Transportasi: Ambulans

  • Gojek Bakal Beri Santunan ke Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob

    Gojek Bakal Beri Santunan ke Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob

    PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) memastikan bahwa pria pengemudi ojek online (ojol) yang tewas setelah terlindas mobil Brimob di Pejompongan sebagai mitra Gojek. Pernyataan ini disampaikan langsung Direktur Public Affairs & Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Ade Mulya.

    Ade menyatakan Goto berduka atas wafatnya korban. Ia pun memastikan Goto akan memberikan santunan serta fasilitas seperti ambulans dan visum rumah sakit.

  • Seorang Remaja Sydney Tewas Ditusuk di Terminal Bus

    Seorang Remaja Sydney Tewas Ditusuk di Terminal Bus

    Kami merangkum berita utama yang terjadi selama 24 jam terakhir, supaya kamu enggak ketinggalan dengan perkembangan Dunia Hari Ini.

    Edisi Kamis, 28 Agustus 2025, kita awali dengan berita dari Australia.

    Penusukan di Sydney menewaskan remaja

    Insiden penusukan terjadi di dekat terminal bus di Sydney Barat semalam dengan korban dua pria berusia 19 tahun.

    Paramedis Ambulans NSW merawat keduanya, namun, salah satu korban yang ditikam di dada tidak dapat diselamatkan.

    Korban lainnya dirawat karena luka tusuk di lengannya dan dalam kondisi stabil di rumah sakit.

    Inspektur Darrin Batchelor mengatakan polisi sedang menyelidiki kemungkinan kejadian itu berkaitan dengan geng jalanan.

    Pengetatan masa berlaku visa pelajar di AS

    Pemerintahan Trump merilis rencana baru untuk memperketat sejumlah visa.

    Kebijakan terbaru, yang diungkapkan dalam dokumen, Rabu kemarin, akan menjadi tantangan baru bagi pelajar internasional, pekerja pertukaran, dan jurnalis asing yang harus mengajukan perpanjangan masa tinggal mereka di AS.

    Peraturan yang diusulkan akan menetapkan jangka waktu tetap untuk visa F bagi pelajar internasional, visa J yang memungkinkan pengunjung program pertukaran budaya untuk bekerja di AS, dan visa I bagi pekerja media.

    Visa-visa tersebut saat ini tersedia untuk masa berlaku program atau pekerjaan berbasis di AS.

    Larangan ponsel di kelas bagi siswa Korea Selatan

    Korea Selatan mengambil langkah untuk melarang ponsel dan perangkat digital lainnya di ruang kelas sekolah.

    Larangan ini akan berlaku mulai Maret tahun depan dan menjadikan Korea Selatan negara terbaru yang membatasi akses kaum muda terhadap ponsel dan media sosial.

    Ini diberlakukan seiring dampak media sosial pada kaum muda semakin dikhawatirkan.

    Di negara lain, misalnya di Australia, warga di bawah 16 tahun akan dilarang menggunakan beberapa platform media sosial, dan ponsel juga dilarang di sekolah-sekolah Belanda.

    Tanah longsor di Kashmir dan Jammu menelan jiwa

    Setidaknya 33 orang tewas dalam hujan deras yang memicu tanah longsor besar di rute ziarah populer di wilayah Kashmir dan Jammu yang dikuasai India.

    Tanah longsor di dekat kuil Vaishno Devi dipicu hujan monsun yang deras selama berhari-hari, yang telah mengguyur wilayah Himalaya tersebut dalam beberapa pekan terakhir dan menyebabkan banjir besar.

    Ratusan orang dilaporkan tewas dan hilang akibat banjir.

    Pada hari Rabu, otoritas cuaca juga mencatat curah hujan selama 24 jam di beberapa wilayah.

    Petugas darurat masih berupaya menjangkau para korban di daerah Katra dekat kuil pada hari Rabu, sementara para jamaah menghentikan ziarah mereka.

    Lihat juga Video ‘Pemuda di Palu Tewas Usai Duel dengan Kakek, Korban Ditusuk Badik’:

  • Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK Megapolitan 28 Agustus 2025

    Massa Demo 28 Agustus Bakar Pos Jaga Depan Pintu 12 GBK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sejumlah massa demo membakar salah satu pos jaga Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang pintu 12 GBK, Kamis (28/8/2025) sore.
    Setelah membakar, massa menyeret pos jaga itu ke tengah jalan lalu menambahkan berbagai material, mulai dari
    banner
    hingga tempat sampah dari halte untuk menjaga bara api tetap menyala.
    Selain itu, mereka berulang kali maju dan mundur di depan barisan polisi yang berjaga di pertigaan jalan.
    “Jaga fokusnya teman-teman, musuh kita di depan!” seru massa aksi.
    Kemudian massa demo melemparkan flare ke arah polisi. Tak berselang lama, polisi melempar balik flare ke arah massa yang melempar.
    Massa sempat menepi saat sebuah ambulans melintas dari arah Jalan Gelora.
    Namun, mereka kemudian berteriak meminta ambulans tersebut berputar balik karena jalan sudah tertutup.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Sopir Mengantuk, Mobil Oleng Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Jatinegara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Agustus 2025

    Diduga Sopir Mengantuk, Mobil Oleng Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Jatinegara Megapolitan 28 Agustus 2025

    Diduga Sopir Mengantuk, Mobil Oleng Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Jatinegara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan DI Panjaitan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (28/8/2025) siang.
    Insiden bermula ketika sebuah mobil oleng dan menabrak separator jalan, hingga akhirnya melibatkan bajaj dan sepeda motor.
    Sopir bajaj bernama Dedi (35) yang menjadi salah satu korban mengatakan, mobil tersebut diduga dikemudikan dalam kondisi mengantuk.
    “Mobil sudah oleng, sopir itu mengantuk. Tadi dia sudah ngakui kalau memang ngantuk, lalu kaget banting setir ke kiri langsung nabrak separator,” tutur Dedi saat ditemui, Kamis.
    Setelah menabrak separator, mobil itu melintang di tengah jalan. Bajaj yang dikendarai Dedi pun tidak sempat menghindar dan menabrak mobil tersebut.
    Tak lama kemudian, sepeda motor Yamaha Aerox datang dari belakang dan menabrak bajaj Dedi. Akibat peristiwa itu, Dedi mengalami luka ringan.
    “Luka ringan, hidung berdarah kena kaca tadi. Posisi keceng bawa barang dari Jatinegara ke Gembrong,” ujarnya.
    Sementara pengendara motor mengalami luka lebih serius dan langsung dilarikan ke puskesmas dengan menggunakan ambulans.
    Hingga berita ini ditulis,
    Kompas.com
    masih berupaya meminta keterangan dari Kanit Laka Lantas Satlantas Jakarta Timur, AKP Darwi, terkait kecelakaan tersebut.
    Pantauan di lokasi, mobil Daihatsu Sigra yang melintang di jalan mengalami kerusakan pada bumper depan dan sisi kanan belakang.
    Kendaraan itu sempat menyebabkan kemacetan sebelum akhirnya dipindahkan ke tepi jalan dan dibawa ke Unit Laka Lantas.
    Adapun bajaj dan sepeda motor juga mengalami kerusakan pada bagian depan, termasuk bodi yang lepas dan lampu pecah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo 28 Agustus 2025: Ribuan Buruh Mulai Padati Gerbang DPR RI

    Demo 28 Agustus 2025: Ribuan Buruh Mulai Padati Gerbang DPR RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Berbagai elemen buruh mulai memadati gerbang utama DPR/MPR RI, Kamis (28/8/2025) untuk melakukan aksi demonstrasi. 

    Dari pantauan Bisnis, para buruh berjalan dari dekat kantor TVRI menuju gerbang DPR/MPR pukul 10.10 WIB. Terdapat mobil komando untuk mengarahkan massa buruh. 

    Lalu lintas jalan Gatot Subroto yang mengarah ke Slipi dan Palmerah ditutup kepolisian. Mereka terdiri dari elemen buruh Serikat Pekerja Nasional, Koperasi Serikat Pekerja Indonesia, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, hingga Partai Buruh.

    Setidaknya ada dua mobil komando. Salah satu ditempati oleh Ketua Partai Buruh, Said Iqbal. Seruan agar massa kondusif terus digaungkan dari mobil komando.

    Selain mobil komando, terdapat juga satu unit ambulance dari partai buruh. Di sisi lain, personel keamanan dari Polisi-TNI mulai memperketat penjagaan.

    Presiden KSPI dan Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan pusat aksi demo buruh di Jakarta akan berlangsung di depan DPR RI atau Istana Kepresidenan. Setidaknya 10.000 buruh dari berbagai wilayah akan memadati lokasi tersebut.

    Aksi serupa juga akan digelar secara serentak di berbagai provinsi dan kota industri besar.

    “Gerakan ini diberi nama HOSTUM atau Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah, dan akan dilakukan secara damai,” kata Said kepada Bisnis, Selasa (26/8/2025).

    Berikut tuntutan yang digaungkan oleh aliansi buruh pada 28 Agustus 

    1. Hapus outsourcing dan tolak upah murah
    2. Naikkan upah minimum tahun 2026 8,5% – 10,5%
    3. Naikkan upah minimum sektoral plus 0,5% – 5% dari upah minimum 2026
    4. Setop PHK dan Bentuk Satgas PHK
    5. Reformasi pajak perburuhan (naikkan PTKP Rp7,5 juta/bulan, hapus pajak pesangon/THR/JHT, hapus diskriminasi pajak buruh perempuan menikah)
    6. Sahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa Omnibus Law
    7. Sahkan RUU Perampasan Aset – Berantas Korupsi
    8. Revisi RUU Pemilu – Redesain sistem Pemilu 2029

  • Ratusan Pelajar di Lebong Diduga Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis

    Ratusan Pelajar di Lebong Diduga Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis

    Kepada keluarga korban, Helmi berpesan agar tetap sabar menghadapi ujian ini. Ia juga meminta rumah sakit dan tenaga medis memberikan pelayanan maksimal dalam perawatan para siswa.

    “Seluruh armada ambulans gratis juga saya minta siaga untuk membackup jika diperlukan,” ujarnya.

    Sebagai bentuk tanggung jawab, Helmi menugaskan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkup Pemprov Bengkulu untuk turun langsung ke Kabupaten Lebong guna melakukan pendampingan dan penanganan.

    Selain itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat Bengkulu untuk mendoakan kesembuhan para siswa.

    “Semoga anak-anak kita segera pulih dan kembali bersekolah. Mari kita jadikan ini pelajaran bersama agar program makanan bergizi gratis benar-benar dijalankan sesuai prosedur,” pungkasnya.

  • Kemacetan Mengintai, 2.500-3.000 Kendaraan Baru Setiap Hari Muncul di Jakarta – Page 3

    Kemacetan Mengintai, 2.500-3.000 Kendaraan Baru Setiap Hari Muncul di Jakarta – Page 3

    Tak hanya soal macet, sistem Mandala juga dipakai untuk memantau ambulans, mobil patroli, hingga derek Dishub. Setiap kendaraan dilengkapi kamera (dashcam) agar operator bisa menggerakkan armada terdekat saat darurat.

    “Sehingga dalam setiap kegiatan ambulan, mungkin saat ini kalau misalnya Bapak lihat banyak ambulan-ambulan yang dikawal-kawal sipil, nah itu tidak dibenarkan. Maka nanti akan kita berikan akses jalur mana yang bisa dilintasi, sehingga para driver ambulan tidak lagi meraba-raba situasi Jakarta,” ujar dia.

    “Nanti akan diawaki oleh para operator, operator dari Kepolisian, operator Dinas Perhubungan, Satpol PP, sementara ini termasuk nanti teman-teman dari Pomdam juga akan bersama kami,” tandas dia.

  • Ambulans Akan Terpantau CCTV Lewati Rute Bebas Macet, Tak Perlu Dikawal Sipil

    Ambulans Akan Terpantau CCTV Lewati Rute Bebas Macet, Tak Perlu Dikawal Sipil

    Jakarta

    Polda Metro Jaya memastikan ambulans di Jakarta nantinya akan terintegrasi dalam sistem Mandala Quick Response, sehingga pergerakannya bisa dipantau secara real-time tanpa perlu lagi dikawal sipil. Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin mengatakan sistem ini akan membantu sopir ambulans memilih jalur tercepat saat kondisi darurat.

    Selama ini, masih banyak ambulans yang dikawal sipil di jalan raya, padahal praktik itu tidak dibenarkan.

    “Dinas Kesehatan sudah berkoordinasi dengan kami, ambulans-ambulans yang nantinya akan bergerak, nanti akan bisa terpantau kendaraan yang terdekat, sehingga dalam setiap kegiatan ambulans, mungkin saat ini kalau misalnya Bapak lihat banyak ambulans-ambulans yang dikawal-kawal sipil, nah itu tidak dibenarkan,” kata Komarudin saat apel kolaborasi penanganan kemacetan di Monas, Rabu (27/8/2025).

    “Maka nanti akan kita berikan akses jalur mana yang bisa dilintasi, sehingga para driver ambulans tidak lagi meraba-raba situasi Jakarta,” lanjutnya.

    Dia menjelaskan Mandala Quick Response memanfaatkan 4.438 CCTV untuk memantau arus lalu lintas Jakarta secara real-time. Data ini terhubung dengan kendaraan patroli polisi, mobil derek Dishub, hingga nantinya ambulans.

    “Kita akan membangun sebuah posko terpadu kendali yang insyaallah dengan sistem ini, tentu kita akan bisa sedikit menjawab tantangan harapan masyarakat, tentunya dengan target serta harapan mewujudkan Jakarta menjadi kota global,” imbuhnya.

    (bel/idn)

  • 1
                    
                        Sosok Dwi Hartono, Motivator dan Pengusaha yang Diduga Jadi Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
                        Megapolitan

    1 Sosok Dwi Hartono, Motivator dan Pengusaha yang Diduga Jadi Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Megapolitan

    Sosok Dwi Hartono, Motivator dan Pengusaha yang Diduga Jadi Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap empat orang yang diduga sebagai aktor intelektual dalam penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
    Salah satu pelaku yang kini menjadi sorotan publik, Dwi Hartono, memiliki latar belakang sebagai pengusaha, motivator, dan pemilik yayasan amal.
    Dwi Hartono adalah salah satu dari tiga pelaku yang ditangkap di Solo, Jawa Tengah. Dwi ditangkap bersama YJ dan AA pada Sabtu (23/8/2025) sekitar pukul 20.15 WIB.
    Sehari setelahnya, Minggu (24/8/2025), polisi membekuk pelaku lainnya berinisial C di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengonfirmasi bahwa pelaku berinisial DH adalah Dwi Hartono.
    “Benar,” ujar Ade Ary saat dihubungi, Selasa (27/8/2025).
    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Dwi Hartono diketahui sebagai pemilik salah satu bimbingan belajar (bimbel) berbasis daring atau
    online
    .
    “Saudara DH adalah seorang pengusaha, salah satu bidang usahanya adalah bimbel online,” jelas Ade Ary.
     Ade Ary mengonfirmasi soal akun Instagram Dwi Hartono adalah @klanhartono. Akun Instagram itu memiliki setidaknya 37.000 pengikut.
    Selain itu, Dwi juga dikenal sebagai motivator bisnis. Dwi Hartono diketahui juga memiliki akun Youtube bernama Klan Hartono dan telah memiliki total 169.000 pengikut.
    Di akun Youtube tersebut, Dwi diketahui sering membagikan video tentang motivasi bisnis di usia muda.
    Penelusuran
    Kompas.com
    menemukan bahwa Dwi Hartono diduga memiliki sebuah yayasan amal, @hartono_foundation, yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
    Yayasan ini pertama kali mengunggah konten pada 1 Februari 2019, dengan fokus pemberian beasiswa pendidikan, terutama untuk mahasiswa perguruan tinggi.
    Selain itu, yayasan juga mencatat aktivitas di bidang kesehatan dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Unggahan terakhir tercatat pada 21 Juli 2024.
    Sosok Dwi Hartono dikenal luas di Jambi sebagai pengusaha sukses dan dermawan. Ia sempat berniat maju sebagai calon Bupati Tebo, namun batal karena diminta menjadi calon wakil bupati.
    “Ya, dulu dia mau maju Bupati, tapi dia diminta jadi nomor dua (wakil bupati). Jadi batal karena dari awal dia mau nomor satu (bupati),” kata Jay Saragih, warga Tebo, saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).
    Menurut Jay, Dwi dikenal kerap membantu warga, mendatangkan penyanyi dangdut dari Jakarta, dan menyediakan fasilitas desa, termasuk satu unit mobil ambulans.
    “Warga sebenarnya berharap dia maju jadi Bupati, bukan wakil, karena dia dikenal sebagai dermawan di sini. Jadi dia mundur,” tambah Jay.
    Dwi Hartono merupakan pengusaha besar di Desa Tirta Kencana Unit 6, Kecamatan Rimbo Bujang.
    Keluarga besarnya telah lama berkecimpung di dunia usaha, termasuk memiliki salah satu grosir terbesar di Pasar Rimbo Bujang.
    Ia juga kerap menjadi penyokong dana dalam berbagai acara, termasuk reuni alumni SMA, hingga mendatangkan artis dangdut nasional.
    (Penulis: Baharudin Al-Farisi, Aryo Tondang, Irfan Maullana)

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengevaluasi Beban Anggaran Tunjangan DPR
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Agustus 2025

    Mengevaluasi Beban Anggaran Tunjangan DPR Nasional 26 Agustus 2025

    Mengevaluasi Beban Anggaran Tunjangan DPR
    Peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
    UNJUK
    rasa yang digelar pada 25 Agustus 2025, di depan Gedung DPR-MPR RI Jakarta, bukan sekadar momen protes biasa.
    Aksi massa yang menolak pemberian tunjangan perumahan sebesar Rp 50 juta per bulan kepada anggota DPR mencerminkan krisis kepercayaan terhadap lembaga legislatif.
    Bukannya membuka ruang dialog, aparat justru bertindak represif dengan membubarkan massa menggunakan
    water cannon
    , gas air mata, dan pentungan, padahal aksi belum melewati batas waktu yang diatur undang-undang.
    Kejadian ini menegaskan kenyataan pahit bahwa “rumah rakyat” kini semakin tertutup, secara harfiah dan simbolik, bagi suara rakyat.
    Penolakan atas tunjangan tersebut berakar pada ketimpangan ekonomi dan sosial yang semakin mencolok.
    Berdasarkan data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), total penghasilan anggota DPR bisa mencapai Rp 230 juta per bulan, sebelum penambahan tunjangan perumahan (
    Kompas.id
    , 25/08/2025).
    Jumlah ini setara 42 kali upah minimum di Jakarta, dan lebih dari 100 kali lipat UMR terendah di Indonesia, yakni Banjarnegara.
    Di tengah tekanan ekonomi yang dirasakan masyarakat luas, penghasilan sebesar itu dianggap tidak adil, bahkan provokatif.
    Yang juga menjadi sorotan adalah fisik dan tata ruang kompleks DPR-MPR RI yang kini dibentengi pagar tinggi dan barikade kokoh. Pagar yang menjulang itu secara nyata memisahkan wakil rakyat dari rakyatnya.
    Tidak hanya simbol keterpisahan, tetapi menjadi bukti nyata bahwa DPR kini lebih sibuk melindungi kenyamanannya ketimbang menyerap aspirasi konstituennya.
    Massa pun hanya bisa menyuarakan keluhannya di jalanan, menyebabkan kemacetan, frustrasi sosial, dan konfrontasi dengan aparat.
    Fenomena ini harus dilihat dalam konteks demokrasi modern. Dalam bukunya
    On Democracy
    , Robert A. Dahl (1998) mengatakan bahwa demokrasi menuntut terbukanya ruang partisipasi dan komunikasi antara rakyat dan wakilnya.
    Jika ruang itu ditutup (secara fisik maupun politik), maka negara kehilangan ciri utamanya sebagai negara demokratis.
    Senada dengan Dahl, Peter Mair (2013) dalam
    Ruling the Void: The Hollowing of Western Democracy
    menyebutkan bahwa semakin jauhnya elite politik dari rakyat menciptakan krisis legitimasi.
    Ketika suara rakyat tidak lagi dianggap penting, maka sistem perwakilan kehilangan dasar moral dan politiknya. Situasi semacam ini membuka jalan pada apatisme, radikalisme, dan gerakan tandingan yang justru mengancam stabilitas negara.
    Di Indonesia, kekhawatiran semacam itu sudah mulai terasa. Massa aksi di depan DPR pada 25 Agustus, tidak hanya menuntut pembatalan tunjangan, tetapi juga meneriakkan yel-yel pembubaran DPR.
    Ini bukan sekadar bentuk kekecewaan, melainkan gejala ketidakpercayaan sistemik terhadap parlemen. Apalagi, seperti diakui salah satu peserta aksi kepada
    Kompas.id
    , para pengunjuk rasa berasal dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari mahasiswa, pelajar, pekerja informal, hingga pedagang kaki lima.
    Ini menandakan bahwa protes tersebut bukan digerakkan oleh elite oposisi, tetapi merupakan ekspresi organik dari rakyat biasa (
    Kompas.id
    , 25/08/2025).
    Sayangnya, alih-alih mendengar suara tersebut, negara merespons dengan kekuatan represif. Tindakan membubarkan massa sebelum waktunya, tanpa eskalasi kekerasan yang memadai, mencederai prinsip hak asasi warga negara yang dijamin dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945: “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.”
    Bahkan, Menteri Koordinator Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengakui bahwa menyuarakan aspirasi, termasuk usulan pembubaran DPR, sah saja dilakukan dalam demokrasi, selama dilakukan secara tertib dan damai (
    Kompas.id
    , 25/08/2025).
    Perlu dicatat bahwa tidak ada institusi demokratis yang sakral atau kebal dari kritik, termasuk DPR. Ketika lembaga legislatif justru menjadi beban anggaran dan gagal menunjukkan kepekaan terhadap kesulitan ekonomi rakyat, maka seruan pembubaran bukan sekadar agitasi, tapi peringatan keras.
    Demokrasi menuntut adanya kontrak sosial yang adil. Jika wakil rakyat hanya fokus pada kenyamanan pribadi, maka legitimasi moralnya sebagai “representasi rakyat” patut dipertanyakan.
    Argumen pembelaan yang kerap disampaikan anggota DPR bahwa pendapatan tinggi dibutuhkan untuk operasional di daerah pemilihan, masih belum ditunjang oleh transparansi data.
    Aria Bima, anggota DPR dari PDIP, misalnya, menyebut dana dibutuhkan untuk ambulans, mobil tangki air, dan sanggar tari (
    Kompas.id
    , 25/08/2025).
    Namun sejauh ini, belum ada laporan resmi terbuka yang bisa diaudit publik mengenai alokasi dana tersebut. Tanpa akuntabilitas, argumen semacam itu hanya memperdalam kecurigaan masyarakat.
    Demokrasi sejatinya dibangun atas dasar kepercayaan dan partisipasi. Jika wakil rakyat gagal mendengarkan suara konstituennya, dan negara terus meminggirkan hak menyatakan pendapat dengan cara represif, maka krisis demokrasi akan menjadi keniscayaan.
    Demokrasi yang sehat bukan hanya tentang pemilu setiap lima tahun, tetapi juga jaminan bahwa setiap warga negara bisa didengar, tanpa harus berhadapan dengan gas air mata dan pentungan aparat.
    DPR dan pemerintah perlu segera merespons sinyal darurat ini. Pertama, dengan mengevaluasi kembali seluruh bentuk tunjangan yang tidak rasional dan tidak selaras dengan kondisi ekonomi nasional.
    Kedua, membuka kembali akses fisik dan simbolik ke lembaga parlemen agar rakyat merasa memiliki tempat menyampaikan aspirasi.
    Ketiga, menginstruksikan aparat keamanan untuk mengedepankan pendekatan persuasif dan menjamin hak konstitusional rakyat.
    Jika tidak, maka kita sedang menyaksikan proses “penghampaan” demokrasi, sebuah sistem yang hanya tersisa bentuknya, tetapi kosong dari semangat partisipasi dan keadilan sosial.
    Maka, pagar tinggi di DPR bukan sekadar beton dan besi. Ia adalah metafora ketertutupan, jarak, dan kegagalan sistem yang mestinya mewakili dan melayani rakyat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.