Transportasi: Ambulans

  • Pram masih kaji usulan pembangunan `flyover` di Kemang dan Narogong

    Pram masih kaji usulan pembangunan `flyover` di Kemang dan Narogong

    Arsip foto – Pengendara truk pengangkut sampah melintasi jalan yang digenangi air limbah, di kawasan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019). Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu amblas mengakibatkan saluran air meluap hingga akses jalan TPST Bantar Gebang digenangi limbah lindi hingga 30 centimeter. ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama.

    Pram masih kaji usulan pembangunan `flyover` di Kemang dan Narogong
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 09 Juli 2025 – 16:23 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo masih mengkaji usulan pembangunan dua jalan layang (flyover) strategis di kawasan Kemang Pratama dan Jalan Raya Narogong, Pasar Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

    “Sedang kami dalami,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Pram mengatakan, pihaknya juga sudah membentuk tim untuk mempersiapkan kerja sama Pemprov DKI Jakarta dengan Kota Bekasi.

    Tim pertama adalah untuk menangani kerja sama terkait air bersih. Karena itu, Pram sudah meminta Direktur Utama PAM Jaya untuk menindaklanjuti hal tersebut.

    “Yang berkaitan dengan ‘flyover’ dan sebagainya termasuk hibah ambulans, damkar dan sebagainya itu sedang diperdalam. Dan yang terakhir, hal yang berkaitan dengan Bantar Gebang dan sebagainya,” kata Pramono.

    Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk membahas terkait kerja sama pembangunan infrastruktur bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo.

    Kerja sama pertama menyangkut mobilitas warga Bekasi menuju Jakarta. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi sepakat membangun “park and ride”, “flyover” dan infrastruktur pendukung lainnya di wilayah Bekasi.

    Kerja sama kedua terkait penyediaan air bersih melalui sinergi antara BUMD PAM Jaya milik Pemprov DKI Jakarta dan PDAM Tirta Patriot milik Kota Bekasi.

    Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan akses air bersih sekaligus mendongkrak kualitas hidup warga Bekasi.

    Adapun kerja sama ketiga berkaitan dengan perpanjangan kontrak TPST Bantargebang dan peningkatan sinergi pengelolaan sampah.

    Sumber : Antara

  • Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain

    Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain

    Jakarta

    Polisi yang tengah mengawal kendaraan pribadi diadang oleh pemobil. Berikut ini cerita di baliknya.

    Polisi lalu lintas yang tengah mengawal sebuah mobil diadang oleh pengendara lainnya. Dalam video yang beredar dinarasikan polisi tersebut tengah mengawal anak laki-laki yang sakit dan menumpangi Suzuki Baleno. Karena kondisinya macet, anak itu mendapat pengawalan dari kepolisian.

    Namun saat sedang dikawal, polisi justru diprotes pemobil dari lawan arah karena dianggap mengawal mobil pribadi biasa yang tak punya kepentingan darurat.

    “Kau kawal sipil, lihat dong protokolernya, saya dari sana semua ikut aturan,” kata pemobil yang mengadang tersebut.

    “Oke bapak tahu nggak yang saya bawa siapa, silakan dilihat,” sahut polisi yang memberi pengawalan.

    Kemudian terlihat, di Suzuki Baleno merah itu memang tengah membawa anak sakit. Terlihat di kursi depan, anak dipangku seorang wanita dan menggunakan kompres di kepalanya.

    Dikutip detikNews, KBO Satlantas Polres Bogor Iptu Ardian Novianto mengatakan, peristiwa terjadi pada Senin (7/7) siang. Mulanya, polisi menerima info adanya anak sakit terjebak macet di Puncak.

    Sesampainya di sekitar rest area Desa Cikopo, ada pengendara yang tak terima karena polisi dianggap mengawal kendaraan pribadi. Kemudian polantas yang memberi pengawalan itu memberi penjelasan bahwa dia tengah mengawal orang sakit. Barulah setelah itu pemobil yang sempat protes langsung membiarkannya lewat.

    “Maka dia menyampaikan protes, tidak terima, mengapa polisi mengawal kendaraan pribadi. Padahal dia tidak tau bahwa yang dikawal itu adalah memang yang dalam posisi urgent untuk membawa masyarakat yang anaknya itu nge-drop kondisi kesehatannya itu demam tinggi,” ujarnya lagi.

    Kendaraan pribadi memang bukan termasuk dalam tujuh kendaraan prioritas yang boleh mendapat pengawalan seperti tercantum dalam Undang-undang no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    Dalam aturan itu disebutkan ada kendaraan yang bisa mendapat pengawalan. Pertama ada kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas. Urutan kedua ada ambulans yang mengangkut orang sakit. Urutan ketiga ada kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas.

    Selanjutnya di urutan keempat ada kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia, diikuti kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara, iring-iringan pengantar jenazah, dan konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas kepolisian. Adapun yang dimaksud kendaraan dengan kepentingan tertentu adalah kepentingan yang memerlukan penanganan segera antara lain, kendaraan untuk penanganan ancaman bom, kendaraan pengangkut pasukan, kendaraan untuk penanganan huru-hara, dan kendaraan untuk penanganan bencana alam.

    (dry/din)

  • Kapal Tenggelam Berulang Kali Terjadi, Pemerintah Seperti Tak Mau Belajar dari Kesalahan

    Kapal Tenggelam Berulang Kali Terjadi, Pemerintah Seperti Tak Mau Belajar dari Kesalahan

    JAKARTA – Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang membawa 65 orang dan 22 kendaraan tenggelam di Selat Bali. Kejadian ini seharusnya menjadi pelajaran berharga dan pengalaman memilukan bagi bangsa ini.

    Insiden memilukan itu terjadi pada Rabu (2/7/2025) malam. Saat ini, tim SAR masih melakukan pencarian. Menurut sejumlah sumber, tercatat 31 korban selamat, enam meninggal dunia, dan 29 korban lainnya masih dalam pencarian. Namun, pencarian para korban diwarnai kesimpangsiuran data dan identitas korban.

    Cuaca buruk dan kelaiklautan kapal ditunjuk sebagai penyebab utama tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Namun pengamat transportasi Djoko Setijowarno mendesak pemerintah agar bertindak tegas dalam mengatasi masalah transportasi laut demi mencegah terjadinya insiden serupa. 

    Insiden tenggelamnya KMP Tunu Jaya Pratama di Selat Bali sekaligus mengingatkan kembali pada kasus kecelakaan kapal penyeberangan di Indonesia, seperti KM Sinar Bangun di Danau Toba, KMP Lestari Maju di Perairan Selayar, dan KMP Yuncee di Selat Bali.

    KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu 2 Juli 2025. (Dok. Kemenhub)

    Kapal Kurang Fit?

    KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali dibuat di Galangan Kalimas, Balikpapan, Kalimantan Timur. Kapal itu dibuat pada 2010. Namun, struktur fisik kapalnya diduga berusia 25 tahun. Dosen teknik perkapalan Institut Teknologi Surabaya, Hasanudin, mengatakan dari segi umur, kapal ini sebenarnya masih layak beroperasi. Kendati demikian perlu dicek juga apakah kapal ini ‘fit’ untuk berlayar.

    “Kurang fit itu misalnya terjadi kebocoran, kemudian kurang stabil. Faktor lainnya yang bisa menyebabkan kecelakaan misalkan kapal bisa kelebihan muatan,” katanya.

    Menurut pakar transportasi laut dan Dekan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Surabaya Setyo Nugroho, faktor manusia bertanggung jawab paling besar atas mayoritas kecelakaan kapal di Indonesia.

    “Hampir 90 persen kecelakaan kapal terjadi karena kelalaian manusia,” kata Setyo, mengutip laman resmi ITS.

    Ia juga mengatakan, kelalaian berwujud dari mulai kurangnya pemeliharaan pada mesin sampai tidak dilakukannya perhitungan stabilitas muatan. “Dari faktor kelalaian manusia tersebut, sebanyak 80 persennya terjadi karena muatan yang tidak ditangani dengan benar,” Setyo menambahkan.

    Iring-iringan mobil ambulans yang membawa jenazah korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). (ANTARA/Budi Candra Setya/rwa).

    Namun, faktor cuaca juga tidak bisa diabaikan. Cuaca yang tidak stabil, menurut Setyo, menyebabkan tingginya gelombang air laut yang membahayakan kapal. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi standar operasional pelayaran, termasuk prosedur pemuatan, perawatan kapal, hingga pengelolaan navigasi.

    Hal senada juga diungkapkan Hasanudin. Ia tak mau mengesampingkan faktor alam yang menjadi penyebab tenggelamnya KMP Tunu Jaya. Di Selat Bali, kata Hasanudin, memiliki ombak yang cukup besar dan berhubungan dengan Samudera Hindia di sebelah timur.

    “Kondisi alamnya juga di situ cukup ekstrem. Ada beberapa kecelakaan yang terjadi dalam rentan beberapa tahun saja,” tutur Hasanudin. 

    “Selat Bali itu arusnya kadang ke utara, kadang ke selatan. Ada jam-jam tertentu yang kadang-kadang dia tingginya itu sangat tinggi, kadang-kadang sangat rendah.”

    Ketegasan Regulasi 

    Di sisi lain, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut menyebut ini adalah pelajaran berharga sekaligus pengalaman memilukan bagi Indonesia. Namun menurut dia, kejadian ini sekaligus menggambarkan bagaimana Indonesia terjebak dalam kebodohan jatuh di lubang yang sama.

    “Inilah yang terjadi dan kita tidak pernah mau belajar dari setiap kejadian kecelakaan angkutan penyeberangan di perairan,” kata Djoko dalam keterangan yang diterima VOI.

    Cuaca buruk, daftar manifes, tata cara pemuatan (over draft) dan lemahnya pengawasan terhadap keselamatan manajemen pelayaran adalah alasan-alasan klise yang selalu dilontarkan sebagai penyebab kecelakaan di perairan.

    “Di setiap kejadian kecelakaan kapal penyeberangan banyak pendapat teknis termasuk tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya. Baik itu cuaca, teknis pemuatan seperti pergeseran muatan dan lain-lain, ini lagu lama yang selalu muncul di internal Kemenhub,” tegasnya.

    Padahal kata Djoko, ada hal lebih penting daripada hanya menyalahkan cuaca dan alasan klise lainnya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih kurang 17.000 pulau, Indonesia memang sangat membutuhkan angkutan penyeberangan yang andal dan modern dengan tingkat keselamatan, kenyamanan, dan keamanan yang mumpuni.

    Namun, kelaiklautan kapal seringkali diabaikan. Djoko menjelaskan, secara teknis kapal penyeberangan yang mengalami kecelakaan adalah rata-rata kapal Landing Craft Transport (LCT) yang dimodifiksi menjadi kapal penumpang roro.

    “Secara teknis keselamatan kapal ini sangat rentan terhadap kecelakaan dan sudah seharusnya Kementerian Perhubungan mengevaluasi semua kapal penyeberangan yang melakukan modifikasi dari LCT ke kapal penumpang,” ucap Djoko.

    Djoko menambahkan, evaluasi ini termasuk kebijakan di beberapa lintas penyeberangan yang harusnya dilayani dengan kapal minimal 5.000 GT (gross tonnage), tapi dilayani oleh kapal yang di bawah 5.000 GT dan dimodifikasi menjadi kapal 5.000 GT hanya untuk memenuhi syarat layanan angkutan di lintasan penyeberangan tersebut (lintas Merak – Bakauheni). Padahal sejak Desember 2018, Kementerian Perhubungan menyatakan kewajiban pengoperasan kapal feri berukuran minimal 5.000 GT.

    Tim Basarnas sedang melakukan pemantaua di kawasan Danau Toba. (Antara Sumut/Irsan)

    Untuk itu, ia mendorong pemerintah melalui Kemenhub lebih serius melakukan perbaikan, salah satunya tidak ada lagi akal-akalan terhadap syarat untuk pemenuhan regulasi. 

    “Seperti kapal LCT diubah menjadi kapal penumpang, kapal 3.000 GT diubah ruang penumpang lalu dinaikkan menjadi 5.000 GT untuk pemenuhan syarat,” pungkasnya. 

  • Taksi Terbang EHang Saat Jadi Armada Patroli Polri

    Taksi Terbang EHang Saat Jadi Armada Patroli Polri

    Jakarta

    EHang 216-S ikut mejeng dalam acara hari ulang tahun ke-79 Bhayangkara. Taksi terbang itu menjelma jadi armada patroli Polisi Republik Indonesia (POLRI).

    Dalam keterangan resmi Prestige Aviation memperkenalkan EHang 216-S sebagai armada drone patrol presisi. Taksi terbang ini bisa menjalankan fungsi patroli lewat udara.

    “Dengan biaya operasional yang sangat murah yakni berkisar ratusan ribu rupiah untuk setiap perjalanan singkat, penggunaan EHang 216-S diyakini akan membawa dampak signifikan terhadap efisiensi anggaran operasional, khususnya dalam kegiatan patroli rutin,” bunyi keterangan dari Prestige Aviation dikutip Senin (7/7/2025).

    EHang 216-S merupakan kendaraan udara otonom tanpa pilot, berkapasitas 2 penumpang yang mampu menempuh jarak hingga 30 kilometer dalam satu kali pengisian daya, dengan waktu terbang berkisar antara 18 hingga 25 menit. Ditenagai 16 motor listrik independen yang dipasang pada delapan lengan. Kecepatan maksimalnya itu hingga 90 km/jam.

    Penggunaan EHang 216-S sebagai armada drone patrol presisi juga merupakan bagian dari visi jangka panjang Prestige Aviation untuk membangun ekosistem Urban Air Mobility (UAM) yang aman dan efisien serta mendukung tugas-tugas kepolisian yang semakin kompleks di era modern.

    Dengan bekal tersebut, EHang 216-S dinilai cocok untuk menjawab tantangan pengawasan di area padat dan sulit dijangkau oleh kendaraan konvensional dalam mempercepat respons terhadap situasi darurat dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal, serta sistem navigasi otonom.

    EHang 216-S Foto: Dok. Prestige Aviation

    Lewat teknologi mutakhir ini, EHang 216-S bisa mengakomodir empat sektor antara lain:

    1. Patroli Udara Otomatis

    EHang 216-S bisa menjalankan patroli dan pemantauan udara secara lebih efektif di wilayah perkotaan, perairan, dan udara. Teknologi ini memungkinkan pengawasan area rawan kejahatan, lokasi bencana, serta kerumunan masyarakat secara real-time tanpa hambatan medan.

    2. Medivac dan Layanan Tanggap Darurat

    EHang 216‑S memiliki potensi besar dalam mendukung evakuasi medis udara (medivac) secara efisien dan cepat, khususnya di wilayah yang sulit dijangkau oleh ambulans darat atau helikopter
    konvensional. Sifatnya yang otonom, memungkinkan untuk dikirim ke lokasi darurat dengan waktu tanggap yang lebih cepat dan biaya yang lebih efisien guna mempercepat respons dalam situasi kritis.

    3. Integrasi dengan Sistem Komando dan Kendali (Command Center)

    EHang 216-S dapat diintegrasikan dengan sistem pemantauan POLRI untuk mendukung pengambilan keputusan cepat berbasis data dan visual udara secara real-time.

    4. Transportasi Personil

    EHang 216‑S mampu menjadi tulang punggung untuk mobilisasi personil secara cepat, efisien, dan aman dalam meningkatkan respons operasional di berbagai situasi.

    Dari segi keamanan, EHang 216-S sudah mengantongi AOC (Sertifikat Operasi Pesawat) yang diterbitkan oleh CAAC (Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok), C of R (Certificate of Registration), dan C of A (Certificate of Airworthiness). Sertifikat ini menjadi legalitas EHang 216-S memenuhi standar keselamatan, performa, dan keandalan yang setara dengan pesawat berawak.

    Pada 2022 lalu, drone e-Hang 216 milik IMI telah dioperasikan membantu Polri dan berbagai stakeholders di Semeru. Drone ini diperbantukan untuk memotret dan memetakan wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Adapun pemetaan wilayah dilakukan mulai dari melihat lokasi yang masih hancur berantakan akibat erupsi Gunung Semeru, hingga memantau daerah mana saja yang akses jalannya masih belum bisa dilalui transportasi darat.

    (riar/din)

  • Bawa Ibu Hamil, Ambulans Terguling di Parimo

    Bawa Ibu Hamil, Ambulans Terguling di Parimo

    Parigi Moutong, Beritasatu.com – Sebuah ambulans milik Puskesmas Lambunu 2 terguling saat merujuk seorang ibu hamil ke RSUD Kota Parigi, Sulawesi Tengah. Insiden ini terjadi pada Sabtu (5/7/2025) pukul 03.00 Wita di tikungan tajam kawasan Desa Tada Timur, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo).

    Ambulans tersebut mengangkut empat orang, yakni pasien ibu hamil, dua bidan pendamping bernama Cindy dan Fadilah, serta sopir ambulans. Ketiganya dilaporkan mengalami syok dan luka akibat benturan dalam kecelakaan tersebut.

    Kabar mengenai kecelakaan ini pertama kali menyebar melalui unggahan tenaga kesehatan di media sosial.

    “Alhamdulillah, semoga tetap dalam lindungan Allah,” tulis akun Mom’s Dira dalam unggahannya pada Sabtu pagi (5/7/2025).

    Ambulans berangkat dari Puskesmas Lambunu 2 pada Jumat (4/7/2025) sekitar pukul 23.30 Wita. Namun, saat melintasi jalur Trans Sulawesi yang bergelombang dan minim penerangan, kendaraan diduga kehilangan kendali hingga tergelincir dan terguling.

    Pihak kepolisian dari Polsek Tinombo Selatan langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dugaan awal menyebut kecelakaan disebabkan oleh kombinasi laju kendaraan yang cukup kencang dan kondisi jalan yang rusak berat, terutama di area tikungan tajam.

    “Kami sedang selidiki penyebab pastinya. Faktor jalan dan laju kendaraan menjadi fokus awal penyelidikan,” ujar salah satu petugas kepolisian di lokasi.

    Pasien ibu hamil langsung dilarikan ke rumah sakit, begitu pula dengan dua bidan dan sopir ambulans. Kondisi terkini para korban belum dirilis secara resmi.

  • Ngeri Penikaman di Dekat Mal Finlandia, 4 Orang Luka

    Ngeri Penikaman di Dekat Mal Finlandia, 4 Orang Luka

    Jakarta

    Aksi penikaman terjadi di dekat sebuah pusat perbelanjaan di kota Tampere, Finlandia. Kepolisian mengatakan bahwa seorang tersangka telah ditangkap setelah empat orang terluka usai ditikam dalam peristiwa yang terjadi pada hari Kamis (3/7) waktu setempat.

    Polisi tidak berkomentar tentang tingkat keparahan luka para korban. Polisi hanya mengatakan bahwa mereka telah diberi pertolongan pertama.

    “Sejauh yang diketahui polisi pada tahap ini, tidak ada alasan untuk mencurigai adanya motif teroris atau rasis,” kata polisi, dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (4/7/2025).

    Polisi mengatakan bahwa mereka telah selesai memeriksa lingkungan sekitar tempat kejadian, dan menanyai para saksi. Area di luar pusat perbelanjaan Ratina saat ini telah dibuka kembali setelah sebelumnya sempat ditutup.

    Media lokal melaporkan bahwa polisi telah diberitahu tentang penusukan tersebut pada Kamis (3/7) pukul 16:23 waktu setempat.

    Beberapa mobil polisi dan ambulans bergegas ke tempat kejadian setelah kekerasan tersebut, media lokal melaporkan.

    Menurut surat kabar Ilta-Sanomat, orang yang ditangkap adalah seorang pria berusia 20-an tahun.

    Tampere, kota berpenduduk sekitar 260.000 jiwa, terletak sekitar 180 kilometer (112 mil) di utara Helsinki, ibu kota Finlandia.

    Tonton juga Video: Polisi Tangkap Jukir Liar yang Tikam Ojol di Palembang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korban Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya Dapat Biaya Pengobatan-Santunan

    Korban Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya Dapat Biaya Pengobatan-Santunan

    Jakarta

    Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali. Manifes mencatat kapal mengangkut 53 penumpang dan 12 kru, sehingga totalnya ada 65 orang. Berdasarkan data terakhir, 31 orang ditemukan selamat, sedangkan enam orang ditemukan tewas yang mana salah satu korban yakni balita berusia 3 tahun.

    Menanggapi kecelakaan laut tersebut, Jasa Raharja sebagai BUMN yang menjalankan amanah perlindungan dasar bagi masyarakat korban kecelakaan alat angkutan umum, menjamin pengobatan hingga santunan bagi korban kecelakaan laut tersebut.

    Plt Direktur Utama Jasa Raharja Rubi Handojo menyampaikan, Jasa Raharja berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang dalam kecelakaan angkutan umum resmi, termasuk dalam kondisi darurat. Pihaknya tengah memproses pendataan korban kecelakaan laut tersebut demi memastikan semua korban dijamin sesuai ketentuan.

    “Karena proses evakuasi masih berlangsung, petugas kami siaga untuk melakukan pendataan korban secara akurat dan nantinya mengunjungi rumah sakit tempat korban dibawa untuk memastikan para korban dijamin sesuai ketentuan, serta petugas kami juga telah bergerak ke rumah korban yang telah dinyatakan meninggal dunia guna mempercepat penyerahan santunan meninggal dunia kepada ahli waris” jelas Rubi dalam keterangannya, Jumat (4/7/2025).

    Ia menjelaskan, seluruh penumpang kapal yang tercatat dalam manifest dan menjadi korban kecelakaan ini dijamin berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum. Sedangkan jumlah santunannya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.15 Tahun 2017 yang mencakup jenis alat angkutan darat, laut, serta udara.

    Jasa Raharja memberikan santunan sebesar Rp 50 juta kepada ahli waris korban meninggal dunia dan menjamin biaya perawatan korban luka-luka hingga maksimal Rp 20 juta, yang dibayarkan langsung ke rumah sakit. Selain itu, biaya pertolongan pertama (P3K) dan ambulans juga dijamin dengan nilai maksimal masing-masing Rp1 juta dan Rp 500 ribu.

    Sebagai BUMN yang memiliki tugas utama memberikan perlindungan dasar bagi korban kecelakaan yang berorientasi pada pelayanan publik prima, Jasa Raharja tidak hanya menjamin dari sisi santunan, tetapi juga terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan mitra strategis guna memastikan kecepatan pelayanan di lapangan, terlebih pada situasi darurat seperti saat ini.

    “Kami mengucapkan keprihatinan yang mendalam atas musibah ini. Jasa Raharja merespons cepat kecelakaan ini dan berkoordinasi dengan instansi terkait di wilayah Bali dan Jawa Timur,” ujar Rubi.

    Sebagai informasi Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya diketahui tengah berlayar membawa penumpang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

    Kecelakaan tersebut disebabkan kebocoran di ruang mesin hingga menyebabkan kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan, pada Kamis dini hari (3/7) sekitar pukul 00.16 WITA. Proses evakuasi masih terus berlangsung oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI AL, Polair, dan instansi terkait lainnya.

    (ada/ara)

  • Bus Pariwisata di Malaysia Tabrak Truk Tewaskan 2 WNI

    Bus Pariwisata di Malaysia Tabrak Truk Tewaskan 2 WNI

    Jakarta

    Sebuah bus pariwisata di Malaysia mengalami kecelakaan dini hari tadi. Dua orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

    Dilaporkan media lokal Malaysia Sinar Harian, kecelakaan tersebut terjadi di Kilometer 80,7 Tol PLUS arah selatan, Kamis (3/7/2025) dini hari tadi. Bus pariwisata itu trlibat kecelakaan dengan truk derek Volvo dan truk tangki.

    Bus pariwisata itu membawa 46 penumpang, yang terdiri dari 44 pria dan dua wanita. Dua orang meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka setelah bus yang mereka tumpangi terlibat kecelakaan.

    Kantor Berita Bernama mengabarkan, dua orang yang meninggal dunia itu adalah warga negara Indonesia.

    “Dua pria Indonesia meninggal dunia dan 16 lainnya luka-luka ketika bus pariwisata yang mereka tumpangi terlibat tabrakan dengan dua truk di KM 80.7 Tol arah Selatan dekat Ayer Hitam dini hari tadi,” demikian dikutip dari Bernama.

    Komandan Operasional dari Stasiun Pemadam Kebakaran (BBP) Ayer Hitam, Perwira Pemadam Kebakaran Senior (PBK II) Md Isa Masngun mengatakan, pihaknya bersama BBP Yong Peng bergegas ke lokasi setelah menerima panggilan darurat pada pukul 12.44 tengah malam.

    “Saat tim evakuasi operasional tiba di lokasi, dua orang pria penumpang bus, berusia 43 dan 44 tahun, ditemukan terjebak dan dipastikan meninggal dunia di tempat kejadian,” katanya.

    “14 penumpang laki-laki, satu penumpang perempuan, dan sopir bus mengalami luka-luka, sedangkan sisanya 27 penumpang laki-laki dan satu penumpang perempuan tidak mengalami luka-luka,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis.

    Ia mengatakan sopir truk derek berusia 42 tahun dan sopir truk tangki berusia 33 tahun juga selamat.

    Menurutnya, pemadam kebakaran menggunakan peralatan khusus untuk mengevakuasi korban yang terjebak sebelum seluruh korban luka dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Operasi berhasil dikendalikan sepenuhnya pada pukul 03.02 dini hari.

    (rgr/din)

  • 5
                    
                        Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
                        Denpasar

    5 Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Denpasar

    Pelukan Terakhir Febriani pada Sang Istri yang Terlepas Bersamaan dengan Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS.com
    – Belum genap dua minggu menyandang status sebagai suami,
    Febriani
    (27) harus merelakan kepergian istri tercintanya,
    Cahyani
    (30).
    Pasangan suami istri itu menjadi korban tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di perairan Selat
    Bali
    .
    Dalam peristiwa Rabu (2/7/2025) malam itu, Febriani selamat.
    Namun, istrinya, Cahyani, ditemukan meninggal dunia.
    Febriani dan Cahyani sebelumnya pulang ke kampung halaman mereka di Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, untuk melangsungkan pernikahan pada 20 Juni 2025.
    Setelah 12 hari, mereka kembali merantau ke Bali untuk bekerja pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Keduanya menumpangi jasa travel dengan tujuan Kota Denpasar.
    Mereka tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar pukul 22.30 WIB.
    “Kami berangkat pukul 22.00, sampai Pelabuhan Ketapang sekitar pukul 22.30 dan langsung naik kapal,” tutur Febriani saat ditemui di Posko Pelabuhan Gilimanuk,
    Jembrana
    , Bali, Kamis (3/7/2025).
    Mobil travel yang ditumpangi pasangan muda ini kemudian naik ke KMP Tunu Pratama Jaya untuk menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.
    Di tengah laut
    Selat Bali
    , keduanya merasakan kapal bergoyang.
    Sebagai penumpang yang terbiasa bolak-balik menyeberang ke Bali, Febriani awalnya mengira kapal hanya goyang karena arus laut biasa.
    Namun, situasi dengan cepat berubah ketika kapal mulai miring ke kiri.
    Kepanikan mulai menyebar.
    Para penumpang berlarian mencari pelampung dan berusaha menyelamatkan diri.
    Menurut Febriani, tidak ada peringatan bahaya atau panduan keselamatan dari awak kapal. “Kami semua menyelamatkan diri sendiri, ambil pelampung sendiri,” katanya.
    Ia melihat lampu dan mesin kapal sudah dalam kondisi mati atau
    blackout.
    Dalam kekacauan itu, Febriani meminta istrinya yang tidak bisa berenang untuk memeluk erat tubuhnya.
    Keduanya lalu memutuskan untuk melompat ke laut sebelum kapal tenggelam.
    Namun, gelombang besar yang tercipta setelah kapal terbalik dan tenggelam memisahkan mereka. “Pada saat itulah pelukan istri saya terlepas,” ucap Febriani lirih.
    Setelah berhasil berenang ke permukaan, ia segera berusaha mencari sang istri.
    Ia berteriak memanggil nama sang istri sambil menyisir lautan yang gelap.
    Namun, tidak ada jawaban. Hatinya diliputi perasaan putus asa.
    Dalam keadaan lemas, ia diselamatkan oleh penumpang lain dan ditarik naik ke perahu karet bersama 11 orang selamat lainnya.
    “Saya akhirnya dibantu orang-orang naik ke kapal karet. Saat itu masih coba memanggil istri saya. Tapi tetap tidak ada jawaban,” katanya.
    Febriani dan belasan penumpang lain terombang-ambing di laut hingga fajar menyingsing.
    Sekitar pukul 07.00 Wita, sebuah kapal nelayan melintas dan langsung memberi pertolongan.
    Karena kapasitasnya terbatas, nelayan itu hanya mampu mengangkut separuh penumpang, dan sisanya dijemput kemudian.
    Setibanya di darat, Febriani langsung dibawa ke Posko Pelabuhan Gilimanuk sekitar pukul 09.30 Wita.
    Di sana, ia mendapat kabar yang membuatnya sedih. Istrinya, Cahyani, ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
    Pada Kamis petang, lima ambulans yang membawa jenazah enam orang korban
    tenggelamnya KMP Tunu Pratama
    Jaya tiba di Pelabuhan Gilimanuk.
    Para korban tersebut akan dipulangkan ke rumah duka di sejumlah daerah di Kabupaten Banyuwangi dan Kota Probolinggo.
    Febriani kemudian diberi kesempatan terakhir untuk melihat wajah sang istri yang ada di mobil ambulans tersebut.
    Begitu kantong jenazah dibuka, tangis Febriani pecah tak terbendung.
    Ia langsung dipeluk dan ditenangkan oleh kerabatnya yang ikut mendampingi.
    Sebelumnya,
    KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam
    saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, pada Rabu (2/7/2025) malam.
    Dari total 65 penumpang dan awak kapal, hingga Kamis malam sebanyak 35 orang telah ditemukan, terdiri dari 29 korban selamat dan 6 meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Angkut 53 Penumpang dan 12 Kru Kapal

    KMP Tunu Pratama Jaya yang Tenggelam di Selat Bali Angkut 53 Penumpang dan 12 Kru Kapal

    Liputan6.com, Banyuwangi Proses pencarian kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang dikabarkan tenggelam di Selat Bali masih terus berlangsung.

    Kapal KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu 2 Juli 2025 sekitar pukul 23.20 WIB.

    Berdasarkan data yang diterima Liputan6.com, setidaknya KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sejumlah kendaraan, penumpang 53 orang dan 12 kru kapal.

    Kepala KSOP Tanjung Wangi Capt. Purgana menjelaskan bahwa sampai saat ini proses pencarian masih berlangsung.

    Setidaknya ada 9 unit kapal yang sedang berada di perairan Selat Bali yang menghubungkan antara Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk.

    Kapal tersebut terdiri dari dari Basarnas, KSOP, TNI AL, Polairud Polresta Banyuwangi, dan Kapal lain yang masih satu perusahaan dengan KMP Tunu Pratama Jaya.

    “Kami belum bisa memastikan tenggelam karena penumpang KMP masih belum ada informasi. Per detik ini belum ada perkembangan,” kata Purgana, Kamis dini hari (3/7/2025).

    Untuk sementara ini pusat pencarian masih berada di Selat Bali. Operasi pencarian ini dikomando oleh Basarnas.

    “Arah pencarian masih ke arah selatan karena arus berubah-ubah,” tegasnya.

    Namun, sejauh ini proses pencarian telah dilakukan selama 3 jam lamanya. Dari informasi itu, Purgana menilai jika KMP Tunu Pratama Jaya diduga tenggelam.

    “Iya tenggelam. Tapi kami belum bisa memastikan karena belum ada penemuan penumpang,” tukasnya.

    Sejauh ini pantauan di Pelabuhan Ketapang masih bersiaga, petugas gabungan, medis, hingga mobil ambulans standby bila ada informasi dan perkembangan penemuan penumpang KMP Tunu Pratama Jaya.