bocimi

    Ambulans Diduga Bawa ‘Pasien’ Berwisata Terobos Kemacetan Arus Mudik Pakai Strobo di Tol Bocimi

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah mobil ambulans dihentikan petugas Posko Pengamanan (Pospam) saat terobos kepadatan arus mudik dengan menyalakan sirine dan rotator di Exit Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) Seksi III Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda M Yanuar Fajar menerangkan, upaya penghentian ambulans yang terjadi pada Selasa (1/4/2025) itu bermula dari kecurigaan petugas saat melihat sejumlah penumpang di dalam mobil ambulans. 

    “Betul, kondisinya lagi padat di exit Tol Parung kuda, ambulans tersebut melambung ke kanan pakai sirine dan rotator, pas dicek enggak bawa pasien,” ujar M Yanuar. 

    Menurut pengakuan salah seorang warga dalam ambulans tersebut kepada polisi, bahwa beberapa warga dalam ambulans ini sedang menuju RSUD Sekarwangi Cibadak untuk membesuk pasien.  

    “Namun demikian, dengan jumlah penumpang yang banyak dan pakaian yang tidak memungkinkan, menimbulkan kecurigaan,” jelasnya. 

    Ambulans bertuliskan Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi yang membawa beberapa orang saat lebaran ini, diduga merupakan pemudik yang hendak berwisata. 

    “Iya, dugaannya rombongan itu seperti hendak pergi liburan atau pergi ke tempat wisata,” sambung dia. 

    Lebih lanjut, para penumpang dan sopir mobil ambulans bawa pemudik tersebut kemudian diberi arahan dan edukasi oleh kepolisian. Bahwa penggunaan mobil ambulans hanya untuk kebutuhan darurat pasien. 

    “Tindakan yang dilakukan diputar arah, kalaupun itu memang mau menengok tidak diperkenankan menggunakan kendaraan darurat (ambulans) karena sifatnya tidak urgensi jadi diputar arah disuruh menggunakan kendaraan pribadi tanpa prioritas,” tegasnya. 

  • Viral Ambulans Berisi Rombongan Ibu-ibu Terobos Kemacetan di Tol Bocimi, Sopir Sebut Hendak ke Lapas – Halaman all

    Viral Ambulans Berisi Rombongan Ibu-ibu Terobos Kemacetan di Tol Bocimi, Sopir Sebut Hendak ke Lapas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Polisi meminta ambulans yang menerobos kemacetan di Exit Tol Bocimi GT Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, putar balik.

    Hal itu disebabkan ambulans tersebut tidak membawa pasien melainkan sejumlah ibu-ibu.

    Ambulans itu diketahui berasal dari Desa Kompa, Parungkuda, Sukabumi. Sopir ambulans tersebut kemudian meminta maaf melalui video berdurasi 53 detik.

    “Saya sopir ambulans Desa Kompa meminta maaf terutama pemerintah Desa Kompa, ibu lurah, karena saya tidak ada izin untuk mengantarkan ibu-ibu ke lapas,” kata sopir, Selasa (1/4/2025).

    Sopir tersebut mengatakan ibu-ibu tersebut bukan hendak berwisata tapi hendak ke lembaga pemasyarakatan (Lapas).

    “Sebenarnya keberangkatan itu bukan untuk berwisata ke (pantai) Palabuhanratu, ini (untuk) mengantarkan ibu-ibu untuk menjenguk anaknya ke lapas (Warungkiara),” ucapnya.

    “Itu saja yang saya sampaikan dan saya memohon maaf ke semua pihak,” lanjut sopir ambulans Desa Kompa dalam video tersebut yang dikirimkan oleh Camat Parungkuda, Kurnia.

    Pernyataan camat

    Kurnia menyayangkan penggunaan mobil ambulans demi kepentingan pribadi.

    “(Saya meminta) Kepala desa untuk lebih mengawasi penggunaan ambulans desa, karena rata-rata baik kunci maupun operasional mobilnya langsung dipegang sopir ambulans,” kata Kurnia.

    Kurnia mengingatkan agar setiap penggunaan mobil ambulans sesuai peruntukannya, terutama saat masa libur Idul Fitri, dan tidak disalahgunakan, apalagi dengan menggunakan rotator dan sirene.

     

     

  • Astra Infra Hadirkan 1.000 Toilet hingga SPKLU untuk Mudik 2025

    Astra Infra Hadirkan 1.000 Toilet hingga SPKLU untuk Mudik 2025

    Bisnis.com, INDRAMAYU — ASTRA Infra menghadirkan berbagai fasilitas lengkap bagi pemudik. Dari peningkatan kualitas jalan hingga layanan darurat, ASTRA Infra berkomitmen untuk memberikan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman.

    ASTRA Infra telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kondisi jalan prima, diantaranya adalah penambahan lajur ketiga untuk ruas Tol Tangerang-Merak (Cilegon Timur-Cilegon Barat), penambahan lajur ketiga KM 87-110 pada ruas tol Cikopo-Palimanan (2024), lalu melakukan perbaikan pavement untuk memastikan kenyamanan pengguna jalan pada saat lebaran. Selain itu, juga dipastikan perambuan dalam kondisi baik untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.

    Dari sisi penyiapan rest area, ASTRA Infra memastikan sarana dan prasarana siap untuk menyambut para pemudik, antara lain SPBU, SPKLU, toilet, mushola, area parkir, serta beragam pilihan kuliner.

    Selain itu, pada arus mudik lebaran tahun ini, ASTRA Infra menyiagakan lebih dari 1300 petugas, yang dilengkapi dengan : 812 CCTV dan 7 traffic counter, call center 24 jam, 36 kendaraan patroli, 12 kendaraan rescue, 21 ambulance, 48 armada derek, dan 4 mobil crane.

    Kolaborasi juga dilakukan bersama Tim SAR (Search and Rescue) Astra yang menyiagakan 4 kendaraan dan 24 personel SAR yang memiliki kompetensi Medical First Responder, Vehicle Accident Rescue, dan Road Accident Rescue di Ruas Tol Tangerang-Merak dan Cikopo-Palimanan serta Tim SAR Medical First Responder di Resta Pendopo KM 456 A dan B di Ruas Tol Semarang-Solo.

    Head of Corporate Communications ASTRA Infra, Deddy Pradityo Opficon, menjelaskan bahwa “ASTRA Infra sebagai penyedia infrastruktur publik khususnya jalan tol memaknai momen ini untuk terus berupaya meningkatkan kualitas serta kesiapan layanan. ASTRA Infra berkomitmen untuk melayani dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna jalan dengan memastikan setiap ruas jalan tol yang dikelola dalam kondisi yang prima, baik dari segi jalan, kesiapan sarana prasarana pendukung, maupun petugas operasional di lapangan. Hal ini juga merupakan bentuk komitmen kami dalam mendukung pemerintah menyukseskan angkutan lebaran 2025.”

    Kesiapan Fasilitas Astra Tol Cipali

    Sustainability Management & Corporate Communications Dept. Head Astra Tol Cipali, Ardam Rafif Trisilo menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyelesaikan program peningkatan kualitas jalan di sejumlah titik strategis, khususnya dari KM 110 (Subang) hingga KM 188 (Cirebon).

    “Program tersebut dimulai dari 8 Februari 2025 dan telah selesai pada Kamis 20, Maret 2025,” ujarnya kepada Tim Jelajah Bisnis 2025, Senin (31/3/2025).

    Pihaknya juga mengklaim telah menyiapkan armada lengkap untuk memastikan keamanan dan kelancaran perjalanan selama arus mudik.

    Sebanyak 10 unit patroli, 2 unit rescue, 2 unit keamanan dan ketertiban (Kamtib), serta 18 unit derek, termasuk tambahan 6 unit derek, siap melayani pemudik. Selain itu, tersedia 5 unit ambulans dan 6 unit Patroli Jalan Raya (PJR) untuk situasi darurat.

    Tak hanya itu, Astra Tol Cipali juga menyediakan 10.000 rubber cone untuk mendukung pelaksanaan rekayasa lalu lintas, seperti Contra Flow dan One Way, yang diberlakukan berdasarkan koordinasi dengan Korlantas Polri.

    1.000 Toilet Gratis Hingga Layanan SPKLU

    Bagi pemudik yang ingin beristirahat, Astra Tol Cipali menyediakan delapan rest area dengan fasilitas lengkap, baik di jalur menuju Cirebon maupun Jakarta.

    Rest area di ruas tol Cipali dilengkapi total 1.024 toilet gratis termasuk toilet urinoir, cubicles, disabilitas, tempat ibadah, ruang menyusui (nursery room), bengkel umum serta lebih dari 190 tenant, termasuk UMKM, minimarket, hingga rumah makan.

    Mendukung tren kendaraan listrik, ASTRA Infra juga telah mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di tujuh rest area, yakni:

    – Arah Cirebon: KM 86, KM 102, KM 130, KM 166
    – Arah Jakarta: KM 164, KM 130, KM 101

    Setiap SPKLU menyediakan berbagai mode pengisian, mulai dari slow charging hingga ultra-fast charging, sehingga pemilik kendaraan listrik bisa tetap tenang selama perjalanan.

    “Apabila pengguna jalan dengan mobil listrik terkendala di ruas Tol Cipali, bisa menggunakan layanan derek gratis hingga gerbang terdekat maupun SPKLU terdekat dengan menghubungi call center di nomor 0260 7600 600,” tuturnya.

    Sebagai informasi, Sejak H-10 hingga H-2 Lebaran (21-29 Maret 2025), tercatat sekitar 838 ribu kendaraan melintasi Tol Cipali, dengan puncak arus mudik terjadi pada 28 Maret 2025, mencapai 134 ribu kendaraan dalam sehari.

    Jika terjadi kepadatan di rest Area, pihaknya memberlakukan pengaturan arus kendaraan dan melakukan buka tutup situasional mengikuti diskresi kepolisian.

    Selain itu, pengguna jalan diimbau untuk membatasi waktu istirahat di rest area maksimal 30 menit.

    Demi keselamatan, pemudik juga disarankan untuk selalu menjaga batas kecepatan, memperhatikan jarak aman, dan tidak menggunakan bahu jalan sebagai tempat beristirahat.

  • Bukan Antar Pasien, Mobil Ambulans Bersirene Dipakai Jenguk Keluarga di Lapas

    Kepergok! Ambulans Ketahuan Dipakai untuk Liburan, Disetop di Sukabumi

    Jakarta

    Satlantas Polres Sukabumi memberhentikan mobil ambulans yang terlihat mencurigakan di Jalan Parungkuda-Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ternyata, ambulans tersebut membawa rombongan yang mau berwisata.

    Insiden ini terjadi pada hari kedua Lebaran 2025, Selasa (1/4). Ambulans tersebut melintas saat terjadi kepadatan arus lalu lintas menuju kawasan wisata di Kabupaten Sukabumi.

    “Saat itu lagi padat di exit Tol Parung Kuda. Ambulans itu melambung ke kanan menggunakan sirine dan rotator. Kami langsung menghentikannya untuk pemeriksaan,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi Ipda M. Yanuar Fajar dilansir detikJabar, Selasa (1/4/2025).

    Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ada pasien dalam ambulans tersebut meskipun sirine dibunyikan. Ambulans itu malah digunakan untuk membawa warga yang ingin berwisata.

    “Mereka mengaku ingin menjenguk ke rumah sakit di Sekarwangi, namun dari penampilan dan barang bawaan mereka, jelas mereka sebenarnya berencana untuk berwisata,” ujarnya.

    Fajar menegaskan bahwa penggunaan ambulans harus sesuai peruntukannya. Pihak kepolisian meminta masyarakat untuk tetap patuh dalam berlalu lintas.

    (wnv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini