Transportasi: Ambulans

  • Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 April 2025

    Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa Regional 8 April 2025

    Kartu KSB Maju di Sumbawa Barat, Pelajar Dapat Rp 300 Ribu-Rp 2 Juta Per Siswa
    Tim Redaksi
    TALIWANG, KOMPAS.com –
    Bupati Sumbawa Barat
    Amar Nurmansyah
    , menyampaikan arahan perdana kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN)  di hari pertama kerja pascalibur Idul Fitri, di halaman Graha Fitrah, Taliwang, Selasa (8/4/2025).
    Amar secara khusus mengajak seluruh jajaran OPD (organisasi perangkat daerah) untuk menjalankan program pemerintah, khususnya 100 hari kerja melalui sosialisasi Kartu Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Maju.
    Peluncuran
    Kartu KSB Maju
    yang akan diluncurkan pada 20 Mei 2025.
    “Jangan sampai kita sebagai ASN justru tidak tahu apa itu Kartu KSB Maju. Semua harus paham dan siap membantu menyukseskan pelaksanaannya,” kata dia.
    Ada pun detil dari program Kartu KSB Maju terdiri atas:
    KSB Maju Pendidikan
    dengan Bantuan Uang Pangkal Pendidikan Siswa Baru semua jenjang, TK Rp 300 ribu per siswa, SD Rp 500 ribu per siswa, SMP Rp 750 ribu per siswa, SMA Rp 1 juta per siswa, Diploma/S1 Rp 2 juta per mahasiswa.
    Lalu, ada beasiswa dan fasilitasi beasiswa bagi mahasiswa KSB; mendorong, dan memfasilitasi pendidikan vokasi (Kejuruan) di KSB.
    KSB Maju Kesehatan
    dengan bantuan pendamping pasien saat rujukan Rp 1,5 juta; talangan biaya ambulans rujukan; TRC ambulans, dan tenaga kesehatan berbasis Puskesmas yang menjemput langsung penderita sakit di tempat tinggal; dan santunan kematian/uang duka Rp 1 juta.
    KSB Maju Sosial
    melalui pajak bumi bangunan gratis untuk penetapan besaran sampai dengan Rp 100 ribu; bantuan untuk anak yatim/piatu berbasis lembaga sosial (panti asuhan) Rp 500 ribu per anak per bulan.
    Ada pula pemberian insentif guru ngaji, hukum, dan marbot masjid serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri (FM 332/Lansia Disabilitas).
    KSB Maju Perumahan
    dengan pemasangan listrik gratis 900 KVa bagi rumah tangga tidak mampu; serta melanjutkan dan menyempurnakan program rehabilitas rumah/penyediaan rumah layak huni.
    KSB Maju UMKM
    memberikan bantuan modal usaha melalui pemberdayaan lembaga sosial (TBA, koperasi syari’ah, dan Bumdes Bersama); serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri UMKM.
    KSB Maju Tani Ternak
    dengan bantuan biaya panen padi/jagung Rp 500 ribu per hektar per kali panen berbasis RDKK; bantuan 10 persen harga bibit dan pakan unggas terjangkau melalui BUMD untuk beli dan bela peternak lokal; serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri Tani/Ternak.
    KSB Maju Perikanan
    melalui asuransi nelayan Rp 120 ribu per nelayan per tahun, serta melanjutkan dan menyempurnakan program Bariri Nelayan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Penembakan Eks Kapolsek Mulia oleh KKB di Papua Tengah

    Kronologi Penembakan Eks Kapolsek Mulia oleh KKB di Papua Tengah

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Papua menjelaskan kronologi penembakan eks Kapolsek Mulia Iptu (Purn) Djamal Renhoat oleh orang tidak dikenal (OTK) di Kampung Wuyukwi, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah.

    Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan insiden penembakan tersebut terjadi Senin (07/04/2025) sekitar 18.45 WIT.

    Menurut Benny, Djamal Renhoat ditembak orang tidak dikenal tepat di kios atau toko kelontong miliknya. Tembakan itu telah mengenai pipi kanan Djamal hingga menembus leher belakang sebelah kiri.

    “Korban merupakan mantan Kapolsek Mulia, meninggal dunia akibat luka tembak,” ujar ya falam keterangan tertulis, Selasa (8/4/2025).

    Selanjutnya, sekitar 18.47 WIT Personil Polres Puncak Jaya bersama Personil Brimob BKO langsung mendatangi TKP untuk menyelidiki insiden tersebut.

    Di samping itu, mobil ambulans RSUD Mulia datang menjemput korban 19.00 WIT. Iptu Djamal juga langsung mendapatkan tindakan medis sekitar 19.00 WIT.

    Adapun, kata Benny, keesokan harinya, jenazah Iptu Djamal langsung dievakuasi dari Puncak Jaya menggunakan pesawat jenis Cessna 208B/PK-SNA milik Smart Cakrawala Aviation untuk dimakamkan di Mimika, Papua Tengah.

    “Rencananya, jenazah Almarhum Iptu (Purn) Djamal Renhoat dimakamkan di Mimika setelah disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka kawasan Kebun Sirih,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Yusuf Sutejo membenarkan bahwa Iptu Djamal Renhoat ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    “Betul [Iptu Jamal ditembak KKB],” kata Yusuf Sutejo kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

  • Pengakuan Wanita Mati Suri Selama 6 Menit, Ini yang Dilihatnya saat ‘Meninggal’

    Pengakuan Wanita Mati Suri Selama 6 Menit, Ini yang Dilihatnya saat ‘Meninggal’

    Jakarta

    Seorang ilmuwan wanita mengalami keadaan darurat medis yang membuatnya mati suri selama enam menit. Ia pun merinci apa yang dilihatnya saat ‘meninggal’.

    Pada 2016, Anna Stone ‘meninggal’ selama enam menit setelah mengalami episode medis yang serius. Saat itulah Stone mengalami apa yang disebut dengan out-of-body experience atau fenomena keluar dari tubuh.

    Saat di luar tubuhnya, Stone melihat para tenaga medis yang sudah menyerah menyelamatkannya di ruang gawat darurat.

    Stone juga mengaku sempat mengunjungi putri-putrinya, termasuk anak tertuanya yang bersekolah lebih dari 200 mil jauhnya dari ranjang rumah sakitnya.

    Stone mengungkapkan sebelum kejadian tersebut, dirinya tidak percaya pada Tuhan. Hidupnya juga kerap diisi dengan banyak minuman keras dan narkoba untuk menghadapi tekanan hidup.

    “Saya menikah dengan seseorang yang hampir tidak saya kenal, dan itu seperti mimpi buruk, dan saya tidak menjalani kehidupan dengan baik,” ujar Stone dikutip dari Unilad, Selasa (8/4/2025).

    “Saya tidak dapat mempertahankan karier saya. Semuanya berantakan dan saya benar-benar kesal, marah, dan sangat egois, mementingkan diri sendiri, hanya memikirkan diri sendiri dan masalah saya,” sambungnya.

    Sebelum pengalaman mendekati kematiannya, Stone telah didiagnosis mengidap gangguan bipolar dan masalah dengan siklus menstruasinya.

    “Saya agak bercanda dan berkata, ‘Saya rasa saya akan mati kehabisan darah’, dan itulah hal terakhir yang saya ingat sebelum saya terbangun di dalam ambulans. Hal berikutnya yang saya alami adalah berada di ranjang rumah sakit,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Stone mengatakan dirinya berada di semacam ‘ruang tunggu’. Ia mengingat ruangan tersebut tidak memiliki terowongan, hantu, ataupun arwah kerabat yang telah meninggal, yang ada hanya ruangan kosong.

    Setelah menyadari dirinya ‘tidak memiliki tubuh’, Stone mengatakan ia menyaksikan saat para dokter memberikan CPR, hingga seorang dokter akhirnya berhasil menyelamatkannya.

    Stone mengatakan ia kembali masuk ke tubuhnya melalui pusar, yang ia gambarkan sebagai rasa sakit ‘seperti di neraka’.

    Pengalaman tersebut membawa perubahan besar bagi hidup Stone. Kini, ia membagikan pengalamannya dan menawarkan nasihat kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup.

    “Saya telah membantu orang lain dengan latar belakang trauma, saya dapat membantu orang lain. Sebelumnya saya seorang pecandu alkohol, saya pulang ke rumah dan minum 12 bir. Sekarang saya tidak bisa menyentuh alkohol sama sekali,” tandasnya.

    (ath/suc)

  • Polisi Benarkan Mantan Kapolsek Mulia Puncak Jaya Tewas Ditembak KKB, Ini Kronologisnya – Halaman all

    Polisi Benarkan Mantan Kapolsek Mulia Puncak Jaya Tewas Ditembak KKB, Ini Kronologisnya – Halaman all

    Eks Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya ditembak KKB di depan toko kelontong miliknya.

    Tayang: Selasa, 8 April 2025 17:29 WIB |
    Diperbarui: Selasa, 8 April 2025 17:34 WIB

    Net

    DITEMBAK KKB- Ilustrasi, Satgas Damai Cartenz membenarkan kabar Eks Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Iptu (Purn) Djamal Renhoat (62) meninggal dunia ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Senin (7/4/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satgas Damai Cartenz membenarkan kabar Eks Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Iptu (Purn) Djamal Renhoat (62) meninggal dunia ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Senin (7/4/2025).

    Hal itu disampaikan Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025 Kombes Yusuf Sutejo kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

    Dia menuturkan saat penembakan korban berada di depan toko kelontong miliknya.

    “Tadi pagi kita sudah tambah penebalan di puncak Jaya sebanyak 100 personel,” urainya.

    Kombes Yusuf memastikan bahwa pelaku penembakan dari KKB.

    Kronologis peristiwa pada Senin (7/4/2025) telah terjadi penembakan yang dilakukan oleh OTK di Kota Lama Dekat Pabrik Tahu, Distrik Pruleme, Kab Puncak Jaya.

    Pukul 18.45 WIT korban ditembak senpi oleh OTK dan meninggal dunia ditempat.

    Kemudian pukul 18.47 WIT personel Polres Puncak Jaya bersama personel Brimob BKO merespons kejadian langsung ke TKP.

    Pukul 19.00 WIT mobil ambulans RSUD Mulia tiba di TKP langsung membawa korban ke RSUD Mulia.

    Selanjutnya korban tiba di RSUD untuk mendapatkan tindakan medis. 
     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Serangan Israel Hantam Dapur Amal di Gaza saat Warga Kumpul untuk Makan, Lebih dari 30 Orang Tewas – Halaman all

    Serangan Israel Hantam Dapur Amal di Gaza saat Warga Kumpul untuk Makan, Lebih dari 30 Orang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Serangan Israel menghantam dekat dapur amal tempat warga Palestina berkumpul untuk menerima makanan matang, saat persediaan makanan menipis akibat blokade Israel selama sebulan di Jalur Gaza, Senin (7/4/2025).

    Ini menjadi satu dari serangkaian serangan di wilayah tersebut yang menewaskan lebih dari 30 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, kata pejabat rumah sakit.

    Serangan lainnya menghantam tenda media di luar rumah sakit, menewaskan dua orang, termasuk seorang wartawan lokal, dan melukai enam wartawan lainnya, kata petugas medis.

    Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan seorang pria yang diidentifikasi sebagai militan Hamas yang menyamar sebagai wartawan.

    Rekaman video menunjukkan orang-orang membawa jenazah seorang gadis kecil, wajahnya berlumuran darah, akibat ledakan yang menurut saksi mata menghantam sebuah tenda di samping dapur amal di luar kota Khan Younis di selatan.

    Enam orang lainnya tewas, termasuk dua wanita, dan 10 orang terluka, kata pejabat rumah sakit.

    Pemogokan terjadi sekitar tengah hari saat dapur umum sedang mendistribusikan makanan kepada para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

    Warga bernama Samah Abu Jamie mengatakan keponakannya termasuk di antara mereka yang tewas, dan putrinya yang masih kecil terluka saat mereka menunggu dengan panci mereka untuk mengambil makanan bagi keluarga mereka.

    “Mereka hendak mengambil makanan. Saya bilang padanya, ‘Nak, jangan pergi’,” katanya, Senin, dilansir AP News.

    “Mereka masih anak-anak, dan mereka tidak membawa apa pun kecuali panci. Apakah panci adalah senjata?” tanya dia.

    Pasukan Israel Menembak Kru Gaza

    Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 15 petugas medis dan penyelamat yang dibunuh oleh pasukan Israel bulan lalu di Gaza ditembak di tubuh bagian atas dengan “niat membunuh.”

    Pembunuhan itu terjadi di Jalur Gaza selatan pada 23 Maret 2025, beberapa hari setelah serangan baru Israel di wilayah Palestina, dan sejak itu memicu kecaman internasional.

    Younis al-Khatib, Presiden Bulan Sabit Merah di Tepi Barat yang diduduki Israel, mengatakan kepada wartawan di Ramallah:

    “Telah dilakukan autopsi terhadap para martir dari Bulan Sabit Merah dan tim pertahanan sipil. Kami tidak dapat mengungkapkan semua yang kami ketahui, tetapi saya akan mengatakan bahwa semua martir ditembak di bagian atas tubuh mereka, dengan maksud untuk membunuh.”

    Al-Khatib menyerukan penyelidikan internasional atas pembunuhan tersebut, yang secara terpisah diumumkan sedang diselidiki oleh militer Israel.

    “Kami menyerukan kepada dunia untuk membentuk komisi penyelidikan internasional yang independen dan tidak memihak terkait keadaan pembunuhan yang disengaja terhadap kru ambulans di Jalur Gaza,” kata al-Khatib, dikutip dari Al Arabiya.

    Militer Israel mengatakan tentaranya menembaki “teroris” yang mendekati mereka dengan “kendaraan mencurigakan,” dan seorang juru bicara kemudian menambahkan bahwa lampu kendaraan tersebut dimatikan.

    Namun, video yang ditemukan dari ponsel salah satu pekerja bantuan yang terbunuh, yang dirilis oleh Bulan Sabit Merah, tampaknya bertentangan dengan pernyataan militer Israel.

    Rekaman itu memperlihatkan ambulans melaju dengan lampu depan menyala dan lampu darurat menyala.

    Mereka yang tewas termasuk delapan staf Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan satu pegawai badan PBB untuk pengungsi Palestina.

    Mayat-mayat tersebut ditemukan terkubur di dekat lokasi penembakan di daerah Tal al-Sultan kota Rafah, yang oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) digambarkan sebagai kuburan massal.

    “Mengapa kalian menyembunyikan mayat-mayat itu?” kata al-Khatib tentang pasukan Israel yang terlibat dalam serangan itu.

    Israel Hentikan Pasokan untuk Penduduk Gaza

    Dapur amal telah menarik lebih banyak orang Palestina karena sumber makanan lain mulai menipis.

    Lebih dari sebulan yang lalu, Israel menghentikan semua makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan lain untuk penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta orang, sehingga memaksa kelompok-kelompok bantuan untuk membatasi persediaan mereka.

    Program Pangan Dunia telah memperingatkan bahwa persediaannya untuk menjaga dapur tetap beroperasi dapat habis minggu depan.

    PENGUNGSI GAZA – Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 8 April 2025 memperlihatkan situasi di tenda-tenda pengungsian di Al Rimal, Kota Gaza. (Wafa)

    Juru bicara Abeer Etefa mengatakan pada hari Senin bahwa program tersebut harus menghentikan pendistribusian kotak-kotak makanan pokok langsung ke keluarga minggu lalu.

    Toko roti yang dikelolanya juga telah tutup karena kekurangan tepung, sehingga sumber utama roti bagi ratusan ribu orang pun berakhir.

    Sejak mengakhiri gencatan senjata dengan Hamas bulan lalu, Israel telah melakukan pemboman di Gaza, menewaskan ratusan orang, dan pasukan darat telah membentuk zona militer baru.

    Israel mengatakan bahwa mereka menekan Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa, melucuti senjata, dan meninggalkan wilayah tersebut.

    Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel telah setuju untuk berunding demi pembebasan para sandera.

    Kepala enam badan PBB yang beroperasi di Gaza mengatakan dalam pernyataan bersama hari Senin bahwa blokade tersebut telah membuat penduduk Gaza “terjebak, dibom, dan kelaparan lagi.”

    Mereka mengatakan klaim Israel bahwa pasokan yang cukup masuk selama gencatan senjata “jauh dari kenyataan di lapangan, dan komoditas semakin menipis.”

    “Kami menyaksikan aksi perang di Gaza yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap nyawa manusia,” kata mereka.

    “Lindungi warga sipil. Fasilitasi bantuan. Bebaskan sandera. Perbarui gencatan senjata,” tegasnya.

    Diketahui, serangan militer Israel sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang perhitungannya tidak membedakan antara militan dan warga sipil.

    Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza dan menyebabkan sekitar 90 persen penduduknya mengungsi.

    Israel mengatakan pihaknya berupaya menghindari jatuhnya korban sipil dan menyalahkan Hamas atas kematian mereka karena Hamas beroperasi di tengah penduduk.

    Dalam serangan pada 7 Oktober, militan yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

    Mereka masih menahan 59 tawanan — 24 di antaranya diyakini masih hidup — setelah sebagian besar tawanan lainnya dibebaskan melalui gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Israel Berdalih 15 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh karena Mengancam

    Israel Berdalih 15 Pekerja Kemanusiaan di Gaza Dibunuh karena Mengancam

    Gaza City

    Militer Israel mengatakan bahwa penyelidikan awal terhadap pembunuhan 15 pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza bagian selatan bulan lalu menunjukkan insiden itu terjadi “karena adanya rasa terancam” yang dirasakan para tentara Israel.

    Disebutkan oleh militer Israel, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (8/4/2025), bahwa pihaknya mengidentifikasi enam militan Hamas yang berada di sekitar lokasi insiden itu di Rafah.

    Militer Israel mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan yang lebih mendalam, tetapi “penyelidikan awal menunjukkan bahwa pasukan melepaskan tembakan karena adanya ancaman yang dirasakan setelah pertemuan sebelumnya di area tersebut”.

    Menurut militer Tel Aviv, enam orang yang tewas di antaranya telah “diidentifikasi sebagai militan Hamas”.

    Belasan pekerja kemanusiaan itu ditembak mati pada 23 Maret lalu dan dikuburkan di kuburan yang dangkal di Jalur Gaza.

    Militer Israel awalnya mengatakan pasukannya melepaskan tembakan setelah kendaraan tanpa pengenal bergerak mendekat dalam kegelapan. Diklaim juga oleh Tel Aviv bahwa pasukan mereka menembaki “teroris”.

    Namun belakangan mereka mengubah pernyataan, setelah muncul video yang menunjukkan sebuah ambulans dan truk pemadam kebakaran, yang memiliki tanda pengenal dengan lampu depan menyala terang dan lampu darurat meraung-raung, ditembaki pasukan Israel.

    Sebanyak 15 pekerja kemanusiaan yang tewas, menurut laporan AFP, terdiri atas delapan staf Bulan Sabit Merah, enam anggota badan pertahanan sipil Gaza, dan satu staf badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina.

    Ditegaskan oleh militer Israel bahwa penyelidikan lebih mendalam akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan, dan hasil penyelidikan itu akan disampaikan kepada publik.

    Belum ada tanggapan terbaru dari Bulan Sabit Merah dan PBB soal klaim terbaru Israel tersebut.

    Namun setelah insiden itu, Bulan Sabit Merah Palestina menyebut “penargetan konvoi ambulansnya” sebagai “kejahatan perang yang nyata, yang mencerminkan pola pelanggaran berulang yang berbahaya terhadap hukum kemanusiaan internasional”.

    Bulan Sabit Merah Palestina juga mengungkapkan hasil autopsi yang menunjukkan bahwa 15 petugas medis dan penyelamat yang dibunuh pasukan Israel itu ditembaki di tubuh bagian atas, yang menurut Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan “niat untuk membunuh” dari pasukan Tel Aviv.

    “Telah dilakukan autopsi terhadap para martir dari Bulan Sabit Merah dan tim pertahanan sipil. Kami tidak dapat mengungkapkan semua yang kami ketahui, tetapi saya akan mengatakan bahwa semua martir ditembak pada bagian atas tubuh mereka, dengan maksud untuk membunuh,” ungkapnya, seperti dilansir AFP.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kesaksian Petugas Medis Gaza yang Selamat dari Pembantaian Israel

    Kesaksian Petugas Medis Gaza yang Selamat dari Pembantaian Israel

    Jakarta

    Satu-satunya korban selamat dari pembantaian paramedis dan pekerja penyelamat Palestina di Gaza, Munther Abed, menceritakan kesaksian yang mengerikan saat rekan-rekannya ditembak satu persatu oleh tentara Israel.

    Ia mengatakan melihat pasukan Israel menembaki ambulan dan kendaraan penyelamat Bulan Sabit Merah, lalu menggunakan buldoser untuk mengubur reruntuhan di sebuah lubang. Abed, berusia 27 tahun, berada di bagian belakang ambulans pertama yang tiba di lokasi serangan udara di distrik Hashashin, Rafah, sebelum fajar pada 23 Maret. Saat itu ambulan tersebut diserang oleh pasukan Israel.

    Dua rekannya dari Bulan Sabit Merah yang duduk di bagian depan tewas, tetapi ia selamat setelah menjatuhkan diri ke lantai kendaraan.

    “Pintunya terbuka, dan di sanalah mereka pasukan khusus Israel berseragam militer, bersenjata senapan, laser hijau, dan kacamata penglihatan malam,” kata Abed kepada Guardian.

    “Mereka menyeret saya keluar dari ambulans, menundukkan kepala agar tidak melihat apa yang terjadi pada rekan-rekan saya.”

    Dia dipukuli, ditahan dengan tangan terikat, dan dipaksa berbaring di tanah. Dari posisi itu, ia dapat melihat sebagian dari apa yang terjadi saat rekan-rekan dan koleganya tiba di lokasi dengan ambulans dan mobil pemadam kebakaran, masing-masing berlarian di tengah hujan tembakan.

    Secara keseluruhan, delapan anggota kru ambulans Bulan Sabit Merah dan paramedis, enam petugas penyelamat pertahanan sipil, serta seorang karyawan PBB tewas.

    Mayat mereka ditemukan di samping kendaraan yang hancur, akhir pekan lalu, di sebuah lubang berpasir, tempat yang disaksikan Abed saat penggalian dilakukan oleh pasukan. Saksi mata lainnya mengatakan kepada The Guardian bahwa beberapa korban ditemukan tewas dengan tangan atau kaki terikat.

    Sementara itu, seorang petugas ambulans Bulan Sabit Merah, Assad al-Nassara, masih belum diketahui keberadaannya. Namun, Abed mengatakan ia melihat Nassara masih hidup dan berada dalam tahanan Israel di sekitar lokasi pembunuhan. Sejak saat itu, Nassara tidak pernah terlihat lagi. Hingga kini, Abed adalah satu-satunya yang kembali hidup-hidup dan mampu menceritakan kisahnya.

    Abed menjadi relawan pada 23 Maret di stasiun ambulans di rumah sakit lapangan Inggris di al-Mawasi, sebuah kamp pengungsi di pesisir. Sekitar pukul 4 pagi, panggilan darurat masuk dari operator layanan gawat darurat yang melaporkan insiden di Hashashin, sebuah daerah berpasir di pinggiran utara Rafah.

    Di bawah tekanan internasional, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan pada hari Kamis bahwa mereka akan meluncurkan penyelidikan formal atas penembakan tersebut. Namun, hingga saat ini, IDF membantah melakukan kesalahan, dan mengklaim bahwa mereka menembaki kendaraan yang “bergerak mencurigakan” tanpa lampu depan atau sinyal darurat. Abed mengatakan bahwa pernyataan itu jelas-jelas tidak benar.

    “Lampu ambulans menyala terang, dan logo Bulan Sabit Merah sangat terlihat saat kami menuju ke lokasi kejadian,” ujarnya. IDF menggambarkan wilayah tersebut sebagai zona perang, tetapi menurut Abed, Hashashin adalah “daerah sipil tempat kehidupan sehari-hari berjalan seperti biasa, bukan zona pertempuran yang ditetapkan.”

    Mereka hampir mencapai lokasi serangan udara yang dilaporkan sekitar pukul 04.20 pagi waktu setempat ketika mereka tiba-tiba diserang.

    “Sejak penembakan dimulai, saya langsung berlindung di lantai ambulans. Saya tidak mendengar apa pun dari rekan-rekan saya, kecuali suara-suara saat-saat terakhir mereka, mendengar mereka mengembuskan napas terakhir,” katanya. “

    “Tiba-tiba, semuanya menjadi sunyi, ambulans berhenti, dan lampu padam. Pintu pengemudi terbuka, dan saya mendengar suara-suara berbicara dalam bahasa Ibrani. Ketakutan dan kepanikan menguasai saya, dan saya mulai melafalkan beberapa kutipan dari Al-Qur’an,” katanya lagi.

    Mayat rekan Abed, Khufaga dan Shaath, digali dari lubang yang sama akhir pekan lalu, bersama dengan sisa-sisa enam pekerja Bulan Sabit Merah lainnya: Saleh Muamer, Mohammad Bahloul, Mohammed al-Heila, Ashraf Abu Labda, Raed al-Sharif dan Rifatt Radwan, serta enam pekerja pertahanan sipil Palestina dan seorang karyawan badan bantuan PBB, UNRWA.

    (suc/suc)

  • Kesaksian Sopir Ambulans yang Temukan Jasad Wartawan di Hotel Jakarta Barat, Tak Ada Luka Sayatan – Halaman all

    Kesaksian Sopir Ambulans yang Temukan Jasad Wartawan di Hotel Jakarta Barat, Tak Ada Luka Sayatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyebab kematian wartawan bernama Situr Wijaya (33) masih diselidiki Polres Metro Jakarta Barat.

    Wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah tersebut ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (4/4/2025) malam.

    Dalam kasus ini ada dua saksi berinisial AS dan SF yang menjalani pemeriksaan pada Minggu (6/4/2025).

    Keduanya merupakan pemilik dan sopir ambulans yang mendatangi lokasi penemuan jasad.

    Kuasa hukum kedua saksi, Subadria Nuka, menjelaskan pemeriksaan berjalan dari pukul 00.30 WIB hingga 04.30 WIB.

    “Klien kami diperiksa sebagai saksi karena kehadiran mereka ke hotel wilayah Jakarta Barat tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita,” ungkapnya, Senin (7/4/2025), dikutip dari WartaKotalive.com.

    Wanita yang memesan ambulans mengaku sebagai teman korban.

    Kedua saksi sempat bertemu wanita tersebut yang menunjukkan lokasi kamar korban.

    “Setelah di dalam hotel, ternyata almarhum ini sudah tergeletak, tanpa menggunakan baju, hanya celana pendek. Dilihat ‘ini mah sudah lewat, meninggal, mohon maaf, sudah lama meninggalnya, sudah berjam-jam, sudah membiru,” terangnya.

    Jasad korban kemudian dibawa ke RS di wilayah Kebon Jeruk.

    Subadria Nuka menerangkan kliennya tidak menemukan luka sayatan dan kekerasan pada jasad korban.

    Hasil Visum

    Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan jasad telah dibawa ke rumah sakit untuk menjalani proses visum.

    Hasil visum menunjukkan adanya lebam pada jasad korban, tapi bukan karena kekerasan.

    “Luka lebam pada tubuh korban adalah lebam normal jenazah yang sudah meninggal,” tuturnya, Minggu (6/4/2025).

    Hingga saat ini penyidik belum menemukan luka akibat benda tumpul maupun benda tajam.

    Sebanyak tiga saksi telah diperiksa untuk mendalami unsur tindak pidana pada kematian korban.

    “Kasus ini sudah ditangani oleh Polda Metro setelah Jumat malam itu, sekitar 21.30 WIB, pengacara korban bikin laporan ke Polda,” tandasnya.

    Proses olah TKP telah dilakukan pada Jumat (4/4/2025) malam dan sejumlah barang diamankan.

    Jenazah telah diterbangkan ke Palu untuk dimakamkan di rumah duka di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

    Keluarga Buat Laporan

    Kuasa hukum keluarga korban, Rogate Oktoberius Halawa mengatakan, ada yang janggal pada kematian Situr Wijaya sehingga keluarga membuat laporan kasus pembunuhan pada Sabtu (5/4/2025).

    Keluarga merasa ada yang janggal pada kematian korban setelah melihat foto-foto penemuan jasad.

    “Ada dugaan korban dihilangkan nyawanya dengan pelaku yang kini sedang didalami,” tukasnya.

    Laporan keluarga korban teregistrasi dengan nomor LP/B/2261/IV/2025/SPKT/Polda Metro Jaya.

    “Kami sudah memasukkan laporan ke Polda Metro Jaya tentang dugaan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP,”  ucapnya.

    Ia menerangkan foto jasad menunjukkan korban mengeluarkan darah di hidung dan mulut.

    Selain itu ada luka memar hingga sayatan di leher korban.

    Setelah penemuan jasad, pihak hotel tak langsung mengonfirmasi ke keluarga.

    “Rumah sakit, tahunya dari sopir ambulans yang mengantar jenazah, yang kami sayangkan pihak hotel tidak memberitahukan hal ini ke keluarga korban,” sambungnya.

    Sebagian artikel telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Terungkap Jurnalis Tewas dalam Kamar Hotel di Jakbar, Seorang Wanita Pesan Ambulans

    (Tribunnews.com/Mohay) (WartaKotalive.com/Ramadhan LQ/Budi Sam)

  • Kriminal kemarin, kematian wartawan di Jakbar dan temuan jasad wanita

    Kriminal kemarin, kematian wartawan di Jakbar dan temuan jasad wanita

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminalitas disiarkan pada Senin (7/4), mulai dari jenazah wartawan Situr Wijaya yang tewas di hotel di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, hingga sesosok wanita tanpa identitas ditemukan tidak bernyawa di Kali Cengkareng, Jakarta Utara.

    Selain itu, terdapat berita kriminal lainnya yang menarik untuk disimak pada pagi ini. Berikut rangkumannya:

    1. Sesosok jasad wanita tanpa identitas ditemukan di Jakarta Utara

    Sesosok wanita tanpa identitas ditemukan tidak bernyawa di Kali Cengkareng, Jalan Elang Laut, Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (6/4).

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Ade Ary Syam Indradi menyebutkan jasad wanita tersebut pertama kali ditemukan dua saksi yaitu RH (56) dan F (36).

    2. Kematian wartawan di Jakbar, korban sempat diorderkan ambulans

    Subadria Nuka dan Stein Siahaan yang merupakan kuasa hukum pemilik dan sopir ambulans berinisial SF dan AS yang mengangkut jenazah wartawan Situr Wijaya yang tewas di hotel kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menyebutkan korban sempat minta diorderkan ambulans untuk diantar ke rumah sakit terdekat.

    “Kehadiran klien kami (SF dan AS) ke hotel tersebut atas adanya orderan dari seorang wanita yang mengaku teman dekatnya korban dan mengaku bahwa jurnalis tersebut sedang sakit lalu diminta dibawa untuk diantarkan ke rumah sakit terdekat di Kebon Jeruk,” kata Subadria dalam keterangannya yang diterima, Senin.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Paus Fransiskus Beri Bantuan 4 Ambulans ke Ukraina di Zona Perang

    Paus Fransiskus Beri Bantuan 4 Ambulans ke Ukraina di Zona Perang

    Jakarta

    Paus Fransiskus menyumbangkan empat ambulans ke Ukraina. Ambulans itu digunakan di garis depan perang dengan Rusia.

    Dilansir AFP, Selasa (8/4/2025), selama Moskow menginvasi negara tetangganya sejak bulan Februari 2022, Paus telah menyumbangkan tiga ambulans, sebuah mobil van rumah sakit, dan mesin ultrasound untuk rumah sakit yang menjadi sasaran serangan militer. Selain itu juga serta generator, makanan hingga obat-obatan.

    “Bapa Suci telah memutuskan sekali lagi untuk mengirim pemberi sedekahnya ke Ukraina untuk menawarkan empat ambulans, yang dilengkapi dengan semua peralatan medis yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa manusia, yang akan ditujukan untuk zona perang,” kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    Kardinal Konrad Krajewski, pemberi sedekah kepausan, adalah kepala Departemen Pelayanan Amal.

    Ambulans tersebut akan membawa lambang Vatikan.

    “Pada masa kelahiran kembali Paskah ini, Paus ingin menunjukkan kedekatan di salah satu tempat paling menyakitkan di mana perang telah berkecamuk selama tiga tahun, Ukraina yang menjadi martir,” demikian bunyi pernyataan Vatikan.

    Meskipun berulang kali memohon agar perang diakhiri, Paus Argentina tersebut tidak efektif dalam mengamankan gencatan senjata. Namun, Vatikan telah memainkan peran dalam mewujudkan pertukaran tahanan antara Kyiv dan Moskow.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini