Transportasi: Ambulans

  • Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Potret Pilu Warga Tanggamus, Gotong Jenazah dengan Sarung dan Bambu Karena Akses Jalan Rusak

    Liputan6.com, Bandarlampung – Sebuah video warga Tanggamus, Lampung, yang bergotong royong menggotong jenazah dengan sarung dan bambu viral di media sosial. Peristiwa memilukan itu terjadi di Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, pada Kamis pagi (11/9/2025).

    Dalam rekaman amatir, terlihat sejumlah warga bergantian memikul tubuh almarhumah Aisah (59) melewati jalan perbukitan yang terjal. Tidak ada mobil jenazah atau kendaraan roda empat yang bisa masuk ke wilayah tersebut. Satu-satunya pilihan adalah menandu secara tradisional dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer menuju rumah duka.

    Kapolsek Wonosobo, Iptu Tjasudin, menjelaskan Aisah sudah lama menderita sakit. “Sekitar empat tahun belakangan, almarhumah mengidap diabetes, asma, dan komplikasi. Sebelumnya juga sudah bolak-balik dirawat di rumah sakit,” katanya saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).

    Pada Kamis pagi itu, Aisah sempat dirujuk dari Puskesmas Sanggi menuju Rumah Sakit Batin Mangunang, Kota Agung, menggunakan ambulans pekon. Namun di perjalanan, ia mengembuskan napas terakhir sebelum tiba di rumah sakit.

    Jenazah kemudian dibawa kembali ke rumah duka. Masalah muncul karena akses menuju Dusun 2 Way Tuba hanya bisa dilalui sepeda motor.

    “Karena tidak mungkin dibawa dengan motor, akhirnya warga menandu jenazah sekitar 15 menit jalan kaki melewati jalan naik turun bukit,” ujarnya.

     

    Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi jasad empat korban helikopter milik PT Intan Angkasa yang jatuh di antara Kabupaten Puncak dan wilayah distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

  • Ledakan Guncang Pangkalan Militer Korsel, 10 Tentara Luka

    Ledakan Guncang Pangkalan Militer Korsel, 10 Tentara Luka

    Jakarta

    Sebuah ledakan terjadi saat latihan simulasi tembakan langsung di sebuah pangkalan militer Korea Selatan (Korsel) pada hari Rabu (10/9). Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa setidaknya 10 tentara terluka dalam insiden itu.

    Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa ledakan itu terjadi di sebuah pangkalan militer di kota perbatasan Paju. Saat kejadian, sebuah unit artileri sedang melakukan latihan simulasi prosedur tembakan langsung, tetapi tanpa amunisi sungguhan.

    “Sekitar pukul 15.24 (06.24 GMT) hari Rabu, sebuah peluru latihan simulasi yang dirancang untuk mensimulasikan tembakan artileri dan asap, tiba-tiba meledak,” demikian pernyataan kementerian tersebut, dilansir kantor berita AFP, Rabu (10/9/2025).

    Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa setidaknya 10 tentara terluka, termasuk dua orang yang menderita luka bakar serius di lengan dan paha mereka.

    Para petugas medis militer memberikan pertolongan pertama di lokasi kejadian, sementara otoritas pemadam kebakaran dan penyelamatan mengirimkan enam ambulans, menurut pernyataan kementerian.

    Kementerian tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi mengatakan penyebab ledakan sedang diselidiki.

    Pangkalan Paju terletak sekitar 50 kilometer (30 mil) di barat laut Seoul, ibu kota Korsel, dekat perbatasan yang dijaga ketat dengan Korea Utara, tempat beberapa instalasi militer Korea Selatan berada.

    Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang sejak konflik mereka tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

    Wajib militer diwajibkan bagi semua pria di bawah usia 30 tahun di Korea Selatan, seiring ketegangan yang berkepanjangan dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir.

    Lihat juga Video Ledakan Dahsyat di Ibu Kota Yaman Akibat Serangan Israel

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Mirip di Indonesia Demo Berdarah di Nepal Dipicu Pejabat ‘Flexing’, Massa Bakar Gedung Parlemen dan Rumah Pejabat

    Mirip di Indonesia Demo Berdarah di Nepal Dipicu Pejabat ‘Flexing’, Massa Bakar Gedung Parlemen dan Rumah Pejabat

    GELORA.CO – Perdana Menteri Nepal telah mengundurkan diri setelah lebih dari selusin orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka dalam protes yang dipimpin pemuda yang dipicu oleh larangan pemerintah terhadap platform media sosial, korupsi yang merajalela, dan minimnya peluang ekonomi.

    Pasukan keamanan mengerahkan amunisi langsung, meriam air, dan gas air mata selama protes di beberapa kota, yang menurut pihak berwenang menewaskan sedikitnya 19 orang, menurut kantor berita Reuters.

    Nepal, negara di kaki pegunungan Himalaya berpenduduk 30 juta jiwa, dikenal karena politiknya yang bergejolak dan telah mengalami lebih dari selusin pemerintahan sejak bertransisi menjadi republik setelah menghapuskan monarki yang telah berusia 239 tahun pada tahun 2008 menyusul perang saudara yang berlangsung selama satu dekade.

    Namun, protes terbaru, yang dipimpin oleh orang-orang berusia 13 hingga 28 tahun kelompok yang dikenal sebagai Generasi Z merupakan kerusuhan terburuk yang pernah terjadi di Nepal dalam beberapa dekade.

    Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa(9/9/2025) dalam sebuah surat yang menyebutkan situasi luar biasa di negara itu, menurut salinan surat yang diunggah di media sosial oleh seorang ajudan utamanya.

    Para pengunjuk rasa kemudian kembali turun ke jalan di ibu kota pada hari Selasa, menentang jam malam yang diberlakukan di pusat kota, dan setelah pemerintah mencabut larangan media sosial. Foto-foto dari Reuters menunjukkan para pengunjuk rasa membakar pos polisi dan perabotan di luar kantor Kongres Nepal, partai politik terbesar di Nepal. Bandara Internasional ditutup karena kekerasan di kota tersebut yang mempengaruhi operasional.

    Di selatan Kathmandu, di kotamadya Chandrapur polisi melepaskan tembakan ke udara saat para pengunjuk rasa melanggar jam malam untuk berkumpul, kata seorang pejabat setempat kepada CNN. Para pengunjuk rasa juga membakar mobil polisi, kata sumber tersebut.

    Kemarahan terhadap pemerintah atas apa yang dianggap banyak orang sebagai korupsi yang merajalela dan telah berlangsung puluhan tahun di Nepal sudah membara, dan meluap ke jalan-jalan ibu kota minggu lalu setelah pemerintah memblokir platform media sosial termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, dan X, dalam sebuah langkah yang banyak dikritik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.

    Pemerintah telah menulis aturan baru yang menurutnya diperlukan untuk memberantas berita palsu dan ujaran kebencian, serta mengancam akan memblokir perusahaan media sosial mana pun yang tidak terdaftar.

    Hingga tengah malam Kamis lalu, 26 platform telah ditutup, menurut media lokal.

    Namun, para penyelenggara mengatakan protes yang menyebar di seluruh negeri tidak hanya terkait larangan media sosial, tetapi juga mencerminkan frustrasi generasi atas minimnya peluang ekonomi.

    Tingkat pengangguran pemuda berusia 15-24 tahun di Nepal mencapai 20,8 persen pada tahun 2024, menurut Bank Dunia.

    Sementara itu, sebuah gerakan daring yang viral menentang “Nepo Kids” atau anak-anak politisi yang memamerkan gaya hidup mewah mereka memicu kemarahan lebih lanjut dengan menyoroti kesenjangan antara mereka yang berkuasa dan rakyat Nepal biasa.

    Perekonomian Nepal sangat bergantung pada uang yang dikirim pulang oleh warga Nepal yang tinggal di luar negeri. Lebih dari sepertiga (33,1 persen) PDB Nepal berasal dari remitansi pribadi, menurut Bank Dunia, angka yang terus meningkat selama tiga dekade terakhir.

    “Semua warga Nepal muak dengan korupsi. Setiap pemuda pergi ke luar negeri. Jadi, kami ingin melindungi pemuda kami dan memperbaiki perekonomian negara,” kata seorang pengunjuk rasa.

    Protes kemudian berubah menjadi kekerasan pada hari Senin(8/9/2025) ketika para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di kompleks parlemen di Kathmandu. 

    Polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah ribuan pengunjuk rasa muda, banyak diantaranya mengenakan seragam sekolah atau perguruan tinggi.

    Para pengunjuk rasa membakar sebuah ambulans dan melemparkan benda-benda ke arah polisi anti huru hara yang menjaga gedung legislatif, mengutip seorang pejabat setempat.

    “Polisi menembak tanpa pandang bulu,” kata seorang pengunjuk rasa kepada kantor berita India ANI.

    Para demonstran menerobos masuk ke gedung parlemen Nepal dan membakar gedung tersebut, menurut seorang pejabat. Pembakaran gedung parlemen itu terjadi setelah Perdana Menteri KP Sharma Oli mengundurkan diri menyusul tindakan keras mematikan terhadap demonstrasi antipemerintah.

    “Ratusan orang telah menerobos area parlemen dan membakar gedung utama,” ungkap Ekram Giri, juru bicara Sekretariat Parlemen.

    Al Jazeera telah memverifikasi secara independen rekaman video yang dibagikan daring oleh media dan aktivis Nepal hari ini, yang menunjukkan demonstrasi besar-besaran di Kathmandu.

    Rekaman video tersebut menunjukkan ratusan demonstran berjalan di jalan-jalan ibu kota, sementara media lokal mengindikasikan beberapa rumah pejabat telah diserbu, dan beberapa di antaranya dibakar.

    Ramyata Limbu, jurnalis Nepal yang berbasis di Kathmandu, mengatakan, “Tampaknya tidak ada yang bertanggung jawab di jalan-jalan ibu kota, dengan sekelompok anak muda dan penonton merusak properti para menteri senior dan kantor partai.”

    Setidaknya 17 orang tewas di Kathmandu dan dua lainnya di kota Itahari di bagian timur, menurut pejabat rumah sakit.

    Lebih dari 400 orang, termasuk staf pasukan keamanan, dirawat di rumah sakit setelah mengalami luka-luka pada hari Senin, menurut laporan Kementerian Kesehatan Nepal.

    Organisasi-organisasi internasional segera mengecam tindakan keras mematikan yang dilakukan oleh polisi dan menyerukan penyelidikan independen.

  • Israel Menggila di Timur Tengah, Negara Arab Tak Terima Jadi Sasaran

    Israel Menggila di Timur Tengah, Negara Arab Tak Terima Jadi Sasaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Suriah mengecam keras serangan udara Israel yang menghantam sejumlah titik di dalam dan sekitar kota Homs, serta barak militer di Latakia pada Selasa (9/9/2025). Damaskus menyebut aksi itu sebagai pelanggaran kedaulatan dan ancaman terhadap stabilitas kawasan.

    “Serangan udara Israel merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Republik Arab Suriah,” kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam pernyataan yang dikutip kantor berita SANA.

    Kementerian juga menilai langkah itu sebagai “ancaman langsung terhadap keamanan nasional Suriah dan stabilitas regional.”

    Meski SANA tidak memerinci korban maupun kerusakan, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris melaporkan jet tempur Israel menyerang pangkalan udara di Homs.

    Warga setempat dilaporkan mendengar ledakan keras, namun belum ada laporan korban jiwa. Di Latakia, serangan udara menyasar barak militer, dan ambulans terlihat bergegas ke lokasi.

    Pemerintah Suriah juga menegaskan pihaknya menolak setiap upaya Israel yang dianggap merongrong kedaulatan negaranya.

    “Kami menyerukan masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, mengambil sikap tegas guna menghentikan agresi berulang Israel,” tambah Kementerian Luar Negeri.

    SOHR mencatat Israel telah melancarkan hampir 100 serangan sepanjang 2025, termasuk 86 serangan udara dan 11 serangan darat, yang menewaskan 61 orang dan menghancurkan lebih dari 130 lokasi di Suriah.

    Sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada Desember 2024, frekuensi serangan Israel disebut meningkat tajam dengan lebih dari 500 serangan udara hanya dalam tiga pekan terakhir tahun itu.

    Serangan terbaru ini juga datang setelah enam tentara Suriah tewas dalam serangan drone Israel di Damaskus pada Agustus. Langkah militer tersebut berlangsung di tengah dorongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait visi “Israel Raya”, yang didukung kelompok ultranasionalis dan mengklaim sebagian wilayah Lebanon, Suriah, Mesir, dan Yordania.

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dampak Medsos Diblokir: DPR Dibobol, 19 Orang Tewas di Nepal

    Dampak Medsos Diblokir: DPR Dibobol, 19 Orang Tewas di Nepal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 19 orang tewas dalam kerusuhan di Nepal pada Senin (8/9), yang disebut sebagai aksi protes terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

    Bentrokan pecah setelah pemerintah memblokir akses ke sejumlah platform media sosial, termasuk Facebook, dan memicu kemarahan publik terutama dari kalangan muda.

    Polisi di ibu kota Kathmandu menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang menyerbu gedung parlemen.

    Massa bahkan berhasil menerobos barikade, membakar sebuah ambulans, dan melempari polisi antihuru-hara yang menjaga kompleks parlemen.

    “Polisi menembak secara membabi buta,” kata seorang demonstran kepada ANI, seperti dikutip Reuters, Selasa (9/9/2025). Ia mengaku temannya terluka akibat terkena tembakan di tangan.

    Polisi menyebut lebih dari 100 orang luka-luka, termasuk 28 aparat. Para korban dibawa ke rumah sakit dengan bantuan sesama demonstran menggunakan sepeda motor. Dari total korban tewas, dua di antaranya berasal dari kota Itahari, di bagian timur Nepal.

    Aksi ini dipicu keputusan pemerintah pekan lalu yang memblokir akses ke sejumlah media sosial. Pemerintah beralasan langkah itu diambil karena platform tidak mendaftar ke otoritas terkait, padahal selama ini banyak digunakan untuk penyebaran ujaran kebencian, berita bohong, hingga penipuan.

    Namun, kebijakan tersebut memicu protes luas. Sekitar 90% dari 30 juta penduduk Nepal adalah pengguna internet aktif.

    Massa, sebagian besar anak muda termasuk pelajar dan mahasiswa, turun ke jalan dengan membawa poster bertuliskan “Hentikan korupsi, bukan media sosial” serta “Anak muda melawan korupsi.”

    Menteri Dalam Negeri Nepal Ramesh Lekhak mengundurkan diri dengan alasan “tanggung jawab moral” atas jatuhnya korban jiwa. Sementara itu, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli menggelar rapat darurat kabinet untuk membahas situasi.

    Aksi tersebut mencerminkan kekecewaan para GenZ terhadap pemerintah yang dianggap lamban memberantas korupsi dan menciptakan lapangan kerja. “Ini adalah protes generasi baru di Nepal,” ujar seorang demonstran kepada ANI.

    Pemblokiran media sosial di Nepal terjadi di tengah tren global ketika banyak pemerintah memperketat pengawasan terhadap media sosial dan raksasa teknologi dengan alasan penyebaran misinformasi, privasi data, keamanan nasional, hingga dampak buruk daring.

    Para pengkritik menilai langkah-langkah tersebut berisiko mengekang kebebasan berekspresi, sementara regulator beralasan pengawasan ketat diperlukan untuk melindungi pengguna dan menjaga ketertiban sosial.

    Nepal sendiri masih menghadapi ketidakstabilan politik sejak menghapus monarki pada 2008. Hingga kini sudah ada 14 pemerintahan, namun tidak ada satupun yang mampu menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Duka Ayah Fahri Akbar, Atlet Karate Tewas Kecelakaan Bus Terbalik di Padang: Terkejut, Tak Percaya…
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        8 September 2025

    Duka Ayah Fahri Akbar, Atlet Karate Tewas Kecelakaan Bus Terbalik di Padang: Terkejut, Tak Percaya… Medan 8 September 2025

    Duka Ayah Fahri Akbar, Atlet Karate Tewas Kecelakaan Bus Terbalik di Padang: Terkejut, Tak Percaya…
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Suasana duka menyelimuti kediaman Fahri Akbar (11) di Jalan Taut, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, pada Senin (8/9/2025).
    Fahri adalah salah satu penumpang yang tewas akibat bus Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan di pintu exit Tol Padang-Sicincin, Padang Pariaman, Sumatera Barat.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, tenda telah dipasang di halaman rumah duka.
    Kursi telah disusun. Satu per satu guru hingga kerabat dekat Fahri telah datang.
    Mereka menyampaikan dukacita kepada Faris Fauzy, ayah Fahri, yang terduduk lemas di ruang tamu dalam rumahnya.
    Dengan mengenakan peci, dia menyapa kerabat yang datang.
    Faris menceritakan bahwa mulanya anak ketiganya pergi ke Kota Padang untuk mengikuti kejuaraan nasional mewakili provinsi pada Rabu (3/9/2025).
    “Dia berangkat sama abangnya, Fathir (13), dengan atlet lainnya untuk bertanding di Padang. Mereka menyewa bus ALS,” kata Faris kepada Kompas.com saat ditemui di rumah duka.
    Besok harinya, ibu Fahri menyusul ke Kota Padang untuk menonton pertandingan.
    Lalu, ibu Fahri pulang bersama rombongan Fahri menggunakan bus ALS pada Minggu malam.
    Pada Senin dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, istrinya meneleponnya dengan nomor ponsel yang berbeda.
    Istrinya memberi tahu bahwa Fahri meninggal dunia karena bus yang ditumpangi mengalami kecelakaan tunggal.
    Faris terkejut. Ia tak langsung percaya kabar buruk itu.
    Lekas disuruhnya sang istri untuk membawa Fahri ke rumah sakit terdekat.
    Tak lama, istrinya kembali menelepon dan memberi kabar hasil dari pemeriksaan medis bahwa Fahri sudah meninggal dunia.
    “Di situ istri saya sudah bilang posisinya anak saya juga sudah di kamar jenazah di RSU Pariaman,” ujar Faris.
    “Istri saya juga terluka di bagian belakang kepala. Kalau abangnya Fahri, namanya Fathir (13), mengalami patah tangan,” tambahnya.
    Kini, istrinya beserta jenazah Fahri sudah berangkat dari RSU Pariaman menggunakan ambulans menuju Kota Medan sejak pukul 09.00 WIB.
    Kemungkinan jenazah tiba di Kota Medan besok pagi.
    Faris mengungkapkan bahwa almarhum Fahri sudah menjadi atlet Karate Shindoka Sumut sejak empat tahun lalu bersama Fathir, abangnya.
    “Fahri sudah mengikuti lima kali turnamen dengan tiga kali juara. Kalau abangnya juga sudah dua kali juara,” ucap Faris.
    Ayah dari tiga orang anak ini pun masih terpukul atas kepergian anaknya.
    Dia sangat berharap, kecelakaan ini bisa jadi pelajaran bagi para sopir bus.
    “Harapan saya ke depan, sopir bus itu bisa lebih baik lagi dalam berkendara karena yang dibawa kan nyawa orang,” ujar Faris.
    Sebelumnya diberitakan, kecelakaan tunggal bus ALS di pintu exit Tol Padang-Sicincin, Padang Pariaman, Sumatera Barat, berawal dari perjalanan rombongan atlet karate asal Sumatera Utara yang baru mengikuti kejuaraan di Padang, Senin (8/9/2025).
    Kasat Lantas Polres Padang Pariaman Iptu Rudi menceritakan kronologi kecelakaan tersebut.
    “Peristiwa terjadi pada dinihari tadi dan kami terima laporan pada pukul 06.30 WIB,” kata Rudi saat dihubungi Kompas.com.
    Menurut Rudi, bus bernomor pelat BK 7444 UA datang dari arah pintu exit dengan kecepatan sedang.
    Namun, saat tiba di lokasi kejadian, bus diduga hilang kendali lalu menabrak pembatas jalan dan terbalik.
    “Ada 31 penumpang di dalamnya. Dua di antaranya meninggal dunia dan 29 lainnya dilarikan ke rumah sakit,” ujar Rudi.
    Setelah kejadian, sopir bus melarikan diri.
    Polisi kini masih memburu keberadaan sopir yang kabur usai kecelakaan maut itu.
    “Sopirnya melarikan diri usai kejadian. Kami sedang menyelidikinya,” kata Rudi.
    Ia menambahkan, polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi dan berharap sopir segera menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Geger Penembakan di Halte Bus Yerusalem, 5 Orang Tewas

    Geger Penembakan di Halte Bus Yerusalem, 5 Orang Tewas

    Yerusalem

    Penembakan mematikan terjadi di sebuah halte bus yang ada di dekat persimpangan jalan di pinggiran Yerusalem yang dikuasai Israel pada Senin (8/9). Sedikitnya lima orang tewas dan belasan orang lainnya luka-luka dalam penembakan tersebut, dengan dua pelaku telah ditembak mati di lokasi kejadian.

    Layanan darurat dan ambulans Israel, Magen David Adom, dalam laporannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Senin (8/9/2025), mengidentifikasi kelima korban tewas sebagai seorang pria berusia 50 tahun, seorang wanita berusia 50-an tahun, dan tiga pria berusia 30-an tahun.

    Disebutkan juga bahwa sekitar 11 orang lainnya mengalami luka-luka. Enam korban luka di antaranya disebut berada dalam kondisi serius akibat luka tembak yang mereka derita.

    Motif di balik penembakan maut itu belum diketahui secara jelas.

    Kepolisian Israel, dalam pernyataannya, menyebut ada dua pelaku penyerangan yang tiba di lokasi dengan menggunakan mobil. Kedua pelaku, sebut Kepolisian Israel, melepaskan tembakan ke arah halte bus yang ada di Persimpangan Ramot.

    Dikatakan oleh Kepolisian Israel bahwa seorang petugas keamanan dan seorang warga sipil menembak mati kedua pelaku penyerangan tersebut.

    Beberapa senjata, amunisi dan pisau yang digunakan oleh para pelaku penyerangan ditemukan di lokasi kejadian. Kepolisian Israel menyebut para pelaku serangan sebagai “teroris”.

    Penembakan maut itu terjadi di persimpangan jalan yang ada di dalam wilayah Yerusalem, yang direbut Israel dalam perang tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam langkah yang tidak diakui internasional.

    Sementara itu, kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan sedang berperang melawan Israel, memberikan pujian untuk para pelaku yang mereka sebut sebagai “pejuang perlawanan” Palestina. Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, juga memuji penembakan di Yerusalem itu.

    Namun baik Hamas maupun Jihad Islam tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut.

    Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut sang PM sedang menggelar rapat membahas situasi tersebut dengan jajaran pejabat keamanan Tel Aviv.

    Lihat juga Video: Detik-detik Penembakan Staf KBRI di Peru

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kecelakaan di Tol Cipali KM 134, Mobil Avanza Ringsek Seruduk Bus yang Berhenti di Bahu Jalan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        7 September 2025

    Kecelakaan di Tol Cipali KM 134, Mobil Avanza Ringsek Seruduk Bus yang Berhenti di Bahu Jalan Bandung 7 September 2025

    Kecelakaan di Tol Cipali KM 134, Mobil Avanza Ringsek Seruduk Bus yang Berhenti di Bahu Jalan
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Tol Cipali pada KM 134+600 arah menuju Jakarta, di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Minggu (7/9/2025).
    Sebuah video yang beredar menunjukkan kondisi mobil Toyota Avanza berwarna hitam mengalami kerusakan parah pada bagian depan dan belakang.
    Kaca mobil tersebut juga pecah, mencerminkan kerasnya benturan yang terjadi.
    Mobil tersebut terperosok ke dalam parit di sisi jalan tol.
    Di sekitar lokasi, petugas derek dari pengelola jalan tol terlihat sedang melakukan evakuasi.
    Corporate Communications & Sustainability Management Dept Head Astra Tol Cipali, Ardam Rafif Trisilo, menyatakan bahwa insiden kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 15.29 WIB.
    “Kendaraan yang terlibat kecelakaan adalah mobil pribadi dan bus,” ujar Ardam saat dikonfirmasi.
    Ardam mengungkapkan bahwa kecelakaan ini diduga disebabkan oleh pengemudi mobil Toyota Avanza yang kurang mengantisipasi kendaraan di depannya yang mengurangi kecepatan.
    Kendaraan tersebut kemudian berpindah lajur untuk menghindar dan menabrak bagian belakang bus yang sedang berhenti di bahu jalan.
    “Petugas patroli, derek, ambulans Astra Tol Cipali bekerja sama dengan PJR berkoordinasi untuk melakukan penanganan di lokasi kejadian,” tambahnya.
    Menurut Ardam, terdapat dua korban luka dalam peristiwa tersebut.
    Hingga menjelang malam, proses evakuasi masih berlangsung secara bertahap.
    Pihaknya juga mengimbau pengguna jalan untuk mengutamakan keselamatan dan memastikan kondisi fisik dalam keadaan prima sebelum berkendara.
    “Apabila mulai lelah, pengguna jalan dapat memanfaatkan 7 rest area yang tersebar di ruas Tol Cipali,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Pilu Bocah Umur 2 Tahun Alami Stroke, Ini Pemicunya

    Kisah Pilu Bocah Umur 2 Tahun Alami Stroke, Ini Pemicunya

    Jakarta

    Seorang bocah bernama Carter Bayley di Inggris mengidap stroke langka di usianya yang masih 2 tahun. Meski bocah itu selamat, tim medis sempat meminta orang tua Carter untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk saat sang anak dirawat di ruang intensif PICU.

    Semuanya berawal ketika kedua orang tua Carter, Elise dan Lawrence melihat wajah sisi kanan anak mereka tiba-tiba turun. Mereka awalnya mengira itu adalah reaksi alergi, sehingga memberinya obat Piriton dan wajah anaknya kembali normal.

    Tak lama berselang, gejala serupa muncul lagi dan mereka menyadari ada yang salah dari kondisi Carter.

    “Saya rasa saya tahu itu stroke setelah itu. Saya teringat Act FAST (iklan layanan masyarakat soal stroke) di TV yang menampilkan seorang pria tua, dan terlihat sama (gejalanya). Saya belum pernah mendengar ada balita terkena stroke sebelumnya, tapi saya tahu kami harus segera membawanya ke rumah sakit,” cerita Elise dikutip dari NHS, Minggu (7/9/2025).

    Carter akhirnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans. Dokter yang memeriksa menyebut Carter mengidap stroke iskemik arteri pada arteri serebral media di sisi kiri otaknya. Ini sangat langka pada anak usia 2 tahun.

    “Carter mengalami stroke parah dan awalnya ditidurkan di perawatan intensif untuk melindungi otaknya. Saat ia bangun, ia tidak bisa berkomunikasi dan tubuh bagian kanannya sangat lemah. Sangat penting tim SCIRT (tim dokter) memulai rehabilitasi sedini mungkin,” kata konsultan neurologi anak yang menangani Carter.

    Carter lalu masuk ke ruangan PICU dan dibuat koma untuk mencegah kerusakan lebih parah. Pada jenis stroke ini, risiko pembengkakan otak sangat tinggi sehingga Carter dipantau sangat ketat selama beberapa hari.

    “Itu adalah masa terburuk bagi kami semua. Kami diberi tahu bahwa jenis stroke Carter sangat parah dan untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, tapi kami tetap berharap. Tidak ada yang bisa memastikan seperti apa masa depan Carter dan apakah ia akan selamat,” tambah Elise.

    Setelah empat hari perawatan intensif, kondisi Carter membaik. Setelahnya, Carter harus menjalani proses rehabilitasi intensif khusus anak.

    Awalnya keterampilan kognitif Carter sangat terbatas. Ia tidak bisa berkomunikasi atau berjalan, dan kesulitan dengan kelemahan di sisi kanannya, terutama lengan kanan.

    Setelah enam minggu rehabilitasi intensif setiap hari, ia mulai bisa berbicara, menggunakan sebagian fungsi tangan kanan, dan bisa berjalan beberapa langkah dengan bantuan. Carter kini sudah kembali ke rumah, belajar berjalan beberapa langkah mandiri setiap hari, dan melanjutkan rehabilitasi sebagai pasien rawat jalan.

    “Carter kini kembali menjadi anak ceria seperti dulu, tertawa dan bermain. Jalannya masih panjang, tapi melihat senyum di wajahnya, kami tidak bisa meminta lebih dari itu,” ujar sang ayah, Lawrence.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Kisah Pilu Bocah Umur 2 Tahun Alami Stroke, Ini Pemicunya

    Kisah Pilu Bocah Umur 2 Tahun Alami Stroke, Ini Pemicunya

    Jakarta

    Seorang bocah bernama Carter Bayley di Inggris mengidap stroke langka di usianya yang masih 2 tahun. Meski bocah itu selamat, tim medis sempat meminta orang tua Carter untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk saat sang anak dirawat di ruang intensif PICU.

    Semuanya berawal ketika kedua orang tua Carter, Elise dan Lawrence melihat wajah sisi kanan anak mereka tiba-tiba turun. Mereka awalnya mengira itu adalah reaksi alergi, sehingga memberinya obat Piriton dan wajah anaknya kembali normal.

    Tak lama berselang, gejala serupa muncul lagi dan mereka menyadari ada yang salah dari kondisi Carter.

    “Saya rasa saya tahu itu stroke setelah itu. Saya teringat Act FAST (iklan layanan masyarakat soal stroke) di TV yang menampilkan seorang pria tua, dan terlihat sama (gejalanya). Saya belum pernah mendengar ada balita terkena stroke sebelumnya, tapi saya tahu kami harus segera membawanya ke rumah sakit,” cerita Elise dikutip dari NHS, Minggu (7/9/2025).

    Carter akhirnya dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans. Dokter yang memeriksa menyebut Carter mengidap stroke iskemik arteri pada arteri serebral media di sisi kiri otaknya. Ini sangat langka pada anak usia 2 tahun.

    “Carter mengalami stroke parah dan awalnya ditidurkan di perawatan intensif untuk melindungi otaknya. Saat ia bangun, ia tidak bisa berkomunikasi dan tubuh bagian kanannya sangat lemah. Sangat penting tim SCIRT (tim dokter) memulai rehabilitasi sedini mungkin,” kata konsultan neurologi anak yang menangani Carter.

    Carter lalu masuk ke ruangan PICU dan dibuat koma untuk mencegah kerusakan lebih parah. Pada jenis stroke ini, risiko pembengkakan otak sangat tinggi sehingga Carter dipantau sangat ketat selama beberapa hari.

    “Itu adalah masa terburuk bagi kami semua. Kami diberi tahu bahwa jenis stroke Carter sangat parah dan untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, tapi kami tetap berharap. Tidak ada yang bisa memastikan seperti apa masa depan Carter dan apakah ia akan selamat,” tambah Elise.

    Setelah empat hari perawatan intensif, kondisi Carter membaik. Setelahnya, Carter harus menjalani proses rehabilitasi intensif khusus anak.

    Awalnya keterampilan kognitif Carter sangat terbatas. Ia tidak bisa berkomunikasi atau berjalan, dan kesulitan dengan kelemahan di sisi kanannya, terutama lengan kanan.

    Setelah enam minggu rehabilitasi intensif setiap hari, ia mulai bisa berbicara, menggunakan sebagian fungsi tangan kanan, dan bisa berjalan beberapa langkah dengan bantuan. Carter kini sudah kembali ke rumah, belajar berjalan beberapa langkah mandiri setiap hari, dan melanjutkan rehabilitasi sebagai pasien rawat jalan.

    “Carter kini kembali menjadi anak ceria seperti dulu, tertawa dan bermain. Jalannya masih panjang, tapi melihat senyum di wajahnya, kami tidak bisa meminta lebih dari itu,” ujar sang ayah, Lawrence.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)