Transportasi: Ambulans

  • Kasus Langka, Bocah di Sukabumi Meninggal Gara-Gara Banyak Cacing Bersarang dalam Badan hingga Otak

    Kasus Langka, Bocah di Sukabumi Meninggal Gara-Gara Banyak Cacing Bersarang dalam Badan hingga Otak

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang anak perempuan berusia tiga tahun bernama Raya asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi meninggal dunia setelah berjuang melawan infeksi cacing gelang parah.

    Raya meninggal di RSUD R Syamsudin SH pada 22 Juli 2025 setelah dirawat selama sembilan hari. Menurut pihak rumah sakit, kasus ini tergolong langka dan terlambat ditangani.

    Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr Irfanugraha Triputra menjelaskan, Raya tiba di IGD RSUD R Syamsudin SH pada 13 Juli 2025 sekitar pukul 20.00 WIB dalam kondisi sudah tidak sadarkan diri. Ia dibawa menggunakan ambulans oleh orang tuanya dan tim relawan Rumah Teduh.

    “Menurut pihak keluarga, sehari sebelumnya Raya hanya mengalami gejala demam, batuk, dan pilek,” ujar dr Irfanugraha dikonfirmasi pada Selasa (19/8/2025).

    Orang tua Raya juga sedang menjalani pengobatan TBC, sehingga dokter awalnya menduga ketidaksadaran Raya disebabkan oleh meningitis TB atau komplikasi dari TBC paru. Dugaan awal berubah saat dokter melihat cacing keluar dari hidung Raya selama observasi di IGD.

    “Kemungkinan tidak sadarnya ada dua, antara faktor TBC atau karena infeksi cacing,” jelas dr Irfan.

    Selain tidak sadarkan diri, kondisi vital Raya juga tidak stabil, terutama tekanan darahnya. Setelah penanganan awal untuk menstabilkan kondisi, Raya segera dirawat di ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) setelah dikonsultasikan dengan spesialis anak.

  • 6
                    
                        Kisah Bocah di Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Apa Penyebabnya?
                        Bandung

    6 Kisah Bocah di Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Apa Penyebabnya? Bandung

    Kisah Bocah di Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Dipenuhi Cacing, Apa Penyebabnya?
    Tim Redaksi
    SUKABUMI, KOMPAS.com
    – Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang bocah berusia 3 tahun, bernama Raya, berjuang melawan penyakit yang dideritanya.
    Dalam video tersebut, terlihat sejumlah cacing yang diangkat dari tubuhnya, dan disebutkan masih banyak telur atau larva yang bersemayam di dalam tubuhnya.
    Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, membenarkan bahwa bocah dalam video tersebut adalah warga desanya.
    Ia menjelaskan, Raya adalah anak dari Udin (32 tahun) dan Endah (38 tahun). Mereka tinggal di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Raya meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
    Wardi mengungkapkan, kedua orangtua Raya diduga mengalami keterbelakangan mental sehingga mereka hanya mampu merawat anak sebisanya.
    “Kedua orangtuanya memiliki keterbelakangan mental sehingga daya asuh terhadap anaknya kurang, tidak tahu persis bagaimana kondisi anaknya,” kata Wardi kepada awak media di RSUD Sekarwangi Cibadak, Selasa (19/8/2025).
    Sebelum kondisi Raya memburuk, Wardi menyebutkan, anak itu sering hidup dalam keadaan tidak sehat, seperti bermain di kolong rumah bersama ayam.
    Raya kemudian mengalami demam dan didiagnosis menderita penyakit paru-paru.
    Namun, karena keluarganya tidak memiliki kartu keluarga (KK) dan BPJS, pengobatan Raya mengalami kendala.
    “Dia punya penyakit demam, kemudian diperiksa ke klinik puskesmas terdekat, ternyata dia punya penyakit paru. Udah gitu (keluarga) dia enggak punya KK KTP sama sekali, desa tindak urus
    alhamdulillah
    . Cuman setelah penyakitnya makin parah, kemudian ada salah satu keluarga yang kenal dengan rumah teduh (filantropi) laporan, langsung dijemput pakai ambulans. Pemerintah desa sudah tahunya sampai situ. Tapi sebelum dibawa (rumah teduh), Raya ini sering keluar masuk klinik dan puskesmas,” tutur Wardi.
    Setelah kabar mengenai penyakit parah Raya menyebar, ia dirawat selama sekitar sembilan hari dengan bantuan filantropi tersebut.
    Sayangnya, Raya dikabarkan meninggal dunia pada akhir 22 Juli 2025.
    “(Raya dikabarkan meninggal) saya kumpul, dan mayat tersebut datang. Dikuburkan malam hari,” jelas Wardi.
    Wardi menegaskan, Raya dan kakaknya yang berusia tujuh tahun sering diasuh oleh sanak saudaranya.
    Namun, karena pola hidup yang tidak terkontrol dan minimnya pengawasan, Raya menderita penyakit hingga akhirnya meninggal dunia.
    “Iya sering kita kontrol, kalau ada rezeki juga sedikit kita suka kasih, kan orangtuanya enggak bisa kerja juga. Tapi yang namanya penyakit juga kan kita enggak tahu, untuk Raya dan kakaknya ini tidak seperti ortunya (yang mengalami keterbelakangan mental),” tegas Wardi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov DKI Jakarta Turunkan Pajak BBM hingga 80%, Simak Ketentuannya – Page 3

    Pemprov DKI Jakarta Turunkan Pajak BBM hingga 80%, Simak Ketentuannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menurunkan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) hingga 80 persen melalui Keputusan Gubernur Nomor 542 Tahun 2025.

    Kebijakan penurunan pajak BBM ini berlaku efektif mulai 22 Juli 2025 dan ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, menekan inflasi daerah, serta mendukung efisiensi operasional, khususnya di sektor pertahanan dan keamanan.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Pendapatan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jakarta, Morris Danny, menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan langkah strategis agar beban fiskal masyarakat lebih ringan tanpa mengurangi penerimaan daerah secara signifikan.

    “Insentif ini kami rancang agar tepat sasaran. Dengan begitu, masyarakat tetap terbantu, sementara sektor strategis negara mendapat dukungan penuh,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).

    3 Skema Pengurangan Pajak

    Pemprov DKI menetapkan tiga tingkatan insentif PBBKB. Pertama, pengurangan 50 persen untuk kendaraan bermotor pribadi. Kedua, pengurangan 50 persen untuk kendaraan bermotor umum.

    Ketiga, pengurangan hingga 80 persen untuk bahan bakar kendaraan sektor pertahanan dan keamanan, seperti kendaraan tempur, kapal dan pesawat patroli, alat berat pertahanan, ambulans, kapal rumah sakit, serta kendaraan penunjang kegiatan strategis negara.

    Menurut Morris Danny, sektor-sektor tersebut diprioritaskan karena menyangkut kepentingan nasional.

    “Kami ingin memastikan operasional vital, mulai dari armada pertahanan hingga layanan medis darurat, dapat berjalan efisien tanpa terbebani biaya energi yang tinggi,” jelasnya.

     

  • Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja…
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 Agustus 2025

    Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja… Surabaya 19 Agustus 2025

    Sosok Siswanto, Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera Karena Tali Pengerek Macet: Nekat Saja…
    Editor
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Akhirnya terungkap sosok asli petugas pengibar bendera di Ponorogo, Jawa Timur, yang viral panjat tiang bendera saat talinya macet.
    Dia adalah Siswanto, warga Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
    Siswanto diketahui menekuni 3 profesi sekaligus.
    Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Minggu (17/8), berlangsung penuh haru dan tegang.
    Momen yang seharusnya khidmat sejenak berubah riuh ketika tali pengerek Bendera Merah Putih tiba-tiba macet di tengah prosesi.
    Dalam video berdurasi singkat yang beredar luas di media sosial, seorang pemuda dengan kemeja putih dan celana kain hitam terlihat nekat memanjat tiang setinggi delapan meter.
    Aksi heroiknya sontak membuat warga bersorak sekaligus khawatir.
    Pemuda tersebut belakangan diketahui bernama Siswanto, petugas pengibar bendera di desa setempat.
    Siswanto merupakan seorang petani dan peternak yang juga sopir mobil ambulans desa milik Pemerintah Desa (Pemdes) Wagir Kidul.
    Siswanto berkisah bahwa kejadian saat tengah-tengah mengibarkan bendera.
    “Terjadi bendera ditarik gak bisa naik. Talinya macet,” tutur Siswanto, Senin (18/8/2025).
    Dia mengaku awalnya gugup.
    Apalagi kejadian macetnya tali, saat dia menjadi petugas pengibar bendera.
    Pun selama puluhan hidup dirinya baru kali ini menjari petugas pengibar bendera.
    “Saya gugup banget pas tali macet tidak bisa terkerek,” kata Siswanto.
    Namun karena bertanggung jawab, Siswanto nekat memanjat tiang bendera.
    Padahal dia tidak lihai dalam memanjat.
    Keberanian itu muncul karena Siswanto merasa bertanggungjawab.
    “Saya gugup tetapi punya tanggung jawab. Berani gak berani tetapi akhirnya nekat memanjat. Takut-takut gimana gitu,” paparnya.
    Dia mengaku sejatinya sudah berlatih menjadi pengibar bendera selama 3 hari.
    Selama berlatih menjadi petugas pengibar bendera, tidak ada kendala.
    “Informasi awal upacara kan di Kecamatan. Nah 3 hari sebelum upacara kemerdekaan diberikan informasi bahwa upacara dipindah ke desa-desa,” tegasnya.
    Hingga, upacara perayaan kemerdekaan juga digelar di halaman Balai Desa Wagir Kidul.
    Dia pun didapuk menjadi petugas pengibar bendera.
    “Waktu gladi atau latihan lancar-lancar. Hingga hari H malah ada insiden. Tapi ini amanah kan, makanya kami bertanggung jawab,” pungkasnya.
    Aksi heroik pemuda memanjat tiang bendera di Desa Wagir Kidul Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo viral di berbagai platform media sosial, Minggu (17/8/2025).
    Dalam video berdurasi beberapa detik, pemuda tersebut menggunakan kemeja putih dan celana kain hitam.
    Aksi heroik itu kemudian viral dan menjadi buah bibir di Kabupaten Ponorogo, Jatim.
    Usut punya usut pemuda tang memanjat adalah petugas pengibar bendera di desa setempat.
    Aksi itu dilakukan lantaran tali pengerek macet.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Sosok Asli Siswanto, Petugas Pengibar di Ponorogo yang Panjat Tiang Bendera
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tingkatkan Akses Kesehatan Masyarakat Prasejahtera, PNM dan BAZNAS Salurkan Ambulans

    Tingkatkan Akses Kesehatan Masyarakat Prasejahtera, PNM dan BAZNAS Salurkan Ambulans

    Jakarta: PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyalurkan enam Ambulans Madani Gratis (Ambumanis). Ambulans itu didistribusikan ke sejumlah wilayah.

    Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, langkah ini diambil berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 yang menunjukkan masih ada 23,85 juta penduduk prasejahtera yang kerap menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.

    “Langkah ini untuk memberikan kemudahan akses kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat prasejahtera,” kata Arief.

    Enam unit ambulans tersebut telah didistribusikan ke wilayah Garut, Mataram, Makassar, Aceh, Banyuwangi, dan Serang. Dana pengadaannya berasal dari zakat, infak, dan sedekah keluarga besar PNM, serta sebagian dana kebajikan dari pembiayaan syariah yang dikelola perusahaan.

    Ketua BAZNAS RI, Noor Achmad, menyebut bahwa penyerahan ambulans di momen upacara kemerdekaan memiliki makna tersendiri.

    “Artinya, kita insyaallah terus mengabdi membantu negeri ini dalam rangka ikut menyejahterakan masyarakat,” ujarnya.

    Kehadiran Ambumanis diharapkan dapat membantu kebutuhan darurat kesehatan sekaligus memperkuat upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

    Melalui kolaborasi ini, PNM berkomitmen untuk terus menghadirkan langkah-langkah nyata yang tidak hanya menumbuhkan ekonomi, tetapi juga menguatkan kepedulian sosial, membawa harapan dan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Jakarta: PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyalurkan enam Ambulans Madani Gratis (Ambumanis). Ambulans itu didistribusikan ke sejumlah wilayah.
     
    Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, langkah ini diambil berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025 yang menunjukkan masih ada 23,85 juta penduduk prasejahtera yang kerap menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.
     
    “Langkah ini untuk memberikan kemudahan akses kesehatan yang lebih merata bagi masyarakat prasejahtera,” kata Arief.

    Enam unit ambulans tersebut telah didistribusikan ke wilayah Garut, Mataram, Makassar, Aceh, Banyuwangi, dan Serang. Dana pengadaannya berasal dari zakat, infak, dan sedekah keluarga besar PNM, serta sebagian dana kebajikan dari pembiayaan syariah yang dikelola perusahaan.
     
    Ketua BAZNAS RI, Noor Achmad, menyebut bahwa penyerahan ambulans di momen upacara kemerdekaan memiliki makna tersendiri.
     
    “Artinya, kita insyaallah terus mengabdi membantu negeri ini dalam rangka ikut menyejahterakan masyarakat,” ujarnya.
     
    Kehadiran Ambumanis diharapkan dapat membantu kebutuhan darurat kesehatan sekaligus memperkuat upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
     
    Melalui kolaborasi ini, PNM berkomitmen untuk terus menghadirkan langkah-langkah nyata yang tidak hanya menumbuhkan ekonomi, tetapi juga menguatkan kepedulian sosial, membawa harapan dan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (FZN)

  • Gubernur Bengkulu Serahkan 130 Ambulans Gratis: Banyak Masyarakat yang Tidak Merasakan Uang APBD
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Agustus 2025

    Gubernur Bengkulu Serahkan 130 Ambulans Gratis: Banyak Masyarakat yang Tidak Merasakan Uang APBD Regional 18 Agustus 2025

    Gubernur Bengkulu Serahkan 130 Ambulans Gratis: Banyak Masyarakat yang Tidak Merasakan Uang APBD
    Tim Redaksi

    BENGKULU, KOMPAS.com
    – Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyerahkan 130 mobil ambulans kepada para kepala desa dan lurah di wilayah tersebut, Sabtu (16/8/2025).
    Helmi Hasan menyampaikan bahwa program ini bertujuan agar setiap desa dan kelurahan memiliki ambulans gratis yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
    “Saya dan Wakil Gubernur Mian dulu sudah berkeliling ke desa-desa. Ternyata banyak masyarakat yang tidak pernah melihat, apalagi merasakan uang APBD. Maka hari ini, apa yang kita cita-citakan untuk seluruh desa/kelurahan se-Provinsi Bengkulu mulai terwujud,” ujarnya dalam pesan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/8/2025).
    Ambulans tersebut nantinya akan dikelola langsung oleh pemerintah desa agar pemanfaatannya lebih merata. Helmi menegaskan layanan ini digratiskan untuk seluruh masyarakat.
    “Ambulans ini dibeli dengan uang rakyat, semoga seluruh rakyat bisa merasakannya,” tambahnya.
    Tahun ini, jumlah ambulans yang disalurkan mencapai 130 unit. Helmi menargetkan jumlah itu akan terus bertambah hingga menjangkau seluruh desa dan kelurahan di Bengkulu.
    “Tahun depan rencananya kita bagikan lagi 500 unit, dan akan terus dilanjutkan secara bertahap sampai semua desa mendapatkan ambulans gratis. Karena tahun ini anggaran terbesar kita fokuskan pada pembangunan jalan,” jelasnya.
    Selain program ambulans desa, Helmi juga menegaskan komitmennya dalam peningkatan layanan kesehatan di Bengkulu. Ia mencanangkan program BPJS gratis bagi masyarakat serta peningkatan kelas RSUD M. Yunus sebagai rumah sakit rujukan utama di provinsi tersebut.
    Pembagian 130 ambulans ini menjadi kado HUT ke-80 RI dari Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk masyarakat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    HUT ke-80 RI, Puan Ajak Perkuat Komitmen Bangun Masa Depan Bangsa

    JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri upacara peringatan detik-detik Proklamasi dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang digelar secara khidmat di halaman Istana Merdeka, Jakarta.

    Upacara kenegaraan ini dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Upacara peringatan detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Minggu, 17 Agustus, dihadiri oleh jajaran pimpinan lembaga tinggi negara, mantan presiden, para menteri Kabinet Merah Putih hingga Penglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

    Peringatan kemerdekaan semakin meriah karena tamu undangan lain dari berbagai elemen masyarakat turut hadir.

    Puan yang hadir mengenakan baju adat Minang bernuansa merah, duduk di podium utama bersama Presiden Prabowo. Ia duduk diapit oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.

    Adapun Kolonel Inf Amril Hairuman Tehupelasury didapuk sebagai Komandan Upacara. Sebelum upacara dimulai, tamu undangan disuguhkan oleh penampilan seni budaya hingga atraksi militer dari TNI-Polri mulai dari helikopter hingga 8 jet temput F-16 melakukan aksi flypass di atas Istana Kepresidenan.

    Dalam momentum peringatan kemerdekaan Indonesia yang ke-80 ini, Puan kembali menekankan soal cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur yang perlu terus diperjuangkan.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama,” kata Puan.

    “Indonesia emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” sambungnya.

    Puan menyebut, esensi dari kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya sebagai seremoni tahunan. Kemerdekaan, menurutnya, harus benar-benar dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun tidak boleh berhenti sebagai seremoni. Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang, hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Cucu Proklamator RI Sukarno itu menyatakan, usia Indonesia yang telah menginjak 80 tahun harus menjadi momen refleksi. Puan mengatakan, ukuran sejati dari kemerdekaan bukan terletak pada lamanya negara berdiri, tetapi pada sejauh mana negara hadir dan mampu meringankan beban hidup rakyatnya.

    “Apakah harga pangan bisa dijangkau oleh rakyat kecil? Apakah orang tua masih harus berutang untuk menyekolahkan anaknya? Apakah masyarakat desa dan perbatasan bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam?” tuturnya.

    “Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi ukuran sejati dari kemerdekaan yang kita rayakan hari ini,” imbuh Puan.

    Puan menilai, tantangan utama Indonesia saat ini adalah memastikan bahwa makna kemerdekaan dirasakan di tengah rakyat.

    “Kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni atau simbol, tetapi harus menjadi pengalaman nyata yang dirasakan setiap keluarga. Bagaimana kemerdekaan hadir di meja makan rakyat, dari semua golongan,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.

    Puan pun menyinggung tema perayaan kemerdekaan RI yang ke-80 tahun: Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju. Ia mengatakan, tema ini dapat terwujud apabila Negara memastikan setiap kebutuhan rakyatnya dapat difasilitasi.

    “Negara harus hadir dengan kebijakan yang tidak sekadar indah di atas kertas, tetapi benar-benar meringankan beban hidup rakyat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Puan.

    Puan mencontohkan bahwa kemerdekaan harus hadir saat orang tua bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka tanpa harus memilih antara membeli kebutuhan pangan atau membayar tagihan.

    Di bidang kesehatan, kata Puan, kemerdekaan harus terasa ketika masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar secara cepat dan tanpa rasa cemas.

    “Dengan puskesmas yang dilengkapi tenaga medis tetap, obat-obatan esensial yang tersedia tanpa kekosongan stok, dan sistem rujukan yang cepat dengan dukungan ambulans dan telemedicine,” sebutnya.

    Di sektor pendidikan, Puan mengingatkan negara harus hadir melalui penyediaan sekolah yang memiliki guru berkualitas, sarana prasarana yang layak, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

    “Makna merdeka itu juga berarti memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Di banyak pelosok, rakyat masih menantikan kehadiran negara dalam bentuk layanan dasar seperti listrik yang stabil, akses air bersih yang merata, dan jaringan internet yang memadai,” jelasnya.

    “Merdeka berarti tidak ada lagi rakyat yang merasa terpinggirkan di negeri sendiri. Merdeka berarti pembangunan hadir merata, dari kota besar hingga pulau terluar,” tambah Puan.

    Tak hanya itu, Puan juga menegaskan kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa dihargai atas kerja kerasnya. Petani, misalnya, harus bisa menjual hasil panen dengan harga yang melindungi dari permainan tengkulak, dengan dukungan koperasi dan akses pada rantai pasok yang modern.

    “Nelayan perlu dijamin kepastian pasar serta infrastruktur pelabuhan yang menunjang agar hasil tangkapan tetap bernilai jual,” ucapnya.

    Puan pun menilai, kemerdekaan juga berarti buruh mendapatkan kepastian upah yang layak, jaminan sosial, serta lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Termasuk nasib para guru yang harus terus diperjuangkan.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat. Serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” urai Puan.

    “Bagaimana driver ojek online, pedagang kaki lima, pekerja profesional termasuk dari kalangan Gen-Z hingga penggerak perekonomian lainnya dapat perhatian dari negara,” sambungnya.

    Puan meyakini, kemajuan yang telah dimiliki Indonesia dapat menjadi modal untuk membawa negeri ini semakin maju. Sementara yang masih kurang, dapat dikejar melalui gotong royong dan kerja bersama.

    “Kita masih memiliki waktu untuk menunaikan panggilan sejarah. Untuk membuat kebijakan hari ini yang akan menjamin masa depan Indonesia yang cerah. Bermartabat dan hebat. Dan demi kesejahteraan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” terang Puan.

    Di akhir pernyataannya, Puan mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga makna kemerdekaan agar tetap hidup di tengah rakyat. Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong sebagai kekuatan utama bangsa.

    “Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Semoga semangat kemerdekaan senantiasa menjadi landasan dalam menghadirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, dan menjadi pelita harapan untuk hadirnya bangsa merdeka yang sejati,” kata Puan.

    Puan Pakai Baju Adat Minang

    Saat menghadiri upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan mengenakan pakaian adat Minangkabau, Sumatera Barat, yang dikenal dengan nama Bundo Kanduang. 

    Puan tampak anggun memakai baju kurung berwarna merah serta kain selempang dan kain sarung bernuansa warna bumi. Pakaian Bundo Kanduang memiliki pelengkap penutup kepala, Tingkolok sebagai ciri khas yang merupakan hiasan kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau.

    Pemakaian Tingkolok digunakan sebagai perlambang perempuan sebagai pemilik rumah gadang. Gaya Puan pun semakin dipermanis dengan perhiasan kalung dan anting gaya Minang.

    Usai upacara detik-detik Proklamasi untuk HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Puan tampak berfoto bersama dengan Presiden Prabowo Subianto yang mengenakan baju adat Demang dan Kain Ujung Serong khas Betawi.

  • Operasi Merdeka Jaya 2025 dinilai sukses amankan rangkaian HUT RI

    Operasi Merdeka Jaya 2025 dinilai sukses amankan rangkaian HUT RI

    Jakarta (ANTARA) – Operasi Merdeka Jaya 2025 yang merupakan kolaborasi antara Kepolisian, TNI, instansi pemerintah serta masyarakat dinilai sukses mengamankan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta.

    “Operasi Merdeka Jaya 2025 berjalan sukses dan berhasil berkat kolaborasi antara aparat dan masyarakat,” kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Komarudin di Jakarta, Minggu.

    Dia mengatakan tim selalu menempatkan masyarakat sebagai prioritas utama, dengan memastikan arus lalu lintas tetap terkelola, akses publik terjaga dan setiap warga dapat merayakan kemerdekaan dengan nyaman dan aman.

    Hal senada disampaikan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Polisi Agus Suryonugroho. Keberhasilan pengamanan ini mencerminkan profesionalisme Polri dalam memberikan pelayanan kepada rakyat.

    “Tentunya dengan kerja sama yang baik, kolaborasi dan kebersamaan pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 bisa berjalan dengan aman, lancar dan sukses,” katanya.

    Operasi Merdeka Jaya 2025 berlangsung sejak15 Agustus 2025 dimulai dengan Sidang Tahunan MPR RI dan pidato kenegaraan, Sidang Paripurna DPR RI dan pembacaan Nota Keuangan RAPBN 2026, Renungan Suci dan acara puncak HUT ke-80 RI.

    Lebih dari 9.000 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal setiap rangkaian kegiatan, mulai dari upacara kenegaraan, kirab bendera, pesta rakyat, hingga karnaval kemerdekaan yang berlangsung di kawasan Istana Merdeka, Monas serta koridor Sudirman-Thamrin.

    Petugas lalu lintas mengatur arus kendaraan, melakukan rekayasa lalu lintas secara situasional serta memberikan pelayanan terbaik.

    Selain rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan kepadatan, Polda Metro Jaya juga menyiapkan kantong parkir resmi, jalur “drop off” serta armada derek dan ambulans di berbagai titik vital untuk memastikan pelayanan optimal.

    Partisipasi aktif masyarakat yang tertib, memilih menggunakan transportasi publik dengan tarif khusus Rp80 serta kesabaran menghadapi rekayasa arus lalu lintas menjadi kunci sukses jalannya peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Puan: Cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur terus diperjuangkan

    Puan: Cita-cita Indonesia emas sebagai janji luhur terus diperjuangkan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani dalam momen peringatan HUT Ke-80 RI menekankan soal cita-cita Indonesia Emas sebagai janji luhur yang perlu terus diperjuangkan.

    “Delapan dekade Indonesia merdeka menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan bangsa sekaligus memperkuat komitmen dalam membangun masa depan bersama. Indonesia Emas bukanlah mimpi semu, melainkan janji luhur yang kita perjuangkan bersama,” ujar Puan dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

    Puan menyebut esensi dari kemerdekaan tidak boleh berhenti hanya sebagai seremoni tahunan. Kemerdekaan, menurutnya, harus benar-benar dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Kemerdekaan yang diperingati setiap tahun tidak boleh berhenti sebagai seremoni. Bagi rakyat, makna merdeka harus bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari: dari isi dapur yang tidak lagi kosong, biaya sekolah anak yang tidak membuat orang tua berutang hingga layanan kesehatan yang bisa diakses tanpa rasa khawatir,” ungkap Puan.

    Menurut Puan, usia Indonesia yang telah menginjak 80 tahun harus menjadi momen refleksi. Puan mengatakan ukuran sejati dari kemerdekaan bukan terletak pada lamanya negara berdiri, tetapi pada sejauh mana negara hadir dan mampu meringankan beban hidup rakyatnya.

    “Apakah harga pangan bisa dijangkau oleh rakyat kecil? Apakah orang tua masih harus berutang untuk menyekolahkan anaknya? Apakah masyarakat desa dan perbatasan bisa mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam?’ Inilah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menjadi ukuran sejati dari kemerdekaan yang kita rayakan hari ini,” ujar Puan.

    Puan menilai tantangan utama Indonesia saat ini adalah memastikan bahwa makna kemerdekaan dirasakan di tengah rakyat.

    “Kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni atau simbol, tetapi harus menjadi pengalaman nyata yang dirasakan setiap keluarga. Bagaimana kemerdekaan hadir di meja makan rakyat, dari semua golongan,” katanya.

    Ia pun menyinggung tema perayaan kemerdekaan RI yang ke-80 tahun “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”. Ia mengatakan tema itu dapat terwujud apabila negara memastikan setiap kebutuhan rakyatnya dapat difasilitasi.

    “Negara harus hadir dengan kebijakan yang tidak sekadar indah di atas kertas, tetapi benar-benar meringankan beban hidup rakyat di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Puan.

    Puan mencontohkan bahwa kemerdekaan harus hadir saat orang tua bisa menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak mereka tanpa harus memilih antara membeli kebutuhan pangan atau membayar tagihan.

    Di bidang kesehatan, kata Puan, kemerdekaan harus terasa ketika masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan dasar secara cepat dan tanpa rasa cemas.

    “Dengan puskesmas yang dilengkapi tenaga medis tetap, obat-obatan esensial yang tersedia tanpa kekosongan stok, dan sistem rujukan yang cepat dengan dukungan ambulans dan telemedicine,” tuturnya.

    Di sektor pendidikan, Puan mengingatkan negara harus hadir melalui penyediaan sekolah yang memiliki guru berkualitas, sarana prasarana yang layak, dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan lokal.

    “Makna merdeka itu juga berarti memastikan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Di banyak pelosok, rakyat masih menantikan kehadiran negara dalam bentuk layanan dasar seperti listrik yang stabil, akses air bersih yang merata, dan jaringan internet yang memadai,” jelasnya.

    Ia menekankan bahwa merdeka berarti tidak ada lagi rakyat yang merasa terpinggirkan di negeri sendiri. Merdeka berarti pembangunan hadir merata, dari kota besar hingga pulau terluar.

    Tak hanya itu, Puan juga menegaskan kemerdekaan sejati adalah ketika setiap warga negara merasa dihargai atas kerja kerasnya. Petani, misalnya, harus bisa menjual hasil panen dengan harga yang melindungi dari permainan tengkulak, dengan dukungan koperasi dan akses pada rantai pasok yang modern.

    “Nelayan perlu dijamin kepastian pasar serta infrastruktur pelabuhan yang menunjang agar hasil tangkapan tetap bernilai jual,” ucapnya.

    Puan menilai kemerdekaan juga berarti buruh mendapatkan kepastian upah yang layak, jaminan sosial serta lingkungan kerja yang aman dan manusiawi. Termasuk, nasib para guru yang harus terus diperjuangkan.

    “Dan bagaimana semua pekerja, baik ASN maupun swasta, baik di sektor formal dan sektor informal, mendapat jaminan iklim kerja yang sehat serta para UKM dan UMKM memperoleh perlindungan dalam berusaha,” ujar Puan.

    Ia melanjutkan “Bagaimana driver ojek online, pedagang kaki lima, pekerja profesional termasuk dari kalangan Gen-Z hingga penggerak perekonomian lainnya dapat perhatian dari negara.”

    Puan Maharani menghadiri upacara peringatan detik-detik proklamasi dalam rangka HUT Ke-80 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Minggu. Upacara kenegaraan itu dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Puan yang hadir mengenakan baju adat Minang bernuansa merah, duduk di podium utama bersama Presiden Prabowo. Ia duduk diapit oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Bertambah, 321 Orang Tewas Akibat Banjir-Longsor di Pakistan

    Islamabad

    Petugas penyelamat Pakistan berjuang keras untuk mengevakuasi jenazah dari puing-puing setelah banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu oleh hujan monsun lebat melanda wilayah utara negara tersebut. Dalam waktu 48 jam terakhir, jumlah korban tewas dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 321 orang.

    Otoritas Manajemen Bencana Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/8/2025), melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas, atau sebanyak 307 korban tewas di antaranya, ada di area pegunungan provinsi tersebut.

    Para korban kehilangan nyawa akibat banjir bandang dan rumah-rumah yang ambruk. Terdapat 15 wanita dan 13 anak-anak di antara korban tewas di provinsi itu.

    Sekitar 23 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Sembilan orang lainnya tewas di area Kashmir yang dikuasai Pakistan, sedangkan lima korban tewas lainnya ada di wilayah utara Gilgit Baltistan.

    Dilaporkan juga bahwa lima orang lainnya, termasuk dua pilot, tewas ketika sebuah helikopter pemerintah jatuh akibat cuaca buruk saat menjalankan misi penyelamatan pada Jumat (15/8).

    Badan penyelamat Provinsi Khyber Pakhtunkhwa mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 2.000 petugas penyelamat terlibat dalam upaya evakuasi jenazah dari reruntuhan dan puing, serta memberikan bantuan di sembilan distrik yang terdampak, di mana hujan masih menghambat upaya semacam itu.

    “Hujan deras, tanah longsor di beberapa area, dan jalanan yang tergenang memberikan tantangan yang signifikan dalam penyaluran bantuan, terutama dalam pengangkutan alat berat dan ambulans,” kata juru bicara badan penyelamat Kyhber Pakhtunkhwa, Bilal Ahmed Faizi, kepada AFP.

    “Karena penutupan jalan di sebagian besar wilayah, para petugas penyelamat berjalan kaki untuk melakukan operasi di daerah-daerah terpencil,” sebutnya.

    “Mereka berusaha mengevakuasi korban selamat, tetapi sangat sedikit orang yang mengungsi karena kematian kerabat atau orang tercinta mereka yang terjebak di reruntuhan,” ucap Ahmed Faizi.

    Pemerintah Provinsi Kyhber Pakhtunkhwa telah menetapkan distrik pegunungan Buner, Bajaur, Swat, Shangla, Mansehra, dan Battagram sebagai area terdampak bencana. Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa juga mengumumkan hari berkabung pada Sabtu (16/8), dengan pengibaran bendera setengah tiang.

    Badan meteorologi setempat telah mengeluarkan peringatan hujan lebat untuk wilayah barat laut Pakistan, dan mengimbau masyarakat untuk mengambil “tindakan pencegahan”.

    Musim monsun membawa sekitar tiga perempat curah hujan tahunan ke wilayah Asia Selatan, yang vital bagi pertanian dan ketahanan pangan, namun juga membawa kerusakan. Longsor dan banjir bandang sering terjadi selama musim ini, yang biasanya dimulai pada Juni dan mereda pada akhir September.

    Lihat juga Video ‘Badai Debu di Pakistan, 8 orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)